Senin, 17 November 2008

Hadits

Sebelum lanjut ke Al Baqoroh, saya rasa sangat perlu untuk membahas dulu serba-serbi tentang hadits, hadits yg shohih, lemah, cara berhujjah (berargumen) dengan hadits lemah, serta sedikit tentang bid'ah.

DEFINISI-DEFINISI PENTING

Hadits
= sesuatu yg disandarkan (perkataan, perbuatan, taqrir, ketetapan dan persetujuan) dari Rasulullah yang dijadikan ketetapan/hukum dalam Islam. Hadits menjadi sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an, dan diikuti oleh Ijma dan Qiyas.

Atsar = semua perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari sahabat Rasulullah.

Taqrir = sesuatu yg Rasulullah mendiamkan, tidak menyanggah atau menyetujui yg telah dilakukan atau dikatakan sahabat di depan beliau.

Sahabat = orang yg bertemu Rasulullah waktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam & beriman dan mati dalam keadaan Islam.

Tabi'in = orang yg bertemu sahabat, baik lama atau sebentar, dalam keadaan beriman & islam, dan mati dalam keadaan islam.

Rawi = orang yg menyampaikan / menuliskan hadits ttg apapun yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya.

Hadits Muttafaq 'Alaih / Syaikhon = Hadits Bukhari - Muslim

Hadits As Sab'ah = Hadis Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah

Hadits As Sittah = Hadis Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah

Hadits Al Khomsah = Hadis Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah

Hadits Al Arba'ah = Hadis Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah

Hadits Ats Tsalatsah = Hadis Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i

Al Jamaah = Perawinya banyak sekali (>7)

Sanad / Thoriq = urutan "dari" sejak mukhrij (yg mengeluarkan hadits) / mudawwin (yg membukukan/menghimpun hadits) hingga Nabi Muhammad SAW.

Matan = isi hadits berupa sabda, perbuatan Nabi Muhammad SAW yg diceritakan sahabat atau berupa taqrirnya.

Mushthalah Hadits = Ilmu yg membahas diterima atau tidaknya hadits.

Hadits Qudsi / Hadits Rabbani / Hadits Ilahi = sesuatu yang dikabarkan Allah kepada Rasulullah lewat ilham / mimpi, lalu nabi menyampaikan makna ilham / impian tersebut dengan kata-kata beliau sendiri. Ciri hadits qudsi: Qola (yaqolu) Allah, Fima yarwihi 'anillahi tabaroka wa ta'ala, dll yg semakna.

Kitab hadits populer = Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Riyadhus Shalihin.

Syarat rawi yg adil =
  1. Selalu memelihara ketaatan & menjauhi maksiat.
  2. Menjauhi dosa-dosa kecil yg dapat menodai agama & sopan santun.
  3. Tidak melakukan yg mubah yg dpt menggugurkan iman kepada kadar & mengakibatkan penyesalan.
  4. Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan dasar Syara'.

Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi
A. Hadits Mutawatir = Diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Syarat Hadits Mutawatir:
  1. Rawi-rawinya terpercaya & mengerti apa yang dikabarkan dan menyampaikannya dengan kalimat pasti.
  2. Rawi minimal 10 orang & mustahil berdusta
  3. Kesaksiannya langsung (sami'tu/aku mendengar, sami'na = kami mendengar, roaitu = aku melihat, roainaa = kami melihat)
B. Hadits Ahad/Dhonni = diriwayatkan oleh seorang atau banyak orang tapi tidak memenuhi syarat mutawatir.
  1. Hadits Shohih
    1. Sanadnya bersambung
    2. Rawinya adil
    3. Rawinya kuat ingatannya(dhobit)
    4. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
    5. Tidak mu'allal (tidak cacat).
    6. Tidak illat (tidak samar-samar)
  2. Hadits Hasan (dipakai utk hujjah/berargumen sesuatu yg tidak terlalu berat/penting)
    1. Sanadnya bersambung
    2. Rawinya adil
    3. Rawinya tidak begitu kuat ingatannya / hafalannya
    4. bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya.
  3. Hadits Makbul = bisa untuk Hujjah (Shohih &Hasan)
  4. Hadits Masyhur = yg diriwayatkan 3 sanad.
  5. Hadits 'Aziz = yg diriwayatkan 2 sanad.
  6. Hadits Ghorib = yg diriwayatkan 1 sanad.
  7. Hadits Dha'if = yg tidak bersambung sanadnya; diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.
Hadits Dilihat dari Jenis Periwayatannya
A. Hadits Marfu'/Maushul = "dari"-nya sampai Nabi Muhammad SAW.
B. Hadits yg terputus sanadnya
  1. Hadits Mu'allaq = yg awal sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih sampai akhir sanadnya --> termasuk hadits dha'if.
  2. Hadits Mursal = yg diriwayatkan tabi'in Nabi Muhammad SAW.
  3. Hadits Mudallas = yg kelemahan sanadnya (ataupun gurunya) ditutup-tutupi.
  4. Hadits Munqothi = yg gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in.
  5. Hadits Mu'dhol = yg diriwayatkan oleh tabi'it dan tabi'in dari Nabi Muhammad SAW atau Sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya --> termasuk hadits dha'if.

Jenis-jenis hadits dha'if karena cacat perawi
A. Hadits Maudhu' = diciptakan oleh pendusta yg katanya sabda Rasulullah, baik disengaja maupun tidak.
B. Hadits Matruk = hadits yang menyendiri dalam periwayatan, rawinya dituduh dusta dalam perhaditsan.
C. Hadits Mungkar = hadits yg menyendiri dalam periwayatan, rawinya orang yg banyak salahnya, banyak lengahnya, atau jelas kefasiqannya yg bukan karena dusta. Jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma'ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.
D. Hadits Mu'allal/Ma'lul/Mut'al = hadits yg tampaknya baik tapi ternyata ada cacatnya. Dikira sanadnya bersambung, padahal tidak.
E. Hadits Mudhthorib = yg isinya kontradiksi dengan yang dikompromikan.
F. Hadits Maqlub = yg list perawinya ataupun isinya tertukar urutannya.
G. Hadits Munqalib = yg terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
H. Hadits Mudraj = yg disadur dg sesuatu yg bukan hadits.
I. Hadits Syadz (janggal) = yg diriwayatkan perawi yg tsiqah (terpercaya) tapi bertentangan dgn hadits lain yang diriwayatkan dari perawi yg lebih terpercaya, karena punya kelebihan kedlobithan atau banyaknya sanad (dari segi pentarjihan/pengumpulan data)
J. Hadits Muharrof = yg menyalahi hadits lain karena perubahan syakal kata, denga masih tetap bentuk tulisannya.
K. Hadits Mushahhaf = yg salah di titik kata, tapi bentuk tulisannya tetap.
L. Hadits Mubham = yg dalam matan atau sanadnya ada rawi yg tidak dijelaskan laki-laki atau perempuan
M. Hadits Mukhtalith = yg rawinya buruk hafalannya, karena sudah tua, tertimpa bahaya, terbakar, atau hilang kitabnya.
N. Hadits Muallaq = yg gugur (inqitho') rawinya dari awal sanad.
O. Hadits Mursal = yg gugur dari akhir sanadnya, satu orang setelah tabi'in.
P. Hadits Mudallas = yg diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda.
Q. Hadits Munqothi' = yg gugur rawinya sebelum sahabat, di satu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut.
R. Hadits Mu'dlal = yg gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi'in, tabi'in bersama tabi'it tabi'in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi'in.
S. Hadits Mauquf = hadits yg hanya disandarkan kpd sahabat saja, baik sanadnya bersambung atau putus.
T. Hadits Maqthu' = perkataan / perbuatan tabi'in & dimauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.

Bolehkah berhujjah dengan hadits dhoif?

Para ulama sepakat melarang meriwayatkan hadits dhoif yang maudhu' tanpa menyebutkan kemaudhu'annya.

Tapi kalau hadits dhoif itu bukan maudhu', maka diperselisihkan tentang boleh atau tidaknya diriwayatkan untuk berhujjah.

Pendapat Pertama Melarang secara mutlak meriwayatkan segala macam hadits dhoif, baik untuk menetapkan hukum, maupun untuk memberi sugesti amalan utama. Pendapat ini dipertahankan oleh Abu Bakar Ibnul 'Araby.

Pendapat Kedua Membolehkan, meski dengan melepas sanadnya dan tanpa menerangkan sebab-sebab kelemahannya, untuk memberi sugesti, menerangkan keutamaan amal (fadla'ilul a'mal dan cerita-cerita, bukan untuk menetapkan hukum-hukum syariat, seperti halal dan haram, dan bukan untuk menetapkan aqidah-aqidah).

Ahmad bin hambal, Abdullah bin al Mubarak berkata: "Kalau tentang halal-haram & hukum-hukum, kami perkeras sanadnya dan kami kritik rawi-rawinya. Tetapi bila kami meriwayatkan tentang keutamaan, pahala dan siksa kami permudah dan kami perlunak rawi-rawinya."

Ibnu Hajar Al Asqalany membolehkan berhujjah dengan hadits dhoif untuk fadla'ilul amal, dg syarat:

  1. Hadits dhoifnya tidak keterlaluan. Kalau rawinya pendusta, tertuduh dusta, dan banyak salah, tidak dapat dibuat hujjah meski untuk fadla'ilul amal.
  2. Dasar amal yang ditunjuk oleh hadits dhoif tersebut, masih dibawah satu dasar yang dibenarkan oleh hadits yang dapat diamalkan (shahih dan hasan).
  3. Dalam mengamalkannya tidak mengitikadkan atau menekankan bahwa hadits tersebut benar-benar bersumber kepada nabi, tetapi tujuan mengamalkannya hanya semata mata untuk ikhtiyath (hati-hati) belaka.
Bid'ah = bentuk ibadah menyembah Allah yang Allah sendiri tidak memerintahkannya, Rasulullah tidak mencontohkannya, para sahabat Rasulullah tidak mencontohkannya.

QS Al-Maidah ayat 3: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.

Jika terdapat hal-hal baru yang berhubungan dengan ibadah, maka itu adalah bid'ah. Tapi speaker, naik pesawat, naik mobil, pakai pasta gigi, tidak dapat dikategorikan sebagai bid'ah, karena bukan menyembah Allah. Tapi siapapun yang menciptakan cara baru dalam sholat, itu bid'ah. Menemukan hal baru dalam ilmu pengetahuan bukan bid'ah, bahkan menjadi ladang amal bagi umat.

4 komentar:

Insan Biasa mengatakan...

Ini baru namanya mantab.

Btw, kalau bisa disertakan link entok download e-book kitab-kitab hadits Pak wawan punya koleksinya tuh banyak bangets, beliau akan dengan senang hati sharing.

Jadi kepengen bikin yg beginian.


Lanjutkan terus perjuangan belajar Dhan... Allahlah pemberi balasan terbaik.

Jangan lupa berkunjung ke blog-ku yg profesional. alamatnya:membranebioreactor.blogspot.com

dalam waktu dekat saya mau launcing blog personal. Belum ada waktu nih, mudahan weekend ini bisa.

Insan Biasa mengatakan...

Coba diperlear sedikit ruang textnya biar gak terlalu panjang ke bawah... jadi lebih asik bacanya. Saya gak akan buat catatan, saya mau jaikan blog ini referensi belajar.

Keep update the content bro...

sangpembaca mengatakan...

Wah Bos Roy,

Makasih banget masukannya dan supportnya untuk mengupdate. Tapi ada baiknya jangan cuman jadi referensi belajar donk, tapi juga ada tanya jawabnya biar saya juga nambah ilmunya dari sumber yg lain, mungkin ada postingan yg janggal atau bisa ditambahkan, atau dikoreksi dari postingan saya. Namanya saya itu insan biasa, tak luput dari salah, betul kan Bos Roy.

Buku-buku sumber dari Pak Wawan kebanyakan huruf arab gundul... lha wong nahwu saya masih nol puthul masak langsung baca gituan... takut malah salah mengartikan. Kebetulan kemaren ada pdf Quran arti per kata dari Pak Chalil, langsung saya buru-buru ngopi utk referensi tambahan buat perbaikan isi blog ini.

Unknown mengatakan...

Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. "

فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا ﴿١١٤﴾

Taha[20]:114

فتنزَّه الله - سبحانه - وارتفع، وتقدَّس عن كل نقص، الملك الذي قهر سلطانه كل ملك وجبار، المتصرف بكل شيء، الذي هو حق، ووعده حق، ووعيده حق، وكل شيء منه حق. ولا تعجل - أيها الرسول - بمسابقة جبريل في تَلَقِّي القرآن قبل أن يَفْرَغ منه، وقل: ربِّ زدني علمًا إلى ما علمتني.

Tafsir jalalain

(Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sesungguhnya) daripada apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik (dan janganlah kamu tergesa-gesa terhadap Alquran) sewaktu kamu membacanya (sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu) sebelum malaikat Jibril selesai menyampaikannya (dan katakanlah, "Ya Rabbku! Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan") tentang Alquran, sehingga setiap kali diturunkan kepadanya Alquran, makin bertambah ilmu pengetahuannya.

Al-'A`raf[7]:43
dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran." Diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan."