I'rob
- Allah marfu' (berakhiran "u") maka Allah adalah subjek dari yahtahzi-u → ayat ini adalah jumlah ismiyyah (subjek lalu predikat).
- Haza-a = he mocked/dia telah mengolok-olok → istahza-a (wazan 10: meminta/berpikir bahwa mocking harus terjadi) = he mocked/dia telah mengolok/olok → yahtahzi-u = he mocks/dia mengolok-olok (fi’l mudloriik = present tense)
- Bi = to/kepada
- Hum = they/mereka → bi adalah preposisi, maka hum harus majrur jadi him → bihim adalah maf'ul (objek) dari yahtahzi-u.
- Wa = dan
- Madda = he increased/dia telah meningkatkan → yamuddu = he increases/dia meningkatkan (fi’l mudloriik) → hum adalah maf'ul dari yamuddu.
- Fii = in/di dalam
- Thoghiya = he transgressed/dia telah melampaui batas → thughyaanun = transgression/pelampauan batas (ism masdar = gerund) → fii adalah preposisi, maka thughyaanun harus majrur jadi thughyaanin → hum adalah mudlof ilaih dari thughyaanin, maka thughyaanin harus menghilangkan tanwin jadi thughyaani dan hum majrur jadi him
- 'Amiha = he wandered blindly/dia mengembara tak tahu arah → ya’mahuuna = they wander blindly/mereka mengembara tak tahu arah (fi’l mudloorik) → fii thughyaanihim adalah maf'ul kedua (setelah hum)dari yamudduhum (sehingga artinya "He increased them in their transgression") sekaligus maf'ul dari ya’mahuuna (sehingga juga berarti "mereka mengembara tak tahu arah dalam pelampauan batas mereka")
Inggris: Allah mocks at them and He increases them in their transgression, in their transgression they wander blindly.
Indonesia: Allah mengolok-olok atas mereka dan Dia meningkatkan mereka dalam pelampauan batas mereka; dalam pelampauan batas mereka, mereka mengembara tak tahu arah.
Allohu yastahziuu bihim
Tafsir Ibnu Katsir: Alloh membalas orang munafik dan menghukum karena perbuatan mereka (mengolok dan bermuka dua).
Tafsir Ibnu Jarir: Allah akan membalasnya di hari kebangkitan, seperti di Al Hadiid 13 dan Ali Imroon 178. Ini adalah cara Allah mengolok-olok orang munafik dan orang syirik (yg mempartnerkan Allah).
Al Hadiid 13: Yauma yaquulul munaafiquuna wal munaafiqootu lil ladziina aamanu (pada hari (saat) lelaki munafik dan perempuan munafik berkata kepada orang2 yg percaya (beriman)) indhuruunaa naqtabis min nuurikum (Tunggu kami, biarkan kami mendapat sesuatu dari cahayamu) qiilar ji'uu wa roo-akum fal tamisuu nuuron (dikatakan (kepada mereka): kembalilah kalian dan kalian carilah cahaya (sendiri)) fa dluriba bainahum bi suurin lahu baabun baathinuhum (maka diadakan diantara mereka dinding yg mempunyai pintu) Fir rohmatu wa dhoohiruhu min qibalihil 'adzaab (di dalamnya adalah rahmat dan di luarnya dari situ adalah siksa)
Ali Imroon 178: Wa laa yahsabannal ladziina kafaruu (dan janganlah orang2 yg ingkar (kafir) berpikir) annamaa numlii lahum khoirun li anfusihim (bahwa penundaan (hukuman) atas mereka adalah baik bagi mereka) innamaa numlii lahum li yazdaaduu itsman (sesungguhnya Kami menunda atas mereka hanyalah agar mereka bertambah dosanya) wa lahum 'adzaabun muhiin (dan bagi mereka adalah adzab yg menghinakan).
Ali Imron 54: Wa makaruu wa makarolloh (dan mereka menipu, maka Allah menipu (mereka)) walloohu khoirul maakirin (dan sesungguhnya Allah sebaik-baik (pembalas) tipudaya)
An Nisaak 142: Innal munaafiqiina yu-khoodi'uunalloohi (sesungguhnya orang2 munafik selalu menipu Allah) wa huwa khoodi'uhum (dan Dia (akan membalas) menipu mereka)
At Taubah 79: Alladziina yalmizuunal muththowwi'iina minal mukminiina fish shodaqooti (orang2 yang mencela orang-orang yang memberi dengan ikhlas dari (golongan) orang beriman dalam sedekah) wal ladziina laa yajiduuna illaa juhdahum (dan orang2 yg tidak mendapat (sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan mereka) fa yaskhoruuna minhum (lalu mereka menghina mereka) sakhirolloohu minhum (Allah (akan membalas) menghina mereka) wa lahum 'adzaabun aliim (dan bagi mereka adalah adzab yg pedih)
At Taubah 67: Nasullooha fa nasiyahum (mereka lupa pada Allah, maka Allah akan melupakan mereka)
An Nahl 126: Wa in 'aaqobtum fa 'aaqibuu bi mitsli maa 'uuqibtum bihi (dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan seimbang apa yg dia timpakan kepadamu) wa la-in shobartum la huwa khoirun lish shoobiriin (dan kalau kamu bersabar, niscaya itu lebih baik bagi orang2 yg bersabar)
Olok2 Allah berbeda dengan olok2 orang munafik
Asy Syuuro 40: Wa jazaa-uu sayyi-atin sayyi-atun mitsluhaa (dan balasan dari suatu serangan adalah serangan yang serupa dengannya) fa man 'afaa wa ashlaha (maka barangsiapa memaafkan dan berdamai) fa ajruhuu 'alallooh (maka pahalanya adalah atas Allah).
Al Baqoroh 194: Fa mani'tadaa 'alaikum fa'taduu 'alaihi bi mitsli ma'tadaa 'alaikum (maka barangsiapa menyerang atas kalian maka seranglah atas mereka seperti apa yg dia serang atas kalian)
Dua-duanya sama-sama "serangan", tapi serangan pertama adalah ketidakadilan, dan serangan balasannya adalah serangan keadilan. Begitu pula dengan orang munafik "mengolok2" dan Allah (membalas) "mengolok2".
Wa yamudduhum
Tafsir Ibnu Katsir: yaitu Allah memberi mereka penundaan hukuman.
Tafsir Ibnu Jarir: Allah memberi mereka peningkatan, artinya Allah tidak membalas mereka dulu, dan membiarkan mereka menyimpang dan durhaka.
Atsar Mujahid: Allah membuat akhlak buruk mereka itu semakin parah.
Al An’am 44-45: Fa lammaa nasuu maa dzukkiruu bihi (maka setelah mereka melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka dengannya) fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syai-in (Kami bukakan atas mereka pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan)) hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu (sehingga saat mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka) akhodznaahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan tiba-tiba) fa idzaa hum mublisuun (maka saat itu mereka adalah orang-orang yg putus asa). Fa quthi'a daabirul qoumil ladziina dholamuu (maka semua kaum orang2 yg dholim dipotong (dimusnahkan)) walhamdulillaahi robbil 'aalamiin (dan segala puji bagi Allah Robb seluruh alam).
Al Mukminuun 55-56: A yahsabuuna annamaa numidduhum bihii min maalin wa baniin (Apakah mereka mengira bahwa Kami memanjangkan (menganugerahi) kepada mereka dari harta dan anak2 itu) nusaari'u lahum fil khoiroot ((berarti bahwa) Kami menyebarkan kepada mereka dalam kebaikan?) bal laa yasy'uruun (Bahkan mereka tidak sadar)
Al An’am 110: Wa nuqollibu af-idatahum wa abshoorohum (dan Kami memalingkan hati mereka dan penglihatan mereka) kamaa lam yukminuu bihi awwala marrotin (seperti orang2 yg belum pernah percaya kepadanya pada awalnya) wa nadzaruhum fii thughyaanihim ya'mahuun (dan Kami biarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka)
Fii Thughyaanihim
Tafsir Ibnu Katsir: thughyaanu artinya melampaui batas, seperti surat Al Haqqooh 11.
Al Haqqooh 11: Innaa lammaa thoghol maa-u hamalnaakum fil jaariyah (sesungguhnya Kami setelah air Thogho (telah naik), Kami bawa kamu ke dalam perahu)
Ya’mahuuna
Tafsir Ibnu Jarir: Al 'amahu artinya penyimpangan, jadi fii thughyaanihim ya'mahuuna artinya dalam kesesatan dan ketidakpercayaan yg menimpa mereka, menyebabkan mereka bingung/terombang-ambing dan tidak bisa menemukan jalan keluar karena Allah sudah mengunci-mati hati mereka, menyegelnya, dan membutakan mata mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar