I'rob
- Inna = verily/sesungguhnya → maka Allah adalah ism inna dan laa yastahyii adalah khobar inna
- Allah → manshub jadi Allooha karena ism inna
- Laa → Laa nafiyah (negasi)
- Hayiya = he lived/he was ashamed/dia telah hidup/dia telah malu → istahyaa (wazan 10: meminta/berpikir bahwa itu harus terjadi)= he became ashamed → laa yastahyii = he doesn't become ashamed
- An = that/bahwa
- Dloroba = he put forth/dia telah membuat → (arti dloroba ada banyak, tapi yang pas untuk konteks ini adalah membuat) → yadlribu = he makes (fi'l mudloorik = present tense) → an mengubah yadlribu jadi yadlriba (bentuk subjunctive)
- Matsala = he applied a proverb/dia telah memisalkan → matsalun = a parable --> matsalun manshub jadi matsalan, berarti matsalan adalah objek dari yadlriba
- Maa → maa masdariyah = bahwa kata berikutnya adalah masdar
- Ba'uudlotun = a mosquito/seekor nyamuk → karena maa masdariyah, manshub jadi ba'uudlotan
- Fa = dan → karena konteksnya menambahkan
- Maa = what/apa yang
- Faaqo/Fauqo = he was beyond/dia telah melebihi
- Haa = her/dia
- Fa = then/lalu
- Ammaa = as for/adapun
- Alladziina = those who/yang → berarti kata setelahnya adalah kalimat yg ingin diubah jadi kata benda, dan subjeknya jamak, yaitu aamana, karena setelah amma harus kata benda
- Aamana = he believed/dia telah beriman → aamanuu = they believed/mereka telah beriman (fi'l ma-dlii = past tense)
- Fa = maka
- 'Alima = he knew/dia telah tahu → ya'lamuuna = they know/mereka tahu (fi'l mudloorik)
- Anna = that/bahwa → maka hu adalah ism inna dan al-haqqu adalah khobar inna, dan di terjemahannya ditambahkan "adalah"
- Hu = him/dia
- Haqqun = a truth/sebuah kebenaran → al-haqqu = THE truth
- Min = from/dari
- Robbun = Lord → min adalah preposisi, maka robbun majrur jadi robbin
- Hum = mereka → hum majrur jadi him, dan robbin hilang tanwin jadi robbi, maka him adalah mudlof ilaih dari robbi.
- Wa = dan
- Alladziina = those who/yang → karena amma harus diikuti kata benda, dan kafaruu adalah kalimat, dan kafaruu bersubjek jamak.
- Kafaro = he disbelieved/dia telah ingkar → kafaruu = they disbelieved/mereka telah ingkar
- Qoolu = he said/dia telah berkata → yaquuluuna = they say/mereka berkata
- Maadzaa = what/apa yang → ism istifham (kata tanya)
- Rooda = he sought/he asked/dia telah mencari/dia telah meminta → Arooda/Iroodatan (wazan 4: causative) = he willed/dia telah menghendaki
- Allah marfu' (berakhiran "u"), berarti posisinya adalah subjek dari arooda.
- Bi = with/dengan
- Haadzaa = this/ini
- Dlolla = he went ashtray/dia telah sesat → yadlillu = he goes ashtray/dia sesat → yudlillu = he misleads/dia menyesatkan (fi'l mudloorik majhul/present tense pasif)
- Bihi → Bi = with/dengan, hu = him/dia → bi adalah preposisi, maka hu harus majrur jadi hi
- Katsiirun = many/banyak → katsiirun manshub jadi katsiiron, maka posisinya adalah maf'ul (objek) kedua dari yudlillu dan yahdii (bihii adalah objek pertama)
- Hadaa = he guided/dia telah menunjukkan → yahdii = he guides/dia menunjukkan (fi'l mudloorik = present tense)
- Wa = dan
- Maa → maa nafiyah (negasi)
- Illa = but/kecuali
- Fasaqo = he committed disobedience/dia telah fasiq → faasiqun = a rebellious person/orang fasiq → al-faasiquuna = the rebellious people/orang-orang fasiq → illa adalah preposisi, maka al-faasiquuna majrur jadi al-faasiqiina
Innallooha laa yastahyii an yadlriba matsalan maa ba’uudlotan fa maa fauqohaa. Fa ammal ladziina aamanuu fa ya’lamuuna annahul haqqu min robbihim. Wa ammal ladziina kafaruu fa yaquuluuna maadzaa aroodallahu bi haadzaa matsala? Yudlillu bihii katsiiron wa yahdii bihii katsiiron. Wamaa yudlillu bihii illal faasiqiin
Inggris: Verily, Allah doesn't become ashamed that He puts forth a parable of a mosquito and what beyond him (the mosquito). And then as for those who believed, then they know that he (the parable) is THE truth from their Lord. And for those who disbelieved, then they say "What did Allah will with this parable?" He misleads many with him (the parable) and He guides many with him, and He doesn't mislead, but the rebellious people, with it.Indonesia: Sesungguhnya Allah tidak menjadi malu bahwa Dia membuat sebuah perumpamaan dari sebuah nyamuk dan apa yang melebihinya, lalu adapun orang-orang yang telah beriman, maka mereka tahu bahwa dia (perumpamaan) adalah sang kebenaran dari Robb mereka. Dan adapun mereka yang telah tidak percaya, maka mereka berkata "Apa yang Allah telah inginkan dengan perumpamaan ini?" Dia menyesatkan banyak (orang) dengannya (dengan perumpamaan), Dia menunjukkan (ke jalan yang benar) banyak (orang) dengannya, dan Dia tidak menyesatkan, selain orang-orang fasiq, dengannya.
Kapan ayat ini diturunkan?
Atsar As Suddi: dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud: Saat Allah memberi 2 contoh orang munafik (perumpamaan api dan hujan lebat), orang munafik berkata bahwa Allah itu terlalu mulia untuk membuat perumpamaan, maka turunlah ayat 26 dan 27.
Atsar Sa'id: dari Qotadah: Allah tidak malu saat menceritakan sesuatu sebagai perumpamaan, baik signifikan ataupun tidak. Saat Allah menyebutkan lalat dan laba2 dalam Qur-an, orang kafir berkata "Kenapa Allah menceritakan hal-hal seperti ini?" Lalu turunlah ayat ini sampai ayat 27.
Ayat perumpamaan yang membuat turunnya ayat 26-27
Al Hajj 73: Yaa ayyuhan naasu dluriba matsalun fastami'uu lahu (Wahai manusia, satu perumpamaan telah dibuat, maka kalian dengarkan padanya). Innal ladziina tad'uuna min duunillaahi lan yakhluquu dzubaaban walawij tama'uu lahu (Sesungguhnya mereka, yang kalian berdoa (kepadanya) dari selain Allah, takkan (bisa) mereka menciptakan seekor lalat walau mereka berkumpul untuknya (untuk menciptakannya)) Wa in yaslubhumudz dzubaabu syai-an laa yastanqidzuuhu minhu (dan jika lalat itu merampas sesuatu (dari) mereka, mereka tidak (bisa) merebutnya darinya). Dlo'ufath thoolibu wal mathluubu ((betapa) lemahnya yang mencari (beribadah) dan yang dicari (diibadahi)).
Al Ankabut 41: Matsalul ladziinat takhodzuu min duunillaahi auliyaa-a kamatsalil 'ankabuut (Perumpamaan mereka yang mengambil wali (orang yang didengarkan nasihatnya) dari selain Allah adalah seperti perumpamaan laba-laba). Ittakhodzat baitan (dia membuat rumah). Wa inna auhanal buyuuti la baitul 'ankabuut (dan sesungguhnya rumah-rumah yang paling lemah adalah niscaya rumah laba-laba) lau kaanuu ya'lamuuna (kalau mereka tahu).
Ibrohim 24-25: A lam taro kaifa dloroballoohu matsalan kalimatan thoyyibatan (Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kata yang baik) ka syajarotin thoyyibatin ashluhaa tsaabitun wa far'uhaa fis samaak (seperti pohon yang baik akarnya kokoh dan cabangnya (menjulang) di langit). Tuktii ukulahaa kulla hiinin bi idzni robbihaa (dia (pohon itu) memberikan makanannya (buahnya) setiap masa (musim) dengan izin Robbnya). Wa yadlribulloohul amtsaala lin naasi la'allahum yatadzakkaruun (dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia, agar mereka selalu ingat).
Ibrohim 26-27: Wa matsalu kalimatin khobii-tsatin ka syajarotin khobiitsatin ijtutstsat min fauqil ardli maa lahaa min qoroor (dan perumpamaan kata yang buruk seperti pohon yang buruk yang telah dicabut dari permukaan bumi, darinya tidak ada dari ketetapan (ketegakan)). Yutsabbitulloohul ladziina aamanuu bil qoulits tsaabiti fil hayawaatid dun-yaa wa fil aakhiroh (Allah meneguhkan mereka yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat) Wa yudlillulloohudh dhoolimiin (dan Allah menyesatkan orang-orang dholim) wa yaf'alulloohu maa yasyaak (dan Dia melakukan apa yang Dia menghendaki)
An Nahl 75: Dloroballoohu matsalan 'abdan mamluukan laa yaqdiru 'alaa syai-in (Allah membuat perumpamaan seorang hamba yang dimiliki (hamba sahaya), dia tidak berkuasa atas sesuatu) wa man rozaqnaahu minnaa rizqon hasanan fa huwa yunfiqu minhu sirron wa jahron (dan barangsiapa yang Kami rizqikan dia dari Kami rizqi yang baik, lalu dia menafkahkan/menginfakkan sebagiannya sembunyi-sembunyi dan terang-terangan). Hal yastawuun? (Apakah mereka sama?) Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Bal aktsaru hum laa ya'lamuun (tetapi kebanyakan mereka tidak tahu).
An Nahl 76: Wa dloroballoohu matsalan rojulaini (Dan Allah membuat perumpamaan dua lelaki) ahaduhumaa abkamu laa yaqdiru 'alaa syai-in (salah satu dari keduanya bisu (perumpamaan berhala), dia tidak berkuasa atas sesuatu) wa huwa kallun 'alaa maulaahu (dan dia bergantung atas tuannya). Ainamaa yuwajjihhu laa yakti bi khoir (kemana saja menghadapkannya dia tidak mendatangkan kebaikan) Hal yastawii huwa wa man yakmuru bil 'adli wa huwa 'alaa shiroothim mustaqiim (Apakah dia sama dengan barangsiapa yang menyuruh pada keadilan dan dia (di) atas jalan yg lurus)?
Ar Ruum 28: Dloroba lakum matsalan min anfusikum (Dia membuat perumpamaan bagi kalian dari diri kalian sendiri). Hal lakum min maa malakat aimaanukum min syurokaa-a fii maa rozaqnaakum (Apakah dari apa yang tangan kanan kalian miliki (hamba sahaya kalian) adalah dari sekutu-sekutu bagi kalian dalam apa yg Kami telah rizqikan kepada kalian) fa antum fiihi sawaa-un takhoofuunahum ka-khiifatikum anfusakum (sehingga kalian di dalamnya sama, kalian takut pada mereka seperti kalian takut (pada) diri kalian sendiri?) Ka dzaalika nufashshilul aayaati li qoumin ya'qiluun (Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat bagi kaum yg punya akal/otak)
Ba'uudlotan
Atsar Abu Ja’far Ar Rozi: dari Ar Robi’ bin Anas: Ini adalah perumpamaan Allah untuk kehidupan dunia. Nyamuk bisa hidup selama dia perlu makanan, tapi setelah gemuk, nyamuk mati. Ini juga perumpamaan untuk kaum yg disebut Allah di Alqur-an: saat mereka memperoleh dan mengumpulkan kesenangan di dunia, Allah akan mengambilnya.
Al An’aam 44: Fa lammaa nasuu maa dzukkiruu bihi (maka setelah mereka melupakan apa yg diperingatkan kepada mereka dengannya) fa tahnaa 'alaihim abwaaba kulli syai-in (Kami membukakan atas mereka pintu-pintu segala sesuatu). Hattaa idzaa farihuu bi maa uutuu, akhodznaa hum baghtatan (sehingga saat mereka bergembira dengan apa yg diberikan untuk mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba), fa idzaa hum mublisuun (maka saat itu mereka adalah orang-orang yang putus asa).
Famaa fauqoha
Hadits Muslim: dari Aswad: beberapa lelaki muda Quroisy mengunjungi 'Aisyah karena dia sedang di Mina, dan mereka tertawa. Dia berkata "Kenapa kamu tertawa?" Mereka berkata "Si fulan tersandung tali tenda dan dia antara akan mematahkan lehernya atau kehilangan matanya". Dia berkata "Jangan tertawa, karena aku mendengar Rosululloh berkata: Maa min muslimin yusyaaku syaukatan famaa fauqohaa illaa kutiba lahu bihaa darojatun. Wa muhiyat ‘anhu bihaa khothii-ah. (Jika seorang muslim tertusuk duri, fama fauqoha (bahkan melebihinya = lebih parah), dijamin baginya satu derajat dan dosa-dosanya dihapuskan).
Perumpamaan
Atsar Ibn Abi Hatim: dari 'Amr bin Murroh: aku tidak pernah mendapati satupun ayat dalam Alqur-an yang aku tidak paham, melainkan itu membuatku menangis, karena Surat Al Ankabut 43.
Al Ankabut 43: Wa tilkal lumtsaalu nadlribuhaa lin naasi (Dan perumpamaan2 itu Kami buat untuk manusia). Wa maa ya'qiluhaa illal 'alimuun (dan tidak ada yang bisa memahaminya (memakai otaknya) kecuali orang2 yg berilmu).
"Yudlillu bihii katsiiron" wa "Yahdii bihii katsiiron"
Atsar As Suddi: dari Ibnu Abbas, Murroh, Ibnu Mas’ud: banyak yang disesatkan dengan perumpamaan-perumpamaan, yaitu orang-orang munafik. Dia menunjukkan (jalan lurus) banyak (orang), yaitu orang-orang beriman.
Al-faasiqiina
Orang fasik = orang yg keluar dari ketaatan.
Dalam bahasa Arab ada "fasaqotir ruthbah", yaitu jika kurma (ruthbah) keluar dari kulitnya.
Tikus juga disebut “fuwaisiqoh” artinya selalu keluar dari persembunyiannya untuk merusak.
Tafsir As Suddi: yaitu orang munafik.
Tafsir Ibnu Katsir: yaitu orang kafir dan durhaka.
Hadits Bukhori Muslim: Lima fawaasiqo (hewan fasik) yuqtalna (mereka boleh dibunuh), baik di tanah halal maupun di tanah haram, yaitu Ghuroobu (gagak), Hada-ah (elang), ‘Aqrob (kalajengking), Fakroh (tikus), dan Kalbul ‘Ukuur (anjing gila).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar