tag:blogger.com,1999:blog-54553016479593435262023-11-15T23:54:33.766-08:00Belajar Quran dan Haditssangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.comBlogger97125tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-22499545191406144172012-07-10T20:14:00.000-07:002010-07-27T18:06:53.742-07:00Kata PengantarSalam,<br /><br /><em>Wa rottilil qur-aana tartiilan</em> (Al Muzzammil 4)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu, bacalah perlahan-lahan, karena itu akan membantu memahami Alqur-an dan merenungkannya. Ini adalah bagaimana Rosululloh membaca.<br /><br />Atsar Ibn Mas'ud: Berhentilah membaca di bagian yang menarik, dan buatlah hatimu tergerak olehnya, JANGAN ada di antara kalian yang membaca dengan bertujuan untuk segera mencapai akhir surat.<br /><br />Jangan baca Alquran seperti baca mantra. Bacalah hanya jika kamu mengerti apa yang <strong>SEDANG</strong> (bukan telah!)kamu baca, bacalah dengan pelan-pelan, sehingga bisa mengerti, memahaminya, dan merenungkannya. Rosululloh dan para sahabat kalau mendengar dan membacakan Alqur-an itu pelan-pelan SAMBIL memahami apa yang SEDANG diucapkannya (bukan menyelesaikan membaca seayat lalu baca terjemahan)<br /><br />Blog ini berisi 1) <u>I'rob per ayat</u>, menerjemahkan kata per kata, mengenali posisi per kata dalam klausa, mengapa dan apa akibat dari perubahan bentuk dari kata asalnya, sehingga kita bisa menyusun terjemahannya secara lebih benar, 2) <u>Penjelasan ayat tersebut</u>, baik dari ayat lain, dari Rosululloh (disebut hadits), dari sahabat, thobiin, maupun thobi'it thobi'in (disebut atsar), ataupun sekedar opini dari para advance hadits scholar yang saya percayai seperti Ibn Jarir dan Ibn Katsir (disebut tafsir).<br /><br /><a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/11/hadits.html">Daftar Istilah</a>: Sebelum membaca per ayat, sebaiknya membaca daftar istilah dulu, seperti: apa itu hadits, apa itu atsar, klasifikasi hadits berdasarkan keterpercayaan para naratornya (dari authentic/shohih sampai weak/lemah dan fabricated/palsu), seberat apa kriteria suatu hadits/atsar dikatakan shohih, dan bagaimana sikap kita terhadap klasifikasi itu.<br /><br /><strong>Al Fatihah</strong><br /><a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/agungnya-surat-al-fatihah.html">Pengantar</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/surat-al-fatihah-part-2-basmalah.html">1</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/surat-al-fatihah-part-3-hamdalah.html">2</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/surat-al-fatihah-part-4-ayat-keempat.html">3</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/ayat-kelima-maaliki-yaumiddiin-maaliki.html">4</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/07/surat-al-fatihah-part-6-ayat-kelima.html">5</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/09/surat-al-fatihah-part-7-ayat-keenam.html">6</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/09/surat-al-fatihah-part-8-selesai-ayat.html">7</a><br /><br /><strong>Al Baqoroh</strong><br />Pengantar <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/11/al-baqoroh-1-2.html">1-2</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/11/al-baqoroh-ayat-3.html">3</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/11/al-baqoroh-ayat-4-5.html">4-5</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-6-7.html">6-7</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-8.html">8</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-9.html">9</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-10.html">10</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-11-12.html">11-12</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-13.html">13</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-14.html">14</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-15.html">15</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-16.html">16</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-17-18.html">17-18</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-19.html">19</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2008/12/al-baqoroh-ayat-20.html">20</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/recap-al-baqoroh-8-20.html">21</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-21-22.html">22</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-23.html">23</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-24.html">24</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-25.html">25</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-26_09.html">26</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-27.html">27</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-28.html">28</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-29.html">29</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/recap-al-baqoroh-26-29.html">30</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-30.html">31-32</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-31-32.html">33</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-33-34.html">34</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-35-36.html">35</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-37.html">36</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/al-baqoroh-ayat-38-39.html">37</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/01/recap-al-baqoroh-31-39.html">38-39</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-40.html">40</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-41.html">41</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-42.html">42</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-43.html">43</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-44.html">44</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-45.html">45</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-46.html">46</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-47.html">47</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-48.html">48</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-49.html">49</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-50.html">50</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-51.html">51</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-52.html">52</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-53_16.html">53</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-54.html">54</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-54_17.html">55</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-56_20.html">56</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-57.html">57</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-58.html">58</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-59.html">59</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-60.html">60</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-61.html">61</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-62.html">62</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-63.html">63</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-64.html">64</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-65.html">65</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-66.html">66</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-67.html">67</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-68.html">68</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-69.html">69</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-70.html">70</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-71.html">71</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-72.html">72</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-73.html">73</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-74.html">74</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-75.html">75</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-76.html">76</a> <a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2010/07/al-baqoroh-ayat-77.html">77</a><br /><br />Di sebelah kanan juga ada label untuk kategori topik dari ayat itu, bagi yang tertarik melihat per topik.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-33715073057548123362010-07-19T12:16:00.000-07:002010-07-27T17:11:23.534-07:00Al Baqoroh ayat 77AYAT 77: <strong>A wa laa ya'lamuuna annallaaha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna</strong><br /><br /><ul><li><em>A</em> = apakah (ism istifham = kata tanya)</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Laa</em> → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>'Alima</em> = he knew/dia telah tahu → <em>ya'lamuuna</em> = they know/mereka tahu → <em>ya'lamu</em> = he knows/dia tahu</li><li><em>Anna</em> = that → tergolong inna → berarti Allah adalah ism inna, <em>ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna</em> adalah khobar inna</li><li>Karena ism inna, Allah harus manshub jadi <em>allooha</em></li><li><em>Maa</em> = what/apa yang</li><li><em>Sarro</em> = he was secret/dia adalah rahasia → <em>asarro</em> (wazan 4: causative) = he concealed/dia telah merahasiakan → <em>yusirruuna</em> = they conceal/mereka merahasiakan</li><li>'Alana = he was manifest/dia adalah nyata (bukan rahasia) → <em>a'lana</em> = he declared/dia telah menyatakan (terang-terangan) → <em>yu'linuuna</em> = they declares/mereka menyatakan</li></ul><em>A wa laa ya'lamuuna annallooha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And don't they know that Allah knows what they conceal and what they declare?<br /><u>Indonesia</u>: Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah tahu apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.<br /><br /><strong>A wa laa ya'lamuuna annallooha ya'lamu</strong><br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: Saat Bani Isroil bertemu orang yang percaya, mereka berkata "Kami percaya." Saat mereka saling bertemu, sebagian dari mereka berkata, "Jangan kalian berkata kepada sahabat Muhammad tentang apa yang Allah telah ramalkan di kitab kalian, sehingga kabar itu tidak menjadi bukti bagi mereka untuk melawan kalian di sisi Robb kalian, sehingga kalian bisa memenangkan perselisihan."<br /><br /><strong>Maa yusirruuna</strong><br /><br />Atsar Abul 'Aliyah dan Qotadah: yaitu bahwa mereka diam-diam tidak percaya dan mengingkari Muhammad, meskipun mereka menemukan kedatangannya tercatat di kitab mereka.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu saat mereka berkumpul sendiri, jauh dari sahabat Muhammad, mereka saling melarang untuk menyampaikan kabar bahwa Allah menurunkannya kepada mereka di kitab mereka kepada sahabat Muhammad, karena takut bahwa para sahabat akan memakai kabar ini melawan mereka di depan Robb mereka.<br /><br /><strong>Wa maa yu'linuun<br /></strong><br />Atsar Abul 'Aliyah, Ar Robi’ bin Anas, dan Qotadah: yaitu saat mereka berkata kepada sahabat Muhammad, "Kami percaya".sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-24133210960505000932010-07-19T11:28:00.000-07:002010-07-27T17:11:45.513-07:00Al Baqoroh ayat 76AYAT 76: <strong>Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa, wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tuhaddi-tsuuna hum bimaa fata<u>h</u>alloohu 'alaikum li yu<u>h</u>aajjuukum bihii 'inda robbikum, a fa laa ta'qiluuna</strong><br /><br /><ul><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Idzaa</em> = when/saat (present tense)</li><li><em>Laqiya</em> = he met/dia telah bertemu → <em>laquu</em> = they met/mereka telah bertemu → tapi karena <em>idzaa</em>, maka terjemahannya menjadi present tense, yaitu they meet/mereka bertemu</li><li><em>Alladziina</em> = those who/yang → berarti klausa setelahnya dikatabendakan, yaitu <em>aamanuu</em></li><li><em>Amina </em>= he felt secure/dia telah merasa aman → <em>aamana </em>(wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → <em>aamanuu</em> = they believed/mereka telah percaya → <em>aamannaa</em> = we believed/kami telah percaya</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qooluu </em>= they said/mereka telah berkata → tapi karena <em>idzaa</em>, terjemahannya menjadi present tense, yaitu they say/mereka berkata</li><li><em>Kholaa</em> = he was alone/dia telah sendiri → karena idzaa, maka terjemahannya menjadi present tense, yaitu he is alone/dia sendiri</li><li><em>Ba'dlun</em> = a fraction/sebagian → hilang tanwin jadi <em>ba'dlu</em>, berarti <em>hum </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>ba'dlu</em></li><li><em>Hum</em> = them/mereka</li><li><em>Ilaa </em>= to</li><li><em>Ba'dlun</em> → <em>ilaa</em> adalah preposisi, maka <em>ba'dlun </em>majrur jadi <em>ba'dlin</em></li><li><em>A</em> = apakah (ism istifham = kata tanya)</li><li><em>Hada-tsa</em> = he came to existence/dia telah muncul → <em>hadda-tsa</em> = he told/dia telah mengatakan → <em>tuhadditsuuna</em> = you-all tell/kalian menceritakan</li><li>Bi = with/dengan</li><li><em>Maa</em> = what/apa yang (ism maushul = relative pronoun)</li><li><em>Fataha </em>= he opened/dia telah membuka</li><li>Allah marfu' jadi <em>alloohu</em>, berarti posisinya adalah fa'il (subjek) dari <em>fataha</em></li><li><em>'Alaa</em> = upon/atas</li><li><em>Kum </em>= you-all/kalian → <em>'alaa+kum = 'alaikum</em></li><li><em>Li</em> = in order to/agar</li><li><em>Haajja</em> = he argued/dia telah berdebat → <em>yuhaajjuu</em> = they argue/mereka berdebat</li><li><em>Hu </em>= him/dia → <em>bi </em>adalah preposisi, maka <em>hu </em>majrur jadi <em>hi</em></li><li><em>'Inda </em>= with/di sisi</li><li><em>Robbun</em> = Lord → <em>'inda</em> adalah preposisi, maka <em>robbun</em> majrur jadi <em>robbin</em> → <em>robbin</em> hilang tanwin jadi <em>robbi</em>, berarti <em>kum</em> adalah mudlof ilaih dari <em>robbi</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li>Laa → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>'Aqila</em> = he had brain/dia telah punya otak → <em>ta'qiluuna</em> = you-all have brains/kalian punya otak</li></ul><em>Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa, wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tuhaddi-tsuuna hum bimaa fata<u>h</u>alloohu 'alaikum li yu<u>h</u>aajjuukum bihii 'inda robbikum, a fa laa ta'qiluuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And when they meet those who believed, they say, "We believed", and when some of them are alone towards some (others), they say, "Do you-all tell them with what Allah opened upon you-all, so they argue you with it before your Lord? Then, don't you-all have brains?<br /><u>Indonesia</u>: Dan saat mereka bertemu orang-orang yang percaya, mereka berkata "Kami telah percaya", dan saat sebagian dari mereka sedang sendiri dengan sebagian (yang lain), mereka berkata "Apakah kalian akan mengatakan (kepada) mereka dengan apa yang Allah telah bukakan atas kalian, agar mereka berargumen dengannya di sisi Robb kalian?" Apakah kalian tidak punya otak?<br /><br /><strong>Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamanna</strong><br /><br />Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Mereka percaya bahwa Muhammad adalah rosul Allah, tapi dia hanya dikirim untuk kalian (orang Arab). Tapi saat mereka saling berjumpa, mereka berkata, "Jangan kalian sampaikan kabar tentang nabi ini ke orang-orang Arab, karena kalian dulu meminta Allah memenangkan kalian atas mereka saat dia datang, tapi dia malah dikirim untuk mereka, bukan untuk kalian."<br /><br /><strong>Wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tu<u>h</u>addi-tsuuna hum bimaa fatahalloohu 'alaikum li yu<u>h</u>aajjuukum bihi 'inda robbikum</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Kalau kamu mengaku kepada mereka bahwa dia adalah nabi, dan mereka tahu bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari kalian untuk mengikutinya, mereka akan tahu bahwa Muhammad adalah nabi yang kita tunggu-tunggu dan yang kedatangannya kita temukan dalam ramalan di kitab kita. Maka, jangan percaya dia dan ingkari dia.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-30729308177047565602010-07-18T14:29:00.000-07:002010-07-18T16:13:16.854-07:00Al Baqoroh ayat 75AYAT 75: <strong>A fa tathma'uuna an yu<u>k</u>minuu la kum wa qod kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamalloohi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqoluuhu wa hum ya'lamuuna</strong><br /><ul><li><em>A</em> = apakah (ism istifham = kata tanya)</li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Thoma'a</em> = he hoped/dia telah berharap → <em>tathma'uuna</em> = you-all hope/kalian berharap (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)</li><li><em>An</em> = that/bahwa</li><li><em>Amina</em> = he felt secure/dia telah merasa aman → <em>aamana</em> (wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → <em>yu<u>k</u>minuuna</em> = they believe/mereka percaya (fi'l mudloorik) → karena ada <em>an</em>, maka <em>yu<u>k</u>minuuna</em> berubah jadi bentuk subjunctive <em>yukminuu</em></li><li><em>La </em>= for/pada</li><li><em>Kum </em>= you-all/kalian</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Qod</em> = certainly/sesungguhnya</li><li><em>Kaana</em> = he was/dia</li><li><em>Faroqo</em> = he parted/dia telah membagi → <em>fariiqun</em> = a party/sekelompok</li><li><em>Min </em>= from/dari</li><li><em>Hum </em>= them/mereka</li><li><em>Sami'a </em>= he listened/dia telah mendengarkan → <em>yasma'uuna</em> = they listen/mereka mendengarkan (fi'l mudloorik) → karena <em>kaana</em>, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they listened/mereka telah mendengarkan</li><li><em>Kalamun</em> = a word/sebuah kata → <em>kalaamun</em> = words/kata-kata (jamaknya) → manshub jadi <em>kalaaman</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>yasma'uuna</em></li><li>Allah majrur jadi <em>alloohi</em>, dan <em>kalaaman </em>hilang tanwin jadi <em>kalaama</em>, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>kalaama</em></li><li><em>Tsumma</em> = then/lalu</li><li><em>Harofa</em> = he changed/dia telah berubah → <em>harrofa</em> = he changed/dia telah merubah → <em>yuharrifuuna</em> = they change/mereka mengubah → karena <em>kaana</em>, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they changed/mereka telah mengubah</li><li><em>Hu</em> = him/dia</li><li><em>Min</em> = from/dari</li><li><em>Ba'dun </em>= after/setelah → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>ba'dun </em>majrur jadi <em>ba'din → ba'din </em>hilang tanwin jadi ba'di, berarti <em>maa 'aqoluuhu </em>adalah mudlof ilaih dari <em>ba'di</em></li><li><em>Maa</em> = what/apa yang</li><li><em>'Aqola</em> = he understood/dia telah mengerti/dia telah pakai otak → '<em>aqoluu</em> = they understood/mereka telah mengerti/mereka telah pakai otak</li><li><em>Hum </em>= they/mereka</li><li>'Alima = he knew/dia telah tahu → <em>ya'lamuuna</em> = they know/mereka tahu → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they knew/mereka telah tahu</li></ul><em>A fa tathma'uuna an yu<u>k</u>minuu la kum wa qod kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamalloohi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqoluuhu wa hum ya'lamuuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then do you-all hope that they believe to you-all and certainly a party from them listened to Allah's words, then they changed it after what they understood it, and they knew<br /><u>Indonesia</u>: Lalu apakah kalian berharap bahwa mereka percaya kepada kalian padahal sungguh sekumpulan dari mereka telah mendengarkan kata-katanya Allah, lalu mereka mengubahnya setelah apa yang mereka pahami dan mereka telah tahu?<br /><br /><strong>A fa tathma'uuna an yu<u>k</u>minuu la kum</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: apakah kalian, orang-orang beriman, berharap bahwa mereka akan menaati kalian. Mereka adalah orang-orang yang sudah tahu tanda-tanda kekuasaan Allah, tapi hati mereka mengeras setelahnya.<br /><br /><strong>Wa qod kaana fariiqun min hum yasma'uuna kalamalloohi</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu mengubah maknanya.<br /><br /><strong>Tsumma yuharrifuunahuu min ba'di maa 'aqoluuhu</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: mereka memahaminya dengan baik, tapi mereka menentang kebenarannya.<br /><br /><strong>Wa hum ya'lamuuna</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: mereka sangat menyadari kesalahan interpretasi dan kejahatan mereka.<br /><br />Al Maa-idah 13: <em>Fa bimaa naqdlihim mii-tsaaqohum</em> (lalu karena mereka melanggar perjanjian mereka) <em>la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan</em> (*Kami* telah melaknat mereka dan *Kami* telah menjadikan hati mereka mengeras) <em>yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi</em> (mereka mengubah kata-kata (Allah) dari tempatnya) <em>wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii</em> (dan mereka telah melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diingatkan dengannya) <em>wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum</em> (dan kamu tidak berhenti melihat atas para pengkhianat dari mereka) <em>illaa qoliilan minhum</em> (kecuali sedikit dari mereka), <em>fa'fu 'anhum washfa<u>h</u></em> (maka maafkanlah mereka dan biarkanlah), <em>innallooha yuhibbul muhsiniina</em> (sesungguhnya Allah suka orang-orang baik).<br /><br />Atsar Qotadah: mereka adalah Bani Isroil yang pernah mendengar kata-kata Allah lalu mereka mengubahnya setelah mengerti dan memahaminya.<br /><br />Atsar Mujahid: para ulama mengubah kata-kata Allah dan menyembunyikan kebenarannya.<br /><br />Atsar Ibn Wahb: dari Ibn Zaid: mereka mengubah Taurot yang Allah turunkan kepada mereka, mengubah yang halal jadi haram, dan menghalalkan yang haram, membenarkan yang salah, dan menyalahkan yang benar. Maka, saat seseorang yang mencari kebenaran datang kepada mereka dengan uang sogokan, mereka menghakimi kasusnya sesuai kitab Allah, tapi saat seseorang yang melakukan kejahatan mendatangi mereka dengan uang sogokan, mereka mengeluarkan kitab lain yang sudah dirubah, yang menyatakan bahwa itu adalah perbuatan baik. Saat seseorang yang tidak mencari kebenaran dan tidak memberi uang suap datang kepada mereka, mereka menyuruh berbuat baik kepadanya. Maka Allah berkata kepadanya di Al Baqoroh 44: <em>a takmuruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba, a falaa ta'qiluuna</em> (Kenapa kalian menyuruh orang-orang dengan perbuatan baik padahal kalian melupakan diri kalian sendiri, dan kalian membaca kitab? Lalu apakah kalian tidak punya otak?)sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-48146952117545413912010-07-16T15:09:00.000-07:002010-07-18T14:06:59.778-07:00Al Baqoroh ayat 74AYAT 74: <strong>Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika fa hiya kal <u>h</u>ijaaroti au a-syaddu qoswata, wa inna minal <u>h</u>ijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi, wa maalloohu bi ghoofilin 'ammaa ta'maluuna</strong><br /><ul><li><em>Tsumma</em> = then/lalu</li><li><em>Qosaa</em> = he became hard/dia telah mengeras → <em>qosat</em> = she became hard/dia telah mengeras → menjadi 'she' karena quluubukum berjenis kelamin perempuan, tanpa peduli tunggal/jamak</li><li><em>Qolbun</em> = a heart/sebuah hati (jenis kelamin: wanita) → <em>quluubun</em> = hearts (bentuk jamaknya)</li><li><em>Kum</em> = you-all/kalian → <em>quluubun </em>hilang tanwin jadi <em>quluubu</em>, berarti <em>kum</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>quluubu</em></li><li><em>M</em><em>in</em> = from/dari</li><li><em>Ba'dun</em> = after/setelah → <em>min</em> adalah preposisi, maka <em>ba'dun</em> majrur jadi <em>ba'din</em></li><li><em>Dzaalika</em> = that/itu → <em>ba'din</em> hilang tanwin jadi <em>ba'di</em>, berarti <em>dzaalika</em> adalah mudlof ilaih dari <em>ba'di</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Hiya</em> = they/mereka (jenis kelamin: perempuan), yaitu mengacu pada <em>quluubukum</em></li><li><em>Ka</em> = like/seperti → <em>hiya</em> adalah mubtadak, <em>kal <u>h</u>ijaaroti</em> adalah khobar, sehingga dalam terjemahannya ditambahkan kata "adalah"</li><li><em><u>H</u>ajarun</em> = a stone/sebuah batu (jenis kelamin: lelaki) → <em><u>h</u>ijaarotun</em> = a stone/sebuah batu (jenis kelamin: perempuan) → <em>al-<u>h</u>ijaarotu</em> = THE stone (bentuk definitnya) → <em>ka</em> adalah preposisi, maka <em>al-<u>h</u>ijaarotu</em> majrur jadi <em>al-<u>h</u>ijaaroti</em></li><li><em>Au</em> = or/atau</li><li><em>Syadada</em> = he strengthened/dia telah memperkuat → <em>syadiidun</em> = almighty/mahakuat → <em>asyaddu</em> = stronger/lebih kuat (ism tafdlil = comparatif/superlatif)</li><li><em>Qosaa</em> = he became hard/dia telah mengeras → <em>qoswatun</em> = a hardness (tidak bisa diterjemahkan, karena kekerasan bukan hardness) → manshub, berarti posisinya adalah sebagai kata keterangan, yaitu jenis <em>tamyiiz</em> (spesifikasi), yaitu menjelaskan apanya yang <em>asyaddu</em> (lebih keras), sehingga <em>qoswatan</em> artinya in hardness/dalam hal kerasnya</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li>Inna = verily/sesungguhnya → berarti <em>minal <u>h</u>ijaaroti</em> adalah ism inna, <em>lamaa yatafajjaru minhul anhaaru</em> adalah khobar inna</li><li><em>Min</em> = from/dari → <em>al-<u>h</u>ijaaroti </em>berawalan huruf vokal, maka <em>min </em>jadi <em>mina → mina </em>adalah preposisi, maka <em>al-<u>h</u>ijaarotu</em> majrur jadi <em>al-<u>h</u>ijaaroti</em></li><li><em>La</em> = surely/niscaya</li><li><em>Maa</em> = one who/yang</li><li><em>Fajaro</em> = he gushed forth/dia telah muncrat → tafajjaru (wazan 5: pasif dari causativenya) = he was gushed forth/dia telah terpancar → <em>yatafajjaru</em> = he is gushed forth/dia terpancar</li><li><em>Min </em>= from/dari, <em>hu </em>= him/dia</li><li><em>Nahrun</em> = a river/sebuah sungai (jenis kelamin: perempuan)→ <em>anhaarun</em> = rivers (bentuk jamaknya) → <em>al-anhaaru</em> = THE rivers (bentuk jamak definitnya)</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>minhaa </em>adalah ism inna, <em>la maa yasysyaqqoqu </em>adalah khobar inna</li><li><em>Min </em>= from/dari; <em>haa</em> = her/dia; <em>la </em>= surely/niscaya; <em>maa</em> = what/apa yang</li><li><em>Syaqoqu</em> = he crossed/dia telah menyeberang → <em>tasysyaqqoqu</em> (wazan 5: pasif dari causative) = he splitted/dia telah membelah (made it be able to be crossed) → <em>yasyaqqoqu</em> = he splits/dia membelah</li><li><em>Khoroja</em> = he went out/dia telah keluar → <em>yakhruju</em> = he goes out/dia keluar</li><li><em>Al-maa-u</em> = THE water/air → marfu', berarti sebagai fa'il (subjek) dari <em>yakhruju</em></li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>minhaa </em>adalah ism inna, <em>la maa yahbi-thu</em> adalah khobar inna</li><li><em>Haba-tho</em> = he fell down/dia telah jatuh → <em>yahbi-thu</em> = he falls down/dia jatuh (fi'l mudloorik)</li><li><em>Khosya-a</em> = he was humble/he was fearful/dia telah rendah hati/dia telah takut → <em>khosy-yatun</em> = fearful/takut (jenis kelamin = perempuan) → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>khosy-yatun </em>majrur jadi <em>khosy-yatin</em></li><li>Allah majrur jadi <em>allaahi</em>, dan <em>khosy-yatin </em>hilang tanwin jadi <em>khosy-yati</em>, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>khosy-yati</em></li><li><em>Wa = </em>dan; <em>maa </em>→ maa nafiyah (negasi)</li><li>Allah marfu' dalam bentuk <em>alloohu</em>, berarti posisinya adalah sebagai mubtadak (karena kata setelahnya bukan fi'l), dan kata setelahnya (<em>bi ghoofilin 'ammaa ta'maluuna</em>) adalah khobarnya.</li><li><em>Bi</em> = with/dengan</li><li><em>Ghoofulu </em>= he neglected/dia telah mengabaikan → <em>ghoofilun </em>= unaware/lengah → <em>bi </em>adalah preposisi, maka <em>ghoofilun </em>majrur jadi <em>ghoofilin</em></li><li><em>'An</em> = of/dari; <em>maa</em> = what/apa yang → <em>'an+maa = 'ammaa</em></li><li><em>'Amila </em>= he did/dia telah melakukan → <em>ta'maluuna</em> = you-all do/kalian lakukan</li></ul><em>Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika fa hiya kal <u>h</u>ijaaroti au a-syaddu qoswata, wa inna minal <u>h</u>ijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi, wa maalloohu bi ghoofilin 'ammaa ta'maluuna </em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then your hearts became hard after that, then they (your hearts) are like THE stone or mightier in hardness, and verily from THE stone is surely what THE river gush forth from it, and verily from her is surely what he splits, then THE water goes out from it, and verily from her is surely what falls down with fearful of Allah, and Allah is not unaware of what you-all do.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu hati kalian telah mengeras setelah itu, lalu mereka (hati mereka) adalah seperti batu atau lebih kuat dalam hal kerasnya, dan sesungguhnya dari batu tersebut pasti terdapat apa yang sungai terpancar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang dia belah, lalu air keluar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang jatuh dengan rasa takut terhadap Allah, dan Allah tidak lengah dari apa yang kalian lakukan.<br /><br /><strong>Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah mengecam Bani Isroil karena mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat tersebut, termasuk menghidupkan orang mati, tapi lalu hati mereka seperti batu, tidak pernah melunak. Inilah kenapa Allah melarang orang-orang yang percaya (beriman) untuk meniru Bani Isroil.<br /><br />Al Hadiid 16: <em>A lam ya<u>k</u>ni lilladziina aamanuu an takhsya'a quluubuhum</em> (apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang percaya (beriman) bahwa hati mereka menjadi humble) <em>li dzikrillaahi wa maa nazala minal haqq</em> (atas mengingat Allah dan (atas) apa yang telah turun dari sang kebenaran?) <em>wa laa yakuunuu kalladziina uutul kitaaba min qoblu</em> (dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya) <em>fa thoola ‘alaihimul amadu</em> (lalu ajal (term) telah diperpanjang bagi mereka) <em>fa qosat quluubuhum</em> (lalu hati mereka mengeras), <em>wa ka-tsiirun minhum faasiquuna</em> (dan banyak dari mereka adalah orang-orang fasiq (=penentang)).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Maksudnya, bukankah telah datang waktu untuk orang-orang yang percaya (beriman) untuk merasa humble (rendah hati) dengan mengingat Allah dan mendengar nasihat dari bacaan Quran, sehingga mereka bisa memahami Alqur-an dan tunduk kepadanya. Allah melarang orang yang percaya (beriman) meniru mereka yang pernah diberi kitab Allah, yaitu Yahudi dan Nasrani, yaitu yang mengubah kitab Allah yang mereka punya, lalu menjualnya untuk harga yang rendah, meninggalkan kitab Allah ke belakang, lalu malah terkesan dengan berbagai opini dan kepercayaan yang salah, dan menjadikan pemimpin agama mereka (kyai, ustad, pendeta, atau rahib) sebagai orang yang LEBIH mereka dengarkan dan turuti, ketimbang Allah, rosul, dan kitab Allah. Sehingga, hati mereka menjadi keras dan mereka tidak akan lagi bisa menerima nasihat. Hati mereka tidak akan menjadi rendah hati atas janji Allah.<br /><br />Al Hadiid 17: <em>I'lamuu annallooha yu<u>h</u>yil ardlo ba'da mautihaa</em> (Kalian ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi setelah kematiannya), <em>qod bayyannaa lakumul aayaati la'allakum ta'qiluuna</em> (sungguh Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada kalian, semoga kalian punya otak!)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah lalu melunakkan hati setelah mengeras, menunjukkan orang-orang yang bingung setelah mereka tersesat, dan melegakan kesusahan setelah berusaha keras. Seperti halnya Allah menghidupkan orang mati dan mengembalikan bumi yang kering dengan mengirim hujan yang banyak, Allah menunjukkan hati yang mengeras dengan bukti dari Alqur-an. Pujian adalah untuk Allah, yang menunjukkan (ke jalan yang benar) kepada siapa yang Dia maui setelah dia tersesat, dan yang menyesatkan kepada siapa yang Dia maui setelah dia di jalan yang lurus.<br /><br />Al Maa-idah 13: <em>Fa bimaa naqdlihim miitsaaqohum</em> (lalu karena mereka melanggar janji mereka) <em>la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan</em> (*Kami* melaknat mereka dan *Kami* menjadikan hati mereka mengeras), <em>yu<u>h</u>arrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi</em> (mereka mendistorsi perkataan dari tempat mereka) <em>wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii </em>(dan lupa dengan sebagian dari apa yang mereka diingatkan darinya) <em>wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum illaa qoliilan minhum</em> (dan kalian tidak berhenti menemukan atas pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit dari mereka) <em>Fa'fu'anhum washfa<u>h</u>, innallooha yu<u>h</u>ibbul mu<u>h</u>siniina</em> (lalu maafkan mereka dan lihatlah (overlook), sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: karena mereka melanggar janji yang Allah ambil dari mereka, Allah melaknat mereka, menjauhkan mereka dari kebenaran dan petunjuk, dan mereka tidak akan menggubris nasihat yang mereka dengar karena kerasnya hati mereka. Mereka merubah kitab dari makna sebenarnya, dan mendistorsinya, lalu mengatakan bahwa Allah yang mengatakannya, padahal tidak.<br /><br />Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: saat mayat itu ditimpa dengan sebagian dari sapi betina, mayat itu berdiri dan menjadi lebih hidup daripada sebelumnya. Dia ditanya, "Siapa yang membunuhmu?" Dia berkata "Keponakan-keponakanku membunuhku", lalu dia mati lagi. Setelah Allah mengambil nyawanya lagi, keponakan-keponakannya berkata, "Demi Allah, Kami tidak membunuhnya" dan menyangkal kebenarannya, padahal mereka tahu itu.<br /><br /><strong>Fa hiya kal hijaaroti au a-syaddu qoswata</strong><br /><strong></strong><br />Tafsir Ibn Katsir: Seiring waktu, hati Bani Isroil tidak mungkin untuk menerima teguran, bahkan setelah semua mukjizat dan tanda kekuasaan Allah yang mereka saksikan. Hati mereka menjadi lebih keras dari batu, tidak ada harapan untuk bisa melunak. Kadang, mata air dan sungai memecah batu-batu, beberapa batu terbelah dan air keluar dari belahan itu. Bahkan kalaupun tidak ada mata air atau sungai di sekitar batu itu, kadang batu jatuh dari puncak gunung, takut kepada Allah.<br /><br /><strong>Wa inna minal <u>h</u>ijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi</strong><br /><br />Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Beberapa batu lebih lunak daripada hati kalian.<br /><br />Tafsir Ar Rozi dan Al Qurthubi: Batu sebagai makhluk yang humble (rendah hati) dan takut Allah, itu bukan metafora, tapi Allah memang menciptakan batu dengan sifat rendah hati.<br /><br />Al Ahzab 72: <em>Innaa 'arodlnal amaanata</em> <em>'alas samaawaati wal ardli wal jibaali </em>(sesungguhnya Kami telah menawarkan Al-Amanah kepada langit dan bumi dan gunung) <em>fa abaina an yahmilnahaa wa asyfaqna minhaa</em> (maka mereka menolak untuk memikulnya dan mereka takut darinya (dari amanat)) <em>wa <u>h</u>amalahal insaan</em> (dan manusia memikulnya), <em>innahu kaana dholuuman jahuulan</em> (sesungguhnya dia adalah dholim dan bodoh).<br /><br />Atsar Al Aufi: dari Ibn 'Abbas: Al-Amanah, yaitu ketaatan, ditawarkan kepada bumi, langit, dan gunung sebelum kepada Adam, dan mereka tidak bisa memikulnya. Lalu Allah berkata kepada Adam, "Aku telah menawarkan Al Amanah kepada mereka dan mereka tidak bisa memikulnya, maukah kamu mengambilnya?" Adam berkata "Ya Robb, meliputi apa saja?" Dia berkata "Kalau kamu berbuat baik kamu akan diganjar, kalau kamu berbuat salah kamu akan dihukum." Lalu Adam mengambil dan memikulnya.<br /><br />Atsar Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh Dhohhak, dan Al Hasan Al Bashri: Langit, bumi, dan gunung tidak mau memikul Al-Amanah, yaitu Al Faro'idl (kewajiban), dan mereka takut, bukan karena mereka ingin berbuat dosa, tapi karena mereka respek mereka terhadap agama Allah, mereka takut tidak bisa memenuhi kewajiban itu.<br /><br />Al Isroo<u>k</u> 44: <em>Tusabbihu lahus samaawaatus sab'u wal ardlu wa man fiihinna</em> <em></em>(langit yang tujuh dan bumi dan apa yang di dalamnya bertasbih) w<em>a in min syai-in illaa yusabbi<u>h</u>u bi <u>h</u>amdihii</em> (dan tidak ada sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya) <em>walaakin laa tafqohuuna tasbiihahum</em> (tapi kalian tidak mengerti tasbih mereka), <em>innahuu kaana haliiman ghofuuron</em> (sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun Maha Pengampun).<br /><br />Hadits shohih Bukhori: dari Ibn Mas'ud: Kami (Rosululloh juga) pernah mendengar tasbih dari makanan saat dia sedang dimakan.<br /><br />Hadits shohih Imam Ahmad: dari Mu'adz bin Anas: Rosululloh mendatangi beberapa orang yang sedang duduk di atas tunggangan mereka dan saling bercakap-cakap. Dia berkata kepada mereka: <em>Irkabuu haa saalimatan wa da'uu haa saalimatan</em> (kalian kendarailah dia (tunggangan) dengan selamat, dan kalian tinggalkanlah dia dengan selamat) <em>wa laa tatta-khidzuu haa karoosiyya li a<u>h</u>aadii-tsikum fith thuruqi wal aswaaqi</em> (dan jangan kalian jadikan dia kursi untuk percakapan kalian di jalan dan pasar) <em>fa rubba markuubatin khoirunmin rookibihaa</em> (karena yang diduduki mungkin lebih baik daripada penumpangnya) <em>wa aktsaru dzikron illaahi minhu</em> (dan dia mungkin lebih banyak mengingat Allah daripada kalian)<br /><br />Ar Rohmaan 6: <em>Wan najmu wasy syajaru yasjudaan</em> (Dan bintang dan pepohonan bersujud).<br /><br />Al Hajj 18: <em>A lam taro annallooha yasjudu lahu </em>(Apakah kamu tidak melihat bahwa dia bersujud kepada Allah) <em>man fis samaawaati</em> <em>wa man fil ardli </em>((dia adalah) barangsiapa di dalam langit dan barangsiapa di dalam bumi)<em> wasy syamsu wal qomaru wan nujuumu wal jibaalu wasy syajaru </em>(dan matahari, dan bulan, dan bintang, dan gunung, dan pohon)<em> wad dawaabbu wa ka-tsiirun minan naasi</em> (dan makhluk yang bergerak, dan banyak dari (golongan)manusia?)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Semuanya bersujud pada kekuasaanNya, ikhlas ataupun terpaksa, dan semua makhluk bersujud dengan cara yang sesuai dengan wujud alamiahnya. Allah menyebut bintang, bulan, dan bintang, karena mereka diibadahi, dan bukan Allah, padahal mereka juga bersujud kepada Pencipta mereka.<br /><br />Hadits shohih Bukhori Muslim: dari Abu Dhorr: Rosululloh berkata kepadaku, <em>A tadrii aina tadzhabu haadzihisy syamsu?</em> (Apakah kamu tahu kemana perginya matahari ini?) Aku berkata, <em>walloohu wa rusulihi 'alaam</em> (Allah dan rosulNya lebih tahu), dia berkata: fa innahaa tadzhabu fa tasjudu ta<u>h</u>tal 'arsyi (lalu sesungguhnya dia pergi dan bersujud di bawah Sang Tahta) <em>tsumma tasta<u>k</u>miru</em> (lalu dia menunggu perintah) <em>fa yuu-syiku an yuqoola laharji'ii min <u>h</u>aitsu jikta</em> (lalu akan dikatakan kepadanya, "Kembalilah ke tempat kamu datang")<br /><br />Hadits shohih At Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban: dari Ibn Abbas: Seorang lelaki datang dan berkata, "Wahai Rosululloh aku melihat diriku dalam mimpi tadi malam, seolah-olah aku sedang sholat di belakang pohon. Aku bersujud, dan pohon itu bersujud saat aku melakukannya, dan aku mendengarnya berkata, "Wahai Allah, tetapkan sebuah ganjaran kepadaku atas perbuatanku ini, dan hilangkan dosa dariku atas ini, simpanlah denganMu seperti Engkau menerima dari hambaMu Dawud" Rosululloh membacakan ayat yang menyebutkan sujud, lalu dia sujud, dan aku mendengarnya mengatakan kata-kata yang sama bahwa laki-laki itu mengatakannya bahwa pohon itu berbicara.<br /><br />An Nahl 48-49: <em>A wa lam yarou</em> <em>ilaa maa kholaqolloohu min syai-in </em>(dan apakah mereka tidak melihat kepada apa yang Allah ciptakan dari sesuatu) <em>yatafayya-uu dhilaaluhuu</em> <em>'anil yamiini wasy syamaa-ili sujjudan lillaahi</em> (yang bayangannya condong ke kanan dan ke kiri bersujud kepada Allah) <em>wa hum daa-khiruuna </em>(dan mereka rendah hati), <em>wa lillaahi yasjudu maa fis samaawaati wa maa fil ardli</em> (dan kepada Allah bersujudnya apa yang di dalam langit dan apa yang di dalam bumi) <em>min daabbatin wal malaa-ikatu wa hum laa yastakbiruuna</em> (dari hewan yang bergerak dan para malaikat dan mereka tidak takabur).<br /><br />Atsar Mujahid, Qotadah, Adh Dhohhak: saat matahari melewati puncaknya, semuanya bersujud kepada Allah.<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: semua benda ber-islam (berlapang dada) kepadaNya dan semua ciptaan (makhluk hidup ataupun benda mati, juga manusia, jin, dan malaikat) semua humble (merendah) di hadapanNya. Semua yang punya bayangan yang condong ke kanan dan kiri, yaitu di pagi hari dan sore hari, bersujud kepada Allah.<br /><br />Atsar Mujahid: sujudnya segala benda adalah bayangannya. Begitu pula gunung.<br /><br />Atsar Abu Gholib Asy Syaibani: ombak adalah sholatnya laut.<br /><br />Ar Ro'd 15: <em>Wa lillaahi yasjudu man fis samaawaati wal ardli thou'an wa karhan</em> (dan siapapun yang di dalam langit dan bumi bersujud kepada Allah dengan taat maupun terpaksa) <em>wa dhilaaluhum bil ghuduwwi wal a-shooli</em> (begitu pula bayangan mereka di (waktu) pagi dan sore)<br /><br />Al Fushshilat 11: <em>Qoolataa atainaa thoo-i'iina</em> (mereka berdua telah berkata "Kami datang dengan taat")<br /><br />Al Hasyr 21: <em>Lau anzalnaa haadzal qur-aana 'alaa jabalin</em> (seandainya *Kami* menurunkan Alqur-an ini kepada gunung) <em>la ro-aitahu khoo-syi’an muta-shoddi’an min khosyatillaahi </em>(pasti kamu akan melihatnya rendah diri terpecah remuk takut Allah), <em>wa tilkal umtsalu nadlribuhaa linnaasi la'allahum yatafakkaruuna</em> (dan itu adalah permisalan yang Kami mengeluarkannya kepada manusia, semoga mereka berpikir).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: kalau gunung yang besar dan keras diberi kemampuan memahami dan mengerti Alqur-an, gunung akan humble dan hancur karena takut Allah, lalu bagaimana dengan kalian, wahai manusia? Kenapa hati kalian tidak lembut dan humble takut pada Allah, meskipun mengerti dan memahami kitabNya?<br /><br />Hadits mutawatir: dari Al Hasan Al Bashri: Rosululloh menyuruh seseorang membuatkan mimbar. Sebelumnya, dia berdiri di sebelah batang pohon di dalam masjid untuk khutbah. Saat mimbar dibuat dan diletakkan dalam masjid, Rosululloh datang memberi ceramah dan melewati batang pohon, menuju mimbar, batang pohon itu mulai menangis seperti bayi. Pohon itu merindukan mendengar tentang mengingat Allah dan wahyu yang dibacakan di sebelahnya.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: kalian, manusia, harusnya lebih pantas merindukan Rosululloh daripada pohon itu.<br /><br />Fushshilat 21: <em>Wa qooluu li juluudihim</em> (dan mereka berkata kepada kulit mereka) <em>lima syahidtum 'alainaa</em> ("Kenapa kalian bersaksi atas kami?") <em>qooluu an-thoqonalloohul ladzii an-thoqo kulla syai-in</em> (mereka berkata "Allah membuat kami berbicara, yang membuat berbicara setiap sesuatu)<br /><br />Hadits shohih Bukhori dan Muslim: dari Anas bin Malik dan Abu Humaid As Sa'idi: Dan saat Rosululloh melihat Madinah gunung Uhud, dia berkata "Gunung ini mencintai kita dan kita mencintainya."<br /><br />Hadits shohih Muslim: dari Jabir bin Samuro: <em>Innii la a'rifu hajaron bi makkata</em> (sesungguhnya aku benar-benar mengenali batu tersebut di Makkah) <em>kaana yusallimu 'alayya qobla an ub'a-tsa</em> (dia pernah mendoakan keselamatan kepadaku sebelum aku diangkat (jadi rosul)) <em>innii la-a'rifuhul aana</em> (sesungguhnya aku sekarang benar-benar mengenalinya)<br /><br /><u>Makna "au" pada kal hijaaroti au asyaddu qoswata</u><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: beberapa ahli bahasa Arab klasik terbagi 3 kubu:<br /><br />1. <u>Tidak setuju bahwa "au" berarti "atau" (yang menunjukkan keraguan), tapi "au" di sini artinya "dan"</u><br /><br />Al Insaan 24: <em>Wa laa tuthi' minhum aa-tsiman au kafuuron</em> (dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang berdosa DAN orang-orang yang ingkar dari mereka)<br /><br />Al Mursalaat 6: <em>'Udzron au nudzron</em> ((untuk) menolak alasan DAN memberi peringatan)<br /><br />2. <u>"Au" artinya malahan</u><br /><br />An Nisaak 77: <em>Fa lammaa kutiba 'alaihimul qitaalu</em> (lalu saat ditetapkan berperang atas mereka) <em>idzaa fariiqun minhum yakhsyaunan naasa</em> (tiba-tiba sebagian dari mereka takut manusia) <em>ka khosy-yatillaahi au asyadda khosy-yah</em> (seperti takut Allah MALAHAN lebih takut (dari itu))<br /><br />Ash Shoffaat 147: <em>Wa arsalnaahu ilaa mii-ati alfin au yaziiduuna</em> (dan *Kami* mengutus dia kepada seratus ribu, malahan lebih)<br />An Najm 9: <em>Fa kaana qooba qousaini au adnaa </em>(maka dia adalah jaraknya dua busur panah, malahan lebih dekat)<br /><br />3. <u>Hati mereka ada 2 jenis, dan hanya 2 kemungkinan, seperti batu atau lebih keras</u><br /><br />Al Baqoroh 17 dan 19: <em>Matsaluhum kama-tsalil ladzis tauqoda naaron</em> (permisalan mereka seperti orang yg menyalakan api) <em>au ka shoyyibin minas samaak</em> (atau seperti (ditimpa) hujan lebat dari langit)<br /><br />An Nuur 39 dan 40: <em>Walladziina kafaruu a’maaluhum ka saroobin</em> (dan amal orang-orang yang ingkar seperti fatamorgana) <em>au ka dhulumaatin fii bahrin lujjiyyi</em> (atau seperti kegelapan di dalam lautan yang dalam)sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-7389870476917173332010-07-16T10:47:00.000-07:002010-07-16T13:21:25.502-07:00Al Baqoroh ayat 73AYAT 73: <strong>Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa, ka dzaalika yuhyillaahul mautaa wa yuriikum aayaatihii la'allakum ta'qiluuna</strong><br /><ul><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>qulnaa</em> = we said/kami telah berkata</li><li><em>Dluriba</em> = he struck/dia telah menimpa → <em>idlribuu</em> = you-all strike!/kalian timpakanlah</li><li><em>Hu</em> = him/dia</li><li><em>Bi</em> = with/dengan</li><li><em>Ba'dlun</em> = a part/sebagian (arti lain: setelah, tapi tidak untuk konteks ini) → <em>bi</em> adalah preposisi, maka <em>ba'dlun </em>majrur jadi <em>ba'dlin</em></li><li><em>Haa</em> = her/dia → <em>ba'dlin </em>hilang tanwin jadi <em>ba'dli</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>ba'dli</em></li><li><em>Ka</em> = like/seperti</li><li><em>Dzaalika</em> = that/itu</li><li><em><u>H</u>ayiya </em>= he lived/dia telah hidup → <em>a<u>h</u>yaa</em> (wazan 4: causative) = he revived/dia telah menghidupkan → <em>yuhyii</em> = he revives/dia menghidupkan</li><li>Allah marfu' (berakhiran "u") jadi <em>Alloohu</em>, berarti sebagai fa'il (subjek) dari <em>yuhyii</em></li><li><em>Maata</em> = he died/dia telah mati → <em>mautun</em> = a death/suatu kematian; mayyitun = a dead/seseorang yang mati → <em>al-mayyitu </em>= THE dead/yang mati (bentuk definitnya) → <em>al-mautaa</em> = THE deads (bentuk jamak definitnya)</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Roo-a</em> = he saw/dia telah melihat → <em>aroo</em> = he showed/dia telah memperlihatkan → <em>yurii</em> = he shows/dia memperlihatkan</li><li><em>Kum</em> = you-all/kalian</li><li><em>Ayatun</em> = a sign/satu tanda kekuasaan/suatu mukjizat → <em>aayaatun</em> (jamaknya) = signs/tanda-tanda kekuasaan/mukjizat-mukjizat → manshub jadi <em>aayaatin</em>, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) kedua dari <em>yurii</em></li><li><em>Hu</em> = him/dia → <em>aayaatin </em>hilang tanwin jadi <em>aayaati</em>, dan <em>hu </em>majrur jadi <em>hi</em>, berarti <em>hi </em>adalah mudlof ilaih dari <em>aayaati</em></li><li><em>La'alla</em> = perhaps/dengan harapan</li><li><em>Aqola</em> = he had brain/dia telah punya otak → <em>ta''qiluuna</em> = you-all have brains/kalian punya otak</li></ul><em>Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa, kadzaalika yuhyillaahul mautaa wa yuriikum aayaatihii la'allakum ta'qiluuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then *We* said, "You all strike him with a part of her (the cow), like that is Allah revives THE deads and He showed you-all His signs, perhaps you-all have brains.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu *Kami* berkata, "Kalian timpalah dia dengan sebagian darinya (sembelihan sapi betina), seperti itulah Allah menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia memperlihatkan kalian mukjizat-mukjizatNya/tanda-tanda kekuasaanNya, semoga kalian punya otak.<br /><br /><strong>Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: bagian manapun dari sapi betina itu akan menunjukkan mukjizat tersebut (kalau mereka menimpai orang mati itu dengannya). Bagian mana dari sapi betina, Allah membuatnya samar-samar, jadi kita harus membiarkannya samar-samar.<br /><br /><strong>Ka dzaalika yu<u>h</u>yillaahul mautaa</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: mereka memukul mayat itu dengannya, lalu mayat itu hidup kembali. Ayat ini menunjukkan kemampuan Allah untuk menghidupkan kembali orang mati. Allah membuat kejadian ini sebagai bukti kepada Bani Isroil bahwa kiamat pasti terjadi, dan bisa mengakhiri perselisihan dan keras kepala mereka terhadap orang mati tersebut.<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah menyebutkan peristiwa menghidupkan kembali yang mati, di 5 ayat:<br /><u>AYAT PERTAMA</u><br /><a href="http://belajarquranhadis.blogspot.com/2009/03/al-baqoroh-ayat-56_20.html">Al Baqoroh 56</a>: <em>Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum</em> (lalu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati)<br /><u></u><br /><u>AYAT KEDUA</u><br />Al Baqoroh ayat 73 (ayat ini)<br /><br /><u>AYAT KETIGA</u><br />Al Baqoroh ayat 243: <em>A lam taro ilal ladziina khorojuu min diyaarihim</em> (apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang telah keluar dari negeri mereka) <em>wa hum uluufun <u>h</u>adzarol mauti</em> (dan mereka beribu-ribu, takut mati) <em>fa qoola lahumulloohu muutuu</em> (lalu Allah telah berkata "Kalian matilah!") tsumma ahyaahum (lalu Dia menghidupkan mereka) <em>innallooha ladzuu fadl-lin 'alan naasi</em> (sesungguhnya Allah adalah sang pemilik karunia atas manusia) <em>walaakinna aktsaron naasi laa yasykuruuna</em> (tapi banyak manusia yang tidak bersyukur)<br /><br />Atsar Waki' bin Jarroh: dari Ibn Abbas: Ada 4000 orang melarikan diri dari wabah, mereka berkata "Kita harus pergi ke suatu tanah yang bebas dari kematian", saat mereka sampai di tempat itu, Allah berkata "Kalian matilah!" lalu seorang nabi melewati mereka dan berdoa kepada Allah untuk membangkitkan mereka, dan Allah telah menghidupkan mereka kembali.<br /><br />Atsar Ibn Abi Hatim: dari Ibn Abbas: mereka adalah penduduk negeri Dawardan, di zaman Bani Isroil. Iklim di tanah mereka tidak cocok dengan mereka dan wabah sedang menyebar. Mereka keluar dari tanah mereka karena takut mati dan berlindung di dalam hutan belantara. Lalu mereka sampai di lembah subur dan mereka mengisi apa yang di antara dua sisinya. Lalu Allah menurunkan dua malaikat kepada mereka, satu dari bawah, satu dari atas lembah. Para malaikat berteriak satu kali dan semua orang mati mendadak, seperti matinya seorang lelaki. Mereka lalu dipindah ke tempat lain, dimana tembok dan kuburan dibangun di antara mereka. Mereka musnah, tubuh mereka membusuk dan terpisah-pisah. Lama setelah itu, Nabi Hizqil/Nabi Dzulkifli (Ezekiel) melewati mereka dan meminta Allah untuk menghidupkan mereka dengan tangannya. Allah menerima doanya dan menyuruhnya berkata, "Wahai tulang-tulang membusuk, Allah menyuruh kalian untuk datang bersama-sama." Tulang-tulang mereka datang bersama-sama. Lalu Allah menyuruhnya berkata "Wahai tulang-tulang, Allah menyuruh kalian diselimuti oleh daging, syaraf, dan kulit." Ini terjadi saat Hizqil mengamatinya. Allah lalu menyuruhnya berkata, "Wahai ruh-ruh, Allah menyuruh kalian untuk kembali, masing-masing ke tubuh yang dulu kalian tempati." Mereka semua dihidupkan kembali, melihat sekitar, dan menyatakan, "Alhamdulillaah wa laa ilaaha illallooh" (sang pujian adalah untuk Allah dan tidak ada sesembahan yang benar selain Allah). Allah menghidupkan mereka kembali setelah mereka lama musnah.<br /><br /><u>AYAT KEEMPAT</u><br />Al Baqoroh ayat 259: <em>Au kalladzii marro 'alaa qoryatin wa hiya khoowiyatun 'alaa 'uruu-syihaa</em> (atau seperti orang yang melewati atas suatu negeri dan dia (negeri itu) roboh atas atapnya) <em>qoola annaa yu<u>h</u>yii haa-dzihillaahu ba'da mautihaa</em> (dia telah berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan ini (negeri ini) setelah kematiannya?) <em>fa ammaatahulloohu mii-ata 'aamin</em> <em>tsumma ba'atsahu</em> (lalu Allah telah mematikannya 100 tahun lalu Dia membangkitkannya) <em>qoola kam labitsta</em> (Dia telah berkata, "Berapa lama kamu telah tinggal?") <em>qoola labitstu yauman au ba'dlo yaumin</em> (dia telah berkata, "Aku telah tinggal sehari atau setengah hari") <em>qoola bal labitsta mii-ata 'aamin</em> (Dia telah berkata, "Tidak! Kamu telah tinggal 100 tahun) <em>fandhur ilaa tho'aamika wa syaroobika lam yatasannah</em> (lalu kamu lihatlah kepada makananmu dan minumanmu, mereka tidak berubah) <em>wandhur ilaa himaarika wa li naj'alaka aayaatan lin naasi</em> (dan kamu lihatlah kepada keledaimu, dan pastilah *Kami* menjadikanmu suatu mukjizat/suatu tanda-tanda kekuasaan bagi manusia) <em>wandhur ilal 'idhoomi kaifa nunsyiruhaa tsumma naksuuhaa la<u>h</u>man</em> (dan kamu lihatlah kepada tulang-tulang tersebut, bagaimana *Kami* Nunshizuhaa lalu *Kami* menutupi mereka dengan daging), <em>fa lammaa tabayyana lahu qoola a'lamu annallooha 'alaa kulli syai-in qodiirun</em> (lalu saat dia telah menjadi jelas atasnya, dia telah berkata "Aku menjadi tahu bahwa Allah adalah maha menakdirkan atas segala sesuatu)<br /><br />Atsar Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim: dari Ali bin Abi Tholib, Ibn Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotadah, As Suddi, dan Sulaiman bin Buroidah: yaitu tentang Uzair.<br /><br />Atsar Mujahid bin Jabr: yaitu seorang lelaki Bani Isroil di negeri Jerusalem, setelah Nebuchadnezzar menghancurkannya sampai atap dan temboknya runtuh ke tanah, dan membunuh penduduknya sampai tidak ada orang. Uzair berdiri merenungkan apa yang terjadi dengan kota itu padahal sebelumnya sebuah peradaban besar adalah yang mendiaminya. Lalu Uzair bertanya kepada Allah bagaimana Allah bisa menghidupkan negeri itu setelah kematiannya, karena tidak mungkin bisa mengembalikannya seperti semula. Lalu Allah mematikan Uzair 100 tahun, lalu membangkitkannya. Kota itu dibangun 70 tahun setelah Uzair mati, dan penduduknya bertambah, dan Bani Isroil kembali mendiaminya. Saat Allah membangkitkan Uzair setelah kematiannya, organ pertama yang Dia bangitkan adalah matanya, sehingga dia bisa menyaksikan apa yang Allah lakukan terhadapnya, bagaimana Dia menghidupkan tubuhnya lagi. Saat dia telah dibangkitkan secara sempurna, Allah berkata kepadanya lewat malaikat, "Berapa lama kamu tinggal (mati)?" "Mungkin aku tinggal (mati) sehari atau setengah hari". Dia mati di pagi hari dan Allah membangkitkannya di jam setelahnya, saat matahari masih nampak, dia mengira mataharinya di hari yang sama. Lalu Allah menunjukkan bahwa buah anggurnya, buah aranya, dan jusnya masih utuh, jusnya tidak tumpah, buah aranya tidak jadi pahit, dan anggurnya tidak membusuk. Lalu Allah menunjukkan bagaimana keledainya dibangkitkan kembali.<br /><br />Atsar As Suddi: Uzair mengamati tulang-tulang keledainya yang berserakan di sekitarnya di kiri kanannya, lalu Allah mengirim angin yang mengumpulkan tulang-tulang dari seluruh tempat, lalu Allah membawa setiap tulang ke tempatnya sampai membentuk keledai utuh tanpa daging. Lalu Allah menutup tulang-tulang ini dengan daging, syaraf, pembuluh darah, dan kulit. Allah mengirim seorang malaikat yang meniupkan kehidupan ke lubang hidung keledai, dan keledai itu meringkik atas izin Allah.<br /><br /><u>AYAT KELIMA</u><br />Al Baqoroh 260: <em>Wa idz qoola ibroohiimu</em> (dan (ingatlah) saat Ibrahim berkata) robbi arinii kaifa tu<u>h</u>yil mautaa ("Robb, perlihatkanku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati!") qoola a wa lam yukmin (Dia berkata "Dan apakah kamu belum percaya?") <em>Qoola balaa walaakin liyathma-inna qolbii</em> (Dia berkata "Ya, tapi untuk memuaskan hatiku") <em>Qoola fa khudz arba'atan minath thoiri fa shurhunna ilaika</em> (Dia berkata "Maka kamu ambillah 4 dari burung-burung tersebut, lalu kamu bentuklah mereka kepadamu) <em>tsummaj'al 'alaa kulli jabalin min hunna juz-an </em>(lalu kamu jadikanlah dari mereka sebagian di atas setiap gunung) <em>tsummad 'uhunna ya<u>k</u>tiinaka sa'yan</em> (lalu kamu panggillah mereka, mereka mendatangimu terburu-buru) <em>wa'lam annallooha 'aziizun <u>h</u>akiimun</em> (dan kamu ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana)<br /><br />Atsar Ibn Abbas, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Malik, Abul Aswad Ad Dili, Wahb bin Munabbih, Al Hasan Al Bashri, dan As Suddi: kamu bentuklah mereka kepadamu, yaitu mutilasilah 4 burung itu.<br /><br />Atsar Ibn Abbas: Ibrahim memegang kepala mereka di tangannya, lalu Allah menyuruhnya memanggil burung-burung itu kepadanya, dan dia melakukannya. Ibrahim menyaksikan bulu-bulu, darah dan daging burung-burung itu saling beterbangan, dan masing-masing bagian terbang ke tubuh mereka, sampai setiap burung hidup kembali dan datang cepat-cepat menuju Ibrahim, sehingga contoh yang Ibrahim saksikan lebih impresif. Setiap burung datang meminta kepalanya dari tangan Ibrahim, dan kalau dia memberi suatu burung dengan kepala burung lain, burung itu menolaknya. Saat Ibrahim telah memberikan kepala dari setiap burung, kepala-kepala itu diletakkan ke tubuh mereka, atas izin dan kuasa Allah.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-9052412321985603472010-07-15T16:12:00.000-07:002010-07-15T16:36:35.396-07:00Al Baqoroh ayat 72AYAT 72: <strong>Wa idz qotaltum nafsan fad daaroktum fiiha, walloohu mukhrijun maa kuntum taktumuuna</strong><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (past tense)</li><li><em>Qotala</em> = he killed/dia telah membunuh → <em>qotaltum</em> = you-all killed/kalian telah membunuh</li><li><em>Nafsun</em> = a self/suatu diri → manshub jadi nafsan, berarti sebagai maf'ul (objek) dari <em>qotaltum</em></li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Daro-a</em> = he repelled/dia menolak → <em>iddaro-a</em> (wazan 4: causative) = he made repel/dia telah membuat jadi menolak/dia telah berselisih → <em>iddaro<u>k</u>tum</em> = you-all made repel/kalian telah berselisih</li><li><em>Fii </em>= in/di dalam</li><li><em>Haa</em> = her/dia</li><li>Allah marfu' jadi <em>Alloohu</em>, berarti posisinya sebagai mubtadak dari khobar <em>mukhrijun</em></li><li><em>Khoroja</em> = he went out/dia telah keluar → <em>akhroja </em>(wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan → <em>mukhrijun </em>= one who brought forth/yang mengeluarkan (ism fa'il = yang me-)</li><li><em>Maa</em> = what/apa yang</li><li><em>Kaana</em> = he was/dia → <em>kuntum</em> = you-all were/kalian → berarti kalian adalah ism kaana, <em>taktumuuna</em> adalah khobar kaana</li><li><em>Katama</em> = he concealed/dia telah menyembunyikan → <em>taktumuuna</em> = you-all conceal/kalian menyembunyikan → karena kuntum adalah past tense, maka kuntum taktumuuna adalah past tense juga, yaitu you-all concealed/kalian telah menyembunyikan</li></ul><em>Wa idz qotaltum nafsan fad daaroktum fiiha, walloohu mukhrijun maa kuntum taktumuuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when you-all killed a self, then you-all made repel in it, and Allah is One who brought forth what you-all concealed.<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat kalian telah membunuh suatu diri, lalu kalian telah berselisih di dalamnya, dan Allah adalah yang mengeluarkan apa yang kalian sembunyikan.<br /><br /><strong>Wa idz qotaltum nafsan faddaro<u>k</u>tum fiihaa</strong><br /><br />Tafsir Bukhori dan Mujahid: faddaro<u>k</u>tum fiihaa maksudnya berselisih.<br />Atsar 'Atho' Al Khurosani dan Adh Dhohhak: yaitu berselisih tentang masalah ini.<br /><br />Atsar Ibn Juroij dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: beberapa dari mereka berkata "Kamu telah membunuhnya", sedangkan yang lainnya berkata "Tidak, kamu yang membunuhnya".<br /><br /><strong>Maa kuntum taktumuuna<br /></strong><br />Atsar Mujahid: yaitu apa yang kalian sembunyikan.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-71685971564268894612010-07-15T13:53:00.000-07:002010-07-15T16:09:21.774-07:00Al Baqoroh ayat 71AYAT 71: <strong>Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil <u>h</u>artsa, musallamatun laa syiyata fiihaa, qoolul aana ji<u>k</u>ta bil <u>h</u>aqqi fa dzaba<u>h</u>uuhaa wa maa kaaduu yaf'aluuna</strong><br /><br /><br /><ul><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>yaquulu</em> = he says/dia berkata (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)</li><li><em>Inna </em>= verily/sesungguhnya → berarti <em>hu</em> adalah ism inna, <em>yaquulu </em>adalah khobar inna</li><li><em>Hu </em>= he/dia</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>haa</em> adalah ism inna, <em>baqorotun</em> adalah khobar inna</li><li><em>Haa </em>= she/dia</li><li><em>Baqorotun</em> = a cow/seekor sapi betina</li><li><em>Laa</em> → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Dzalla = </em>he was low/dia telah rendah → <em>dzillatun</em> = humiliation/kehinaan → <em>dzaluulun</em> = subservient/dimanfaatkan</li><li><em>Tsaaro</em> = he raised/dia telah menyemburatkan → <em>atsaaro</em> (wazan 4 = causative) = he ploughed/dia telah membajak → <em>tu-tsiiru</em> = she ploughs/dia membajak</li><li><em>Al-ardlu</em> = THE earth → manshub jadi <em>al-ardlo</em>, berarti sebagai maf'ul (objek) dari <em>tu-tsiiru</em></li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Laa </em>→ laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Saqoo </em>= he watered/dia telah mengairi → <em>tasqii</em> = she waters/dia mengairi</li><li><em><u>H</u>arotsa</em> = he tilled/dia telah menggarap → <em>hartsun </em>= a tilth/sebuah ladang → <em>al-hartsu</em> = THE tilth (bentuk definitnya) → manshub jadi <em>al-hartsa</em>, berarti sebagai maf'ul dari <em>tasqii</em></li><li><em>Salima </em>= he was safe/dia telah selamat → <em>sallama</em> (wazan 2: causative): he made safe/dia telah membuat jadi selamat → <em>musallamatun </em>= sound/layak/tidak cacat (ism maf'ul = yang di-)</li><li><em>Laa</em> → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Wasyiya</em> = he painted/dia telah mengecat → <em>syiyatan</em> = a blemish/sebuah noda</li><li><em>Fii</em> = in/di dalam</li><li><em>Haa</em> = her/dia</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qooluu </em>= they said/mereka telah berkata</li><li><em>Al-aana</em> = now/sekarang (dlorof zamaan) → semua dlorof harus manshub</li><li><em>Jaa-a </em>= he came/dia telah datang → <em>ji<u>k</u>ta </em>= you came/kamu telah datang</li><li><em>Bi</em> = with/dengan</li><li><em>Haqqun</em> = a truth/suatu kebenaran → <em>al-haqqu </em>= THE truth (bentuk definitnya) → <em>bi </em>adalah preposisi, maka <em>al-haqqu </em>majrur jadi <em>al-haqqi</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Dzaba<u>h</u>a </em>= he sacrificed/dia telah menyembelih → <em>dzaba<u>h</u>uu</em> = they sacrificed/mereka telah menyembelih</li><li><em>Maa</em> → maa nafiyah (negasi)</li><li><em>Kaada</em> = he was almost/dia telah hampir → <em>kaaduu</em> = they were almost/mereka telah hampir</li><li><em>Fa'ala</em> = he did/dia telah melakukan → yaf'aluuna = they do/mereka melakukan</li></ul><em>Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil <u>h</u>artsa, musallamatun laa syiyata fiihaa, qoolul aana ji<u>k</u>ta bil <u>h</u>aqqi fa dzaba<u>h</u>uuhaa wa maa kaaduu yaf'aluuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: He said, "Verily He says: Verily she is a cow that is non-subservient ploughing THE earth and she doesn't water THE tilth, sound, no blemish in her." They said "Now you have come with THE truth." Then, they sacrificed her and they were almost not doing<br /><u>Indonesia</u>: Dia telah berkata "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah seekor sapi betina yang tidak dimanfaatkan membajak tanah dan dia tidak mengairi ladang tersebut, layak (tidak cacat), tidak ada noda di dalamnya." Mereka telah berkata "Sekarang Engkau telah menerangkan dengan kebenaran." Lalu mereka menyembelihnya dan mereka hampir tidak melakukan.<br /><br /><strong>Laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu tidak dipakai dalam bercocok tanam, atau mengairi sawah, tapi sapi itu harus terhormat dan kelihatan layak.<br /><br />Tafsir Al Qurthubi: <em>laa dzaluulun</em> (tidak dimanfaatkan) <em>tu-tsirul ardlo</em> (dia membajak tanah). Ada beberapa penafsir yang mengarikannya "tidak dimanfaatkan, tapi dia membajak tanah", tapi yang benar adalah <em>tu-tsirul ardlo</em> menjelaskan <em>laa dzaluulun</em>, sehingga diartikan "tidak dimanfaatkan membajak tanah", dan agar amannya, kadang-kadang diletakkan kata "untuk" di antaranya. Ahli tafsir banyak yang salah di klausa ini, karena klausa ini memang menjerumuskan kalau tidak jeli.<br /><br /><strong>Musallamah</strong><br /><br />Atsar 'Abdur Rozzaq: dari Ma'mar: dari Qotadah, Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan Mujahid: yaitu sapi betina yang tidak ada cacatnya.<br /><br />Atsar 'Atho' Al Khurosani: yaitu kaki dan tubuhnya bebas dari cacat fisik.<br /><br /><strong>Qoolul aana jikta bil haqqi, wa maa kaaduu yaf'aluuna</strong><br /><br />Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: mereka tidak mau menyembelihnya. Meskipun setelah semua pertanyaan dan jawaban tentang deskripsi sapi betina ini, Bani Isroil tetap enggan menyembelih sapi betina itu. Ayat-ayat ini bertujuan mengutuk perilaku mereka yang tujuannya hanya untuk keras kepala, dan inilah kenapa mereka hampir tidak menyembelih sapi betina itu.<br /><br />Atsar 'Ubaidah, Mujahid, Wahb bin Munabbih, Abul 'Aliyah, dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Bani Isroil membeli sapi betina tersebut dengan uang yang sangat banyak.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-42643270182146543272010-07-14T16:36:00.000-07:002010-07-15T16:09:44.958-07:00Al Baqoroh ayat 70AYAT 70: <strong>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, innal baqoro ta-syaabaha 'alaina, wa innaa in syaa-alloohu la muhtaduuna</strong><br /><ul><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>qooluu</em> = they said/mereka telah berkata</li><li><em>Da'aa</em> = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → <em>ud'u </em>= you invoke!/kamu serulah/kamu berdoalah</li><li><em>La</em> = for/bagi</li><li><em>Naa</em> = us/kami</li><li><em>Robbun</em> = Lord → manshub jadi <em>robban</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>ud'u</em></li><li><em>Ka</em> = you/kamu → <em>robban</em> hilang tanwin jadi <em>robba</em>, berarti <em>ka </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>robba</em></li><li><em>Bayanu </em>= he separated/dia telah membedakan → <em>bayyanu </em>(wazan 2: causative): he made clear/dia telah membuat jadi jelas → <em>yubayyinu </em>= he makes clear/dia membuat jadi jelas → karena klausa ini adalah jussive, maka <em>yubayyinu </em>berubah menjadi <em>yubayyin</em></li><li><em>Maa </em>= what/apa yang (ism maushul=relative pronoun)</li><li><em>Hiya </em>= she/dia → jenis kelamin perempuan, yaitu mengacu pada <em>baqorotun </em>yang berjenis kelamin perempuan.</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>al-baqoro</em> adalah ism inna, <em>tasyaabaha 'alaina</em> adalah khobar inna</li><li><em>Baqorotun</em> = a cow/seekor sapi betina → baqorun = a cow/seekor sapi betina (kata benda ini berjenis kelamin lelaki, meskipun sapinya betina) → <em>al-baqoru</em> = THE cow (bentuk definitnya) → karena posisinya sebagai ism inna, maka harus manshub jadi <em>al-baqoro</em></li><li><em>Syabaha</em> = he was alike/dia telah mirip → <em>syaabaha</em> (wazan 6: saling) = he looked like each other/dia telah saling menyerupai → <em>tasyaabaha</em> = he looks like each other/dia saling menyerupai</li><li><em>'Alaa </em>= upon/atas</li><li><em>Naa</em> = us/kami → <em>'alaa+naa = 'alaina</em></li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Innaa </em>= verily we/sesungguhnya kami → berarti "kami" adalah ism inna, <em>la muhtaduuna </em>adalah khobar inna</li><li><em>In</em> = if/jika (ism syaroth = kata syarat)</li><li><em>Syaa-a</em> = he willed/menghendaki → sehingga Allah marfu' jadi <em>alloohu</em>, karena sebagai fa'il (subjek) dari <em>syaa-a</em></li><li><em>La</em> = surely/pastilah (partikel empati)</li><li><em>Hadaa</em> = he guided/dia telah menunjukkan → ihtadaa (wazan 8: refleksif/pasif) = he was guided/dia telah ditunjukkan → <em>muhtadun</em> = one who is guided/orang yang diberi petunjuk (ism fa'il = yang me-) → <em>al-muhtaduuna</em> = those who are guided (bentuk jamaknya)</li></ul><em>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, innal baqoro ta-syaabaha 'alaina, wa innaa in syaa-alloohu la muhtaduuna </em><br /><br /><u>Inggris</u>: They said, "You invoke your Lord for us (that) He made clear for us what is her (the cow)! Verily the cow looked alike upon us, and verily we, if Allah wills, surely be those who are guided."<br /><u>Indonesia</u>: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami (seperti) apa dia (sapi itu)! Sesungguhnya sapi betina tersebut telah nampak serupa atas kami, dan sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki, pastilah menjadi orang-orang yang ditunjukkan (ke jalan yang benar)."<br /><br /><strong>Innal baqoro ta-syaabaha 'alaina</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: karena sapi betina ada banyak, maka deskripsikan sapi ini lebih jauh lagi.<br /><br /><strong>Wa innaa insyaa-alloohu</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu, jika Allah mendeskripsikan lebih jauh kepada kami.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-72187969826022057682010-07-14T14:04:00.000-07:002010-07-14T14:35:41.499-07:00Al Baqoroh ayat 69AYAT 69: <strong>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa launuhaa, qoola innahuu yaquulu innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa tasurrun naa-dhiriina</strong><br /><ul><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>qooluu</em> = they said/mereka telah berkata</li><li><em>Da'aa</em> = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → <em>ud'u</em> = you invoke!/kamu serulah/kamu berdoalah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>La </em>= for/bagi</li><li><em>Naa</em> = us/kami</li><li><em>Robbun</em> = Lord → manshub jadi <em>robban</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>ud'u</em></li><li><em>Ka</em> = you/kamu → <em>robban</em> hilang tanwin jadi <em>robba</em>, berarti <em>ka</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>robba</em></li><li><em>Bayanu</em> = he separated/dia telah membedakan → <em>bayyanu</em> (wazan 2: causative): he made clear/dia telah membuat jadi jelas → <em>yubayyinu</em> = he makes clear/dia membuat jadi jelas → karena klausa ini adalah jussive, maka <em>yubayyinu</em> berubah menjadi <em>yubayyin</em></li><li><em>Maa</em> = what/apa yang (ism maushul=relative pronoun)</li><li><em>Launun</em> = a color/suatu warna (jamaknya = alwaanun)</li><li><em>Haa</em> = her/dia → jenis kelamin perempuan, mengacu pada <em>baqorotun</em> yang berjenis kelamin perempuan → <em>launun </em>hilang tanwin jadi <em>launu</em>, berarti <em>haa</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>launu</em></li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>hu </em>adalah ism inna, <em>yaquulu </em>adalah khobar inna</li><li>Qoola = he said/dia telah berkata → yaquulu = he says/dia berkata</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>haa </em>adalah ism inna, <em>baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa tasurrun nadhiriina</em> adalah khobar inna</li><li><em>Baqorotun</em> = a cow/seekor sapi betina</li><li><em>Shofroo-u</em> = yellow/kuning → sama-sama naqiroh (definit noun), mufrod (tunggal), mudzakkar (lelaki), dan marfu' dengan <em>baqorotun</em>, berarti <em>shofroo-u</em> adalah na'at (sifat) dari <em>baqorotun</em></li><li><em>Faaqi'un</em> = bright/cerah → sama-sama naqiroh, mufrod, mudzakkar, dan marfu' dengan <em>shofroo-u</em>, berarti <em>faaqi'un</em> adalah na'at kedua dari <em>shofroo-u</em></li><li><em>Sarro</em> = he pleased/dia telah menarik <em>→ tasurru</em> = she pleases/dia menarik</li><li><em>Nadhoro</em> = he observed/dia telah mengamati <em>→ nadhirun</em> = an observer/yang memandang → an-nadhiruuna = THE observers (bentuk jamak definitnya)</li></ul><em>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa launuhaa, qoola innahuu yaquulu innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa tasurrun naa-dhiriina<br /><br /></em><u>Inggris</u><em>: </em>They said "You invoke your Lord for us (that) He makes clear for us what is her color." He said, "Verily He said: Verily she is a bright yellow colored cow, she pleases THE observers.<br /><u>Indonesia</u>: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami apa warnanya. Dia telah berkata, "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah sapi betina yang warnanya kuning cerah, dia menarik (bagi) orang-orang yang mengamati.<br /><br /><strong>Innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa</strong><br /><strong></strong><br />Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: putih yang sangat kekuning-kuningan.<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Taurot modern mengatakan warna sapinya merah, dan ini salah.<br /><br /><strong>Tasurrun naa-dhiriina</strong><br /><br />Atsar As Suddi, Abul 'Aliyah, Qotadah, dan Ar Robi' bin Anas: sapi itu menarik bagi orang-orang yang melihatnya.<br /><br />Atsar Wahb bin Munabbih: Kalau kulitnya dilihat, kamu akan mengira sinar matahari memancar melalui kulitnya.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-10812494645684948202010-07-14T13:18:00.000-07:002010-07-14T14:04:29.435-07:00Al Baqoroh ayat 68AYAT 68: <strong>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, qoola innahuu yaquulu innahaa baqorotun laa faari-dlun wa laa bikrun, 'awaanun baina dzaalika, faf'aluu maa tu<u>k</u>maruuna</strong><br /><ul><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>qooluu</em> = they said/kami telah berkata</li><li><em>Da'aa</em> = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → <em>ud'u</em> = you invoke!/kamu serulah/kamu berdoalah</li><li><em>La</em> = for/bagi</li><li><em>Naa</em> = us/kami</li><li><em>Robbun</em> = Lord → manshub jadi <em>robban</em>, berarti posisinya adalah <em>maf'ul</em> (objek) dari <em>ud'u</em></li><li><em>Ka</em> = you/kamu → <em>robban</em> hilang tanwin jadi <em>robba</em>, berarti <em>ka</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>robba</em></li><li><em>Bayanu</em> = he separated/dia telah membedakan → <em>bayyanu</em> (wazan 2: causative): he made clear/dia telah membuat jadi jelas → <em>yubayyinu</em> = he makes clear/dia membuat jadi jelas → karena klausa ini adalah jussive, maka <em>yubayyinu</em> berubah menjadi <em>yubayyin</em></li><li><em>Maa</em> = what/apa yang (ism maushul=relative pronoun)</li><li><em>Hiya</em> = she/dia → jenis kelamin perempuan, yaitu mengacu pada baqorotun yang berjenis kelamin perempuan.</li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>hu</em> adalah ism inna, <em>yaquulu</em> adalah khobar inna</li><li>Qoola = he said/dia telah berkata → <em>yaquulu</em> = he says/dia berkata</li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti <em>haa</em> adalah ism inna, <em>baqorotun laa faari-dlun wa laa bikrun 'awaanun baina dzaalika</em> adalah khobar inna.</li><li><em>Haa</em> = her/dia → jenis kelamin perempuan, yaitu <em>baqorotun</em></li><li><em>Baqorotun</em> = a cow/seekor sapi betina</li><li><em>Laa</em> → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Farodlo</em> = he ordained/dia telah mewajibkan → <em>fariidlotun</em> = an obligation/suatu kewajiban, sedangkan <em>faaridlun</em> = an old/tua</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Bukrotun</em> = morning/pagi (setelah fajar shiddiq, sebelum matahari terbit) → <em>bikrun</em> = young/muda</li><li><em>'Awaanun</em> = a middle age/suatu usia pertengahan</li><li><em>Bayanu</em> = he separated/dia telah memisahkan → <em>bainun</em> = between (dlorof makaan = kata keterangan tempat) → majrur jadi <em>bainan</em>, karena sebagai dlorof</li><li><em>Dzaalika</em> = that/itu → <em>bainan</em> hilang tanwin jadi <em>baina</em>, berarti <em>dzaalika</em> adalah mudlof ilaih dari <em>baina</em></li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Fa'ala</em> = he did/dia telah melakukan → <em>if'aluu </em>= you-all do!/kalian lakukanlah! (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Maa</em> = what/apa yang</li><li><em>Amaro</em> = he commanded/dia telah menyuruh → <em>ta<u>k</u>muruuna</em> = you-all command/kalian menyuruh → <em>tukmaruuna</em> = you-all are commanded/kalian disuruh</li></ul><em>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa faari-dlun wa laa bikrun, 'awaanun baina dzaalika, faf'aluu maa tu<u>k</u>maruuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: They said, "You invoke your Lord for us, (that) he makes clear for us what is her (what kind of cow)!" He said, "Verily He says: Verily she is a cow, not old and not young, middle-aged between that. Then you-all do what you-all are commanded!"<br /><u>Indonesia</u>: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan bagi kami (seperti) apa dia (sapinya)." Dia berkata, "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah seekor sapi betina, tidak tua dan tidak muda, usia pertengahan antara itu. Lalu kalian kerjakanlah apa yang kalian disuruh!"<br /><br /><strong>Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu sapi betina apa ini dan seperti apa deskripsinya.<br /><br />Atsar Ibn Abbas dan 'Ubaidah: Allah menyebutkan keras kepalanya Bani Isroil dan banyaknya pertanyaan tidak penting yang mereka tanyakan kepada rosul-rosul mereka. Saat mereka keras kepala, Allah membuat ketetapan yang sulit untuk mereka. Kalau mereka menyembelih sembarang sapi betina, itu sudah cukup bagi mereka. Tapi mereka membuat permasalahannya jadi sulit, dan inilah kenapa Allah membuatnya lebih sulit bagi mereka.<br /><br /><strong>Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa faari-dlun wa laa bikrun</strong><br /><br />Atsar Abul 'Aliyah, As Suddi, Mujahid, 'Ikrimah, 'Atiyah Al 'Afwi, 'Atho', Al Khurosani, Wahb bin Munabbih, Adh Dhohhak, Al Hasan Al Bashri, Qotadah, dan Ibn 'Abbas: yaitu sapi yang tidak tua, dan tidak di bawah usia reproduksi.<br /><br /><strong>'Awaanun baina dzaalika</strong><br /><br />Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: tidak tua dan tidak muda, tapi di usia saat sapi betina itu paling kuat dan paling sehat.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-4977044464324848002010-07-13T17:48:00.000-07:002010-07-14T13:18:03.473-07:00Al Baqoroh ayat 67AYAT 67: <strong>Wa idz qoola muusaa li qoumihi innallaaha yakmurukum an tadzbahuu baqorotan, qooluu atatta-khi-dzunaa huzuwan, qoola a'uudzubillaahi an akuuna minal jaahiliina</strong><br /><ul><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Idz</em> = when/saat (past tense)</li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata</li><li><em>Muusaa</em> → maf'ul (subjek) dari <em>qoola</em></li><li><em>Li</em> = to/kepada</li><li><em>Qoumun</em> = a people/suatu kaum → <em>li</em> adalah preposisi, maka <em>qoumun </em>majrur jadi <em>qoumin</em></li><li><em>Hu</em> = him/dia → <em>qoumin </em>hilang tanwin jadi <em>qoumi</em>, dan <em>hu</em> majrur jadi <em>hi</em>, berarti <em>hi</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>qoumi</em></li><li><em>Inna</em> = verily/sesungguhnya → berarti Allah adalah ism inna, <em>yakmurukum </em>adalah khobar inna, dan di terjemahannya ditambahkan kata "adalah"</li><li>Allah manshub jadi <em>Allooha</em> karena posisinya sebagai ism inna</li><li><em>Amaro</em> = he commanded/dia telah menyuruh → <em>ya<u>k</u>muru</em> = he commands/dia menyuruh (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)</li><li><em>Kum</em> = you-all/kalian</li><li><em>An</em> = that/bahwa</li><li><em>Dzaba<u>h</u>a</em> = he sacrificed/dia telah menyembelih → <em>tadzbahuuna</em> = you-all sacrifice/kalian menyembelih (fi'l mudloorik) → karena ada <em>an</em>, maka <em>tadzbahuuna</em> harus dalam format subjunctive menjadi <em>tadzbahuu</em></li><li><em>Baqorotun</em> = a cow/seekor sapi betina → manshub jadi <em>baqorotan</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>tadzbahuu</em></li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata → <em>qooluu</em> = they said/mereka telah berkata</li><li><em>A</em> = apakah (ism istifham=kata tanya)</li><li><em>Akhodza</em> = he seized/dia telah mengambil → <em>ittakhodza</em> (wazan 8=pasif/refleksif) = he took/dia telah mengambil → <em>tattakhidzu</em> = you take/kamu mengambil</li><li><em>Naa</em> = us/kami</li><li><em>Haza-a =</em> he mocked/dia telah mengolok-olok → <em>huzuwun</em> = mockery/olok-olokan</li><li><em>'Aadza</em> = he seek protection/dia berlindung → <em>a'uudzu</em> = I seek protection/aku telah berlindung</li><li><em>Bi </em>= with/kepada</li><li>Allah majrur jadi <em>allaahi</em> karena <em>bi</em> adalah preposisi</li><li><em>An</em> = that/bahwa</li><li><em>Kaana</em> = he was/dia → <em>akuunu</em> = I am (fi'l mudloorik = present tense verb) → karena ada <em>an</em>, maka <em>akuunu</em> harus format subjunctive menjadi <em>akuuna</em></li><li><em>Min</em> = from/dari → karena <em>al-jaahiliina </em>berawalan vokal, maka <em>min </em>jadi <em>mina</em></li><li><em>Jahala</em> = he was ignorant/dia telah bodoh → <em>jaahilun</em> = an ignorant/seorang yang bodoh → <em>al-jaahilu</em> = THE ignorant (bentuk definitnya) → <em>al-jaahiluuna</em> = THE ignorants (bentuk jamaknya) → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>al-jaahiluuna</em> majrur jadi <em>al-jaahiliina</em></li></ul><em>Wa idz qoola muusaa li qoumihi innallaaha yakmurukum an tadzbahuu baqorotan, qooluu atatta-khi-dzunaa huzuwan, qoola a'uudzubillaahi an akuuna minal jaahiliina</em><br /><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when Musa said to his people, "Verily Allah commands you-all that you-all sacrifice a cow." They said "Do you take us a mockery?" He said "I seek refuge to Allah that I am from THE ignorants".<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat Musa telah berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya Allah menyuruh kalian bahwa kalian menyembelih seekor sapi betina". Mereka telah berkata "Apakah kamu menjadikan kami olok-olokan?" Dia telah berkata "Aku telah berlindung kepada Allah bahwa aku adalah dari orang-orang yang bodoh."<br /><br /><strong>Tujuan ayat</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil bagaimana Dia merahmati mereka dengan mukjizat sapi betina sebagai sarana untuk menemukan identitas pembunuh, saat orang yang dibunuh dihidupkan kembali.<br /><br /><u>Kisah di balik penyembelihan sapi betina</u><br /><br />Atsar Ibn Abi Hatim dan Ibn Jarir: dari 'Ubaidah As Salmani: Ada seorang lelaki Bani Isroil yang impoten tapi kaya dan hanya satu keponakannya (anak lelaki dari saudara lelakinya) yang akan mendapat warisannya. Lalu keponakannya membunuhnya dan memindah mayatnya malam hari, ditaruh di depan pintu rumah seseorang. Paginya, sang keponakan menangis ingin balas dendam dan orang-orang mengambil senjata mereka dan hampir saling membunuh. Seorang bijaksana di antara mereka berkata "Mengapa kamu saling membunuh padahal rosul Allah masih di antara kita" lalu mereka mendatangi Musa dan menceritakan permasalahannya ke dia, dan Musa berkata "Sesungguhnya, Allah menyuruh kalian agar kalian menyembelih seekor sapi betina."Mereka bertanya "Apakah kamu menjadikan kami olok-olokan?" Dia berkata "Aku telah berlindung kepada Allah bahwa aku adalah dari orang-orang bodoh". Seandainya mereka tidak berselisih, akan cukup bagi mereka untuk menyembelih sembarang sapi betina. Tapi mereka berselisih, dan permasalahannya dijadikan lebih sulit bagi mereka, sampai mereka berakhir mencari sapi tertentu yang lalu mereka disuruh menyembelih. Mereka menemukan sapi betina yang dimaksud bersama seorang lelaki yang satu-satunya pemilik sapi betina itu. Dia berkata "Demi Allah, Aku hanya menjualnya seharga emas yang memenuhi kulitnya". Lalu mereka membayar seluas kulit sapi betina itu dengan emas, menyembelihnya dan menyentuhkan orang mati itu dengan sebagian darinya. Dia berdiri, dan mereka menanyainya, "Siapa yang membunuhmu?" Dia berkata "Lelaki itu" dan menunjuk keponakannya. Dia mati lagi dan keponakannya tidak diizinkan mendapat warisannya.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-20800279739558523042010-07-13T11:03:00.000-07:002010-07-13T17:46:19.099-07:00Al Baqoroh ayat 66AYAT 66: <strong>Fa ja'alnaahaa nakaalan limaa baina yadaihaa wa maa kholfahaa wa mau'idhotan lil muttaqiina</strong><br /><ul><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Ja'ala</em> = he made/dia telah menjadikan → <em>ja'alnaa</em> = we made/kami telah menjadikan</li><li><em>Haa</em> = her/dia → jenis kelaminnya perempuan, dan ada banyak tafsir tentang siapa "her" yang dimaksud</li><li><em>Nakaalun</em> = a deterrent punishment/suatu peringatan → manshub jadi <em>nakaalan</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) kedua dari <em>ja'alnaa</em></li><li><em>Li</em> = for/bagi</li><li><em>Maa</em> = those who/yang → those, karena yadaihaa adalah jamak</li><li><em>Bayana </em>= he separated/dia telah memisahkan → <em>Bainun</em> = between (dlorof makaan = keterangan tempat) → <em>bainun</em> manshub jadi <em>bainan</em> karena muta'alliq (related) dengan ja'alnaa → <em>bainan</em> hilang tanwin jadi <em>baina</em>, berarti <em>yadaihaa</em> adalah mudlof ilaih dari <em>baina</em></li><li><em>Aidun/yadun</em> = a hand/sebuah tangan → <em>yadai/yadaa</em> = both hands</li><li><em>Haa</em> = her/dia</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Kholafa</em> = he succeeded/dia telah meneruskan → <em>kholfun</em> = behind/after/di belakang (dlorof makaan) → <em>kholfun</em> manshub jadi <em>kholfan</em>, berarti posisinya masih muta'alliq dengan <em>ja'alnaa</em> → <em>kholfan </em>hilang tanwin jadi <em>kholfa</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>kholfa</em></li><li><em>Ya'idho/wa'idho</em> = he admonished/dia telah menegur → <em>mau'idhotun </em>(jenis kelamin wanita) = an admonition/suatu teguran → manshub jadi <em>mau'idhotan</em>, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul kedua dari <em>ja'alnaa</em></li><li><em>Waqoo</em> = he protected/dia telah melindungi → <em>ittaqoo</em> (wazan 8: pasif/refleksi): he feared/dia telah takut → <em>muttaquuna</em> = those who fear/orang-orang yang takut (ism fa'il = yang me-) → <em>lii</em> adalah preposisi, maka <em>muttaquuna</em> majrur jadi <em>muttaqiina</em></li></ul><em>Fa ja'alnaahaa nakaalan limaa baina yadaihaa wa maa kholfahaa wa mau'idhotan lil muttaqiina</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then *We* made her a deterrent punishment for those who are between both of her hands and those who are after her and an admonition for those who feared.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu *Kami* telah menjadikannya suatu peringatan bagi orang-orang yang diantara kedua tangannya dan orang-orang yang setelahnya dan suatu teguran bagi orang-orang yang takut (pada Allah).<br /><br /><strong>Fa ja'alnaahaa nakalan</strong><br /><br />Tafsir Ibn Jarir: Sebagian ahli tafsir mengartikan "haa" (her) dengan <em>al qirodah</em> (kera), sebagian lain mengartikan <em>al hiitaan</em> (ikan), sebagian lain lagi <em>'adzaabuhu</em> (adzabnya), dan sisanya <em>al qoryatun</em> (the village). Tapi yang shohih adalah tafsir yang terakhir, yaitu penduduk kampung Eilah yang melanggar hari Sabbath/Sabtu.<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah menjadikan penduduk desa ini, yang melanggar kesucian hari Sabbath, sebagai peringatan, melalui cara mereka dihukumnya.<br /><br /><strong>Limaa baina yadaihaa wa maa kholfahaa</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu bagi desa-desa lain. Allah membuat suatu peringatan untuk orang-orang yang hidup di zaman itu (between both of her hands) dan untuk orang-orang di masa setelahnya, dengan memelihara kisah ini.<br /><br />Atsar Ibn 'Abbas: yaitu bagi desa-desa di sekitarnya, melalui cara Allah menghukum penduduknya.<br /><br />Al Ahqoof 27: <em>Wa laqod ahlaknaa</em> <em>maa kaulakum minal quroo </em>(dan sesungguhnya pastilah *Kami* telah membinasakan apa yang disekitar kalian dari negeri-negeri tersebut (Eilah, dll)) <em>wa shorrofnal aayaati la'allahum yarji'uuna</em> (dan *Kami* telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (mukjizat) tersebut, dengan harapan mereka kembali (ke jalan yang benar)).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Al Ahqoof 27 ini ditujukan kepada penduduk Mekah, bahwa Allah telah menghancurkan bangsa-bangsa yang ingkar kepada rosul-rosul yang tinggal di sekitar Mekah, seperti bangsa 'Ad di Al Ahqoof di Hadromaut dekat Yaman, bangsa Tsamud yang tinggal di sekitar Mekah dan Asy-Syam (Syria), bangsa Sabak di Yaman, bangsa Madyan di jalanan menuju Ghozzah (Gaza, Palestina barat), dan bangsa Luth yang tinggal di danau (Laut Mati) yang dulunya mereka mampiri saat perjalanan menuju Yordania.<br /><br />Menurut tafsir Ibnu Abbas: Pelajaran untuk penduduk negeri2 lain di sekitarnya.<br /><br /><strong>Wa mau'idhotan lil muttaqiina</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu peringatan. Adzab dan hukuman yang dialami desa ini adalah akibat dari melanggar larangan Allah dan karena tipudaya mereka. Maka, orang-orang yang takut harus menyadari bahwa perilaku mereka itu jahat, sehingga apa yang terjadi kepada desa itu tidak menimpa orang-orang yang takut.<br /><br />An Naazi'aat 25-26: <em>Fa akho-dzahullaahu nakaalal aakhiroti wal uulaa</em> (lalu Allah mengambil siksa akhirat dan yang terdahulu (siksa dunia, sebagai hukuman kepada Fir'aun)), <em>inna fii dzaalika la'ibrotan liman yahsyaa</em> (sesungguhnya di dalam itu adalah benar-benar pelajaran bagi orang yang takut (Allah)).sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-61023002972622531952010-07-11T17:13:00.000-07:002010-07-12T16:11:06.236-07:00Al Baqoroh ayat 65AYAT 65: <strong>Wa laqod 'alimtumul ladziina' tadau minkum fis sabti faqulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina</strong><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>La </em>= indeed/pastilah (emphatic particle)</li><li><em>Qod </em>= verily/sungguh</li><li><em>'Alima</em> = he knew/dia telah tahu → <em>'alimtum</em> = you-all knew/kalian telah tahu → <em>alladziina</em> berawalan huruf vokal, maka <em>'alimtum</em> jadi <em>'alimtumu</em></li><li><em>Alladziina</em> = those who/yang → berarti kalimat setelahnya (bersubjek jamak) dikatabendakan, yaitu <em>i'tadau</em></li><li><em>'Aduu</em> = he transgressed/dia telah melampaui batas → <em>i'tadaa</em> (wazan 8: refleksif/pasif): he transgressed to each other/dia telah saling melampaui batas → <em>i'tadau</em> = they transgressed to each other/mereka telah saling melampaui batas</li><li><em>Min</em> = from/dari</li><li><em>Kum</em> = you-all/kalian</li><li><em>Fii</em> = in/di dalam</li><li><em>As-sabtu</em> = THE saturday/THE sabbath/sang hari sabtu → <em>fii </em>adalah preposisi, maka <em>as-sabtu</em> majrur jadi <em>as-sabti</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Qoolu</em> = he said/dia telah berkata → <em>qulnaa</em> = we said/kami telah berkata</li><li><em>La</em> = to/kepada</li><li><em>Hum</em> = them/mereka</li><li><em>Kaana</em> = he WAS/dia → <em>kuunuu</em> = All of you be!/kalian jadilah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Qirodun</em> = an ape → <em>qiroodatun</em> = apes (jamaknya) → manshub jadi <em>qiroodatan</em>, berarti <em>qiroodatan</em> adalah maf'ul (objek) dari <em>kuunuu</em></li><li><em>Khosa-a</em> = he repelled/dia telah diusir → <em>khoosi-un</em> = a despised/sesuatu yang dibenci → <em>khoosi-uuna</em> = bentuk jamaknya → manshub jadi <em>khoosi-iina </em>(<em>qiroodatan</em> juga manshub), lalu sama-sama berjenis kelamin lelaki jamak, sama-sama naqiroh (indefinit), berarti <em>khoosi-iina </em>adalah na'at (sifat) dari <em>qiroodatan</em></li></ul><em>Wa laqod 'alimtumul ladziina' tadau minkum fis sabti faqulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And indeed verily you-all knew those who transgressed to each other from you-all in THE Sabbath, then *We* said to all of you, "You-all be despised apes!"<br /><u>Indonesia</u>: Dan sungguh pastilah kalian telah tahu orang-orang yang saling melampaui batas dari kalian dalam hari Sabtu, lalu *Kami* berkata pada mereka "Kalian jadilah kera yang dibenci"<br /><br /><strong>Wa laqod 'alimtumul ladziina'tadau minkum fis sabti</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil bahwa Dia telah mengirim adzab ke desa yang tidak menaatiNya dan melanggar janjinya untuk menghormati kesucian hari Sabbath (Sabtu). Mereka membuat akal-akalan untuk menghindari menghormati hari Sabtu dengan menaruh jala, pancing, dan kolam air buatan untuk memancing sebelum Sabtu. Saat ikan-ikan banyak berdatangan di hari Sabtu seperti biasa, ikan-ikan tertangkap dalam jala dan pancing selama hari Sabtu. Malam harinya setelah Sabbath berakhir (setelah Sabtu Maghrib) mereka mengambil ikan. Saat mereka melakukannya, Allah mengubah mereka dari manusia menjadi monyet, yaitu hewan yg paling mirip manusia. Perbuatan mereka nampaknya halal, tapi sebenarnya akal-akalan saja. Oleh karena itu, hukuman mereka adalah pantas dengan kejahatan mereka.<br /><br />Al A'roof 163: <em>Was-alhum</em> (dan tanyakan mereka) <em>'anil qoryatil latii kaanat haa-dlirotal bahr </em>(tentang negeri yang dekat laut), <em>idz ya'duuna fis sabti</em> (saat mereka melampaui batas dalam Sabbat) <em>idz taktiihim</em> <em>hiitaanuhum yauma sabtihim</em> <em>syarro'an</em> (saat ikan-ikan mereka datang pada mereka pada hari Sabtu mereka secara terang-terangan (terapung)) <em>wa yauma laa yasbituuna</em> laa taktiihim (padahal pada hari selain Sabtu mereka tidak mendatangi mereka), <em>ka dzaalika nabluuhum</em> (seperti itu *Kami* menguji mereka) <em>bimaa kaanuu yafsuquun</em> (karena mereka adalah orang-orang fasiq)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu Allah menyuruh Muhammad bertanya kepada Yahudi yang bersamanya, tentang kisah Yahudi yang tidak taat kepada perintah Allah, sehingga adzabNya menimpa mereka tiba-tiba karena kejahatan mereka, pelampauan batas, dan keingkaran dengan cara akal-akalan. Ingatkan juga Yahudi (wahai Muhammad) agar tidak menyembunyikan deskripsimu di kitab-kitab mereka, sehingga mereka tidak mengalami seperti yang dialami nenek moyang mereka. Negeri yang dimaksud adalah Eilah (Aylah), di pesisir Al Qulzum (Laut Merah). Mereka telah melanggar hari Sabbath.<br /><br />Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Dawud bin Abu Al Husain: dari Ikrimah: dari Ibn 'Abbas (begitu pula dari Mujahid, Qotadah, dan As Suddi): Sebuah desa bernama Aylah di antara Madyan dan Ath Thuur (yaitu di Sinai).<br /><br />Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: Ikan di hari Sabtu nampak jelas di permukaan air, sementara di hari lain sulit bahkan hampir tidak bisa didapat.<br /><br />Atsar Ibn Jarir: Allah menguji mereka dengan membuat ikan berenang dekat permukaan air di hari mereka dilarang mencari ikan. Ikan tersembunyi dari mereka di hari mereka diperbolehkan mencari ikan.<br /><br />Hadits shohih Abu 'Abdullah Ibn Baththoh: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: <em>Laa tartakibuu</em> <em>martakabatil yahuudu</em> (jangan kalian mengulangi apa yang dilakukan Yahudi) <em>fa tastahiluu mahaarimallaahi bi idnal hiyal</em> (dan melanggar larangan Allah dengan akal-akalan)<br /><br /><u>Golongan yg Melanggar, Golongan yg Mengingatkan, Golongan yg Diam Saja</u><br /><br />Al A'roof 164: <em>Wa idz qoolat ummatun minhum</em> (dan saat suatu umat dari mereka berkata) <em>lima ta'i-dhuuna qouman</em> <em>allaahu mauhlikuhum </em>("Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah membinasakan mereka) <em>au mu'adzdzibuhum 'adzaaban syadiidan</em> (atau yang Dia mengadzab mereka adzab yg sangat keras?") <em>qooluu ma'dzirotan ilaa robbikum qa la'allahum yattaquuna</em> (Mereka telah berkata "Sebagai alasan kepada Robb kalian, dan semoga mereka jadi takut (Allah)").<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: penduduk desa ini terbagi tiga kelompok:<br />1. Kelompok yang melanggar larangan menangkap ikan di hari Sabtu.<br />2. Kelompok yang melarang mereka melampaui batas dan menjauhi mereka.<br />3. Kelompok yang tidak melarang tapi tidak ikut melanggar.<br />Kelompok ketiga bertanya kepada kelompok kedua, "Kenapa kalian melarang mereka dari berbuat jahat, padahal kalian telah tahu mereka dibinasakan dan diadzab Allah? Itu tidak ada gunanya." Kelompok kedua menjawab, "Karena kami diperintahkan untuk 'amar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) nahii munkar (mencegah perbuatan jahat) dengan harapan bahwa karena nasehat kami, mereka menghentikan perbuatan jahat ini dan bertobat kepada Allah. Sesungguhnya kalau mereka bertobat kepada Allah, Allah akan menerima tobat mereka dan merahmati mereka.<br /><br />Al A'roof 165: <em>Fa lammaa nasuu maa dzukkiruu bihii</em> (maka saat mereka lupa dengan apa yang mereka telah diperingatkan dengannya) <em>anjainaal ladziina yanhauna anis suu-i</em> (*Kami* telah menyelamatkan orang-orang yang mencegah dari kejahatan) <em>wa akhodznal ladziina dholamuu bi 'adzaabin ba-iisin</em> (dan Kami menimpakan orang-orang yang dholim dengan adzab yang keras) <em>bimaa kaanuu yafsuquuna</em> (karena mereka adalah orang-orang fasiq).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Mereka yang menyuruh kebaikan diselamatkan, mereka yang melampaui batas dihancurkan, tapi Allah tidak menyebutkan akhir dari kelompok ketiga (yang pasif), dan ganjaran setimpal dengan perbuatan.Golongan pertama lupa apa yg telah dilarang Allah, dan menolak saran golongan kedua. Allah menyelamatkan golongan kedua dan mengadzab golongan pertama.<br /><br />Atsar Ikrimah: Aku pernah mendiskusikannya dengan Ibn 'Abbas tentang ini, tadinya aku tidak tahu apakah mereka diselamatkan atau tidak, lalu aku melanjutkan diskusi dengannya sampai aku meyakinkan dia bahwa mereka diselamatkan. Lalu dia memberiku (hadiah) pakaian.<br /><br /><strong>Fa qulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina</strong><br /><br />Al A'roof 166: <em>Fa lammaa 'atau 'an maa nuhuu 'anhu</em> (maka saat mereka telah melanggar dari apa yang mereka dilarang darinya) <em>qulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina</em> (Kami berkata kepada mereka "Kalian jadilah kera yang dibenci!")<br /><br />Al Maa-idah 60: <em>Qul hal unabbi-ukum</em> (kamu katakanlah, maukah aku beritahu kalian) <em>bi syarrin min dzaalika ma-tsuubatan 'indalloohi</em> (tentang yang lebih buruk dari itu (orang fasik) dalam hal pembalasannya di sisi Allah)? <em>Man la'anahulloohu wa gho-dliba 'alaihi</em> ((Yaitu) orang yang dilaknat dan dimurkai Allah) <em>wa ja'ala minhumul qirodata wal khonaaziiro</em> (dan Dia telah menjadikan kera-kera dan babi-babi dari mereka) <em>wa 'abadath thoo-ghuut</em> (dan penyembah Thoghut (alternatif apapun selain Allah)). <em>Ulaa-ika syarrun makaanan</em> (mereka itu lebih buruk tempatnya) <em>wa a-dlollu 'an sawaa-is sabiil</em> (dan itu lebih sesat dari jalan yg lurus)<br /><br />Hadits Muslim: dari Ibn Mas'ud: Rosululloh pernah ditanya apakah kera-kera dan babi zaman sekarang adalah orang-orang yang Allah telah rubah? Dia berkata: <em>Innallooha lam yuhlik qouman</em> <em>au lam yamsakh qouman fa yaj'ala lahum naslan wa laa 'aqiban </em>(sesungguhnya Allah tidak pernah menghancurkan suatu kaum atau merubah suatu kaum lalu Dia menjadikan atas mereka keturunan dan tidak pula penerus). Wa innal qiroodatan wal khonaaziiro kaanat qobla dzaalika (dan sesungguhnya kera-kera dan babi-babi telah ada sebelum itu).<br /><br />Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: Allah mengubah tubuh mereka menjadi kera-kera dan babi-babi. Anak mudanya menjadi kera, orang tuanya menjadi babi.<br /><br />Atsar Syaiban An Nahwi: dari Qotadah: mereka diubah jadi kera berekor yang meraung-raung, baik lelaki ataupun perempuan.<br /><br />Atsar Ibnu Abi Hatim: dari Ibn 'Abbas: Mereka yang melanggar kesucian hari Sabbath dirubah jadi kera-kera, lalu mereka binasa tanpa keturunan.<br /><br />Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: Allah mengubah mereka jadi kera-kera karena dosa-dosa mereka. Mereka hanya hidup di bumi 3 hari saja, karena tidak ada orang yang dirubah bisa hidup lebih dari 3 hari. Mereka tidak makan, tidak minum, ataupun punya keturunan. Allah mengubah wujud mereka jadi kera, dan Dia melakukan apa yang Dia mau, dengan siapa Dia mau, dan Dia mengubah bentuk siapapun yang Dia mau. Di sisi lain, Allah menciptakan kera, babi, dan ciptaan lain selama 6 hari penciptaan.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-24485144883140627772010-07-10T16:01:00.000-07:002010-07-12T16:17:55.129-07:00Al Baqoroh ayat 64AYAT 64: <strong>Tsumma tawallaitum min ba’di dzaalika falau laa fadl-lullaahi 'alaikum wa rohmatuhuu lakuntum minal khoosiriina</strong><br /><ul><li><em>Tsumma</em> = then/lalu</li><li><em>Walla</em> = he was near/dia telah dekat → <em>wallaa</em> (wazan 5: dilakukan untuk seseorang) = he turned/dia telah berpaling → <em>tawallaitum</em> = you-all turned/kalian telah berpaling</li><li><em>Min</em> = from/dari</li><li><em>Ba'dun</em> = after/setelah → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>ba'dun</em> majrur jadi <em>ba'din</em></li><li><em>Dzaalika</em> = that → <em>ba'din</em> hilang tanwin jadi <em>ba'di</em>, berarti <em>dzaalika </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>ba'di</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Lau</em> = if/kalau</li><li><em>Laa</em> → laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Fadl-lun</em> = a grace/suatu karunia</li><li>Allah majrur jadi <em>Alloohi</em>, dan <em>fadl-lun </em>hilang tanwin jadi <em>fadl-lu</em>, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>fadl-lu</em></li><li><em>'Alaa</em> = upon/atas</li><li><em>Kum</em> = you-all/kalian → <em>'alaa+kum = 'alaikum</em></li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Rohmatun</em> = a mercy/suatu rahmat</li><li><em>Hu</em> = him/dia → <em>rohmatun</em> hilang tanwin jadi <em>rohmatu</em>, berarti <em>hu </em>adalah mudlof ilaih dari <em>rohmatu</em></li><li>La = surely/niscaya</li><li><em>Kaana</em> = he was/dia → <em>kuntum</em> = you-all were</li><li><em>Min</em> = from/dari → <em>al-khoosiriina </em>berawalan vokal, maka <em>min</em> jadi <em>mina</em></li><li><em>Khosiro</em> = he lost/dia telah rugi → <em>khoosiru</em> = a loser/seorang yang merugi → <em>al-khoosiruuna</em> = THE losers (bentuk jamak definitnya) → <em>min</em> adalah preposisi, maka <em>al-khoosiruuna</em> majrur jadi <em>al-khoosiriina</em></li></ul><em>Tsumma tawallaitum min ba'di dzaalika falau laa fadl-lullaahi 'alaikum wa rohmatuhuu lakuntum minal khoosiriina</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then you-all turned after that, then if Allah's grace is not upon you-all, as well as His mercy, surely you-all were from THE losers.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu kalian berpaling setelah itu, lalu jika karunia Allah tidak atas kalian, begitu pula rahmatNya, niscaya kalian tergolong orang-orang yang merugi.<br /><br /><strong>Tsumma tawallaitum min ba'di dzaalika</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: setelah perjanjian tegas yang Bani Isroil berikan, mereka masih menyimpang dan melanggar janji mereka.<br /><br /><strong>Falau laa fadl-lullaahi 'alaikum wa rohmatuhuu</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: karunia dan rahmat Allah di sini adalah berupa mengampuni Bani Isroil dan menurunkan para nabi dan rosul untuk mereka.<br /><br /><strong>La kuntum minal khoosiriina</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu THE losers di dunia dan akhirat karena mereka melanggar janji itu.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-7386848195494150912010-07-10T15:14:00.000-07:002010-07-12T16:18:03.431-07:00Al Baqoroh ayat 63AYAT 63: <strong>Wa idz akhodznaa mii-tsaaqokum wa rofa'naa fauqokumuth thuuro, khu-dzuu maa aatainaakum biquwwatin wadzkuruu maa fiihi la’allakum tattaquuna</strong><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (past tense)</li><li><em>Akhodza </em>= he took/dia telah mengambil → <em>akhodznaa </em>= we took/kami telah mengambil</li><li><em>Miitsaaqun</em> = a treaty/sebuah perjanjian → manshub jadi <em>miitsaaqon</em>, berarti <em>miitsaaqon</em> adalah maf'ul (objek) dari <em>akhodznaa</em></li><li><em>Kum </em>= kalian → <em>miitsaaqon</em> hilang tanwin jadi <em>miitsaaqo</em>, berarti <em>kum</em> adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>miitsaaqo</em></li><li><em>Rofa'a</em> = he raised/dia telah mengangkat → <em>rofa'naa</em> = we raised/kami telah mengangkat</li><li><em>Fauqun</em> = over/melebihi → manshub jadi <em>fauqon</em>, berarti <em>fauqon</em> adalah maf'ul dari <em>rofa'naa →</em> <em>fauqon</em> hilang tanwin jadi <em>fauqo</em>, berarti <em>kum</em> adalah mudlof ilaih dari <em>fauqo</em></li><li><em>Ath-thuuru</em> = THE Mount/sang gunung → manshub jadi <em>ath-thuuro</em>, berarti <em>ath-thuuro</em> adalah maf'ul kedua dari <em>rofa'a</em></li><li><em>Akhodza </em>= he took/dia telah mengambil → <em>Khudzuu</em> = you all take!/kalian ambillah!</li><li><em>Maa</em> = what/apa yang (ism maushul = relative pronoun)</li><li><em>Ataa</em> = he came/dia telah datang → <em>aataa</em> (wazan 4: causative) = he gave/dia telah mendatangkan → <em>aatainaa</em> = we gave/kami telah mendatangkan</li><li><em>Bi</em> = with/dengan</li><li><em>Quwwatun</em> = a strength → <em>bi</em> adalah preposisi, maka <em>quwwatun</em> majrur jadi <em>quwwatin</em></li><li><em>Dzakaro</em> = he remembered/dia telah mengingat → <em>udzkuruu</em> = you-all remember!/kalian ingatlah!</li><li><em>Fii</em> = in/di dalam</li><li><em>Hu</em> = he/dia → <em>fii</em> adalah preposisi, maka <em>hu</em> majrur jadi <em>hi</em></li><li><em>La'alla</em> = perhaps/mungkin</li><li><em>Waqoo</em> = he protected/dia telah melindungi → <em>ittaqoo</em> = he feared/dia telah takut → <em>tattaquuna</em> = you-all fear/kalian takut</li></ul><em>Wa idz akhodznaa mii-tsaaqokum wa rofa'naa fauqokumuth thuuro, khu-dzuu maa aatainaakum biquwwatin wadzkuruu maa fiihi la'allakum tattaquuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when *We* took your treaty and *We* raised THE mount over you-all, "You-all take what *We* gave you-all with strength! And you-all remember what is in him (Taurot)! Perhaps you-all fear".<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat *Kami* telah mengambil perjanjian kalian dan *Kami* telah mengangkat Sang Gunung di atas kalian, "Kalian ambillah apa yang telah Kami datangkan (kepada) kalian dengan kekuatan, dan ingatlah apa yang di dalamnya (Taurot) mungkin kalian takut"<br /><br /><strong>Ayat serupa</strong><br /><strong></strong><br />Al A'roof 171: <em>Wa idz nataqnal jabala fauqohum</em> (dan (ingatlah) saat *Kami* telah mengangkat Sang Gunung di atas mereka) <em>ka-annahu dhollatun</em> (seolah-olah dia adalah naungan) <em>wa dhonnuu annahuu waaqi'un bihim</em> (dan mereka telah mengira bahwa dia jatuh kepada mereka) <em>khu-dzuu maa aatainaakum bi quwwatin</em> ("Kalian ambillah apa yang telah Kami datangkan kepada kalian dengan kekuatan) <em>wadzkuruu maa fiihi la'allakum tattaquuna</em> (dan ingatlah apa yang di dalamnya (Taurot) mungkin kalian takut).<br /><br /><strong>Wa idz akhodznaa mii-tsaaqo kum</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil atas janji, ikrar, dan sumpah yang Dia ambil dari mereka agar percaya kepada Dia saja, tanpa partner, dan mengikuti rosulNya. Saat Dia mengambil janji dari mereka, Allah mengangkat gunung di atas kepala mereka, sehingga mereka menegaskan ikrar yang mereka telah berikan kepada Allah dan mereka menaatinya dengan ikhlas dan serius.<br /><br /><strong>Wa rofa’naa fauqokumuth thuur</strong><br /><br />Atsar Ibn 'Abbas, Mujahid, 'Atho', 'Ikrimah, Al Hasan Al Bashri, Adh Dhohhak, Ar Robi' bin Anas: berdasar Al A'roof 171, Ath Thuur artinya Al Jabal/THE mount.<br /><br />Atsar Ibn 'Abbas: Ath Thuur adalah jenis gunung yang ditumbuhi tumbuhan. Yang tidak ada tumbuhannya, bukan Ath Thuur.<br /><br />Atsar Ibn 'Abbas: Saat mereka menolak untuk menaati, Allah mengangkat gunung diatas kepala mereka sehingga mereka mau mendengarkan.<br /><br /><strong>Khu-dzuu maa aatainaakum bi quwwatin</strong><br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu Taurot.<br /><br />Atsar Mujahid: taatilah dengan ketat.<br /><br /><strong>Wadzkuruu maa fiihi la'allakum tattaquuna</strong><br /><br />Atsar Abul 'Aliyah dan Ar Robi' bin Anas: bacalah dan amalkanlah Taurot.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-21148314698311888222010-07-07T14:32:00.000-07:002010-07-10T09:52:09.569-07:00Al Baqoroh ayat 62AYAT 62: <strong>Innal ladziina aamanuu wal ladziina haaduu wan nashooroo wash shoobi-iina man aamana billaahi wal yaumil aakhiri wa 'amila shoolihan fa lahum ajruhum 'inda robbihim, wa laa khoufun 'alaihim wa laa hum yahzanuuna</strong><br /><ul><li><em>Inna</em> = sesungguhnya → berarti <em>alladziina aamanuu</em> adalah ism inna</li><li><em>Alladziina</em> = those who/yang → berarti kalimat setelahnya akan dikatabendakan, yaitu aamanuu</li><li><em>Amina</em> = he felt secure/dia telah mempercayakan → <em>aamana</em> (wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → <em>aamanuu</em> = they believed/mereka telah percaya</li><li><em>Wa</em> = dan</li><li><em>Alladziina</em> = those who/yang → berarti kalimat setelahnya akan dikatabendakan, yaitu <em>haaduu</em></li><li><em>Haada</em> = he became Jews/dia telah menjadi Yahudi → <em>haaduu</em> = they became Jews/mereka telah menjadi Yahudi</li><li><em>Nashoro</em> = he helped/dia telah menolong → <em>nashrooniyyan</em> = a Christian/seorang Nasrani → <em>nashooroo</em> = Christians (bentuk jamak) → <em>an-nashooroo</em> = THE Christians (jamak definit)</li><li><em>As-shoobi-uuna</em> = THE Sabians</li><li><em>Man</em> = who/yang (ism maushul/relative pronoun)</li><li><em>Aamana</em> (wazan 4 dari amina) = he believed/dia telah percaya</li><li><em>Bi</em> = with/dengan → <em>bi</em> adalah preposisi, maka <em>Allah</em> majrur jadi <em>Allaahi</em></li><li><em>Yaumun</em> = a day/suatu hari → <em>al-yaumu</em> = THE day → <em>bi</em> adalah preposisi, maka <em>al-yaumu</em> majrur jadi <em>al-yaumi</em></li><li><em>Al-aakhiru</em> = the last/yang terakhir → sama-sama majrur (berakhiran "i" jadi <em>al-aakhiri</em>), definit (berawalan "al"), maskulin, dan singular seperti <em>al-yaumi</em>, berarti <em>al-aakhiru</em> adalah na'at (sifat) dari <em>al-yaumi</em></li><li><em>'Amila</em> = he did/dia telah melakukan</li><li><em>Shola<u>h</u>a</em> = he were righteous/dia telah saleh → <em>shooli<u>h</u>an</em> = righteous deeds</li><li><em>Fa</em> = then/maka</li><li><em>La</em> = for/bagi</li><li><em>Hum</em> = them/mereka</li><li><em>Ajrun</em> = a reward/sebuah ganjaran → <em>ajrun</em> hilang tanwin jadi <em>ajru</em>, berarti <em>hum</em> adalah mudlof ilaih dari <em>ajru → lahum</em> adalah mubtadak, <em>ajruhum</em> adalah khobar, sehingga di terjemahannya ditambahkan "adalah"</li><li><em>'Inda</em> = with/di sisi</li><li><em>Robbun</em> = lord → <em>'inda </em>adalah preposisi, maka <em>robbun</em> majrur jadi <em>robbin →</em> <em>robbin</em> hilang tanwin jadi <em>robbi</em>, dan <em>hum</em> majrur jadi <em>him</em>, berarti <em>him</em> adalah mudlof ilaih dari <em>robbi</em></li><li><em>Laa</em> = laa nafiyah (negasi)</li><li><em>Khoofa</em> = he feared/dia telah takut → <em>khoufun</em> = a fear/sebuah ketakutan</li><li><em>'Alaa</em> = upon/atas → <em>'alaa</em> adalah preposisi, maka <em>hum</em> majrur jadi <em>him</em> → <em>'alaa+him = 'alaihim</em></li><li><em>Hum</em> = they/mereka</li><li><em><u>H</u>azana</em> = he grieved/dia telah bersedih → <em>yahzanuuna</em> = they grieve/mereka bersedih (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)</li></ul><em>Innal ladziina aamanuu wal ladziina haaduu wan nashooroo wash shoobi-iina man aamana billaahi wal yaumil aakhiri wa 'amila shoolihan fa lahum ajruhum 'inda robbihim, wa laa khoufun '</em><em>alaihim wa laa hum yahzanuuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Verily, those who believed and those who became Jews and Christians and Sabians, he who believed in Allah and the last day and he did good deeds, then for them is their rewards with Allah, and no fear upon them and they don't grieve.<br /><u>Indonesia</u>: Sesungguhnya, orang-orang yang telah percaya dan orang-orang yang menjadi Yahudi dan Nasrani dan Shobi'in, dia yang percaya kepada Allah dan hari akhir dan berbuat baik maka bagi mereka adalah ganjaran di sisi Robb mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak bersedih.<br /><br /><strong>Tujuan ayat</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Setelah Allah menjelaskan seperti apa dan apa hukumannya orang-orang yang melanggar perintah dan laranganNya, dan melampaui batas dengan melakukan yang diharamkanNya, Dia menyatakan bahwa bangsa sebelumnya (dan bangsa-bangsa sampai hari kiamat) yang saleh dan taat mendapat ganjaran karena perbuatan baiknya. Maka siapa yang mengikuti nabi dan rosul yang ummii (butahuruf) akan mendapat kebahagiaan abadi dan takkan pernah takut terhadap masa depan dan takkan sedih terhadap masa lalu.<br /><br />Yunus 62: <em>Alaa inna auliyaa-allaahi </em>(ingatlah sesungguhnya wali (sahabat, orang yang menuruti nasehat) Allah) <em>laa khoufun 'alaihim</em> (tidak ada rasa takut atas mereka) <em>wa laa hum yahzanuun </em>(dan mereka tidak bersedih).<br /><br />Para malaikat berkata kepada orang beriman saat akan dicabut nyawanya:<br />Fushshilat 30: <em>Innal ladziina qooluu robbunallaahu</em> (sesungguhnya orang yg berkata "Robb kami adalah Allah") <em>tsummas taqoomuu</em> (lalu mereka konsisten) <em>tatanazzalu 'alaihimul malaa-ikatu</em> (malaikat turun kepada mereka malaikat) <em>an laa takhoofuu wa laa tahzanuu </em>(bahwa "Jangan kalian takut dan jangan kalian bersedih) <em>wa absyiruu bil jannatil latii kuntum tuu'aduuna</em> (dan kalian kabarkanlah berita gembira dengan surga yang kalian dijanjikan)<br /><br /><strong>Innal ladziina aamanuu</strong><br /><br />Atsar 'Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: ayat ini turun sebelum Allah menurunkan Ali 'Imroon 85:<br />Ali Imron 85: <em>Wa man yabtaghi ghoirol islaami diinan</em> (dan dia yang mencari selain agama Islam) <em>fa lan yuqbala minhu</em> (maka dia tidak diterima darinya). <em>Wa huwa fil aakhiroti minal khoosiriina</em> (dan dia adalah tergolong orang-orang yang merugi di akhirat).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah takkan menerima perbuatan apapun dari siapapun kecuali jika sesuai dengan syari'at Muhammad, yaitu setelah Allah mengirim Muhammad. Sebelumnya, setiap orang yang mengikuti petunjuk rosulnya, maka dia berada dalam jalan yang benar, mengikuti petunjuk yang benar, dan terselamatkan.<br /><br /><strong>Wal ladziina haaduu</strong><br /><strong></strong><br />Tafsir Ibn Katsir: Yahudi adalah pengikut Musa yang berhukum pada Taurot.<br /><br />Al A'roof 156: <em>Innaa hudnaa ilaika</em> (sesungguhnya kami (Bani Isroil) bertobat kepada-Mu)<br /><br /><strong>Wan Nashooroo</strong><br /><strong></strong><br />Asal kata <em>nasrani </em>adalah dari kata <em>anshor</em>, artinya penolong:<br />Ali Imron 52: <em>Fa lamma ahassa 'iisaa minhumul kufro</em> (lalu saat Isa telah menyadari keingkaran dari mereka (Bani Isroil)) <em>qoola man anshoorii ilallaah</em> (dia berkata "Siapa yang menjadi penolongku untuk Allah)? <em>Qoolal hawaariyyuuna nahnu anshoorullaah</em> (orang-orang Hawariyyun (sahabat Isa) berkata "Kamilah penolong Allah"), <em>aamannaa billaahi</em> (kami percaya kepada Allah), <em>wasyhad bi annaa muslimuuna</em> (dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berlapang dada)). <br /><br />Atsar Qotadah, Ibn Juroij dan Ibn 'Abbas: mereka dipanggil Nashooroo karena mereka tinggal di daerah bernama An-Nashiroh (Nazareth).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Saat Allah mengirim Muhammad sebagai nabi dan rosul terakhir kepada semua keturunan Adam, seluruh manusia diwajibkan percaya kepadanya, menaatinya, dan menjauhi apa yang dilarangnya. Mereka yang melakukannya adalah orang yang percaya.<br /><br /><strong>Wash Shoobi-iina</strong><br /><strong></strong><br />Atsar Mujahid, Wahb bin Munabbih, Ibn Abi Najih, 'Atho', dan Sa'id bin Jubair: Shobi-in bukan Majusi, Yahudi, Nasrani, dan bukan politheis, tapi mereka tidak punya agama tertentu karena mereka hidup dalam fitrah mereka (insting alam). Itulah kenapa orang musyrik memanggil pemeluk Islam sebagai Shobi-in, artinya mengabaikan semua agama yang ada saat itu.<br /><br />Atsar Abul Aliyah, Ar Robi’ bin Anas, As Suddi, Jabir bin Zaid, Adh Dhohhak, dan Ishaq bin Rohawaih: Shobi-in adalah kelompok Ahli Kitab yang membaca kitab Psalm (Zabur).<br /><br />Atsar Abdurrohman bin Mahdi: dari Mu'awiyah bin Abdul Karim: dari Al Hasan Al Bashri: Shobi-in adalah kaum penyembah malaikat.<br /><br />Atsar Ar Rozi: Shobi-in adalah kaum penyembah bintang karena menurut mereka Allah menjadikan bintang sebagai kiblat untuk ibadah dan doa, Allah menyerahkan pengaturan urusan alam ini kepada bintang.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-5806014679724101952010-07-05T12:23:00.000-07:002010-07-06T14:36:58.917-07:00Al Baqoroh ayat 61AYAT 61: <strong>Wa idz qultum yaa muusaa lan nashbiro 'alaa thoo'amin waahidin, fad'u lanaa robbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitul ardlu min baqlihaa wa qitstsaa-ihaa wa fuumihaa wa adasihaa wa ba-shoolihaa, qoola a tastabdiluunal ladzii huwa adnaa billadzii huwa khoirun, ihbithuu mishron, fa inna lakum maa sa-altum, wa dluribat 'alaihimudz dzillatu wal maskanatu wa baa-uu bi gho-dlobin minalloohi, dzaalika bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi wa yaqtuluunan nabiyyiina bi ghoiril haqq, dzaalika bimaa 'a-shou wa kaanuu ya'taduuna</strong><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (untuk past tense)</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qultum </em>= you-all said/kalian telah berkata</li><li><em>Yaa </em>= O/wahai → kata nidak, untuk memanggil dalam bahasa Arab</li><li><em>Lan </em>= will never/takkan</li><li><em>Shobaro </em>= he endured/dia telah bersabar → <em>nashbiru</em> = we endure/kami bersabar (fi'l mudloorik) → karena ada <em>lan</em>, maka kalimatnya menjadi subjunctive, sehingga menjadi <em>nashbiro</em></li><li><em>'Alaa </em>= on/atas</li><li><em>Tho'ima </em>= he ate/dia telah makan → <em>tho'aamun </em>= an eater/seorang pemakan (ism fa'il = yang me-) → <em>'alaa </em>adalah preposisi, maka <em>tho'aamun </em>majrur jadi <em>tho'aamin</em></li><li><em>Waa<u>h</u>idan = wa<u>h</u>iidan </em>= one/satu → majrur jadi <em>waa<u>h</u>idin </em>(sama dengan tho'aamin), sama-sama berjenis kelamin lelaki, dan sama-sama naqiroh (indefinit) dengan <em>tho'aamin</em>, berarti <em>waa<u>h</u>idin</em> adalah na'at dari <em>tho'aamin</em></li><li><em>Fa</em> = then/lalu</li><li><em>Da'aa</em> = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → <em>ud'u </em>= you invoke!/kamu doakanlah</li><li><em>La </em>= for/bagi</li><li><em>Naa </em>= us/kami</li><li><em>Robbun</em> → manshub jadi <em>robban</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>ud'u</em></li><li><em>Ka</em> = you/kamu → <em>robban </em>hilang tanwin jadi <em>robba</em>, berarti <em>ka </em>adalah mudlof ilaih dari <em>robba</em></li><li><em>Khoroja</em> = he came out/dia telah keluar → <em>akhroja </em>(wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan → <em>yukhriju</em> = you bring forth/kamu mengeluarkan → karena posisinya dalam kalimat adalah jussive, maka harus berubah jadi <em>yukhrij</em></li><li><em>Min</em> = from/dari</li><li><em>Maa</em> = what/apa yang → <em>min + maa = mimmaa</em></li><li><em>Nabata</em> = he produces/dia telah menghasilkan → <em>anbata </em>(wazan 4: causative) = he grew/dia telah tumbuh → <em>tunbitu </em>= she grows/dia telah tumbuh</li><li><em>Al-ardlu</em> = THE earth → jenis kelamin = wanita, dan marfu' (berakhiran "u"), sehingga posisinya adalah fa'il (subjek) dari <em>tunbitu</em></li><li><em>Baqlun</em> = a herb/sebuah sayuran → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>baqlun </em>majrur jadi <em>baqlin</em></li><li><em>Haa </em>= her/dia → berjenis kelamin wanita, berarti mengacu pada <em>al-ardlu → baqlin </em>hilang tanwin jadi <em>baqli</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih dari <em>baqli</em></li><li><em>Qitstsaa-un </em>= a cucumber/sebuah mentimun → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>qitstsaa-un</em> majrur jadi <em>qitstsaa-in</em> → <em>qitstsaa-in</em> hilang tanwin jadi <em>qitstsaa-i</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih dari <em>qitstsaa-i</em></li><li><em>Fuumun </em>→ <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>fuumun</em> majrur jadi <em>fuumin </em>→ <em>fuumin </em>hilang tanwin jadi <em>fuumi</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih dari <em>fuumi</em></li><li><em>'Adasun </em>= a lentil/sebuah kacang adas → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>'adasun </em>majrur jadi <em>'adasin</em> → <em>'adasin </em>hilang tanwin jadi <em>'adasi</em>, berarti <em>haa </em>adalah mudlof ilaih dari <em>'adasi</em></li><li><em>Basholun </em>= an onion/sebuah bawang berah → <em>min</em> adalah preposisi, maka <em>basholun</em> majrur jadi <em>basholin</em> → <em>basholin</em> hilang tanwin jadi <em>basholi</em>, berarti <em>haa</em> adalah mudlof ilaih dari <em>basholi</em></li><li><em>Qoola</em> = he said/dia telah berkata (fi'l ma-dlii = kata kerja past tense)</li><li><em>A</em> = apakah → ism istifhaam/kata tanya: mengubah kalimat selanjutnya jadi kalimat tanya</li><li><em>Badala</em> = he changed/dia telah berubah → <em>istabdilu</em> (wazan 10: meminta agar <em>badala</em> dilakukan) = he exchanged/dia telah menukar → <em>tastabdiluuna</em> = you-all exchange (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)</li><li><em>Alladzii</em> = one which/yang → berarti kalimat setelahnya dikatabendakan</li><li><em>Huwa</em> = he/dia</li><li><em>Danaa</em> (akhiran "a" yang memanjangkan "na") = he approached/dia telah menjangkau → <em>adnaa</em> (akhiran "y" yang memanjangkan "na") = an inferior/suatu yang lebih rendah → <em>adnaa</em> adalah khobar, dan <em>huwa </em>adalah mubtadak</li><li><em>Bi</em> = upon/atas</li><li><em>Khoirun </em>= better/lebih baik → <em>khoirun </em>adalah khobar, <em>huwa </em>adalah mubtadak</li><li><em>Habathu</em> = he went down/dia telah pergi turun → <em>ihbithuu</em> = you-all go down!/kalian pergi turunlah</li><li><em>Mishrun = </em>a city/sebuah kota, sedangkan <em>Mishro</em> artinya Mesir → <em>mishrun </em>manshub jadi <em>mishron</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>ihbithuu</em></li><li><em>Inna </em>= verily/sesungguhnya → berarti <em>lakum</em> adalah ism inna, <em>maa sa-altum</em> adalah khobar inna → sehingga di terjemahannya diberikan "adalah" di tengah-tengahnya</li><li><em>Kum = </em>you-all/kalian</li><li><em>Sa-ala </em>= he asked/dia telah meminta → <em>sa-altum </em>= you-all asked/kalian telah meminta</li><li><em>Dloroba</em> = he set forth/dia telah menimpakan → <em>dluriba </em>= he was set forth/dia telah ditimpakan → <em>dluribat</em> = she was set forth/dia telah ditimpakan</li><li><em>Hum </em>= they/mereka → <em>'alaa </em>adalah preposisi, maka <em>hum </em>majrur jadi <em>him </em>→ <em>'alaa+him='alaihim</em></li><li><em>Dzulila </em>= he was humiliated/dia telah mempermalukan → <em>dzillatun </em>= a humiliation/sebuah kehinaan (jenis kelamin: wanita) → <em>adz-dzillatu </em>= THE humiliation (bentuk definitnya) → menduduki posisi naa'ibun fa'il (subjek) dari <em>dluribat</em></li><li><em>Sakana </em>= he dwelt/dia telah tinggal → <em>maskanun </em>= a poor/seorang miskin (jenis kelamin: lelaki) → <em>maskanatun </em>= a poverty/suatu kemiskinan (jenis kelamin: wanita) → <em>al-maskanatu</em> = THE poverty (bentuk definitnya)</li><li><em>Baa-a </em>= he drew/dia telah menarik → <em>baa-uu </em>= they drew/mereka telah menarik</li><li><em>Bi </em>= with/dengan</li><li><em>Ghodliba </em>= he was angry/dia telah marah → <em>ghodlobun </em>= an anger/sebuah kemarahan → <em>bi </em>adalah preposisi, maka <em>ghodlobun </em>majrur jadi <em>ghodlobin</em></li><li><em>Allah </em>diawali huruf vokal, maka <em>min </em>berubah jadi <em>mina →</em> <em>mina</em> adalah preposisi, maka <em>Allah </em>majrur jadi <em>alloohi</em></li><li><em>Dzaalika </em>= that/itu → <em>dzaalika </em>adalah mubtadak, <em>bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi </em>adalah khobarnya, sehingga diberikan kata "adalah" di terjemahannya.</li><li><em>Bi </em>= because/karena</li><li><em>Anna </em>(semacam inna)= that/bahwa → <em>hum </em>adalah ism inna, <em>kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi </em>adalah khobar inna</li><li><em>Kaana </em>= he was/dia → <em>kaanuu </em>= they were</li><li><em>Kafaro </em>= he disbelieve/dia telah tidak percaya → <em>yakfuruuna</em> = they disbelieve/mereka tidak percaya</li><li><em>Bi </em>= with/dengan</li><li><em>Aayatun </em>= a sign/a miracle/sebuah tanda/sebuah mukjizat → <em>aayaatun </em>= signs/miracles (bentuk jamaknya) → <em>bi </em>adalah preposisi, maka <em>aayaatun </em>majrur jadi <em>aayaatin</em></li><li><em>Allah </em>majrur jadi <em>Allaahi</em>, dan <em>aayaatin </em>hilang tanwin jadi <em>aayaati</em>, berarti <em>Allaahi </em>adalah mudlof ilaih dari <em>aayaati</em></li><li><em>Qotala </em>= he killed/dia telah membunuh → <em>yaqtuluuna</em> = they kill/mereka membunuh</li><li><em>Nabaa </em>= he informed/dia telah memberitahu → <em>nabiyyun</em> = a prophet/seorang nabi → <em>an-nabiyyuuna </em>= THE prophets (jamak definit) → manshub jadi <em>an-nabiyyiina</em>, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) dari <em>yaqtuluuna</em></li><li><em>Bi </em>(with) + <em>ghoirun </em>(no) = <em>bi ghoirin </em>(without), <em>ghoirun </em>majrur jadi <em>ghoirin </em>karena bi adalah preposisi</li><li><em>Haqqun </em>= a right/sebuah hak → <em>al-haqqu </em>= THE right (bentuk definitnya) → <em>al-haqqu </em>majrur jadi <em>al-haqqi</em>, <em>ghoirin </em>hilang tanwin jadi <em>ghoiri</em>, berarti <em>al-haqqi </em>adalah mudlof ilaih dari <em>ghoiri</em></li><li><em>Bimaa </em>= because/karena → <em>dzaalika </em>adalah mubtadak, <em>bimaa 'ashou</em> adalah khobar, sehingga di terjemahannya, ditambahkan "adalah"</li><li><em>'Ashoo </em>(akhiran "y" memanjangkan "sho") = he disobeyed/dia telah durhaka → <em>'ashouu </em>(akhiran "a" memanjangkan "w") = they disobeyed/mereka telah durhaka</li><li><em>'Aduu </em>= he transgressed/dia telah melampaui batas → <em>i'tadaa</em> (wazan 8: refleksif/pasif)<em> </em>= he transgressed/dia telah melampaui batas → <em>ya'taduuna </em>= they transgress/mereka melampaui batas</li></ul><em>Wa idz qultum yaa muusaa lan nashbiro 'alaa thoo'amin waahidin, fad'u lanaa robbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitul ardlu min baqlihaa wa qitstsaa-ihaa wa fuumihaa wa adasihaa wa ba-shoolihaa, qoola a tastabdiluunal ladzii huwa adnaa billadzii huwa khoirun, ihbithuu mishron, fa inna lakum maa sa-altum, wa dluribat 'alaihimudz dzillatu wal maskanatu wa baa-uu bi gho-dlobin minalloohi, dzaalika bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi wa yaqtuluunan nabiyyiina bi ghoiril haqq, dzaalika bimaa 'a-shou wa kaanuu ya'taduuna </em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when you-all said "O Musa, we will never be patient on one (type of food) eater, then invoke your Lord to us, 'you bring forth to us from what THE earth grows from her (the earth's) herbs, and her cucumber, and her Fuum, and her lentil, and her onion'." He said "Do you-all exchange one which is inferior for one which is better? You all go down to a town! Then verily for you-all are what you-all asked." And THE humiliation, as well as poverty, WAS set forth upon you, and you-all drew with an anger from Allah, that is because that you-all disbelieved with Allah's signs/miracles and you-all killed THE prophets without the right, that is because you disobeyed and you transgressed".<br /><u></u><br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat kalian berkata "Wahai Musa, kami takkan bersabar atas makanan yang satu (macam saja), maka serulah Robbmu untuk kami 'kamu keluarkan untuk kami dari apa yang bumi tumbuh dari sayurannya, dan mentimunnya, dan Fuumnya, dan kacang adasnya, dan bawang merahnya'." Dia berkata "Apakah kalian mengganti dengan yang lebih rendah dari yang lebih baik? Turunlah kalian ke sebuah kota! Lalu sesungguhnya bagi kalian adalah apa yang kalian telah minta." Dan sang kehinaan, dan juga sang kemiskinan, ditimpakan atas mereka, dan mereka telah menarik sebuah kemarahan dari Allah, itu karena mereka telah tidak percaya dengan tanda-tanda/mukjizat-mukjizat Allah dan mereka telah membunuh para nabi tanpa sang kebenaran. Itu adalah karena mereka telah tidak taat dan mereka telah melampaui batas.<br /><br /><strong>Wa idz qultum yaa muusaa lan nashbiro 'alaa thoo'amin waahidin, fad'u lanaa robbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitul ardlu min baqlihaa wa qitstsaa-ihaa wa fuumihaa wa adasihaa wa ba-shoolihaa</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil saat Dia menurunkan al-manna dan burung puyuh kepada mereka, makanan yang baik, asli, bermanfaat, dan mudah didapat, tapi mereka tidak bersyukur atas itu, malah meminta Musa menukar makanan ini dengan makanan yang lebih inferior seperti sayuran, dll.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: Bani Isroil bosan dan tidak sabar dengan tipe makanan yang dirizqikan kepada mereka. Mereka teringat dulunya mereka hidup dengan makan kacang adas, bawang merah, bawang putih, dan sayuran.<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: 'alaa tho'aamin waa<u>h</u>idin, yaitu al-manna dan burung puyuh, karena setiap hari mereka makan itu.<br /><br /><strong>Fuum<br /></strong><br />Atsar Ibn Mas'ud, Ibn Abi Hatim, Al Hasan Al Bashri: maksudnya tsuum (bawang putih)<br /><br />Atsar Ibn Abbas: maksudnya bawang putih, tapi bisa juga berarti dalam bahasa kuno, Fuumuulanaa artinya "buatkan roti untuk kami".<br /><br />Tafsir Ibnu Jarir: kalau fuum artinya tsuum, maka dalam Arab Klasik, huruf "f" bisa diubah-ubah. Contohnya<br /><em>Wa qo'uu fii 'aa-tsuurin syarri = Wa qo'uu fii 'aafuurin syarri </em>(mereka terlibat dalam perkara kejahatan)<br /><em>A-tsaafii = A-tsaa-syi </em>(batu penyangga untuk memasak)<br /><em>Maghoofiirun = Maghoo-tsiirun</em> (pelapis topi perang dari besi)<br /><br />Atsar Ibn Jarir, Ibn Abu Hatim, Ali bin Abu Tholhah, Adh Dhohhak, dan 'Ikrimah: dari Ibn 'Abbas: Fuum artinya gandum.<br /><br />Atsar 'Atho' dan Qotadah: Fuum artinya setiap biji-bijian yg bisa dibuat roti.<br /><br />Tafsir Al Bukhori: Fuum adalah semua biji-bijian yang bisa dimakan.<br /><br /><strong>Qoola a tastabdiluunal ladzii huwa adnaa billadzii huwa khoiru</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Musa menyindir Bani Isroil karena meminta makanan yang kualitas rendah, meskipun mereka menjalani hidup enak, makan enak, bergizi, dan asli.<br /><br /><strong>Ihbithuu mishron</strong><br /><br />Atsar Ibn 'Abbas: Mishron artinya suatu kota.<br /><br />Atsar Ibn Jarir: dari Abul 'Aliyah dan Ar Robi' bin Anas: Mishro adalah Mesir, kotanya Fir’aun. Ini berdasarkan qiroah (cara membaca) Ubay bin Ka'b dan Ibnu Mas’ud, yang tanpa tanwin (dibaca Mishro, bukan Mishron).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Musa berkata, "Apa yang kalian minta itu mudah, karena tersedia berlimpah di kota manapun yang kamu masuki. Karena itu, aku tidak akan minta Allah untuk memberikannya, terutama karena semua itu adalah makanan yang lebih rendah." Permintaan mereka adalah karena bosan dan arogan dan ini tidak perlu dipenuhi, maka permintaan ini ditolak.<br /><br /><strong>Wa dluribat 'alaihimudz dzillatu wal maskanatu</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil dilanda kehinaan oleh siapapun, dan tidak akan pernah berhenti. dan kemiskinan ditimpakan dan ditetapkan atas mereka sesuai takdir dan syari’at. Mereka akan selalu dihinakan. Tiap orang yg bertemu mereka akan memandang mereka hina dan rendah.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: Allah mempermalukan mereka, mereka tidak punya pelindung. Allah meletakkan mereka di bawah kaki kaum Muslim, dan sempat kaum Majusi (Zorroaster) memungut jizyah (pajak) dari Yahudi.<br /><br />Atsar Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan As Suddi: Al maskanah artinya kemiskinan.<br /><br />Atsar 'Athiyah al-'Aufi: Al maskanah artinya membayar khorroj (pajak).<br /><br /><strong>Wa baa-uu bi gho-dlobin minalloohi<br /></strong><br />Atsar Adh Dhohhak: mereka berhak mendapat kemarahan Allah.<br /><br />Tafsir Ibn Jarir: mereka kembali dengan kemarahan Allah.<br /><br /><strong>Dzaalika bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi wa yaqtuluunan nabiyyiina bi ghoiril haqqi</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Kehinaan dan kemiskinan adalah ganjaran dari Allah kepada Bani Isroil. Kemarahan Allah kepada mereka adalah sebagian dari kehinaan yang mereka dapat, karena mereka mengingkari kebenaran, tidak percaya dengan tanda-tanda/mukjizat Allah, dan meremehkan pembawa syariah Allah, yaitu para nabi dan pengikutnya. Bani Isroil menolak para rosul dan membunuhnya. Tidak percaya kepada tanda-tanda/mukjizat Allah dan membunuh para nabi adalah bentuk kafir yang paling buruk.<br /><br />Hadits Bukhori Muslim: dari Rasulullah: Al kibru bathorul haqqi wa ghomthun naas (Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan (meremehkan) orang lain)<br /><br />Hadits Imam Ahmad: dari Ibn Mas'ud: Saat datang menemui Rasulullah, Ibnu Mas'ud menemui akhir pembicaraan Rosululloh dengan Malik Bin Maroroh Ar Rohawai, Malik berkata, "Wahai Rosululloh, aku telah mendapat bagian ternak unta seperti yang engkau lihat sendiri, maka aku tidak suka kalau ada seseorang dari mereka punya bagian yang lebih dariku dua ekor ternak atau lebih. Akan tetapi bukankah perasaan ini disebut sombong?" Rosululloh berkata<br /><br /><em>Laa. Laisa dzaalika minal baghyi. Wa laakinnal baghyu min bathorin au qoola safahul haqqi wa ghomthun naas</em> (Bukan, itu bukan kesombongan, tapi kesombongan adalah angkuh atau berkata meremehkan kebenaran dan merendahkan orang lain)<br /><br />Hadits Imam Ahmad: dari Ibn Mas'ud: dari Rosululloh: <em>Asyaddun naasi 'adzaaban yaumal qiyaamati</em> (orang yg diadzab paling kejam di hari kiamat) <em>rojulun qotalahu nabiyyun au qotala nabiyyan </em>(adalah lelaki yang dibunuh nabi atau dia yang membunuh nabi) <em>wa imaamu dlolaalatun </em>(dan pemimpin yang dholim) <em>wa mumatstsilun minal mumatstsiliin</em> (dan orang yg memutilasi orang mati)<br /><br /><strong>Dzaalika bimaa 'a-shou wa kaanuu ya'taduuna</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Ini adalah alasan lain mereka dibalas seperti itu oleh Allah, yaitu karena mereka durhaka (melanggar larangan Allah) dan melampaui batas (melanggar batas ketentuan yang diizinkan dan dilarang).sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-23240196850285896482010-07-04T12:30:00.000-07:002010-07-04T18:37:07.368-07:00Al Baqoroh ayat 60<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u>: 7. Memancarnya 12 mata air dari batu<br /><br />AYAT 60: <strong>Wa idzis tasqoo muusaa li qoumihii faqulnadlrib bi 'ashookal hajaro, fanfajarot minhuts nataa'asyrota 'ainan. Qod 'alima kullu unaasin masyrobahum. Kuluu wasyrobuu min rizqillaahi walaa ta'tsau fil ardli mufsidiina</strong><br /><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (untuk past tense)</li><li><em>Saqoo </em>= he watered/dia telah memberi minum → <em>istasqoo</em> (wazan 10: meminta agar saqoo terlaksana) = he asked for water/dia telah minta minum</li><li><em>Muusaa </em>→ sebagai fa'il (subjek) dari <em>istasqoo</em></li><li><em>Li </em>= for/untuk</li><li><em>Qoumun </em>= a people/suatu kaum → <em>li </em>adalah preposisi, maka <em>qoumun </em>majrur jadi <em>qoumin</em></li><li><em>Hu </em>= he/dia → <em>hu </em>majrur jadi <em>hi </em>dan <em>qoumin </em>hilang tanwin jadi <em>qoumi</em>, berarti <em>hu </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>qoumi</em></li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qulnaa </em>= we said/kami telah berkata</li><li><em>Dluriba </em>= he set forth/dia telah mengemukakan → <em>idlrib </em>= you strike!/kamu pukullah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Bi </em>= with/dengan</li><li><em>'Ashoo </em>(akhiran "y" memanjangkan "sho")<em> </em>= he disobey/dia telah durhaka → <em>'Ashoo</em> (dalam penulisan yang sama) = sebuah staff/tongkat → bi adalah preposisi, maka <em>'ashoo</em> (akhiran "y") majrur jadi <em>'ashoo</em> (akhiran "a", meskipun bacanya sama-sama 'ashoo, beda di penulisan)</li><li><em>Ka </em>= you/kamu → <em>ka </em>adalah mudlof ilaih dari <em>'ashoo </em>(dengan akhiran "a") meskipun <em>'ashoo </em>tidak bisa hilang tanwin</li><li><em><u>H</u>ajarun </em>= a stone/sebuah batu → <em>al-hajaru </em>= THE stone (bentuk definitnya) → manshub jadi <em>al-<u>h</u>ajaro</em>, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) dari <em>idlrib</em></li><li><em>Fajaro </em>= he gushed forth/dia telah muncrat → <em>Infajarot </em>(wazan 7: pasif) = SHE was gushed forth/dia telah terpancar</li><li><em>Min </em>= from/dari</li><li><em>Hu </em>= he/dia</li><li><em>Itsnaa 'asyaro</em> = 12 (jenis kelamin: lelaki) → <em>itsnataa 'asyarota </em>= 12 (jenis kelamin: wanita) → menjadi fa'il, yaitu "she", dari <em>infajarot</em></li><li><em>'Ainun </em>= a spring/sebuah mata air → jenis kelamin: wanita, sehingga cocok dengan <em>itsnataa 'asyarota </em>(wanita) → <em>'ainun</em> manshub jadi <em>'ainan</em>, berarti posisinya adalah sebagai Haal (kata keterangan)</li><li><em>Qod </em>= indeed/sungguh</li><li><em>'Alima</em> = he knew/dia telah tahu (fi'l ma-dlii = kata kerja past tense)</li><li><em>Kullun </em>= every/setiap → tetap marfu' (berakhiran "u") berarti posisinya adalah fa'il dari 'alima</li><li><em>Insanun </em>= a mankind/seorang manusia → <em>unaasun </em>= mankinds (bentuk jamaknya) → <em>unaasun </em>majrur jadi <em>unaasin</em>, <em>kullun </em>hilang tanwin jadi <em>kullu</em>, berarti <em>unaasin </em>adalah mudlof ilaih dari <em>kullu</em></li><li><em>Syariba </em>= he drank/dia telah minum → <em>masyrobun </em>= drinking place (ism makan, kata benda tempat) → manshub jadi <em>masyroban</em>, berarti posisinya adalah maf'ul dari <em>'alima</em></li><li><em>Hum </em>= they/mereka → <em>masyroban </em>hilang tanwin jadi <em>masyroba</em>, berarti <em>hum </em>adalah mudlof ilaih dari <em>masyroba</em></li><li><em>Akala </em>= he ate/dia telah makan → <em>kuluu </em>= you-all eat!/kalian makanlah</li><li><em>Syariba </em>= he drank/dia telah minum → <em>isyrobuu </em>= you-all drink!/kalian minumlah</li><li><em>Rizqun </em>= a provision/suatu rizqi → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>rizqun </em>majrur jadi <em>rizqin</em></li><li>Allah majrur jadi <em>alloohi </em>dan <em>rizqin </em>hilang tanwin jadi <em>rizqi</em>, berarti <em>alloohi </em>adalah mudlof ilaih dari <em>rizqi</em></li><li>Laa → laa nahiyah (larangan)</li><li><em>'Atsaa </em>(akhiran "w" yang memanjangkan "tsa") = he acted wickedly/dia telah berbuat jahat → <em>ta'tsau </em>= you-all act wickedly/kalian berbuat jahat (fi'l mudloorik = kata kerja present tense) → karena ada <em>laa</em>, maka berubah jadi jussive, sehingga <em>ta'tsau </em>ditambahkan alif di akhir (yang tetap dibaca <em>ta'tsau</em>)</li><li><em>Fii </em>= in/di dalam</li><li><em>Al-ardlu </em>= THE earth (bentuk definit) → <em>fii </em>adalah preposisi, maka <em>al-ardlu </em>majrur jadi <em>al-ardli</em></li><li><em>Fasada </em>= he made mischief/dia telah berbuat kerusakan → <em>mufsiduuna </em>= mischief-makers/pembuat kerusakan (ism fa'il = yang me-) → manshub jadi <em>mufsidiina</em>, berarti posisinya adalah haal (kata keterangan), artinya mischief-makersly/secara pembuat kerusakan</li></ul><em>Wa idzis tasqoo muusaa li qoumihii faqulnadlrib bi 'ashookal hajaro, fanfajarot minhuts nataa 'asyrota 'ainan, qod 'alima kullu unaasin masyrobahum. Kuluu wasyrobuu min rizqillaahi walaa ta'tsau fil ardli mufsidiina</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when Musa asked for water for his people, then *We* said "You strike THE stone with your staff", then 12 springs gushed forth from him (the stone), indeed every mankinds knew their drinking place. You all eat and you-all drink from Allah's provision! And don't you-all act wickedly in THE earth mischief-makersly<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat Musa telah minta minum untuk kaumnya, lalu *Kami* berkata "Kamu pukullah batu tersebut dengan tongkatmu," lalu 12 mata air memancar darinya (batu itu), sungguh setiap orang telah tahu tempat minum mereka. Kalian makanlah dan kalian minumlah dari rizqi Allah, dan kalian jangan berbuat jahat di bumi dengan berbuat kerusakan.<br /><br /><strong>Makna ayat</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Ingatlah nikmatKu kepada kalian saat Aku menjawab doa rosul kalian, Musa, saat dia memintaKu air untuk kalian. Aku menjadikan air tersedia untuk kalian membuatnya memancar lewat sebuah batu. 12 mata air memancar dari batu itu, masing-masing untuk setiap suku kalian. Kalian makan Al-Manna dan burung puyuh dan minum dari air yang Aku sediakan untuk kalian, tanpa kalian perlu berupaya atau kesulitan. Maka, beribadahlah kepada Yang Mahaesa yang melakukannya untuk kalian.<br /><br /><strong>Faqulnadlrib bi 'ashookal hajaro, fanfajarot minhuts nataa 'asyrota 'ainan, qod 'alima kullu unaasin masyrobahum</strong><br /><br />Atsar An Nasa-i, Ibn Jarir, dan Ibn Abi Hatim: dari Ibn 'Abbas: Musa diperintah memukul sebuah batu kotak dengan tongkatnya, dan hasilnya 12 mata air memancar dari batu itu, 3 di setiap sisinya. Setiap suku menunjuk mata air tertentu, dan mereka biasanya minum dari mata air mereka.<br /><br />Al A'roof 160: <em>Wa qoththo’naa humuts natai 'asyrota </em>(dan Kami membagi mereka 12) <em>asbaathon umaman </em>(suku yg (masing2) berjumlah besar), <em>wa auhainaa ilaa muusaa </em>(dan Kami mewahyukan kepada Musa) <em>idzis tasqoohu qoumuhuu </em>(saat kaumnya minta air kepadanya) <em>anidlrib bi ashookal hajaro </em>(agar memukul batu dengan tongkatmu), <em>fanbajasat minhuts nataa 'asyrota 'ainan </em>(maka 12 mata air memancar darinya), <em>qod 'alima kullu unaasin masyrobahum</em> (sungguh setiap orang telah tahu tempat minum mereka)<br /><br />Al A'roof 160 diturunkan di Makkah, sehingga Allah menyebut Bani Isroil sebagai mereka (orang ketiga). Sedangkan Al Baqoroh diturunkan di Madinah dan ditujukan untuk Yahudi Madinah sehingga menyebut Bani Isroil sebagai kalian (orang kedua).<br /><br /><strong>Wa laa ta'tsau fil ardli mufsidiina</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: yaitu, jangan membalas kebaikan ini dengan berbuat maksiat yang membuat kebaikan itu dicabut.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-85320667616611341982009-03-28T06:11:00.000-07:002010-07-04T12:29:14.794-07:00Al Baqoroh ayat 59<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 6. Dimudahkan menaklukkan Jerusalem, diampuni dosanya kalau mau menyesal<br /><br />AYAT 59: <strong>Fa baddalal ladziina dholamuu qoulan ghoirol ladzii qiila lahum fa anzalnaa ‘alal ladziina dholamuu rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna</strong><br /><br /><ul><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Badala </em>= he changed/dia telah berganti → <em>baddala </em>(wazan 2 : causative) = he changed/dia telah mengganti</li><li><em>Alladziina </em>= those who/yang (ism maushul = relative pronoun) → berarti kalimat setelahnya adalah ingin dikatabendakan, yaitu <em>dholamuu qoulan</em></li><li><em>Dholama </em>= he wronged/dia telah medholimi → <em>dholamuu </em>= they wronged/mereka telah mendholimi</li><li><em>Qoola = </em>he said/dia telah berkata → <em>qoulun </em>= a word/suatu perkataan → manshub jadi <em>qoulan</em>, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>dholamuu </em>→ <em>alladziina dholama qoulun </em>tidak mungkin sebagai fa'il (subjek) dari <em>baddala</em>, karena subjek baddala adalah "he", berarti <em>alladziina dholama qoulun </em>adalah maf'ul (objek) dari <em>baddala</em></li><li><em>Ghoirun </em>= not/bukan (sebagai kata benda) → <em>ghoirun </em>manshub jadi <em>ghoiron</em>, berarti sebagai badal (pengganti) dari <em>qoulan </em>→ <em>ghoiron </em>hilang tanwin jadi <em>ghoiro</em>, berarti <em>alladzii qiila lahum</em> adalah mudlof ilaih dari <em>ghoiro</em></li><li><em>Alladzii </em>= one which/yang → berarti kalimat setelahnya dikatabendakan, yaitu <em>qiila lahum </em>→ one disini adalah <em>qoulan</em>, karena <em>alladzii </em>adalah untuk singular.</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qiila </em>= it was said by him/dikatakan olehnya</li><li><em>La </em>= unto/kepada</li><li><em>Hum </em>= them/mereka</li><li><em>Nazala </em>= he descend/dia telah turun → <em>anzala </em>(wazan 4: causative) = he sent down/dia telah menurunkan → <em>anzalnaa </em>= we sent down/kami telah menurunkan</li><li><em>'Alaa </em>= upon/atas</li><li><em>Alladziina </em>= those who/yang → berarti kalimat setelahnya <em>dholamuu</em> (jamak) dikatabendakan</li><li><em>Rijzun </em>= a punishment → manshub jadi <em>rijzan</em>, berarti posisinya adalah maf'ul dari <em>anzalnaa</em></li><li><em>Min </em>= from/dari → <em>as-samaa-i </em>berawalan huruf vokal, maka <em>min </em>jadi <em>mina</em></li><li><em>As-samaa-u </em>= THE sky/sang langit → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>as-samaa-u </em>majrur jadi <em>as-samaa-i</em></li><li><em>Bimaa </em>= karena</li><li><em>Kaana </em>= he was/dia → <em>kaanuu </em>= they were/mereka → berarti "mereka" adalah ism kaana, dan <em>yafsuquuna </em>adalah khobar kaana</li><li><em>Fasaqu </em>= he rebelled/dia telah fasiq → yafsuquuna = they rebel/mereka fasiq → tapi karena <em>kaanuu</em>, kembali menjadi past tense: they rebelled.</li></ul><em>Fa baddalal ladziina dholamuu qoulan ghoirol ladzii qiila lahum fa anzalnaa ‘alal ladziina dholamuu rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna </em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then he changed those who wronged a word, (into) not one which is said to them, then *We* sent down a punishment from the sky upon those who wronged, because they rebelled.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu dia merubah orang-orang yang mendholimi sebuah kata <a name="OLE_LINK1">(menjadi) yang tidak dikatakan kepada mereka</a>, lalu Kami menurunkan suatu hukuman dari sang langit atas orang-orang yang dholim, karena mereka telah fasik.<br /><br /><strong>Ayat serupa</strong><br /><strong></strong><br />Al A'roof 162: <em>Fa baddalal ladziina dholamuu minhum qoulan ghoirol ladzii qiila lahum </em>(lalu dia mengganti orang-orang yang dholim diantara mereka sebuah kata yang tidak dikatakan kepada mereka) <em>fa arsalnaa 'alaihim rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yadhlimuuna </em>(lalu *Kami* mengirimkan atas mereka suatu hukuman dari sang langit karena mereka telah dholim).<br /><br /><strong>Fa baddalal ladziina dholamuu minhum qoulan ghoirol ladzii qiila lahum</strong><br /><strong></strong><br />Hadits Bukhori, Muslim, Nasa-i (dan dihasanshohihkan Tirmidzi): dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: <em>Qiila li banii isro-iila</em> (Telah dikatakan kepada Bani Isroil) <em>udkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththoh</em> ("Kalian masuklah gerbang tersebut secara bersujud dan kalian katakanlah penyesalan), <em>fa da-kholuu yazhafuuna 'alaa astaahihim</em> (lalu mereka masuk dengan mengesot) <em>fa baddaluu wa qooluu Habbah Fii Sya'roh</em> (lalu mereka merubah dan mereka berkata "biji-bijian dalam rambut") → versi An Nasa-i, <em>habbah </em>saja, tanpa <em>fii sya'roh</em><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil mendistorsikan perintah Allah kepada mereka utk berlapang dada kepadaNya secara lidah dan perbuatan. Mereka disuruh masuk kota itu dengan rukuk tapi mereka masuk dengan mengesot dan mendongakkan kepala. Mereka disuruh berkata Hiththoh artinya "hapuskan kesalahan-kesalahanku dan dosa-dosaku", tapi mereka mengolok perintah ini dengan berkata "Hinthoh (biji gandum) fii Sya'iroh (dalam barley)". Ini menunjukkan jenis penentang terburuk dan orang yang tidak taat, itulah kenapa Allah menimpakan marahNya dan hukumanNya ke mereka, karena mereka menantang perintahNya.<br /><br /><strong>Fa anzalnaa 'alal ladziina dholamuu rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna</strong><br /><br />Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: setiap kata Rijzun dalam Alqur-an artinya hukuman.<br /><br />Atsar Mujahid, Abu Malik, As Suddi, Al Hasan Al Bashri, dan Qotadah: Rijzun artinya siksaan.<br /><br />Hadits Bukhori Muslim: dari Ibnu Jarir: dari Yunus bin Abdul A’la: dari Ibnu Wahb: dari Yunus: dari Az Zuhri: dari Amir bin Sa’d bin Abu Waqqots: dari Usamah bin Zaid: dari Rasulullah: <em>Inna haadzal waja’a was saqoma rijzun</em> (sesungguhnya penyakit dan derita ini (adalah) adzab) <em>a-dzaaba bihii ba’dlul umami qoblakum</em> (ditimpakan kepada mereka sebagian umat sebelum kalian)<br /><br />Hadits Ibnu Abu Hatim, An Nasa-i: dari Sa'd bin Malik, Usamah bin Zaid, dan Khuzaimah bin Tsabit: dari Rosululloh: <em>Ath thoo'uunu rijzu 'adzaabin 'udziba bihi man kaana qoblakum</em> (Thoo'uun (=wabah) adalah Rijzun yang dengannya Allah menghukum orang-orang sebelum kalian).<br /><br />Hadits shohih Bukhori dan Muslim: dari Usamah bin Zaid dan Sa'ud: Wabah adalah Rijzun yang dikirimkan kepada sekelompok Bani Isroil (atau selain Bani Isroil juga). Maka jika kalian mendengarnya menyebar di suatu negeri, jangan mendekatinya, dan jika suatu wabah muncul di negeri dimana kamu berada, lalu jangan tinggalkan negeri itu untuk melarikan diri darinya.<br /><br />Hadits shohih Bukhori: dari 'Aisyah: aku bertanya kepada Rosululloh tentang wabah, dan dia memberitahunya, berkata: Wabah adalah Rijzun yang Allah biasanya kirim kepada siapa yang Dia mau, tapi Allah membuatnya sebuah barokah bagi orang-orang beriman. Tidak ada yang bisa sabar (istiqomah terhadap perintah Allah) di suatu negeri yang didalamnya wabah telah menyebar dan tidak ada yang menganggap bahwa "tidak ada yang akan menimpanya kecuali Allah sudah menakdirkannya" kecuali bahwa Allah akan memberinya suatu ganjaran yang serupa dengan seorang syuhadaak.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-85406521242979616872009-03-23T06:52:00.000-07:002010-07-04T12:27:53.319-07:00Al Baqoroh ayat 58<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 6. Dimudahkan menaklukkan Jerusalem, diampuni dosanya kalau mau menyesal<br /><br />AYAT 58: <strong>Wa idz qulnad khuluu haa-dzihil qoryata fa kuluu minhaa hai-tsu syiktum roghodan wadkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththotun naghfir lakum khothooyaakum. Wa sanaziidul muhsiniina</strong><br /><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (untuk past tense)</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qulnaa </em>= we said/kami telah berkata</li><li><em>Dakhola </em>= he entered/dia telah masuk → <em>udkhuluu </em>= you-all enter!/kalian masuklah! (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Haadzihi </em>= this/ini (perempuan) → karena <em>al-qoryata </em>berjenis kelamin perempuan</li><li><em>Qoryatun </em>= a town/suatu negeri (jenis kelamin: perempuan) → <em>al-qoryatu </em>= THE town → manshub jadi <em>al-qoryata</em>, berarti <em>haadzihil qoryata</em> adalah maf'ul (objek) dari <em>udkhuluu</em></li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Akala </em>= he ate/dia telah makan → Kuluu = you-all eat!/kalian makanlah (fi'l 'amr)</li><li><em>Min </em>= from/dari</li><li><em>Haa </em>= her/dia → perempuan, karena mengacu paka <em>al-qoryata</em></li><li><em><u>H</u>ai-tsu</em> = wherever/dimanapun</li><li><em>Syaa-a</em> = he willed/dia telah maui → <em>syi<u>k</u>tum </em>= you-all willed/kalian maui</li><li><em>Roghodan</em> = abundantly/sepuasnya</li><li><em>Baabun </em>= a gate/sebuah gerbang → <em>al-baabu </em>= THE gate (bentuk definitnya) → manshub jadi <em>al-baaba</em>, berarti posisinya maf'ul (objek) dari <em>udkhulu</em></li><li><em>Sajada </em>= he prostrated/dia telah bersujud → <em>sujjadan </em>= prostratingly/secara bersujud (ism mashdar/gerund)</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>quuluu </em>= you-all say!/kalian katakanlah! (fi'l 'amr)<em></em></li><li><em>Hiththotun </em>= repentance/penyesalan</li><li><em>Ghofaro </em>= he forgave/dia telah memaafkan → <em>naghfiru </em>= we forgive/kami memaafkan → <em>naghfir</em> (bentuk jussive, karena sebagai subjunctive)</li><li><em>La </em>= unto/bagi</li><li><em>Kum </em>= you-all/kalian</li><li><em>Khothoo </em>= he committed an error/dia telah berbuat salah → <em>khothooyaa </em>= sins (bentuk plural)</li><li><em>Zaada </em>= he increased/dia telah menambah → <em>naziidu </em>= we increase/kami menambah → <em>sanaziidu </em>= we WILL increase/kami AKAN menambah</li><li><em><u>H</u>asana </em>= he was good/dia telah baik → <em>a<u>h</u>sana </em>(wazan 4: causative) = he did good/dia berbuat baik → <em>mu<u>h</u>sinun </em>= a good doer/orang yang berbuat baik → <em>mu<u>h</u>sinuuna </em>= good-doers (bentuk jamak) → manshub jadi muhsiniina, berarti sebagai maf'ul dari <em>sanaziidu</em></li></ul><em>Wa idz qulnad khuluu haa-dzihil qoryata fa kuluu minhaa hai-tsu syiktum roghodan wadkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththotun naghfir lakum khothooyaakum. Wa sanaziidul muhsiniina </em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when *We* said "You all enter this town! Then you-all eat from her (the town) wherever you-all willed abundantly! And you-all enter THE gate prostratingly! And you-all say repentance! *We* forgive you-all's sins to you-all, and *We* will increase good-doers.<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat *Kami* telah berkata "Kalian masukilah negeri ini, lalu kalian makanlah darinya (dari negeri itu) di mana saja yang kalian maui sepuasnya, dan kalian masuklah gerbang tersebut secara bersujud, dan kalian katakanlah penyesalan, *Kami* mengampuni bagi kalian kesalahan-kesalahan kalian, dan *Kami* akan menambah orang-orang yang berbuat baik.<br /><br /><strong>Ayat serupa</strong><br /><br />Al A’roof 161: <em>Wa idz qiila lahumus kunuu haadzihil qoryata </em>(dan (ingatlah) saat dikatakan pada mereka "Kalian tinggallah di negeri ini) <em>wa kuluu minhaa hai-tsu syiktum</em> (dan kalian makanlah darinya (dari negeri itu) di mana saja yang kalian maui) <em>wa quuluu hiththotun </em>(dan kalian katakanlah penyesalan) <em>wadkhulul baaba sujjadan naghfir lakum khothii-aatikum</em> (dan kalian masukilah pintu tersebut secara bersujud, *Kami* mengampuni bagi kalian kesalahan-kesalahan kalian) <em>sanaziidul muhsiniin </em>(*Kami* akan menambah orang-orang yang berbuat baik).<br /><br /><strong>Wa idz qulnad khuluu haadzihil qoryata</strong><br /><strong></strong><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah menegur Bani Isroil karena disuruh Allah untuk jihad tidak mau, disuruh Allah untuk memasuki tanah suci tidak mau. Kejadiannya setelah keluar dari Mesir bersama Musa. Mereka diperintah melawan 'Amaliq, orang kafir yang menghuni tanah suci waktu itu. Tapi mereka tidak mau berperang karena lemah dan kehabisan energi. Allah menghukum mereka menjadi tersesat dan melanjutkan pengembaraan.<br /><br />Atsar As Suddi, Ar Robi' bin Anas, Qotadah, dan Abu Muslim Al Asfahani: tanah suci yang dimaksud adalah Yerusalem (Baitul Maqdis).<br /><br />Atsar Ibn Abbas dan Abdurrohman bin Zaid: tanah suci tersebut adalah Jericho (Ariha<u>k</u>)<br /><br />Al Maa-idah 21: <em>Yaa qoumid khulul ardlol muqoddasatallatii kataballaahu lakum</em> (Wahai kaumku masuklah tanah suci yang telah ditetapkan Allah bagi kalian) <em>wa laa tartadduu ‘alaa adbaarikum fatanqolibuu khoosiriin</em> (dan kalian jangan berbalik atas belakang kalian (tidak ikut berperang), lalu kalian kembali menjadi orang-orang yang merugi).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Musa meng-encourage Bani Isroil untuk berjihad dan masuk Jerusalem, yang dulunya di bawah kendali mereka di zaman Ya'qub, tapi lalu Ya'qub, anak-anaknya, dan rumah tangganya pindah ke Mesir saat zaman Yusuf. Keturunan mereka menetap di Mesir sampai eksodus bersama Musa keluar Mesir. Mereka melihat raja kafir dari Kanaan bernama 'Amaliq yg mengambil alih tanah mereka, terlalu kuat untuk dilawan. Musa menyuruh Bani Isroil masuk Jerusalem dan melawan musuh mereka, dan dia menjanjikan kemenangan terhadap orang-orang kuat itu kalau mereka melakukannya. Mereka menolak dan menentang perintahnya, dan dihukum Allah 40 tahun tersesat dan mengembara di tanah yang penuh ketidakpastian. Ini adalah hukuman karena menentang perintah Allah.<br /><br />Al Maa-idah 22: <em>Qooluu yaa muusaa</em> (mereka telah berkata, "Wahai Musa) <em>inna fiihaa qouman jabbaariin</em> (sesungguhnya di dalamnya adalah sebuah kaum yang kuat (atau berbadan besar)). <em>wa innaa lan nadkhulahaa</em> (dan sesungguhnya kami tidak akan memasukinya) <em>hattaa yakhrujuu minhaa</em> (sampai mereka keluar darinya), <em>fa in yakhrujuu minhaa fa innaa daa-khiluuna</em> (lalu jika mereka keluar darinya maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang masuk")<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil diperintah memasuki dan melawan orang-orang itu, sementara di dalamnya ada sebuah kaum yang sangat kuat dan berfisik besar. Mereka tidak bisa tahan menghadapi kaum ini, sehingga mereka berkata bahwa mereka tidak mampu memasuki kota itu selama kaum itu masih di dalamnya, tapi kalau kaum itu keluar, mereka akan masuk.<br /><br />Al Maa-idah 23: <em>Qoola rojulaani</em> (berkatalah dua orang lelaki) <em>minal ladziina ya-khoofuuna </em>(dari orang-orang yang takut (kepada Allah)) <em>an'amallaahu 'alaihimaad khuluu 'alaihimul baaba </em>(yang telah diberi nikmat oleh Allah atas keduanya, "Kalian serbulah mereka (melalui) gerbang tersebut) <em>fa idzaa da-kholtumuuhu </em>(lalu saat kalian telah memasukinya) <em>fa innakum ghoolibuuna </em>(maka sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang mengalahkan) <em>wa 'alallaahi fa tawakkaluu </em>(dan kalian wakilkanlah (serahkanlah hasil akhirnya) kepada Allah) <em>in kuntum mukminiin </em>(jika kalian adalah orang-orang yang percaya").<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Saat Bani Isroil menolak menaati Allah dan Musa, dua orang soleh dari mereka, yang diberi nikmat oleh Allah dan yang takut kepada Allah dan hukuman Allah, dan yang dihormati mereka, menyuruh mereka untuk maju. Dua orang ini berkata, "Jika kalian percaya dan mempercayakannya kepada Allah, ikuti saja perintahNya dan taati rosulNya, lalu Allah akan memenangkan kalian atas musuh kalian dan akan mendominasi mereka, maka taklukkanlah kota yang Allah telah janjikan itu."<br /><br />Atsar Ibn 'Abbas, Mujahid, Ikrimah, 'Atiyyah, As Suddi, Ar Robi' bin Anas, dua orang ini adalah Joshua (Yuusya' bin Nun) dan Caleb (Kalib bin Yufna).<br /><br />Al Maa-idah 24: <em>Qooluu yaa muusaa</em> (mereka berkata "Wahai Musa) <em>innaa lan nadkhulahaa abadan maa daamuu fiihaa</em> (sesungguhnya kami takkan memasukinya selamanya selagi mereka ada di dalamnya), <em>fadzhab anta wa robbuka fa qootilaa</em> (lalu pergilah kamu (Musa) dan Robbmu, lalu berperanglah kalian berdua) <em>innaa haahunaa qoo’iduun</em> (sesungguhnya kami disini adalah orang-orang yang duduk)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Nasihat dua orang itu tidak menguntungkan mereka. Ini adalah cara mereka menolak jihad, tidak taat kepada Musa, dan menolak memerangi musuh. Di lain sisi, saat perang Badar, Rosululloh minta saran para sahabat (Muhajirin dan Anshor) bagaimana kalau melawan tentara Quroisy yang ternyata melindungi kafilahnya Abu Sufyan.<br /><br />Hadits Ahmad, An Nasa-i, Ibn Hibban: dari Abu Bakr bin Marduwyah: dari Anas: saat Rosululloh pergi ke Badar, dia meminta pendapat umatnya, dan 'Umar memberi pendapat. Rosululloh meminta lagi pendapat dari umatnya, dan kaum Anshor berkata "Kami tidak akan berkata seperti Bani Isroil berkata kepada Musa. Demi Dia yang mengirimmu dengan kebenaran, kalau kamu naik unta ke Barkul Ghimad (dekat Mekah), kami akan mengikutimu".<br /><br />Hadits Bukhori: dari Ibn Mas'ud: di hari Badar, Al Miqdad berkata "Wahai Rosululloh, kami tidak akan berkata kepadamu apa yang Bani Isroil katakan kepada Musa. Lanjutkanlah, dan kami akan bersamamu." Rosululloh senang mendengar pernyataan itu.<br /><br />Al Maa-idah 25: <em>Qoola robbi innii laa amliku illaa nafsii wa akhii</em> (Dia telah berkata "Robbku sesungguhnya aku tidak menguasai selain diriku sendiri dan saudaraku (Harun)) <em>fafruq bainanaa wa bainal qoumil faasiqiin</em> (maka Ifruq (pisahkanlah) antara kami dan kaum yang fasiq)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Saat Bani Isroil menolak berperang, Musa sangat marah kepada mereka dan berdoa kepada Allah, bahwa hanya Musa dan Harun yang akan menaati dan melaksanakan perintah Allah dan menerima panggilanNya.<br /><br />Atsar Al Aufi dan Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: Ifruq, maksudnya adililah antara kami dan mereka.<br /><br />Atsar Adh Dhohhak: Ifruq, maksudnya adililah dan tetapkanlah antara kami dan mereka.<br /><br /><br />Dan Allah mengabulkan. Mereka tersesat di daerah At Tih sampai Nabi Musa dan Nabi Harun meninggal, sampai Bani Isroil berganti generasi.<br /><br />Al Maa-idah 26: <em>Qoola fa innahaa muharromatun 'alaihim arba'iina sanah</em> (Dia (Allah) berkata "Lalu sesungguhnya dia (Jerusalem) diharamkan atas mereka 40 tahun). <em>Yatiihuuna fil ardli</em> (Mereka mengembara kebingungan di bumi). <em>Falaa taksa ‘alal qoumil faasiqiin</em> (maka kamu jangan berputus asa atas kaum yang fasiq).<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Saat Musa berdoa mengutuk Bani Isroil yang menolak berperang, Allah melarang mereka masuk tanah itu selama 40 tahun. Mereka mengembara tersesat di tanah At-Tih, tidak menemukan jalan keluar. Selama itu, banyak mukjizat terjadi, seperti awan, Al-Manna, burung puyuh, air memancar dari batu keras. Selama ini juga Taurot diturunkan dan syariah telah ditetapkan atas mereka. Saat tahun-tahun itu berakhir, Joshua (pengganti Musa dan Harun) memimpin mereka yang masih hidup dan juga generasi kedua, untuk menggempur Jerusalem di Jumat siang. Joshua diingatkan bahwa ini hari Jumat dan matahari akan tenggelam saat mereka masih menggempur Jerusalem, lalu dia takut Sabbath akan mulai, maka dia berkata kepada matahari, "Kamu diperintah, dan aku juga diperintah. Wahai Allah, hentikanlah terbenamnya untukku." Allah membuat matahari berhenti tenggelam sampai Joshua menaklukkan Jerusalem dan mereka menemukan kekayaan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka ingin membiarkan api memakan harta rampasan itu, tapi api tidak melakukannya. Joshua berkata "Ada dari kalian yang mencuri dari rampasan perang itu" Lalu dia memanggil 12 pemimpin dari 12 suku dan mengambil sumpah dari mereka. Lalu tangan salah seorang dari mereka macet di tangan Joshua, dan Joshua berkata "Kamu mencurinya, bawa ke depan". Lalu lelaki itu membawa sebuah kepala sapi terbuat dari emas dengan dua mata yang terbuat dari batu berharga dan giginya terbuat dari mutiara. Saat Joshua memasukkannya ke dalam rampasan perang, api melahapnya, karena mereka dilarang menyimpan rampasan perang. Ini berdasarkan kisah shohih.<br /><br /><strong>Wadkhulul baaba sujjadan (dan masuklah pintu sambil bersujud)</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Setelah mengembara 40 tahun kemudian, Allah mengijinkan Bani Isroil menduduki tanah suci dipimpin Joshua (Yuusya' bin Nun) hari Jumat sore. Saat matahari akan tenggelam, Joshua takut hari Sabbath sudah mulai, sehingga berdoa kepada Allah untuk memperlama sore. Di hari itu matahari ditahan sebenar tenggelamnya oleh Allah, sampai Bani Isroil menang. Saat Bani Isroil memenangkan tanah suci, mereka diperintah (melalui Joshua) untuk masuk pintu gerbangnya sambil bersujud, sebagai rasa terima kasih kepada Allah membuat mereka menang dan mengembalikan mereka ke tanah mereka, dan menyelamatkan mereka dari tersesat dan pengembaraan.<br /><br />Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: yaitu sambil rukuk.<br /><br />Atsar Ibnu Jarir dan Al Hakim: dari Ibnu Abbas: memasuki pintu kecil, sambil rukuk.<br /><br />Atsar Ibnu Abu Hatim: dari Sufyan Atstsauri: (tambahan) tapi mereka masuk ke pintunya berjalan mundur<br /><br />Atsar Khoshif: dari 'Ikrimah: dari Ibn 'Abbas: pintu tersebut menghadap Qiblat. Bani Isroil masuk pintunya secara menyamping.<br /><br />Atsar Ibn 'Abbas, Mujahid, As Suddi, Qotadah, dan Adh Dhohhak: pintu tersebut adalah pintu Hiththoh, yaitu pintu gerbang kota Ilya (Elia), yaitu di Jerusalem.<br /><br />Atsar Ar Rozi: yaitu pintu yang di sebelah Qiblat.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: mereka disuruh bersujud di muka mereka saat masuk kota<br /><br />Atsar Ar Rozi: bukan begitu, tapi sujud di sini artinya "Islam" (=submissiveness=berlapang dada), karena tidak mungkin masuk sambil sujud.<br /><br />Atsar As Suddi: dari Abu Sa'id Al Azdi: dari Abu Al Kanud: dari Ibn Mas'ud: tapi mereka masuk dengan kepala didongakkan menantang.<br /><br /><strong>Waquuluu <u>h</u>iththotun</strong><br /><strong></strong><br />Atsar Ibnu Abbas: yaitu, mintalah ampunan Allah.<br /><br />Atsar Qotadah dan Al Hasan Al Bashri: hapuskan kesalahan-kesalahan kami.<br /><br /><strong>Naghfir lakum khothooyaakum wa sanaziidul muhsiniina</strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Ini adalah ganjaran kalau memenuhi perintah Allah. Kalau kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, Allah akan memaafkan dosa kita dan melipatgandakan perbuatan baik kita. Setelah dimenangkan Allah, Bani Isroil disuruh berIslam (berlapang dada) secara lidah dan perbuatan, dan mengakui dosa-dosa mereka, mencari ampunan buat mereka sendiri, berterima kasih kepada Allah atas barokah yang Dia berikan, dan menyegerakan berbuat yang dicintai Allah.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-51971509635561886052009-03-20T22:15:00.000-07:002010-07-04T12:26:30.857-07:00Al Baqoroh ayat 57<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 5. awan, manna, burung puyuh<br /><br />AYAT 57: <strong>Wa dhollalnaa 'alaikumul ghomaama wa anzalnaa 'alaikumul manna was salwaa. Kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum. Wa maa dholamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna</strong><br /><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Dholla </em>= he remained/dia telah tetap (melanjutkan) → <em>dhollala </em>(wazan 2 = causative) he shaded/dia telah menaungkan → <em>dhollalnaa </em>= we shaded/kami telah menaungkan</li><li><em>'Alaa </em>= upon/atas</li><li><em>Kum </em>= you-all/kalian → <em>'alaa+kum = 'alaikum </em>→ <em>al-ghomaama </em>berawalan huruf vokal, maka <em>kum </em>menjadi <em>kumu</em></li><li><em>Ghomaamun </em>= a cloud/sebuah awan → <em>al-ghomaamu </em>= THE cloud (bentuk definitnya) → manshub jadi <em>al-ghomaama</em>, berarti posisinya sebagai maf'ul (objek) dari <em>dhollalnaa</em></li><li><em>Nazala </em>= he descend/dia telah turun → <em>anzala</em> (wazan 4 = causative) = he sent down/dia telah menurunkan → <em>anzalnaa </em>= we sent down/kami telah menurunkan</li><li><em>Manna </em>= he confered a favour/dia telah menganugerahi → <em>al-manna </em>= THE manna</li><li><em>As-salwaa </em>(akhiran -y memanjangkan a)= THE quails</li><li><em>Akala </em>= he ate/dia telah memakan → <em>kuluu </em>= you-all eat!/kalian makanlah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Min </em>= from/dari</li><li><em>Thooba </em>= he did well/dia telah melakukan dengan baik → <em>thoyyibun </em>= a good thing/yang baik → <em>thoyyibatun </em>= a good thing/yang baik (feminin) → <em>thoyyibaatun </em>= good things (feminin, plural, tapi indefinit) → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>thoyyibaatun </em>majrur jadi <em>thoyyibaatin</em></li><li><em>Maa </em>= what/apa yang (ism maushul = relative pronoun) → <em>thoyyibaatin </em>hilang tanwin jadi <em>thoyyibaati</em>, berarti <em>maa </em>mudlof ilaih dari <em>thoyyibaati</em></li><li><em>Rozaqo </em>= he provided/dia telah merizqikan → <em>rozaqnaa </em>= we provided/kami telah merizqikan <em>Maa </em>→ maa nafiyah (negasi), menegasikan kalimat setelahnya</li><li><em>Dholama </em>= he wronged/dia telah mendholimi → <em>dholamuu </em>= they wronged/mereka telah mendholimi</li><li><em>Naa </em>= us/kami</li><li><em>Walaakin </em>= but/akan tetapi</li><li><em>Kaana </em>= he was/dia → <em>kaanuu </em>= they were/mereka → "mereka" adalah ism kaana, <em>anfusahum yadhlimuuna </em>adalah khobar kaana.</li><li><em>Nafsun </em>= a self/suatu diri → anfusun = selves → manshub jadi ansufan, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari <em>yadhlimuuna</em></li><li><em>Hum</em> = they → <em>anfusan </em>hilang tanwin jadi <em>anfusa</em>, berarti <em>hum </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>anfusa</em></li><li><em>Dholama </em>= he wronged/dia telah mendholimi → <em>yadhlimuuna</em> = they wrong/mereka mendholimi → karena diawali <em>kaanuu</em>, maka berubah jadi past tense → they wronged/mereka telah mendholimi</li></ul><em>Wa dhollalnaa 'alaikumul ghomaama wa anzalnaa 'alaikumul manna was salwaa. Kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum. Wa maa dholamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And *We* shaded on you-all THE cloud and *We* sent down to you-all Al Manna and THE quails. You-all eat from a good thing which *We* provided you-all! And they didn't wronged *Us* but they wronged themselves.<br /><u>Indonesia</u>: Dan *Kami* menaungkan pada kalian sang awan dan *Kami* menurunkan pada kalian Al-Manna dan burung-burung puyuh. Kalian makanlah dari suatu yang baik yang Kami telah merizkikan (kepada) kalian! Dan mereka tidak mendholimi *Kami*, tapi mereka mendholimi diri mereka sendiri.<br /><br /><strong>Ayat serupa</strong><br /><strong></strong><br />Al A'roof 160: <em>Wa dhollalnaa 'alaihimul ghomaama </em>(dan *Kami* menaungkan pada mereka sang awan), <em>wa anzalnaa 'alaihimul manna was salwaa </em>(dan *Kami* menurunkan pada mereka Al-Manna dan burung-burung puyuh), <em>kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum </em>(kalian makanlah dari suatu yang baik yang Kami telah merizkikan (kepada) kalian!), <em>wa maa dholamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna</em> (dan mereka tidak mendholimi *Kami*, tapi mereka mendholimi diri mereka sendiri).<br /><br /><strong>Wa dhollalnaa 'alaikumul ghomaama<br /></strong><br />Tafsir Ibn Katsir: awan-awan putih yang menaungi Bani Isroil dari panas matahari selama tahun-tahun pengembaraan.<br /><br />Atsar An Nasa-i dari Ibn 'Abbas; dan Ibn Abi Hatim dari Ibn Umar, Ar Robi' bin Anas, Abu Mijlaz, Adh Dhohhak, dan As Suddi: Allah menaungi Bani Isroil dengan awan-awan selama tahun-tahun pengembaraan.<br /><br />Atsar Qotadah dan Al Hasan Al Bashri: Ini terjadi saat mereka di padang pasir, dan awan-awan melindungi mereka dari matahari.<br /><br />Tafsir Ibnu Jarir: jenis awan di ayat ini lebih dingin dan lebih baik daripada jenis yang kita kenal.<br /><strong>Al Manna</strong><br /><strong></strong><br />Atsar Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: yaitu yang biasanya turun kepada mereka ke pohon-pohon, dan mereka biasanya memakan apapun yang mereka inginkan.<br /><br />Atsar Qotadah: Al Manna lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, biasanya turun seperti hujan salju kepada Bani Isroil, dari matahari terbenam sampai terbit. Salah satu dari mereka mengumpulkan secukupnya untuk hari itu, karena kalau disimpan lebih dari itu akan basi. Di hari keenam (Jumat) satu orang menyimpan yang cukup untuk hari keenam dan ketujuh, yaitu Sabbath, yang orang tidak boleh meninggalkan rumah untuk mencari penghidupan atau untuk hal lain. Ini semua terjadi di hutan belantara. Manna cukup dimakan sendirian, karena bergizi dan manis. Kalau Manna dicampur air, menjadi minuman manis. Manna juga bisa dicampur makanan lain.<br /><br />Hadits Bukhori dan Imam Ahmad (oleh Tirmidzi dinyatakan hasan shohih): dari Sa'id bin Zaid: dari Rosululloh: <em>Al Kam-ah minal manni </em>(jamur adalah (berasal) dari manna) <em>wa maa-uhaa syifaa-un lil ’aini </em>(dan airnya adalah obat untuk mata).<br /><br />Hadits Tirmidzi (hasan, tapi satu-satunya yang mengkompilasi): dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: <em>Al 'ajwah minal jannah </em>(Al-'Ajwah (kurma kempes yang dikeringkan) adalah (berasal) dari surga) <em>wa fiihaa syifaa-un minas summi </em>(dan di dalamnya adalah penyembuh dari racun), <em>wal kam-ah minal manni </em>(dan jamur adalah (berasal) dari Al-Manna) <em>wa maa-uhaa syifaa-un lil ’aini </em>(dan airnya adalah penyembuh untuk mata).<br /><br /><strong>Al Salwaa</strong><br /><strong><br /></strong>Atsar Ali bin Abi Tholhah, Mujahid, Ash Sho<u>k</u>bi, Adh Dhohhak, Al Hasan, 'Ikrimah, dan Ar Robi' bin Anas: dari Ibnu Abbas: Salwa adalah burung yang mirip burung puyuh.<br /><br />Atsar 'Ikrimah: salwaa adalah sebuah burung di surga yang seukuran burung pipit.<br /><br />Atsar Qotadah: salwaa adalah burung mirip burung pipit. Di waktu itu, Bani Isroil bisa menangkap burung puyuh sebanyak mungkin secukupnya untuk hari itu, kalau tidak, dagingnya akan basi. Di hari keenam, Jumat, orang mengumpulkan secukupnya untuk hari keenam dan ketujuh, Sabbath, karena selama itu orang tidak boleh keluar rumah untuk mencari sesuatu.<br /><br /><strong>Kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum </strong><br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Perintah ini adalah merupakan perintah untuk petunjuk kepada apa yang baik.<br /><br /><strong>Wa maa dholamuunaa walaakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna</strong><br /><br />Sabak 15: <em>Kuluu min rizqi robbikum wasykuruu lahuu </em>(makanlah dari rizki Robb kalian dan bersyukurlah kepadaNya)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah menyuruh mereka makan dari apa yang Allah berikan kepada mereka, dan untuk beribadah, tapi mereka tidak mau, tidak percaya, dan saling melakukan kejahatan di antara mereka meskipun ayat/mukjizat telah mereka lihat dengan jelas. Beda dengan sahabat2 Muhammad dalam hal keteguhan beragama, kesabaran (=konsistensi), dan tidak arogan. Meskipun dalam perang dan perjalanan, mereka tidak minta mukjizat, meskipun mudah saja bagi Rosululloh, atas izin Allah. Saat para sahabat kelaparan, mereka hanya minta Rosululloh berdoa kepada Allah untuk penambahan jumlah makanan. Mereka mengumpulkan makanan apapun yang dipunya dan dibawa ke Rosululloh, lalu dia minta Allah memberkatinya, menyuruh mereka mengambil beberapa makanan, dan mereka mengisi setiap bejana mereka dan ternyata cukup. Saat mereka minta hujan juga, Rosululloh minta Allah menurunkan hujan, dan datanglah awan mengandung hujan. Mereka minum, memberi air kepada unta mereka, dan mengisi tempat minum mereka. Saat mereka melihat sekeliling, mereka melihat bahwa hujan hanya turun di kemah mereka.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-35664257418281280612009-03-20T02:04:00.000-07:002010-07-04T12:25:46.716-07:00Al Baqoroh ayat 56<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 4. Allah mengampuni dosa mereka "ingin melihat Allah" dan mereka menyaksikan teman-temannya mati dihidupkan lagi<br /><br />AYAT 56: <strong>Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum la'allakum tasykuruuna</strong><br /><br /><ul><li><em>Tsumma </em>= then/lalu</li><li><em>Ba'atsa </em>= he raised/dia telah membangkitkan → <em>ba'atsnaa </em>= we raised/kami telah membangkitkan</li><li><em>Kum </em>= kalian → posisi: maf'ul (objek) dari <em>ba'atsnaa</em></li><li><em>Min </em>= from/dari</li><li><em>Ba'dun </em>= after → <em>min </em>adalah preposisi, maka <em>ba'dun </em>majrur jadi <em>ba'din</em></li><li><em>Mautun </em>= a death → <em>ba'din </em>hilang tanwin jadi <em>ba'di</em>, <em>mautun </em>majrur jadi <em>mautin</em>, berarti <em>mautin</em> mudlof ilaih dari <em>ba'di → </em>lalu <em>mautin </em>hilang tanwin jadi <em>mauti</em>, berarti <em>kum </em>mudlof ilaih dari <em>mauti</em></li><li><em>La'alla </em>= hopefully/semoga (tergolong inna) → berarti <em>kum </em>adalah ism inna, <em>tasykuruuna </em>adalah khobar inna</li><li><em>Syakaro </em>= he was grateful/dia telah bersyukur → <em>tasykuruuna </em>= you-all are grateful/kalian bersyukur</li></ul><em>Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum la'allakum tasykuruuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: Then *We* raised you-all after your death, hopefully you-all are grateful.<br /><u>Indonesia</u>: Lalu *Kami* telah membangkitkan kalian sesudah kematian kalian, semoga kalian bersyukur.<br /><br /><strong>Tafsir ayat</strong><br /><br />Atsar As Suddi: Mereka mati, dan Musa berdiri menangis dan berdoa kepada Allah "Wahai Robb, apa yang harus aku katakan kepada Bani Isroil saat aku kembali kepada mereka, setelah Engkau hancurkan orang-orang terbaik mereka? Seandainya Engkau mau, Engkau telah menghancurkan mereka dan aku sebelumnya, akankah Engkau menghancurkan kami karena perbuatan orang-orang bodoh di antara kami?" Lalu Allah memberitahu Musa bahwa 70 orang itu penyembah anak sapi. Lalu Allah menghidupkan mereka, satu orang dalam satu waktu, sisanya menyaksikan bagaimana Allah menghidupkan mereka lagi. Itulah kenapa Allah berkata seperti Al Baqoroh 56.<br /><br />Atsar Ar Robi' bin Anas dan Qotadah: Kematian adalah hukuman mereka, dan mereka dibangkitkan setelah mereka mati sehingga mereka bisa menyelesaikan sisa umurnya.<br /><br />Atsar Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Musa berkata kepada mereka "Ambillah kitab Allah ini!", mereka berkata "Tidak", dia berkata "Ada apa dengan kalian?" Mereka berkata "Masalahnya, kami mati lalu dihidupkan lagi," dia berkata "Ambil kitab Allah ini!"Mereka berkata "Tidak", lalu Allah mengirim para malaikat yang mengangkatkan gunung ke atas mereka.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-78702079218207230222009-03-17T05:15:00.000-07:002010-07-04T12:25:30.613-07:00Al Baqoroh ayat 55<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 4. Allah mengampuni dosa mereka "ingin melihat Allah" dan mereka menyaksikan teman-temannya mati dihidupkan lagi<br /><br />AYAT 55: <strong>Wa idz qultum yaa muusaa lan nu<u>k</u>mina laka <u>h</u>attaa narollooha jahrotan fa akhodzatkumush shoo'iqotu wa antum tandhuruuna</strong><br /><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (untuk past tense)</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata → <em>qultum </em>= you-all said/kalian telah berkata</li><li><em>Yaa </em>= O/wahai → kata nidak, untuk memanggil dalam bahasa Arab</li><li><em>Lan </em>= will never/takkan</li><li><em>Amina</em> = he felt secure/dia merasa aman → <em>aamana </em>(wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → <em>nu<u>k</u>minu </em>= we believe/kami percaya (fi'l mudloorik = present tense) → karena ada <em>lan</em>, maka berubah jadi <em>nu<u>k</u>mina </em>(bentuk subjunctive)</li><li><em>La </em>= unto/kepada</li><li><em>Ka </em>= you</li><li><em>Hattaa </em>= until/sampai</li><li><em>Ro-aa </em>(akhiran 'y' untuk memanjangkan 'a') = he saw/dia telah melihat → <em>naroo</em> = we see/kami melihat (fi'l mudloorik) → bentuk subjunctive-nya (karena <em>lan</em>) tetap <em>naroo → </em>Allah manshub jadi <em>Allooha</em>, berarti Allah sebagai maf'ul (objek) dari <em>naroo</em></li><li><em>Jaharo </em>= he publicized/dia menyatakan → <em>jahrotan </em>= publicly/dengan jelas (manshub, karena posisinya sebagai Haal/kata keterangan)</li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Akhodza </em>= he seized/dia telah mengambil → Akhodzat = she seized/dia telah mengambil</li><li><em>Kum = </em>you-all/kalian</li><li><em>Shoo'iqotun</em> = a thunderbolt/sebuah halilintar → <em>ash-shoo'iqotu </em>= THE thunderbolt bentuk definitnya) → marfu' (berakhiran 'u') dan jenis kelamin perempuan (akhiran ta<u>k</u> marbuthoh), berarti berposisi sebagai "she" dalam <em>akhodzat</em></li><li><em>Antum </em>= you-all/kalian</li><li><em>Nadhoro </em>= he looked/dia telah mengamati → <em>Tandhuruuna </em>= you-all look/kalian mengamati</li></ul><em>Wa idz qultum yaa muusaa lan nu<u>k</u>mina laka <u>h</u>attaa narollooha jahrotan fa akhodzatkumush shoo'iqotu wa antum tandhuruuna</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when you-all said "O Musa, We will never believe unto you until we see Allah publicly, then THE thunderbolt seized you-all and you-all look.<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat kalian berkata "Wahai Musa, kami takkan percaya kepadamu sampai kami melihat Allah dengan nyata", lalu halilintar telah mengambil (nyawa) kalian dan kalian mengamati.<br /><br /><strong>Wa idz qultum yaa muusaa lan nu<u>k</u>mina laka <u>h</u>attaa narollooha jahrotan</strong><br /><br />Atsar Ibn Juroij: Ingatlah nikmatKu kepada kalian saat membangkitkan kalian setelah kalian disambar halilintar saat kalian meminta melihatku langsung, dan kalian atau siapapun tidak akan menyaksikan atau melakukannya.<br /><br />Atsar Ibn Abbas: yaitu sampai kami bisa menatap Allah.<br /><br />An Nisaak 153: <em>Fa qooluu arinallaaha jahrotan</em> (Lalu mereka telah berkata "Perlihatkan kami Allah secara nyata!") <em>fa akho-dzathumush shoo’iqotu bi dhulmihim</em> (lalu mereka tertimpa petir karena kedholiman mereka).<br /><br />Al A'roof 155: <em>Wakhtaaro muusaa qoumahuu</em> (dan Musa memilih (dari) kaumnya) <em>sab'iina rojulan li miiqootinaa</em> (70 lelaki untuk perjanjian Kami)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: Allah memberitahu Musa, 70 orang itu adalah orang-orang yang menyembah anak sapi.<br /><br />Atsar As Suddi: Allah menyuruh Musa datang dengan 70 lelaki Bani Isroil, meminta maaf karena menyembah anak sapi, dan Allah menjanjikan (appointment) mereka waktu dan tempat. Lalu mereka berkata ingin melihat Allah dengan nyata, lalu mereka disambar halilintar dan mati, Musa berdiri menangis, berdoa kepada Allah, "Wahai Robb, apa yang sebaiknya aku katakan kepada Bani Isroil saat aku kembali kepada mereka setelah Engkau menghancurkan orang-orang terbaik mereka?"<br /><br />Atsar Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Musa kembali dari pertemuan dengan Robbnya, membawa lauh-lauh dimana dia menulis Taurot. Dia melihat mereka menyembah anak sapi saat dia tidak ada. Maka dia menyuruh mereka membunuh di antara mereka sendiri, lalu mereka menurut, dan Allah memaafkan mereka. Dia berkata kepada mereka, "Lauh-lauh ini berisi Kitab/Ketetapan Allah, berisi apa yang Dia perintah kepada kalian, dan apa yang Dia larang kepada kalian" Mereka berkata "Apakah kami sebaiknya percaya kalimat ini karena kamu mengatakan Demi Allah? Kami tidak akan percaya sampai kami melihat Allah secara nyata, sampai Dia menunjukkan diriNya sendiri dan berkata 'Ini adalah kitab/ketetapanKu, maka, taatilah dia'. Kenapa Dia tidak berkata kepada kami seperti Dia berkata kepadamu, wahai Musa?" Lalu Allah menurunkan murkanya kepada mereka, sebuah halilintar menyambar mereka, dan mereka semua mati. Lalu Allah menghidupkan mereka setelah Dia membunuh mereka. Lalu Musa berkata kepada mereka "Ambillah buku/ketetapan Allah!" Mereka berkata "Tidak!" Dia berkata "Ada apa dengan kamu?" Mereka berkata "Masalahnya, kami telah mati dan telah kembali hidup." Dia berkata "Tidak", lalu Allah mengirim beberapa malaikat yang membuat gunung berada di atas mereka.<br /><br /><strong>Fa akhodzatkumush shoo'iqotu</strong><br /><strong></strong><br />Al A'roof 155: <em>Fa lammaa akhodzathumur rojfatu </em>(lalu saat mereka mengalami gempa bumi)<em>qoola robbi lau syi<u>k</u>ta ahlakta hum min qoblu wa iyyaya </em>(dia berkata "Robbku, seandainya Engkau mau, Engkau telah menghancurkan mereka dari sebelumnya dan aku) <em>a tuhlikunaa bi maa fa'alas sufahaa-u minnaa </em>(apakah Engkau menghancurkan kami karena apa yang orang-orang bodoh di antara kami itu telah lakukan?) <em>In hiyaa illaa fitnatuka </em>(itu bukanlah melainkan cobaanMu) <em>tudlillu bihaa min tasyaa-u wa tahdi man tasyaa-u </em>(Engkau menyesatkan dengannya barangsiapa yang Engkau mau, dan Engkau menunjukkan (ke jalan benar) dengannya barangsiapa yang Engkau mau) <em>anta waliyyunaa </em>(Engkau adalah kawan panutan yang didengarkan) <em>faghfir lanaa war<u>h</u>amnaa wa anta khoirul ghoofiriina </em>(lalu ampunilah kami dan rahmati kami dan Engkau adalah maha pemaaf yang terbaik)<br /><div></div><div>Atsar Muhammad bin Ishaq: Musa memilih 70 lelaki terbaik Bani Isroil. Dia berkata kepada mereka "Pergilah kepada pertemuan dengan Allah, dan bertobatlah terhadap apa yang telah kalian lakukan. Mohonlah ampunanNya untuk mereka yang kalian tinggalkan. Puasalah, sucikan diri kalian, dan cucilah pakaian kalian." Lalu dia pergi dengan mereka ke Gunung Thur di Sinai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan Robbnya. Dia pergi ke sana hanya atas izin dan pengetahuan Allah. Saat 70 ini melakukan apa yang diperintahkan Musa, dan pergi dengannya untuk perjumpaan Musa dengan Robbnya, mereka berkata "Mintalah agar kami juga bisa mendengar kata-kata Robb kami!" Lalu dia menjawab "Oke". Saat Musa mencapai gunung, awan-awan semakin menutupi. Musa mendekatinya dan memasukinya. Dia berkata kepada orang-orang "Mendekatlah", tapi saat Allah berkata kepada Musa, jubahnya dikelilingi cahaya terang yang tidak ada manusia yang kuat melihatnya, maka dibawahnya diletakkan penghalang dan orang-orang mendekat. Saat mereka masuk awan, mereka jatuh tersujud dan mereka mendengarNya saat Dia berbicara kepada Musa, menyuruhnya, melarangnya, mengatakan apa yang harus dilakukan, apa yang jangan. Saat Dia selesai menyuruhnya, dan menghilangkan awan dari Musa, dia menghadap orang-orang dan mereka berkata "Wahai Musa, kami tidak akan percaya sama kamu kecuali kalau kami melihat Allah langsung." Lalu petir menyambar mereka, arwah mereka diambil dan mereka mati semua. Musa berdiri berdoa, memohon kepada Robbnya seperti Al A'roof 155 yang artinya "Mereka itu bodoh. Apakah Engkau akan menghancurkan barangsiapa yang datang setelahku dari Bani Isroil?"</div><div></div><div>Atsar Ibn Abbas, Qotadah, Mujahid, Ibn Jarir: Mereka disambar kilat karena mereka tidak menghindar maupun melarang kaum mereka yang menyembah anak sapi.<br /></div><br />Atsar 'Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: Allah menyuruh Musa memilih 70 lelaki, lalu dia memilih mereka dan berjalan bersama mereka agar mereka berdoa kepada Robb mereka. Doa mereka salah satunya adalah "Ya Allah, berikan kami apa yang Engkau belum pernah beri kepada siapapun sebelum kami dan tidak akan beri kepada siapapun setelah kami!", lalu Allah tidak suka dengan doa ini dan mereka disambar gempa bumi yang dahsyat, lalu Musa mengatakan Al A'roof 155 ini.<br /><br /><strong>Wa antum tandhuruun</strong><br /><strong></strong><br />Atsar 'Urwah bin Ruwaim: sebagian disambar kilat, sisanya menyaksikan. Allah membangkitkan mereka, dan menyambar yang lainnya dengan kilat.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5455301647959343526.post-25921072904687625172009-03-17T04:32:00.000-07:002010-07-04T12:24:30.119-07:00Al Baqoroh ayat 54<u>Nikmat Allah kepada Bani Isroil</u> : 2. Allah mengampuni dosa syirik waktu itu.<br /><br />AYAT 54: <strong>Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum. Dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum. Fa taaba 'alaikum. Innahuu huwat tawwaabur rohiimun</strong><br /><ul><li><em>Wa </em>= dan</li><li><em>Idz </em>= when/saat (past tense)</li><li><em>Qoola </em>= he said/dia telah berkata (fi'l ma-dlii = past tense)</li><li><em>Muusaa </em>→ berposisi sebagai fa'il (subjek)</li><li><em>Li </em>= to/kepada</li><li><em>Qoumun </em>= sebuah kaum → <em>li </em>adalah preposisi, maka <em>qoumun </em>majrur jadi <em>qoumin</em></li><li><em>Hu </em>= dia → <em>hu </em>majrur jadi <em>hi</em>, <em>qoumin </em>hilang tanwin jadi <em>qoumi</em>, berarti <em>hu </em>adalah mudlof ilaih (pemilik) dari <em>qoumi</em></li><li><em>Yaa </em>= O/wahai → kata <em>nidak </em>(panggilan) → di Arab, kalau memanggil harus diawali "Yaa" sebelum namanya</li><li><em>-y</em> = I/aku → <em>qoumun </em>majrur jadi <em>qoumin</em>, <em>-y </em>adalah mudlof ilaih dari <em>qoumin</em>, sehingga <em>qoumin+y</em> = <em>qoumii</em>, lalu karena <em>yaa</em>, maka <em>qoumii </em>hilang <em>-y</em> jadi <em>qoumi → yaa + qoumin + y = yaa qoumi</em></li><li><em>Inna </em>= verily/sesungguhnya → berarti <em>kum </em>adalah ism inna, <em>dhollamtum anfusakum </em>adalah khobar inna, di tengah-tengahnya diberi terjemahan "adalah"</li><li><em>Kum </em>= you-all/kalian</li><li><em>Dholama </em>= he wronged/dia telah menganiaya → <em>dholamtum </em>= you-all wronged/kalian telah menganiaya</li><li><em>Nafsun </em>= self/diri → <em>anfusun </em>= bentuk jamaknya/selves → <em>anfusun </em>manshub jadi <em>anfusan</em>, berarti <em>anfusan </em>maf'ul (objek) dari <em>dholamtum → anfusan </em>hilang tanwin jadi <em>anfusa</em>, berarti <em>kum </em>adalah mudlof ilaih dari <em>anfusa → anfusakum </em>= yourselves</li><li><em>Bi </em>= by</li><li><em>Akhodza </em>= he received/dia telah menerima → <em>Ittakhodza</em> (wazan 8: pasif) = he took/dia telah mengambil → <em>ittikhoodzun </em>= a taking/sebuah pengambilan → <em>bi </em>adalah preposisi, <em>ittikhoodzun </em>majrur jadi <em>ittikhoodzin </em>→ <em>ittikhoodzin </em>hilang tanwin jadi <em>ittikhoodzi</em>, berarti <em>kum </em>adalah mudlof ilaih dari <em>ittikhoodzi</em></li><li><em>'Ijlun</em> = a calf/anak sapi → <em>al-'ijlu </em>= THE calf → <em>al-'ijlu </em>manshub jadi <em>al-'ijla</em>, berarti posisinya adalah maf'ul dari <em>ittikhoodzikum</em></li><li><em>Fa </em>= then/lalu</li><li><em>Taaba </em>= he returned/dia telah bertobat → <em>tuubuu</em> = you-all return!/kalian bertobatlah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)</li><li><em>Ilaa </em>= unto/kepada</li><li><em>Baari-un </em>= a creator/seorang pencipta → <em>ilaa </em>adalah preposisi, maka <em>baari-un </em>majrur jadi <em>baari-in </em>→ <em>baari-in </em>hilang tanwin jadi <em>baari-i</em>, berarti <em>kum </em>adalah mudlof ilaih dari <em>baari-i</em></li><li><em>Qotala </em>= he killed/dia telah membunuh → <em>Iqtuluu </em>= you-all kill!/kalian bunuhlah (fi'l 'amr)</li><li><em>Anfusukum </em>manshub jadi <em>anfusakum</em>, berarti posisinya sebagai maf'ul dari <em>iqtuluu</em></li><li><em>Dzaalikum</em> = those</li><li><em>Khoirun </em>= better/lebih baik → <em>dzaalikum </em>adalah mubtadak, khoirun adalah khobarnya, sehingga di terjemahannya ditambahkan "adalah"</li><li><em>La </em>= for</li><li><em>'Inda </em>= near/di sisi → <em>baari-ukum </em>majrur jadi <em>baari-ikum </em>karena <em>'inda </em>adalah preposisi</li><li><em>'Alaa </em>= upon/atas → <em>'Alaa + Kum = 'Alaikum</em></li><li><em>Inna </em>= verily/sesungguhnya → berarti <em>hu </em>adalah ism inna, <em>huwat tawwaabur ro<u>h</u>iimun </em>adalah khobar inna</li><li><em>Huwa = Hu </em>= he/dia</li><li><em>At-tawwaabu</em> = the oft-returning/the acceptor of repentance/maha penerima tobat</li><li><em>Ar-rohiimun </em>= the oft-merciful/maha pemberi rahmat</li></ul><em>Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum. Dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum. Fa taaba 'alaikum. Innahuu huwat tawwaabur rohiimun</em><br /><br /><u>Inggris</u>: And (remember) when Musa said to his people, "O my people, verily you-all wronged yourselves by your taking-THE-calf, then you-all return (=repent) to your Creator! Then you-all kill yourselves! Those are better for you-all with your creator. Then He returned upon you-all. Verily, He is the oft-returning, the oft-merciful<br /><u>Indonesia</u>: Dan (ingatlah) saat Musa telah berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri dengan kalian mengambil anak sapi tersebut, lalu kembalilah (bertobatlah) kalian kepada pencipta kalian, lalu kalian bunuhlah diri kalian sendiri. Itu adalah lebih baik untuk kalian di sisi pencipta kalian. Lalu Dia telah kembali (=menerima tobat) atas kalian. Sesungguhnya, Dia adalah maha tempat kembali (penerima tobat) dan maha pemberi rahmat.<br /><br /><strong>Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla</strong><br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu saat di pikiran mereka terbersit untuk menyembah anak sapi, dan saat mereka menyesal dan melihat bahwa mereka telah tersesat, mereka berkata "jika Robb kami tidak merahmati kami dan memaafkan kami" (<em>wa lammaa suqitho fii aidiihim wa ro-au annahum qod dlolluu la-in lam yar<u>h</u>amnaa robbunaa wa yaghfir lanaa</em> - Al A'roof 149), lalu Musa mengatakan <em>yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla</em>.<br /><br />Al A'roof 152: <em>Innal ladziinat takhodzul 'ijla</em> (sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak sapi) <em>sayanaa luhum gho-dlobun min robbihim </em>(kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Robb mereka) <em>wa dzillatun fil hayaatid dun-yaa </em>(dan kehinaan di dalam kehidupan dunia), <em>wa kadzaalika najzil muftariin </em>(dan demikianlah *Kami* membalas orang-orang yg berbohong)<br /><br />Tafsir Ibn Katsir: "berbohong" disini bukan hanya untuk kasus Musa, tapi juga yang mengada-ada dalam agama (=bid'ah). Aib akan diletakkan dalam hati, lalu menuju pundak.<br /><br />Atsar Al Hasan Al Bashri: aib karena mengada-ada dalam agama akan terbebani di pundak pelakunya, meskipun berlari kencang di baghol (hewan hasil perkawinan keledai jantan dan kuda betina) atau berjalan cepat di kuda kerja mereka.<br /><br />Atsar Ayyub As Sakhtiyani: dari Abu Qilabah Al Jarmi: Demi Allah, Al A'roof 152 adalah untuk semua yang mengada-ada dalam agama hingga hari kiamat.<br /><br />Atsar Sufyan bin 'Uyainah: Setiap orang yang mengada-ada dalam agama akan merasakan aib.<br /><br /><strong>Fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum, dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum fa taaba 'alaikum, innahu huwat tawwaabur ro<u>h</u>iimu</strong><br /><br />Atsar Abul 'Aliyah, Sa'id bin Jubair, dan Ar Robi'bin Anas: yaitu Allah mengingatkan Bani Isroil betapa besar kesalahan mereka, maka Allah berkata "Bertobatlah kepada pencipta kalian setelah kalian partnerkan Dia dengan yang lain dalam hal ibadah"<br /><br />Atsar Imam Nasa-i, Ibn Jarir, dan Ibnu Abu Hatim: dari Ibn 'Abbas: Allah berkata pada Bani Isroil bahwa cara tobat mereka adalah dengan saling membunuh dengan pedang setiap orang yang dia temui, meskipun dia ayah atau anaknya. Mereka tidak boleh peduli siapa yang mereka bunuh. Mereka bersalah, mereka mengakui, dan melakukan perintah Allah itu. Lalu Allah mengampuni pembunuh dan yang dibunuh.<br /><br />Atsar Ibn Jarir: dari Ibn 'Abbas: Allah menyuruh Musa untuk menyuruh kaumnya saling membunuh. Dia menyuruh yang menyembah anak sapi duduk yang tidak menyembah berdiri memegang pisau. Saat mereka mulai membunuh, tiba-tiba gelap sekali. Setelah gelapnya hilang, mereka telah membunuh 70000 orang. Yang terbunuh dan yang masih hidup diampuni.sangpembacahttp://www.blogger.com/profile/06831301518919862165noreply@blogger.com1