Tampilkan postingan dengan label Bumi dan Langit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bumi dan Langit. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Januari 2009

Al Baqoroh ayat 36

AYAT 36: Fa azallahumasy syaithoonu ‘anhaa fa akhrojahumaa mimmaa kaanaa fiihi. Wa qulnah bithuu ba’dlukum li ba’dlin ‘aduwwun. Wa lakum fil ardli mustaqorrun wa mataa’un ilaa hiinin.

I'rob

  • Fa = then/maka
  • Zalla = he slipped/dia telah tergelincir → azalla (wazan 4: causative) = he made slipped/dia telah menggelincirkan
  • Humaa = both of them/mereka berdua
  • Syaatho = he was burnt/dia telah terbakar → syaithoonun = A satan → asy-syaithoonu = bentuk definitnya/THE satan → Asy-syaithoonu tetap marfu' (berakhiran "u"), berarti posisinya adalah subjek, menggantikan "dia" dari akhroja. Sehingga humaa adalah objeknya.
  • 'An = from/dari
  • Haa = she/dia (yaitu surga)
  • Fa = then/lalu
  • Khoroja = he went out/dia telah keluar → akhroja (wazan 4: causative) = he made go out/dia telah mengeluarkan
  • Mimmaa = from what/dari apa yang (dari kata min + maa)
  • Kaanaa = both of them were --> kaana dengan ism kaana "mereka berdua" dan khobar kaana fiihi
  • Fii = in/di dalam
  • Hi = him/dia (felicity)
  • Qoola = he said/dia telah berkata → qulnaa = we said/kami telah berkata
  • Habatho = he got down/dia telah turun → ahbithuu = you all get down!/turunlah kalian (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
  • Ba'dlun = some/sebagian
  • Kum = you-all/kalian
  • Li = to/untuk
  • 'Adaa = he transgressed/dia telah melampaui batas → 'aduwwun = an enemy/musuh → a'daa-un = bentuk jamaknya/enemies
  • Wa = dan
  • La = for/bagi
  • Kum = you-all/kalian
  • Fii = in/di dalam
  • Al-Ardli = THE earth
  • Qorro = he dwelt/dia telah tinggal → mustaqorrun = a dwelling place/sebuah tempat tinggal (ism makan = kata benda tempat)
  • Mata'a = he enjoyed/dia telah menikmati → Mataa'un = enjoyment/kenikmatan → amti'atun = bentuk jamaknya
  • Ilaa = to/sampai
  • Haana = he has arrived/dia telah datang → Hiina = a time/satu waktu

Fa azallahumasy syaithoonu ‘anhaa fa akhrojahumaa mimmaa kaanaa fiihi, wa qulnah bithuu ba’dlukum li ba’dlin ‘aduwwun, wa lakum fil ardli mustaqorrun wa mataa’un ilaa hiin

Inggris: Then satan made both of them slipped from her (from the garden) then He made both of them go out from what they were in him (in the felicity). And *We* said "Get down you-all (Adam, Hawwak, and satan), some of you-all to some other are an enemy. And for you in THE earth is a dwelling place and an enjoyment to a time.
Indonesia: Lalu setan telah menggelincirkan mereka berdua darinya (surga) lalu Dia telah mengeluarkan mereka berdua dari apa yang mereka berdua adalah di dalamnya (kebahagiaan). Dan *Kami* telah berkata "Turunlah kalian (Adam, Hawwak, dan setan), sebagian kalian adalah musuh untuk sebagian lain. Dan bagi kalian di bumi adalah sebuah tempat tinggal dan suatu kesenangan sampai satu waktu.

Fa azallahumasy syaithoonu ‘anhaa

Atsar 'Aasim ibn Abi An-Najud (salah satu Qiro-ah Sab-ah = seven readers): setan membuat Adam dan Hawwak keluar dari surga.

Al A'roof 20-21: Fa waswasa lahumasy syaithoonu (lalu setan telah membisikkan saran kepada mereka berdua) li yubdiya lahumaa maa wuuriya 'anhumaa min sau-aatihimaa (agar nampak bagi mereka berdua apa yang tersembunyi dari keburukan (aurot) mereka berdua) wa qoola maa nahaakumaa robbukumaa 'an haadzihisy syajaroti illaa an takuunaa malakaini au takuunaa minal khoolidiina (dan dia (setan) telah berkata "Robb kalian berdua tidak melarang kalian berdua dari pohon ini kecuali agar kalian berdua menjadi dua malaikat atau menjadi tergolong mereka yang kekal) wa qoosamahumaa innii lakumaa la minan naa-shihiina (dan dia telah bersumpah (kepada) mereka berdua, "Sesungguhnya aku benar-benar tergolong mereka yang menasehati, bagi kalian".

Thoohaa 120: Fa waswasa ilaihisy syaithoonu (lalu setan telah membisikkan kepadanya) qoola yaa aadamu hal adulluka 'alaa syajarotil khuldi wa mulkin laa yablaa (dia telah berkata "Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kamu atas Syajarotil Khuld (pohon keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?")

Tafsir Ibn Katsir: Setan iri kepada Adam, menyusun tipudaya, membisikkan dan menyarankan pengkhianatan, karena ingin menghilangkan nikmat dan pakaian indah Adam.

Atsar Qotadah: Setan bersumpah "Demi Allah, aku diciptakan sebelum kalian, maka aku lebih tahu dari kalian, maka ikuti aku, aku akan menunjukkan kalian"

Atsar Al Hasan & Qotadah: setan menjebak Adam dan Hawwak untuk mendekati pohon terlarang.

Menurut Taurot (kisah isroiliyah), Iblis bersembunyi dalam mulut ular lalu masuk surga.

Fa akhrojahumaa mimmaa kaana fiihi

Tafsir Ibn Katsir: yaitu pakaian, tempat tinggal yang luas, rizki yang menyenangkan.

Al A’roof 22: Wa dallaahumaa bi ghuruurin (Dan dia (setan) membujuk mereka berdua dengan tipudaya). Fa lammaa dzaaqosy syajarota badat lahumaa sau-aatuhumaa wa thofiqoo (lalu saat mereka berdua merasakan pohon tersebut, tampaklah bagi keduanya kemaluan mereka berdua dan keduanya mulai menutupi atas mereka berdua dari daun surga. Dan Tuhan mereka berdua memanggil keduanya, “Bukankah telah Aku cegah kalian berdua dari pohon itu dan telah Aku katakan pada kalian berdua sesungguhnya setan itu musuh yg nyata bagi kalian berdua.

Hadits Ibnu Abi Hatim: dari Ubay bin Ka'b: dari Rosululloh: Innallaha kholaqo aadama rojulan thuwaalan katsiiron sya’rir roksi (sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam sebagai lelaki yang tinggi yang rambut kepalanya banyak) ka-annahu nakhlatun sahuuqun (seperti pohon kurma yang bercabang-cabang) fa lammaa dzaaqosy syajarota saqotho ‘anhu li baasuhu (maka saat dia telah merasakan pohon itu, pakaiannya jatuh) fa awwalu maa badaa minhu ‘aurotuhu (lalu apa yang pertama nampak darinya adalah aurotnya) fa lammaa nadhoro ilaa ‘aurotihi ja’ala yasytaddu fil jannati (lalu saat dia telah melihat aurotnya, dia melarikan diri dalam surga) fa akhodzat sya’rohu syajarotun fa naaza ‘ahaa (lalu rambutnya pohon itu menangkap rambutnya, lalu dia membebaskan diri) fa naadaahur rohman: yaa aadamu minnii tafirru (lalu Ar-Rohman memanggilnya "Wahai Adam, kamu lari dariku.") Fa lammaa sami’a kalaamar rohmani qoola: yaa robbi laa wa lakinis tihyaak (lalu saat dia telah mendengar perkataan Ar-Rohman, dia berkata "Wahai Robb, tidak, tapi aku malu).

Adam tinggal di surga selama 1 jam

Hadis shohih Muslim dan Nasa-i: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Khoiru yaumin thola’at fiihisy syamsu yaumul jumu’ati (hari terbaik yang matahari terbit di dalamnya adalah Jumat) fiihi khuliqo aadamu wa fiihi udkhilal jannata wa fiihi ukhrija minhaa (Adam diciptakan di dalamnya (di hari Jumat), dan dia dimasukkan surga di dalamnya (di hari Jumat), dan dia dikeluarkan darinya (dari surga) di dalamnya (di hari Jumat)).

Hadits shohih Al-Hakim: dari Ibnu Abbas: dari Rosululloh: Adam diizinkan tinggal di surga selama antara waktu sholat Ashr sampai matahari tenggelam.

Wa qulnah bithuu

Atsar Ibnu Abi Hatim: dari Ibn 'Abbas: Allah menurunkan Adam ke bumi ke daerah bernama Dahna, antara Mekah dan Tho'if.

Atsar Ibnu Abi Hatim: dari Al-Hasan Al-Bashri: Adam diturunkan di India, Hawwak diturunkan di Jeddah, Iblis diturunkan di Dustumaisan, beberapa mil dari Basra. Ular dikirim ke Asbahan.

Wa lakum fil ardli mustaqorrun wa mataa’un ilaa hiinin

Tafsir Ibn Katsir: yaitu tempat tinggal, rizqi, dan hidup yang terbatas, sampai datangnya hari kiamat.

Senin, 12 Januari 2009

Al Baqoroh ayat 29

AYAT 29: Huwalladzii kholaqo lakum maa fil ardli jamii’an tsummas tawaa ilas samaa-i fa sawwaahunna sab’a samaawaat. Wa huwa bi kulli syai-in ‘aliim.

I'rob

  • Huwa = he/dia
  • Alladzii = one who/yang → ada ism maushul, berarti kalimat setelahnya dirubah jadi menduduki posisi kata benda, yaitu kalimat kholaqo lakum maa fil ardli → sehingga huwa adalah mubtadak dan alladzii kholaqo lakum maa fil ardli adalah khobar
  • Kholaqo = he created/dia telah menciptakan (fi'l ma-dlii = past tense)
  • La = for/bagi
  • Kum = you-all/kalian
  • Maa = what/apa yang (relative pronoun)
  • Fii = in/di dalam
  • Al-ardlu = THE earth → fii adalah preposisi, maka al-ardlu majrur jadi al-ardli
  • Jama'a = he gathered/dia telah menghimpun → jamii'un = sekalian/semuanya → manshub jadi jamii'an, berarti sebagai Haal (kata keterangan)
  • Tsumma = lalu
  • Sawiya = he balanced/dia telah seimbang → istawaa (wazan 8: refleksif/pasif) = he rose/dia telah naik → sawwaa (wazan 2: causative) = he made balanced/dia telah menyeimbangkan
  • Ilaa = towards/menuju
  • Samaa-un = A sky/sebuah langit → as-samaa-u = bentuk definitnya/THE sky → ilaa adalah preposisi, maka as-samaa-u majrur jadi as-samaa-i
  • Fa = then/lalu
  • Hunna = both of those women/mereka (>2 perempuan) → sudah digantikan oleh sab'a samaawatin, sehingga hunna tidak perlu diartikan
  • Sab'a = tujuh
  • Wa = dan
  • Huwa = he/dia
  • Bi = with/dengan
  • Kullun = every/setiap → bi adalah preposisi, maka kullun majrur jadi kullin
  • Syai-un = something/sesuatu → kullin hilang tanwin jadi kulli, syai-un majrur jadi syai-in, berarti syai-in adalah mudlof ilaih (pemilik) dari kulli
  • 'Alima = he knew/dia telah tahu → 'Aliimun = Most Knowledgeable/Mahatahu → huwa adalah mubtadak, 'aliimun adalah khobarnya, dan bi kulli syai-in adalah Haal Muqoddam (kata keterangan yang diawalkan) dari 'aliimun
Huwalladzii kholaqo lakum maa fil ardli jamii’an tsummas tawaa ilas samaa-i fa sawwaahunna sab’a samaawaat. Wa huwa bi kulli syai-in ‘aliim

Inggris: He is the one who created what are in THE earth for you entirely, and then He rose towards THE sky, then He made 7 skies balanced, and He is Most Knowledgeable over everything.
Indonesia: Dia adalah yang telah menciptakan untuk kalian apa yang di bumi semuanya, lalu Dia naik menuju sang langit lalu Dia menyamaratakan 7 langit. Dan Dia adalah Mahatahu pada setiap sesuatu.

Tujuan ayat

Tafsir Ibn Katsir: Pertama, Allah menyebutkan dalil tentang bagaimana manusia diciptakanNya, lalu dalil tentang apa yg mereka bisa saksikan sebagai buktinya, lalu dalil tentang apa yg mereka bisa saksikan: penciptaan langit dan bumi.

Atsar 'Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: Tsumma di ayat ini adalah urutan penceritaan, bukan urutan kejadian.

Kholaqo lakum maa fil ardli jamii'an

Tafsir Ibn Katsir: Dia menciptakan bumi dulu sebagai fondasinya, baru lalu menciptakan langit sebagai atapnya.

Allah menciptakan bumi dalam 2 hari.
Fushshilat 9: Qul a inna kum la takfuruuna bil ladzii kholaqol ardlo fii yaumaini wa taj'aluuna lahu andaadan? (Katakan, apakah sesungguhnya kalian benar-benar ingkar dengan yang telah menciptakan bumi dalam 2 hari dan kalian menjadikan tandingan-tandingan bagiNya (selain Allah yang juga diibadahi)?) Dzaalika robbul 'aalamiina (That is Lord of the universes).

Tafsir Ibn Katsir: 2 hari itu adalah Minggu dan Senin.

Fushshilat 10: Wa ja'ala fiiha rowaasiya min fauqihaa (Dan Dia jadikan di dalamnya (di dalam bumi) gunung2 dari atasnya) wa baaroka fiiha (dan Dia memberkati di dalamnya), wa qoddaro fiihaa aqwaatahaa fii arba'ati ayyaami sawaa-an lis saa-iliina (dan Dia menetapkan/ menakdirkan di dalamnya pangannya dalam 4 hari; sama rata untuk orang-orang yang menanyakannya.

Tafsir Ibn Katsir: gunung diberkati, diberikan potensi untuk bisa ditanami dengan benih dan bisa dipanen darinya. Allah menetapkan pangan manusia (rizqi dan tempat menanam tanaman yang bisa dipanen), di hari Selasa dan Rabu. Total sudah 4 hari, bagi yang menanyakannya.

Tsummas tawaa ilas samaa-i

Fushshilat 11: Tsummas tawaa ilas samaa-i wa hiya dukhoonun (lalu Dia naik ke arah langit dan ia (langit masih berupa) asap) fa qoola lahaa wa lil ardlis tiyaa thou'an au karhan (lalu Dia berkata kepadanya (langit) dan kepada bumi: Datanglah kalian berdua dengan sukahati atau terpaksa), qoolataa atainaa thoo-i'iina (mereka berdua berkata: kami datang dengan sukahati).
Tafsir Ibn Katsir: langit masih berupa asap adalah asap yang muncul dari langit saat bumi diciptakan.

Kesepakatan jamaah tentang makna Istawaa (naik): terima saja, tidak perlu menafsirkan esensinya, tidak perlu menyamakan dengan istawaa nya makhluk, menggantinya, apalagi menolaknya.

Fa sawwaahunna sab’a samaawaat

Fushshilat 12: Fa qodloohunna sab'a samaawaati fii yaumaini (Lalu Dia menciptakan 7 langit dalam 2 hari) wa auhaa fii kulli samaa-in amrohaa (dan Dia mewahyukan urusannya di setiap langit) wa zayyannas samaa-ad dun-yaa bi mashoobiiha wa hifdhon (dan Kami menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang dan (Kami ciptakan itu untuk) memelihara (dari setan yang mencuri berita ghoib dari malaikat) dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliim (demikianlah takdir dari Mahaperkasa Mahatahu).

Tafsir Ibn Katsir: yaitu Kamis dan Jumat.

Berapa hari total penciptaan bumi dan langit?

6 hari, Minggu sampai Jumat. Tapi ada perbedaan pendapat apakah hari-hari itu sama dengan hari kita.

Al A'roof 54: Inna robbakumulloohul ladzii kholaqos samaawati wal ardlo fii sittati ayyaamin (sesungguhnya Robb kalian adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari) tsummas tawaa 'alal 'arsyi (lalu Dia naik ke Tahta (The Throne)) yughsyil lailan nahaaro yathlubuhu (Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat) wasy syamsa wal qomaro wan nujuuma musakhkhorooti bi amrihi (dan matahari, bulan dan bintang tunduk dengan perintahNya) Alaa lahul kholqu wal amr (Sesungguhnya, milikNya (hak prerogatif) adalah penciptaan dan perintah) tabaarokalloohu robbu 'aalamiin (Terberkatilah Lord of THE universes)

Hadits shohih Imam Ahmad, Muslim: dari Abu Huroiroh: Rosululloh memegang kedua tanganku dan berkata Kholaqolloohu 'azza wa jallat turbata yaumas sabti (Allah 'Azza Wa Jalla menciptakan debu pada hari Sabtu) wa kholaqo fiihal jibaala yaumal ahaad (dan Dia menciptakan gunung di dalamnya pada hari Minggu) wa kholaqosy syajaro yaumal itsnain (dan Dia menciptakan pohon pada hari Senin), wa kholaqol makruuha yaumats tsalaatsaak (dan Dia menciptakan Al Makruh (hal-hal tidak menyenangkan) pada hari Selasa) wa kholaqon nuuro yaumal arbi'aak (dan Dia menciptakan cahaya pada hari Rabu), wa batstsa fiihad dawabba yaumal khomiis (dan Dia menyebarkan (propagate) hewan pada hari Kamis) wa kholaqo aadama 'alaihis salaam (dan Dia menciptakan Adam, semoga keselamatan adalah atasnya) ba'dal 'ashri min yaumil jumu'ah (setelah 'Ashr pada hari Jumat). Fii aakhiril kholqi, fii aakhiri saa'atin min saa'aatil jumu'ati, fii maa bainal 'ashri ilal lail (dia adalah ciptaan terakhir, di jam terakhir dari jam-jam Jumat, di antara 'Ashr dan malam itu).

Atsar Mujahid, Imam Ahmad: dari Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: sehari = 1000 tahun.

Tafsir Ibn Katsir: Sabtu tidak ada penciptaan karena hari ketujuh → As Sabt = istirahat/berhenti.

An Naazi’at 27-33: A antum a-syaddu kholqon amis samaak (Apakah kalian lebih sulit penciptaannya ataukah langit (yang lebih sulit?)) banaahaa (Dia membangun) rofa'a samkahaa fa sawwaaha ((yaitu) Dia telah meninggikan bangunannya lalu Dia menyamaratakannya (menyempurnakannya)) wa aghthosya lailahaa wa akhroja dluhaaha (dan Dia tutupkan malamnya (sehingga gelap) dan Dia keluarkan waktu Dhuhanya (sehingga terang)) wal ardlo ba'da dzaalika dahaaha (dan bumi lalu dihamparkan) akhroja minhaa maa-ahaa wa mar'aaha ((yaitu) dia mengeluarkan air dan tumbuhan darinya) wal jabaala arsaahaa (dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan kokoh). Mataa'an lakum wa li an'aamikum (kesenangan adalah bagi kalian dan bagi hewan ternak kalian).

Urutan penciptaan: Bumi - Langit - Isi Bumi?

Hadits shohih Bukhori: dari Sa'id bin Jubair: Seorang lelaki berkata kepada Ibn 'Abbas "Aku menemukan beberapa hal dalam Alqur-an yang membingungkanku: di surat An Naazi'at 27-30 Allah menceritakan penciptaan langit sebelum bumi, lalu di surat Fushshilat 9-12 Allah menceritakan penciptaan bumi sebelum langit." Ibn Abbas berkata "Allah mencipta bumi dalam 2 hari, lalu Dia menciptakan langit, lalu Dia naik ke arah langit dan memberinya bentuk dalam 2 hari tambahan. Lalu Dia menghamparkan bumi, yaitu mengeluarkan air dan tumbuhannya. Dan Dia menciptakan gunung, pasir, benda mati, batu, bukit, dan apapun di antaranya, dalam 2 hari tambahan. Ini adalah apa yang Allah katakan "wal ardlo ba'da dzaalika dahaaha". Jadi Dia menciptakan bumi dan apapun di dalamnya dalam 4 hari, dan Dia menciptakan langit dalam 2 hari.

Tafsir Mujahid: Allah menciptakan bumi dulu baru langit. Saat menciptakan bumi lalu asap membumbung dari bumi.

An Naazi'at 30 → Dia menghamparkan (Dahaa) bumi = semua kekayaan bumi dibawa ke permukaan setelah menciptakan bumi dan langit. Yaitu mata air, tanaman, bintang dan planet berotasi.

Wahuwa bikulli syai-in ‘aliim

Tafsir Ibn Katsir: yaitu bahwa ilmu Allah meliputi semua ciptaanNya.

Al Mulk 14: A laa ya'lamu man kholaqo (apakah Dia belum tahu apa yang Dia ciptakan?)

Kamis, 01 Januari 2009

Al Baqoroh ayat 22

AYAT 22: Alladzii ja'ala lakumul ardlo firoosyan wassamaa-a binaa-an wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihii minats tsamarooti rizqol lakum. Falaa taj’aluu lillaahi andaadaw wa antum ta’lamuun.

I'rob

  • Alladzii = one who/yang (ism maushul) → dilihat dari kalimat setelahnya, alladzii bertujuan mengubah kalimat setelahnya jadi na'at (kata sifat) dari Robbakum di ayat 21.
  • Ja'ala = he made (fi’l ma-dlii = past tense)
  • La = upon/atas
  • Kum = kalian
  • Al-ardlu = THE earth (bentuk kata benda definit)
  • Farosya = he spread/dia telah membentangkan → firoosyan (Haal = kata keterangan "secara") = spreadingly
  • Al-ardlu manshub jadi al-ardlo → berarti al-ardlo adalah maf'ul (objek) kedua dari ja'ala setelah lakum
  • Wa = dan
  • Samaa-un = a sky/suatu langit → samaawaatu/samawaatu = bentuk jamaknya/skies → as-samaa-u = THE sky → as-samaa-u manshub jadi as-samaa-a, berarti as-samaa-a adalah maf'ul kedua dari ja’ala lakum
  • Banaa = he established/dia telah membangun → Binaa-an (Haal) = establishly
  • Wa = dan
  • Nazala = he descended/dia telah turun → Anzala (wazan 4: causative) = he sent down/dia telah menurunkan
  • Min = from/dari
  • As-samaa-u → min adalah preposisi, maka as-samaa-u majrur jadi as-samaa-i → as-samaa-i berawalan huruf vokal, maka min jadi mina.
  • Maa-un = water/air → maa-un manshub jadi maa-an, berarti maa-an adalah maf'ul dari anzala
  • Fa = then/lalu
  • Khoroja = he went out/dia telah keluar → akhroja (wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan.
  • Bi = with/dengan
  • Hu = he/dia → bi adalah preposisi, maka hu majrur jadi hi
  • Tsamaro = he bore fruits → tsamarootun = fruits (noun jamak) → ats-tsamarootu = THE fruits → min adalah preposisi, maka ats-tsamarootu majrur jadi ats-tsamarooti → ats-tsamarooti berawalan huruf vokal, maka min jadi mina
  • Rozaqo = he brought provision/dia telah merizqikan → rizqun = A provision/sebuah rizqi → rizqun manshub jadi rizqon, berarti objek dari akhroja.
  • Fa = then/maka → karena ada hubungan sebab akibat
  • Laa → laa nahiyah (larangan)
  • Ja'ala = he made/dia telah menjadikan → yaj'aluu = you-all make/kalian menjadikan → laa taj'aluu = Don't you all make (fi'l nahii = kata kerja larangan)
  • Li = unto
  • Allah majrur jadi Allaahi karena li adalah preposisi
  • Niddun = a rival/suatu tandingan → andaadun = bentuk jamaknya/rivals → andaadun manshub jadi andaadan, berarti andaadan adalah maf'ul dari taj’aluu
  • Wa = while/padahal → karena menjelaskan situasi dari larangan
  • Antum = you-all → dlomir fasl (penguat)
  • 'Alima = he knew/dia telah tahu → ta’lamuuna = you-all know/kalian tahu (fi’l mudloorik = present tense)

Alladzii ja’ala lakumul ardlo firoo-syan was samaa-a binaa-an wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihi minats tsamarooti rizqon lakum fa laa taj’aluu lillaahi andaadan wa antum ta’lamuuna

Inggris: The one who created for you-all THE earth spreadingly and THE sky establishly, and He sent down water from THE sky and then He brought forth a provision from fruits by it (water) for you-all. Thus, don't you-all set up rivals unto Allah while you know.
Indonesia: Yang menciptakan bagi kalian bumi secara spreadingly dan langit secara establishly, dan Dia telah menurunkan air dari langit lalu Dia telah mengeluarkan rizqi dari sang buah-buahan dengannya (air dari langit) untu kalian. Maka kalian jangan menjadikan tandingan-tandingan atas Allah padahal kalian tahu.

Alladzii ja'ala lakumul ardlo firoo-syan was samaa-a binaa-an

Tafsir Ibnu Katsir: disamping menciptakan manusia (ayat 21), Allah juga menciptakan rizqi untuk manusia, berupa bumi dan langit (Ayat 22). Bumi diciptakan spreadingly (secara terbentang), artinya bagaikan tempat untuk tidur dan dikokohkan dengan gunung2. Langit dibangun establishly, artinya langit sebagai atapnya (kanopi).

Al Anbiyaak 32: Wa ja'alnas samaa-a saqfan mahfuudhon (dan Kami telah menjadikan langit sebagai atap yang aman (dan) terpelihara) wa hum 'an aayaatihaa mu'ridluun (tapi mereka berpaling dari ayat2 (tanda2 kekuasaan) Kami).

Al Mukmin 64: Alladzii ja'ala lakumul ardlo qorooron was samaa-a binaa-an ((Dialah) yg menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagi kalian dan langit sebagai kanopi) wa showwarokum fa ahsana shuwarokum (dan Dia membentuk kalian lalu memperindah bentuk kalian) wa rozaqokum minath thoyyibaati (dan memberi rizki kalian dari yg baik-baik) dzaalikumulloohu robbukum fa tabarokalloohu robbul 'aalamiin (demikianlah Allah, Robb kalian, maka terpujilah Allah, Robb (Maha Pemilik) seluruh alam).

Wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihi minats tsamarooti rizqon lakum

Tafsir Ibnu Katsir: Allah menurunkan air hujan dari langit melalui awan dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dan buah2an sebagai rizki untuk manusia dan ternak mereka.

Fa laa taj’aluu lillaahi andaadan, wa antum ta'lamuuna

Tafsir Ibnu Katsir: Diceritakan sebelumnya bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Penjaga kelangsungan hidup makhlukNya, dan Maha Pemilik, sehingga hanya Dia yg berhak disembah, tidak ada yg lain sebagai partner sesembahan selain Dia.

Hadits Bukhori & Muslim: dari Ibnu Mas’ud: aku pernah bertanya: Ya Rosululloh, dosa apa yg paling buruk disisi Allah? Beliau menjawab an taj'alalloohi niddan wa huwa kholaqoka (menjadikan tandingan (sesuatu yang diibadahi juga selain Allah) bagi Allah, padahal hanya Dia yg menciptakanmu).

Hadits Mu'adz: dari Rosululloh: A tadrii maa haqqulloohi 'alaa 'ibaadihi? (Apakah kamu tahu hak Allah atas hambaNya?) An ya'buduuhu wa laa yusyrikuu bihi syai-an (mereka harus beribadah kepadaNya saja dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu (mencarikan partner sesembahan selain Dia))

Hadits An Nasa-i, Ibnu Murdawaih, Ibnu Majah: dari Ibnu Abbas: qoola rojulun lin nabiyyi maa syaa-alloohu wa-syikta (Seseorang berkata kepada Nabi: atas kehendak Allah dan kehendakmu) fa qoola a ja'altanii lillaahi niddan? Qul maa syaa-alloohu wahdah (maka dia berkata: apakah kamu menjadikan aku sebagai tandingan bagi Allah? Katakanlah atas kehendak Allah saja).

Tafsir Qotadah & Muhammad bin Ishaq: dari Ibnu Abbas: artinya, jangan menyekutukan-Nya dengan mengadakan tandingan2 yg tidak dapat memberikan mudhorot maupun manfaat, sedangkan kalian tahu bahwa tiada sesembahan yg benar bagi kalian selain Dia Sang Pemberi Rizki. Dan kalian juga tahu tanpa ragu lagi bahwa yg diserukan untuk diesakan adalah Allah.

5 perintah Allah

Hadits hasan dari Imam Ahmad: dari Al Harits Al Asy’ari: dari Rosululloh: Innallooha ‘azza wa jalla amaro yahyabna zakariyyaa ‘alaihissalaamu bi khomsi kalimaatin an ya’mala bihinna wa an yakmuro banii isroo-iila an ya’maluu bihinna (sesungguhnya Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Yahya bin Zakaria a.s. dengan 5 perkara yg harus ia amalkan dan memerintahkan Bani Isroil agar mereka mengamalkannya) wa annahu kadaa an yubthi-a bihaa (Tapi (Yahya bin Zakaria) lamban menyampaikannya) Faqoola lahu ‘iisaa ‘alaihissalaamu: Innaka qod amirta bi khomsi kalimaatin an ta’mala bihinna wa takmuro banii isro-iila an ya’maluu bihinna (maka 'Isa a.s. berkata kepadanya: sesungguhnya kamu telah diperintahkan dengan 5 perkara agar kamu mengamalkannya dan memerintahkan Bani Isroil mengamalkannya) fa immaa an tuballagho-hunna wa immaa uballagho-hunna? (maka apakah kau sendiri menyampaikannya atau aku yg menyampaikannya?) faqoola: yaa akhii innii akhsyaa in sabaqtanii an u’adzdzaba au yukhsafa bii (lalu (Yahya) berkata, “Hai saudaraku sesungguhnya aku takut jika engkau mendahuluiku, aku akan diadzab atau aku ditenggelamkan kedalam bumi) fa jama’a yahyabnu zakariyyaa banii isro-iila fii baitil maqdisi hattam tala-al masjidu (lalu Yahya bin Zakaria mengumpulkan Bani Isroil di Baitul Maqdis, sehingga mereka memenuhi masjid) faqo’ada ‘alaasy syarofi fahamidallaha wa atsna ‘alaihi (lalu ia duduk di tempat yg tinggi, lalu memuji dan mengagungkan Allah) tsumma qoola innallaha amaronii bikhomsi kalimaatin an a’mala bihinna waamurokum an ta’maluu bihinna (lalu dia berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku 5 perkara yg harus aku amalkan dan aku perintahkan kalian utk mengamalkannya) awwaluhunna an ta’budullaaha walaa tusyrikuu bihi syai-an (pertama, beribadahlah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu) fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin isytaroo ‘abdan min khoolishi maalihi bi wariqin au dzahabin (maka sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang yg membeli seorang budak dari hartanya yg murni dengan uang perak atau emas) fa ja’ala ya’malu wa yu-addii ghollatahu ilaa ghoiri sayyidihi (lalu orang itu menyuruh (budak itu) bekerja tapi budak itu menyerahkan penghasilannya kepada selain tuannya) fa ayyukum yasurruhu an yakuuna ‘abdahu kadzaalika? (maka siapa diantara kalian yg ingin budaknya berbuat demikian?) wa innallaaha kholaqokum warozaqokum fa’buduuhu walaa tusyrikuu bihi syai-an (dan sesungguhnya Allah telah menciptakan kalian dan memberi rizki kepada kalian maka beribadahlah kepada Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu) wa amarokum bish-sholaati fa innallaha yanshobu wajhahu liwajhi ‘abdihi maa lam yaltafit fa idzaa shollaitum falaa taltafituu (dan Dia memerintahkan kalian untuk sholat, karena sesungguhnya Allah mengarahkan wajahNya ke wajah hambaNya selama ia tidak berpaling, maka saat kalian mengerjakan sholat jangan memalingkan wajah kalian) wa amarokum bish shiyaami fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin ma’ahu shorrotun min miskin fii ‘ishoobatin kulluhum yajidu riihal miski (dan Dia memerintahkan kalian agar berpuasa, sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang membawa wadah minyak kasturi berada di tengah2 kelompok orang yg semuanya mencium aroma kasturi) wa inna kholuufa famish shoo-imi athyabu ‘indallaahi mir riihil miski (dan sesungguhnya bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi) wa amarokum bish shodaqoti fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin asarohul ‘aduwwu, fasyadduu yadaihi ilaa ‘unuqihi, wa qoddamuuhu liyadl-ribuu ‘unuqohu (dan Allah memerintahkan kalian agar bersedekah, karena sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang ditawan musuh, lalu mereka mengikat kedua tangannya pada lehernya, lalu dibawa ke depan untuk dipenggal kepalanya) wa qoola lahum: Hal lakum an aftadiya nafsii minkum? (lalu dia (orang itu) berkata kepada mereka, "Apakah kalian mengizinkan aku menebus diriku dari kalian?") fa ja’ala yaftadii nafsahu minhum bil qoliili wal katsiiri hattaa fakka nafsahu (maka dia (orang itu) menebus dirinya dengan segala harta miliknya, sehingga ia berhasil membebaskan dirinya) wa amarokum bidzikrillaahi katsiiron, wa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin tholabahul ‘aduwwu siroo’an fii atsarihi fa ataa hishnan hashiinan fatahash-shana fiihi (dan Dia memerintahkan kalian untuk banyak mengingat Allah karena sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang dikejar musuh dengan melacak jejak kakinya, lalu ia mendatangi sebuah benteng yg terjaga ketat, lalu ia berlindung di dalamnya) wa innal ‘abda ahshonu maa yakuuna minasy syaithooni idzaa kaana fii dzikrillaahi (dan sesungguhnya seorang hamba yang baik lebih terlindungi dari setan saat ia mengingat Allah)
(Lalu Rasulullah sendiri bersabda:) Wa anaa murukum bi khomsin, Allahu amaronii bi-hinna: Al-jamaa’atu was sam’u, wath thoo’atu wal hijrotu wal jihaadu fii sabiilillaahi (dan aku memerintahkan kalian dengan lima (perkara), (sebagaimana) Allah telah memerintahkan kepadaku: yaitu jama’ah, patuh, taat, hijrah, dan jihad di jalan Allah) fa innahu man khoroja minal jamaa’ati qiida syibrin faqod khola’a ribqotal islaami min ‘unuqihi illaa an yarji’a (karena sesungguhnya barangsiapa keluar dari jama’ah sejengkal, maka dia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali) wa man da’aa bi da’waa jaahiliyyatin fa huwa min jitsiyyi jahannam (dan barangsiapa menyeru dg seruan jahiliyah maka ia tergolong penghuni jahannam)
(Lalu para sahabat bertanya:) Wa in shooma wa sholaa? (Meskipun ia berpuasa dan sholat?)
(Rasulullah menjawab:) Wa in sholaa wa shooma wa za’ama annahu muslimun fad’ul muslimiina bi asmaa-ihim ‘alaa maa sammaa humullaahu ‘azza wa jallal muslimiinal mukminiina ‘ibaadallahi (meskipun ia sholat dan berpuasa dan mengaku bahwa dia muslim. Maka serulah orang2 Islam dengan nama mereka masing2 sebagaimana Allah menyebut orang2 muslim yg beriman sebagai hamba Allah).

Ahli Tafsir Ar Rozi' menggunakan ayat 21 dan 22 sebagai dalil adanya Maha Pencipta.