I'rob
- Wa = dan
- Ba-syaro = he rejoiced/dia telah bergembira → basysyaro (wazan 2: intensive/causative/declarative/denominative) = he gave glad tidings/dia telah memberi kabar gembira → basysyiri = (you) give glad tidings! (fi'l amr = kata kerja perintah)
- Alladziina = those who/yang → berarti kalimat setelahnya akan dibendakan, yaitu objek dari basysyiri.
- Aamana = he believed/dia telah percaya → aamanuu = they believed/mereka telah percaya (fi'l ma-dlii = past tense)
- 'Amila = he did/dia melakukan (fi'l ma-dlii = past tense)
- Sholuha = he was good/he was pious/dia baik/dia soleh → shoolihun = a good thing (maskulin tunggal) → shoolihuuna/shullaahu = good things (maskulin jamak) → shoolihaatun = good things (feminin) → tunggal= pakai tak marbuthoh, jamak = pakai tak taknis → ash-shoolihaatu = THE good things
- Anna = that/bahwa → berfungsi sebagai inna → berarti jannatin adalah ism inna, dan lahum adalah khobar inna
- La = for/bagi
- Hum = them/mereka
- Jannatun = a garden/sebuah kebun (tunggal, pakai tak marbuthoh) → jinaanun/jannaatun = gardens (jamak, pakai tak taknis) → jannaatun adalah ism inna, maka manshub → feminin (mu-annats) jamak, kalau manshub harus berakhiran "i" → jannaatin.
- Jaroo = he flowed/dia telah mengalir → tajrii = they flow/mereka mengalir (fi'l mudloorik = present tense)
- Min = from/dari
- Tahta = beneath/di bawah
- Hu = him/dia
- Nahrun = a river/sebuah sungai (feminin) → anhaarun/anharun = bentuk jamaknya/rivers → al-anhaaru = THE rivers
- Kullamaa = everytime/setiap kali
- Rozaqo = he provided/dia telah memberi rizki → rozaquu = they provided/mereka telah mendapat rizqi → ruziquu = they were provided/dia telah mendapat rizqi (fi'l majhul = kata kerja pasif)
- Haa = her/dia
- Tsamarotun = buah-buahan → min adalah preposisi, maka tsamarotun majrur jadi tsamarotin.
- Rizqun = provision/rizqi → manshub jadi rizqon, berarti rizqon adalah sebagai maf'ul (objek) kedua setelah min tsamarotin, atau sebagai Haal (kata keterangan = secara/sebagai).
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata (fi'l ma-dlii)
- Haadzaa = this/ini
- Alladzii = the one that/yang → karena haadzaa adalah tunggal, maka memakai alladzii → berarti kalimat berikutnya akan dibendakan, yaitu ruziqnaa min qoblu → haadzaa + kata benda, berarti haadzaa adalah mubtadak, alladzii ruziqnaa min qoblu adalah khobar
- Rozaqo = he provided/dia telah memberi rizki → rozaqnaa = we provided/kami telah memberi rizqi → ruziqnaa = we were provided/kami mendapat rizqi (fi'l majhul)
- Qoblu = before/sebelumnya → qoblu adalah dlorof zaman (keterangan waktu) yang mabni (tetap qoblu), berbeda dengan qoblun (=sebelum).
- Aataa = he gave/dia telah memberi → Utuu = they were given/mereka telah diberi (fi'l ma-dlii majhul = past tense pasif)
- Bi = dengan → bi adalah preposisi, maka hu majrur jadi hi
- Syabaha = he resembled/dia telah menyerupai → tasyabbaha (wazan 6: resiprokal) = he resembled each other/dia telah saling menyerupai → mutasyaabihun = a resemblance/yang serupa (ism fa'il = yang me-) → mutasyaabihun adalah maf'ul (objek) dari utuu, maka manshub jadi mutasyaabihan.
- Wa = dan
- La = for/bagi
- Hum = them/mereka
- Fii = in/di dalam
- Haa = her/dia → yaitu surga
- Zaujun = a mate/seorang pasangan → Azwaajun = bentuk jamaknya/mates
- Thoharo = he was pure/dia telah suci → thohharo (wazan 2: intensive/causative/declarative/denominative) = he purified/dia telah mensucikan → muthohharotun = pure (ism fa'il = yang me-).
- Kholida = he abode forever/dia telah kekal → khooliduuna = they abode forever/mereka telah kekal → fiihaa adalah Haal muqoddam (kata keterangan yang didahulukan) dari azwaajun muthohharotun dan khooliduuna → lahum adalah mubtadak, fiiha azwaajun muthohharotun adalah khobar, sehingga ditambahkan kata "adalah".
Wa basy-syiril ladziina aamanuu wa’amilush shoolihaati anna lahum jannaatin tajrii min tahtihal anhaar. Kullamaa ruziquu minhaa min tsamarotir rizqon. Qooluu haadzal ladzii ruziqnaa min qoblu wa utuu bihii mutasyaabihan. Wa lahum fiihaa azwaajum muthohharotuw wahum fiihaa khooliduun
Inggris: And give glad tidings those who believed and did THE good things; that gardens, from under which THE rivers flow, are for them! Everytime they were provided from her (the garden) provision from fruits/from fruits as provision, they said "This is what we were provided before" and they were given the resemblance of it. And for them are pure mates in it and they abode forever in it.Indonesia: Dan kabarkanlah berita gembira (kepada) mereka yang percaya (beriman) dan berbuat baik; bahwa kebun, yang sungai-sungai mengalir dari bawahnya, adalah untuk mereka. Setiap kali mereka telah mendapat rizqi darinya (surga), rizqi dari buah-buahan/dari buah-buahan sebagai rizqi, mereka telah berkata "Ini adalah apa yang kami telah mendapat rizqi sebelumnya" dan mereka telah diberi yang serupa dengannya. Dan bagi mereka adalah pasangan-pasangan yang suci di dalamnya (di dalam surga) dan mereka telah kekal di dalamnya.
Tujuan ayat ini
Tafsir Ibn Katsir: Setelah ayat tentang ancaman adzab untuk orang yang ingkar, Allah menyebutkan keadaan dari wali (kawan) Allah yang setia dan bahagia, yang beriman kepada-Nya dan rosulNya, istiqomah (konsisten) pada imannya dan berbuat baik. Itulah kenapa Alqur-an disebut Matsaanii: menyebut keimanan lalu menyebut kekafiran, menyebut orang bahagia lalu menyebut orang sengsara.
Jannaatin tajrii min tahtihal anhaar
Tafsir Ibn Katsir: yaitu surga. Sungai mengalir di bawah pohon-pohon di surga. Sungai di surga tidak turun ke lembah. Tepi Al Kautsar (danau untuk nabi di surga) dibuat dari kubah mutiara berlubang. Pasir di surga terbuat dari harum kesturi, batu surga terbuat dari mutiara dan perhiasan.
Hadits shohih Bukhori: dari Anas bin Malik: dari Rosululloh: Saat aku sedang berjalan di surga (malam mi'roj) aku melihat sebuah sungai, di dua tepiannya ada tenda yang terbuat dari mutiara berlubang. Aku berkata "Apa ini, wahai Jibril?" Dia berkata "Ini adalah Al Kautsar yang Robbmu telah berikan untukmu." Saksikan, harumnya atau lumpurnya adalah kesturi yang berbau tajam"
Hadits shohih Abu Dawud: dari Anas: Saat Rosululloh diangkat ke langit (untuk mi'roj) ke surga, sebuah sungai yang tepiannya adalah mutiara berlubang atau transparan disajikan kepadanya. Malaikat yang bersamanya memukulnya dengan tangannya dan mengeluarkan kesturi. Muhammad lalu menanyakan malaikat yang bersamanya "Apa ini?" Dia menjawab "Ini adalah Al Kautsar yang Allah telah berikan kepadamu"
Hadits shohih Bukhori: dari Abu 'Ubaidah: aku bertanya pada 'Aisyah tentang ayat "Sesungguhnya Kami telah menganugerahimu Al Kautsar". Dia menjawab "Al Kautsar adalah sungai yang telah diberikan kepada nabimu yang di tepiannya ada mutiara berlubang dan perabotannya yang tidak dapat dihitung seperti bintang".
Hadits Ibnu Abi Hatim: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Anhaarul jannati tafajjaru tahta tilaalin au min tahti jibaalil misk (Sungai surga memancar dari bawah bukit atau pegunungan kesturi).
Kullamaa ruziquu minhaa min tsamarotir rizqon
Atsar Ibnu Hatim: dari Yahya bin Abi Katsir: Rumput di surga terbuat dari bunga za'faroon (saffron), bukitnya dari kesturi, dan anak2 lelaki yang forever young akan melayani orang beriman dengan buah-buahan. Lalu mereka membawakan buah yang sama, dan para penghuni surga berkata “Ini khan sama dengan yang barusan kalian bawakan untuk kami tadi?”. Anak2 lelaki tadi menjawab “Makanlah, karena warnanya sama tapi rasanya berbeda.”
Wa utuu bihii mutasyaabihan
Atsar Abu Ja’far Arrozi: dari Arrobi’ bin Anas: dari Abul ‘Aliyah: antara satu buah dengan yang lain kelihatan sama tapi rasanya lain.
Atsar ‘Ikrimah: Buahnya sama dengan buah-buahan di dunia, tapi rasa buah di surga lebih baik.
Atsar Sufyan Atstsauri: dari Al A’mash: Dari Abu Tsubyan: dari Ibnu Abbas: Tidak ada yg di surga yg serupa dengan yang di dunia kecuali namanya.” Di riwayat lain Ibnu Abbas berkata “Hanya namanya yang sama antara yg di dunia dan surga”.
Azwaajun Muthohharoh
Tafsir Ibnu Abi Tholhah: dari Ibnu Abbas: suci dari "noda" dan najis.
Tafsir Mujahid: suci dari haid, tidak berak, kencing, meludah, bebas dari cairan seks, dan tidak bisa hamil.
Tafsir Qotadah: bebas dari kotoran dan dosa.
Tafsir Qotadah (dari riwayat lain) dan ‘Ata’, Alhasan, Addhohhak, Abu Sholih, ‘Atiyah, As Suddi: bebas dari haid dan kehamilan.
Wa hum fiihaa khooliduun
Tafsir Ibn Katsir: kenikmatan surga tidak akan pernah habis selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar