Jumat, 19 Desember 2008

Al Baqoroh ayat 14

AYAT 14: Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa wa idzaa kholau ilaa syayaathiinihim qooluu innaa ma’akum innamaa nahnu mustahziuuna

I'rob
  • Wa = dan
  • Idzaa = when/saat → dlorof zaman (keterangan waktu) yang memaksa setelahnya jadi present tense
  • Laqiya = he met/dia telah bertemu → laquu = they met/mereka telah bertemu (fi’l ma-dlii = past tense) → tapi karena ada idzaa, maka jadi present tense → mereka bertemu
  • Alladziina → karena aamanuu dimaksudkan sebagai objek (tidak mungkin subjek, karena laquu transitif, memerlukan objek, sementara tidak ada lagi yg potensial jadi subjek/objek), dan aamanuu adalah klausa (subjek-predikat) maka harus ada ism maushul (relative pronoun) → subjek dari aamanuu adalah jamak, maka ism maushul harus jamak, yaitu alladziina.
  • Aamana = he believed/dia telah percaya → aamanuu = they believed/mereka telah percaya (fi’l ma-dlii)tapi menjadi present karena ada idzaa → sehingga artinya adalah "mereka percaya"
  • Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata (fi’l ma-dlii)tapi menjadi present karena ada idzaa → sehingga artinya adalah "mereka berkata"
  • Aamanu = he believed/dia telah percaya → aamannaa = we believed/kami telah percaya (fi'l ma-dlii) → tapi menjadi present karena ada idzaa → sehingga artinya adalah "kami percaya"
  • Wa = but/tapi → karena klausa berikutnya berlawanan dengan sebelumnya
  • Idzaa = when/saat → dlorof zaman yang mengubah setelahnya jadi present tense
  • Kholaa = he was alone/dia telah mengasingkan diri → kholau = they were alone/mereka telah mengasingkan diri (fi’l ma-dlii) → tapi karena idzaa, jadi present tense → sehingga artinya "mereka mengasingkan diri"
  • Ilaa = kepada
  • Syaithoonun = satu setan → syayaathiinu = bentuk jamaknya/satans → ilaa adalah preposisi, maka syayaathiinu harus majrur menjadi syayaathiini.
  • Hum = they/mereka → hum adalah mudlof ilaih dari syayaathiini, maka hum majrur jadi him.
  • Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata → karena idzaa, jadi present tense → sehingga artinya "mereka berkata"
  • Innaa = verily we/sesungguhnya kami → kami adalah ism inna, ma'akum adalah khobar inna, dan dalam terjemahannya, ditambahkan "adalah"
  • Ma'a = with/bersama
  • Kum = you-all/kalian
  • Innamaa = verily ... only/sesungguhnya ... hanyalah → nahnu adalah ism inna dan mustahzi-uuna adalah khobar inna
  • Nahnu = we/kami
  • Haza-a = he mocked/dia mengolok-olok → istahza-a (wazan 10: berpikir bahwa haza-a harus terjadi) = he mocked → mustahzi-un = mocker (ism fa’il = yang me-) → mustahzi-uuna = mockers
Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa wa idzaa kholauu ilaa syayaathiinihim qooluu innaa ma'akum, innamaa nahnu mustahzi-uuna

Inggris: And when they met those who believed, they said "We believed" and when they are alone with their devils, they say "We are verily with you-all, we are verily only mockers"
Indonesia: Dan saat mereka bertemu orang-orang yang percaya, mereka berkata "Kami percaya" dan saat mereka sendirian dengan setan-setan mereka, mereka berkata "Kami sesungguhnya bersama kalian, kami sesungguhnya hanyalah para pengolok-olok"

Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa

Tafsir Ibnu Katsir: kalau orang munafik bertemu orang beriman, mereka berkata bahwa mereka percaya, pura2 jadi orang beriman yg setia. Mereka melakukan ini untuk menyesatkan dan menipu orang beriman, dan agar mereka bisa mendapat keutamaan/keuntungan2 yg diterima orang beriman.

Wa idzaa kholauu ilaa syayaathiinihim

Tafsir Ibnu Katsir: yaitu saat mereka sendirian bersama setan2 mereka, yaitu pemimpin dan pembesar dari kalangan pendeta (rabbi/pendeta) Yahudi, orang munafik, dan penyembah berhala.

Al An’am 112: Wa kadzaalika ja'alnaa li kulli nabiyyin 'aduwwan syayaathiinal insi wal jinni (dan demikianlah, Kami menjadikan untuk setiap nabi seorang musuh (berupa) setan (berupa) manusia dan (setan berupa) jin) yuuhii ba'dlu hum ilaa ba'dlin zukhrufal qouli ghuruuron (saling membisikkan kata2 indah sebagai tipuan)

Qooluu innaa ma’akum

Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn Abbas: yaitu bahwa orang2 munafik sejalan dengan para pemimpin mereka.

Innamaa nahnu mustahzi-uuna

Tafsir Ibnu Katsir: yaitu mengolok2 orang beriman dan menipu mereka.

Atsar Adh Dhohhak, Ar Robi' bin Anas, dan Qotadah: dari Ibnu Abbas: yaitu mengolok2 para sahabat Muhammad.

Tidak ada komentar: