I'rob
- Wa = dan
- Idzaa = when/saat → dlorof zaman (keterangan waktu) yang membuat klausa setelahnya jadi present tense
- Qoola = he said/dia telah berkata → qiila = it was said by him (fi’l majhul = kata kerja pasif) → tapi karena idzaa, qiila = it IS said by him
- La = for/bagi
- Hum = they/mereka
- Aamana = he believed/dia telah percaya → aaminuu = (you-all) believe!/kalian percayalah (fi'l amr = kata kerja perintah)
- Ka = like/seperti
- Maa = what/apa yang (ism maushul = relative pronoun)
- Naasun = a human being/seorang manusia → an-naasu = THE human being → an-naasu marfu' (berakhiran "u") maka an-naasu adalah subjek dari aamana → aaminuu ka maa aamanan naasu adalah naa-ibul faa’ilun (subjek kalimat pasif) dari qiila
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata (fi'l ma-dlii) → tapi karena idzaa, maka qooluu = mereka berkata (present tense)
- A = apakah
- Aamana = he believed/dia telah percaya (fi'l ma-dlii) → nukminu = we believe/kami percaya (fi'l mudloorik = present tense)
- Safaha = he was fool/dia telah bodoh → safiihun = a fool (orang bodoh) → sufahaa-un = fools (orang-orang bodoh) → as-sufahaa-u = THE fools → as-sufahaa-u marfu (berakhiran "u"), maka as-sufahaa-u adalah fa'il (subjek) dari aamana.
- Laa → laa nafiyah (negator)
- Inna = verily/sesungguhnya → maka hum adalah ism inna dan as-sufahaa-u adalah khobar inna → dan di terjemahannya ditambahkan kata "adalah"
- Hum kedua adalah dlorof fashl (penegas)
- Walaakin = but/tapi
- 'Alima = he knew/dia telah tahu → ya'lamuuna = they know/mereka tahu (fi’l mudloorik)
Inggris: And when "Believe you-all like what THE human-being believes!" is said to them, they said "Do we believe like what THE fools believe?" Aren't they verily THE fools but they don't know?
Indonesia: Dan saat "Percayalah kalian seperti orang yang percaya!" dikatakan kepada mereka, mereka berkata "Apakah kami (harus) percaya seperti orang-orang bodoh percaya?" Bukankah mereka sesungguhnya orang-orang bodoh tersebut tapi mereka tidak tahu?
Aaminuu ka maa aamanan naasu
Tafsir Ibnu Katsir: maksudnya, percayalah seperti orang beriman percaya kepada Allah, malaikat2Nya, kitab2Nya, rosul2Nya, hari kebangkitan setelah kematian, surga, dan neraka, dan taatilah Allah dan rosulNya dengan taat pada perintahNya dan larangannya.
A nukminu ka maa aamanas sufahaa-u
Tafsir Ibnu Katsir: orang munafik menjawabnya seperti itu. Orang munafik merasa "kami dan orang2 beriman itu sama2 di jalan yang benar, tapi mereka itu orang2 bodoh"
Atsar Abul 'Aliyah & As Suddi: dari Ibnu Abbas & Ibnu Mas’ud: yang dituduh sufaaha-u (orang2 bodoh) oleh orang munafik adalah para sahabat Rosululloh”.
Sufahaa-u
Anak yatim yang belum baligh dan orang dewasa yg tidak bisa mengatur harta bendanya juga termasuk sufahaa-u
An Nisaa’ 5: Wa laa tuktus sufahaa-a amwaa lakumul latii ja’alalloohu lakum qiyaaman (dan jangan serahkan kepada sufahaa-u harta kalian yg Allah telah jadikan sebagai pemeliharaan (biaya hidup))
Tafsir Ibnu Katsir: Sufahaa-u adalah orang2 yg tidak terdidik, yg berpikiran pendek, yg kurang bisa membedakan mana yg manfaat, mana yg mudlorot.
A laa innahum humus sufahaa-u walaakin laa ya’lamuuna
Tafsir Ibnu Katsir: Orang munafik itu bodoh, tidak menyadari seberapa dia sudah menyimpang dan tidak tahu. Mereka itu buta dan jauh dari kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar