Kamis, 01 Januari 2009

Al Baqoroh ayat 22

AYAT 22: Alladzii ja'ala lakumul ardlo firoosyan wassamaa-a binaa-an wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihii minats tsamarooti rizqol lakum. Falaa taj’aluu lillaahi andaadaw wa antum ta’lamuun.

I'rob

  • Alladzii = one who/yang (ism maushul) → dilihat dari kalimat setelahnya, alladzii bertujuan mengubah kalimat setelahnya jadi na'at (kata sifat) dari Robbakum di ayat 21.
  • Ja'ala = he made (fi’l ma-dlii = past tense)
  • La = upon/atas
  • Kum = kalian
  • Al-ardlu = THE earth (bentuk kata benda definit)
  • Farosya = he spread/dia telah membentangkan → firoosyan (Haal = kata keterangan "secara") = spreadingly
  • Al-ardlu manshub jadi al-ardlo → berarti al-ardlo adalah maf'ul (objek) kedua dari ja'ala setelah lakum
  • Wa = dan
  • Samaa-un = a sky/suatu langit → samaawaatu/samawaatu = bentuk jamaknya/skies → as-samaa-u = THE sky → as-samaa-u manshub jadi as-samaa-a, berarti as-samaa-a adalah maf'ul kedua dari ja’ala lakum
  • Banaa = he established/dia telah membangun → Binaa-an (Haal) = establishly
  • Wa = dan
  • Nazala = he descended/dia telah turun → Anzala (wazan 4: causative) = he sent down/dia telah menurunkan
  • Min = from/dari
  • As-samaa-u → min adalah preposisi, maka as-samaa-u majrur jadi as-samaa-i → as-samaa-i berawalan huruf vokal, maka min jadi mina.
  • Maa-un = water/air → maa-un manshub jadi maa-an, berarti maa-an adalah maf'ul dari anzala
  • Fa = then/lalu
  • Khoroja = he went out/dia telah keluar → akhroja (wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan.
  • Bi = with/dengan
  • Hu = he/dia → bi adalah preposisi, maka hu majrur jadi hi
  • Tsamaro = he bore fruits → tsamarootun = fruits (noun jamak) → ats-tsamarootu = THE fruits → min adalah preposisi, maka ats-tsamarootu majrur jadi ats-tsamarooti → ats-tsamarooti berawalan huruf vokal, maka min jadi mina
  • Rozaqo = he brought provision/dia telah merizqikan → rizqun = A provision/sebuah rizqi → rizqun manshub jadi rizqon, berarti objek dari akhroja.
  • Fa = then/maka → karena ada hubungan sebab akibat
  • Laa → laa nahiyah (larangan)
  • Ja'ala = he made/dia telah menjadikan → yaj'aluu = you-all make/kalian menjadikan → laa taj'aluu = Don't you all make (fi'l nahii = kata kerja larangan)
  • Li = unto
  • Allah majrur jadi Allaahi karena li adalah preposisi
  • Niddun = a rival/suatu tandingan → andaadun = bentuk jamaknya/rivals → andaadun manshub jadi andaadan, berarti andaadan adalah maf'ul dari taj’aluu
  • Wa = while/padahal → karena menjelaskan situasi dari larangan
  • Antum = you-all → dlomir fasl (penguat)
  • 'Alima = he knew/dia telah tahu → ta’lamuuna = you-all know/kalian tahu (fi’l mudloorik = present tense)

Alladzii ja’ala lakumul ardlo firoo-syan was samaa-a binaa-an wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihi minats tsamarooti rizqon lakum fa laa taj’aluu lillaahi andaadan wa antum ta’lamuuna

Inggris: The one who created for you-all THE earth spreadingly and THE sky establishly, and He sent down water from THE sky and then He brought forth a provision from fruits by it (water) for you-all. Thus, don't you-all set up rivals unto Allah while you know.
Indonesia: Yang menciptakan bagi kalian bumi secara spreadingly dan langit secara establishly, dan Dia telah menurunkan air dari langit lalu Dia telah mengeluarkan rizqi dari sang buah-buahan dengannya (air dari langit) untu kalian. Maka kalian jangan menjadikan tandingan-tandingan atas Allah padahal kalian tahu.

Alladzii ja'ala lakumul ardlo firoo-syan was samaa-a binaa-an

Tafsir Ibnu Katsir: disamping menciptakan manusia (ayat 21), Allah juga menciptakan rizqi untuk manusia, berupa bumi dan langit (Ayat 22). Bumi diciptakan spreadingly (secara terbentang), artinya bagaikan tempat untuk tidur dan dikokohkan dengan gunung2. Langit dibangun establishly, artinya langit sebagai atapnya (kanopi).

Al Anbiyaak 32: Wa ja'alnas samaa-a saqfan mahfuudhon (dan Kami telah menjadikan langit sebagai atap yang aman (dan) terpelihara) wa hum 'an aayaatihaa mu'ridluun (tapi mereka berpaling dari ayat2 (tanda2 kekuasaan) Kami).

Al Mukmin 64: Alladzii ja'ala lakumul ardlo qorooron was samaa-a binaa-an ((Dialah) yg menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagi kalian dan langit sebagai kanopi) wa showwarokum fa ahsana shuwarokum (dan Dia membentuk kalian lalu memperindah bentuk kalian) wa rozaqokum minath thoyyibaati (dan memberi rizki kalian dari yg baik-baik) dzaalikumulloohu robbukum fa tabarokalloohu robbul 'aalamiin (demikianlah Allah, Robb kalian, maka terpujilah Allah, Robb (Maha Pemilik) seluruh alam).

Wa anzala minas samaa-i maa-an fa akhroja bihi minats tsamarooti rizqon lakum

Tafsir Ibnu Katsir: Allah menurunkan air hujan dari langit melalui awan dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dan buah2an sebagai rizki untuk manusia dan ternak mereka.

Fa laa taj’aluu lillaahi andaadan, wa antum ta'lamuuna

Tafsir Ibnu Katsir: Diceritakan sebelumnya bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Penjaga kelangsungan hidup makhlukNya, dan Maha Pemilik, sehingga hanya Dia yg berhak disembah, tidak ada yg lain sebagai partner sesembahan selain Dia.

Hadits Bukhori & Muslim: dari Ibnu Mas’ud: aku pernah bertanya: Ya Rosululloh, dosa apa yg paling buruk disisi Allah? Beliau menjawab an taj'alalloohi niddan wa huwa kholaqoka (menjadikan tandingan (sesuatu yang diibadahi juga selain Allah) bagi Allah, padahal hanya Dia yg menciptakanmu).

Hadits Mu'adz: dari Rosululloh: A tadrii maa haqqulloohi 'alaa 'ibaadihi? (Apakah kamu tahu hak Allah atas hambaNya?) An ya'buduuhu wa laa yusyrikuu bihi syai-an (mereka harus beribadah kepadaNya saja dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu (mencarikan partner sesembahan selain Dia))

Hadits An Nasa-i, Ibnu Murdawaih, Ibnu Majah: dari Ibnu Abbas: qoola rojulun lin nabiyyi maa syaa-alloohu wa-syikta (Seseorang berkata kepada Nabi: atas kehendak Allah dan kehendakmu) fa qoola a ja'altanii lillaahi niddan? Qul maa syaa-alloohu wahdah (maka dia berkata: apakah kamu menjadikan aku sebagai tandingan bagi Allah? Katakanlah atas kehendak Allah saja).

Tafsir Qotadah & Muhammad bin Ishaq: dari Ibnu Abbas: artinya, jangan menyekutukan-Nya dengan mengadakan tandingan2 yg tidak dapat memberikan mudhorot maupun manfaat, sedangkan kalian tahu bahwa tiada sesembahan yg benar bagi kalian selain Dia Sang Pemberi Rizki. Dan kalian juga tahu tanpa ragu lagi bahwa yg diserukan untuk diesakan adalah Allah.

5 perintah Allah

Hadits hasan dari Imam Ahmad: dari Al Harits Al Asy’ari: dari Rosululloh: Innallooha ‘azza wa jalla amaro yahyabna zakariyyaa ‘alaihissalaamu bi khomsi kalimaatin an ya’mala bihinna wa an yakmuro banii isroo-iila an ya’maluu bihinna (sesungguhnya Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Yahya bin Zakaria a.s. dengan 5 perkara yg harus ia amalkan dan memerintahkan Bani Isroil agar mereka mengamalkannya) wa annahu kadaa an yubthi-a bihaa (Tapi (Yahya bin Zakaria) lamban menyampaikannya) Faqoola lahu ‘iisaa ‘alaihissalaamu: Innaka qod amirta bi khomsi kalimaatin an ta’mala bihinna wa takmuro banii isro-iila an ya’maluu bihinna (maka 'Isa a.s. berkata kepadanya: sesungguhnya kamu telah diperintahkan dengan 5 perkara agar kamu mengamalkannya dan memerintahkan Bani Isroil mengamalkannya) fa immaa an tuballagho-hunna wa immaa uballagho-hunna? (maka apakah kau sendiri menyampaikannya atau aku yg menyampaikannya?) faqoola: yaa akhii innii akhsyaa in sabaqtanii an u’adzdzaba au yukhsafa bii (lalu (Yahya) berkata, “Hai saudaraku sesungguhnya aku takut jika engkau mendahuluiku, aku akan diadzab atau aku ditenggelamkan kedalam bumi) fa jama’a yahyabnu zakariyyaa banii isro-iila fii baitil maqdisi hattam tala-al masjidu (lalu Yahya bin Zakaria mengumpulkan Bani Isroil di Baitul Maqdis, sehingga mereka memenuhi masjid) faqo’ada ‘alaasy syarofi fahamidallaha wa atsna ‘alaihi (lalu ia duduk di tempat yg tinggi, lalu memuji dan mengagungkan Allah) tsumma qoola innallaha amaronii bikhomsi kalimaatin an a’mala bihinna waamurokum an ta’maluu bihinna (lalu dia berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku 5 perkara yg harus aku amalkan dan aku perintahkan kalian utk mengamalkannya) awwaluhunna an ta’budullaaha walaa tusyrikuu bihi syai-an (pertama, beribadahlah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu) fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin isytaroo ‘abdan min khoolishi maalihi bi wariqin au dzahabin (maka sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang yg membeli seorang budak dari hartanya yg murni dengan uang perak atau emas) fa ja’ala ya’malu wa yu-addii ghollatahu ilaa ghoiri sayyidihi (lalu orang itu menyuruh (budak itu) bekerja tapi budak itu menyerahkan penghasilannya kepada selain tuannya) fa ayyukum yasurruhu an yakuuna ‘abdahu kadzaalika? (maka siapa diantara kalian yg ingin budaknya berbuat demikian?) wa innallaaha kholaqokum warozaqokum fa’buduuhu walaa tusyrikuu bihi syai-an (dan sesungguhnya Allah telah menciptakan kalian dan memberi rizki kepada kalian maka beribadahlah kepada Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu) wa amarokum bish-sholaati fa innallaha yanshobu wajhahu liwajhi ‘abdihi maa lam yaltafit fa idzaa shollaitum falaa taltafituu (dan Dia memerintahkan kalian untuk sholat, karena sesungguhnya Allah mengarahkan wajahNya ke wajah hambaNya selama ia tidak berpaling, maka saat kalian mengerjakan sholat jangan memalingkan wajah kalian) wa amarokum bish shiyaami fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin ma’ahu shorrotun min miskin fii ‘ishoobatin kulluhum yajidu riihal miski (dan Dia memerintahkan kalian agar berpuasa, sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang membawa wadah minyak kasturi berada di tengah2 kelompok orang yg semuanya mencium aroma kasturi) wa inna kholuufa famish shoo-imi athyabu ‘indallaahi mir riihil miski (dan sesungguhnya bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi) wa amarokum bish shodaqoti fa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin asarohul ‘aduwwu, fasyadduu yadaihi ilaa ‘unuqihi, wa qoddamuuhu liyadl-ribuu ‘unuqohu (dan Allah memerintahkan kalian agar bersedekah, karena sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang ditawan musuh, lalu mereka mengikat kedua tangannya pada lehernya, lalu dibawa ke depan untuk dipenggal kepalanya) wa qoola lahum: Hal lakum an aftadiya nafsii minkum? (lalu dia (orang itu) berkata kepada mereka, "Apakah kalian mengizinkan aku menebus diriku dari kalian?") fa ja’ala yaftadii nafsahu minhum bil qoliili wal katsiiri hattaa fakka nafsahu (maka dia (orang itu) menebus dirinya dengan segala harta miliknya, sehingga ia berhasil membebaskan dirinya) wa amarokum bidzikrillaahi katsiiron, wa inna matsala dzaalika kamatsali rojulin tholabahul ‘aduwwu siroo’an fii atsarihi fa ataa hishnan hashiinan fatahash-shana fiihi (dan Dia memerintahkan kalian untuk banyak mengingat Allah karena sesungguhnya perumpamaan (hal) itu seperti perumpamaan orang dikejar musuh dengan melacak jejak kakinya, lalu ia mendatangi sebuah benteng yg terjaga ketat, lalu ia berlindung di dalamnya) wa innal ‘abda ahshonu maa yakuuna minasy syaithooni idzaa kaana fii dzikrillaahi (dan sesungguhnya seorang hamba yang baik lebih terlindungi dari setan saat ia mengingat Allah)
(Lalu Rasulullah sendiri bersabda:) Wa anaa murukum bi khomsin, Allahu amaronii bi-hinna: Al-jamaa’atu was sam’u, wath thoo’atu wal hijrotu wal jihaadu fii sabiilillaahi (dan aku memerintahkan kalian dengan lima (perkara), (sebagaimana) Allah telah memerintahkan kepadaku: yaitu jama’ah, patuh, taat, hijrah, dan jihad di jalan Allah) fa innahu man khoroja minal jamaa’ati qiida syibrin faqod khola’a ribqotal islaami min ‘unuqihi illaa an yarji’a (karena sesungguhnya barangsiapa keluar dari jama’ah sejengkal, maka dia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali) wa man da’aa bi da’waa jaahiliyyatin fa huwa min jitsiyyi jahannam (dan barangsiapa menyeru dg seruan jahiliyah maka ia tergolong penghuni jahannam)
(Lalu para sahabat bertanya:) Wa in shooma wa sholaa? (Meskipun ia berpuasa dan sholat?)
(Rasulullah menjawab:) Wa in sholaa wa shooma wa za’ama annahu muslimun fad’ul muslimiina bi asmaa-ihim ‘alaa maa sammaa humullaahu ‘azza wa jallal muslimiinal mukminiina ‘ibaadallahi (meskipun ia sholat dan berpuasa dan mengaku bahwa dia muslim. Maka serulah orang2 Islam dengan nama mereka masing2 sebagaimana Allah menyebut orang2 muslim yg beriman sebagai hamba Allah).

Ahli Tafsir Ar Rozi' menggunakan ayat 21 dan 22 sebagai dalil adanya Maha Pencipta.

Tidak ada komentar: