Senin, 02 Maret 2009

Al Baqoroh ayat 41

AYAT 41: Wa aaminuu bimaa anzaltu mushoddiqon limaa ma’akum walaa takuunuu awwala kaafirin bihii. Walaa tasytaruu bi aayaatii tsamanan qoliilan. Wa iyyaaya fattaquuni

I'rob
  • Wa = dan
  • Aamana = he believed/dia telah percaya → aaminuu = (you-all) believe!/berimanlah kalian (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
  • Bi = with/dengan
  • Maa = what/apa yang (relative pronoun)
  • Nazala = he descended/dia telah turun → anzala (wazan 4: causative) = he sent down/dia telah menurunkan → anzaltu = I sent down/Aku telah menurunkan
  • Shodaqo = he was truthful/dia telah benar → shoddaqo (wazan 2) = he verified/dia telah membenarkan → mushoddiqun (ism fa'ilnya/yang me-) = verifier/yang membenarkan
  • Li = to/atas
  • Ma'a = together with/bersama → preposisi
  • Kum = you-all/kalian
  • Laa = Don't! → laa nahiyah (larangan)
  • Takuunuuna = you-all are/kalian adalah → Takuunuu (bentuk jussive, karena ada laa) → kaana bentuk fi'l mudloorik/present tense, berarti "kalian" adalah ism inna, dan awwalu adalah khobar kaana
  • Awwalun = the first/awal → khobar kaana harus manshub (berakhiran "a") jadi awwalan
  • Kafaro = he disbelieved/dia telah tidak percaya → kaafirun = disbeliever/orang yang tidak percaya → kaafirun adalah mudlof ilaih dari awwalun, maka kaafirun majrur jadi kaafirin
  • Bi = with/dengan
  • Hu = him/dia → bi adalah preposisi, maka hu majrur jadi hi
  • Laa = Don't! → laa nahiyah (larangan)
  • Syaroo = he bartered/dia telah menukar → tasytaruuna = kalian menukarkan (fi'l mudloorik = present tense) → karena laa, maka tasytaruuna berubah jadi tasytaruu (jussive)
  • Aayatun = a verse/a miracle/sebuah ayat → aayaatun = bentuk jamaknya/verses/miracles → bi adalah preposisi, maka aayaatun majrur jadi aayaatin
  • -y = my/-ku → akhiran -y adalah mudlof ilaih dari aayaatin, berarti aayaatin hilang tanwin jadi aayaati
  • Tsamanun = a price/sebuah harga → posisinya sebagai Haal (kata keterangan) sehingga harus manshub (berakhiran "a") jadi tsamanan
  • Qoliilun = he was small/dia telah sedikit → sama-sama manshub dan naqiroh dengan tsamanan, berarti sebagai na'at dari tsamanan
  • Wa = dan
  • Iyyaa (=only unto/hanya kepada) + nii (me) = iyyaaya = only unto me
  • Fa = then/maka
  • Waqoo = he feared Ittaquu = (you-all) fear!/(kalian) takutlah!
  • -ni = me/aku (objek)
Wa aaminuu bimaa anzaltu mushoddiqon limaa ma'akum, wa laa takuunuu awwala kaafirin bihii, wa laa tasytaruu bi aayaatii tsamanan qoliilan. Wa iyyaaya fattaquun

Inggris: And (you all) believe with what I sent down verifying what's with you-all! And don't (you-all) be the first of disbeliever with it! And don't you-all barter My verses/miracles with a small price! And unto Me alone then (you-all) fear!
Indonesia: Dan percayalah kalian dengan apa yang telah Aku turunkan yang membenarkan terhadap apa yang bersama kalian! Dan jangan kalian menjadi yang orang yang pertama kali tidak percaya dengannya! Dan jangan kalian menukar ayat-ayatKu dengan harga yang rendah. Dan hanya kepadaKu maka kalian takutlah!

Wa aaminuu bimaa anzaltu mushoddiqon limaa ma'akum

Tafsir Ibn Katsir: yaitu kepada Alquran yang Allah kirim kepada Muhammad, nabi dari bangsa Arab yang buta huruf, sebagai membawa kabar gembira, peringatan, dan cahaya. Quran mengandung kebenaran dari Allah dan mengakui apa yang diturunkan sebelumnya dalam Taurot dan Injil.

Atsar Abul 'Aliyah, Mujahid, Ar Robi' bin Anas, Qotadah: Allah berkata "Wahai Bani Isroil, percayalah dengan apa yang Akutelah turunkan (Alqur-an) yang membenarkan apa yang kalian punya (Taurot dan Injil)", karena deskripsi Muhammad ada dalam Taurot dan Injil.

Walaa takuunuu awwala kaafirin bihi

Atsar Ibnu Abbas: "Jangan menjadi orang yang pertama kali tidak percaya kepada Alqur-an (atau Muhammad) padahal kalian tahu lebih banyak daripada orang lain".

Atsar Abul 'Aliyah, Al Hasan Al Bashri, As Suddi, Ar Robi' bin Anas: yaitu larangan kepada Ahli Kitab untuk menjadi orang yang pertama kali tidak percaya setelah mendengar bahwa dia telah dikirim sebagai seorang nabi.

Tafsir Ibn Jarir: Bihii maksudnya Alqur-an.

Tafsir Ibn Katsir: ayat ini ditujukan kepada Bani Isroil, karena mereka yang di Madinah adalah Bani Isroil pertama yang tidak percaya. Padahal sebelumnya Muhammad sudah ditolak orang Quroisy dan orang Arab, jangan memperburuknya.

Walaa tasytaruu bi aayaatii

Tafsir Ibn Katsir: jangan menukar iman kepada ayat-ayat Allah dan iman kepada rosulNya, dengan kehidupan dunia dan godaannya yang hanya sebentar dan tidak abadi.

Menurut tafsir Abu Ja’far: dari Ar Robi’ bin Anas: dari Abul ’Aliyah: Jangan menerima upah dalam mengajarkan ayat Allah.

Larangan dakwah dengan minta upah

Shood 86: Qul maa as-alukum 'alaihi min ajrin (katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepada kalian atas ini (penyampaian risalah dan nasihat ini)) wa maa anaa minal mutakallifiina (dan aku bukan dari orang-orang yang mengada-ada)

Bukhori: dari Sufyan Ats-Tsauri: dari Ibn Mas'ud: Wahai manusia, barangsiapa tahu (berilmu) sesuatu, maka katakanlah. Dan barangsiapa tidak tahu (belum punya ilmunya), maka katakan Allohu a'lam (Allah lebih tahu), karena seseorang yang berkata Allohu A'lam adalah termasuk bagian dari ilmu. Sesungguhnya Allah berkata kepada Rosululloh Shood 86.

Hadits Ibn 'Asakir dan Al Baihaqi: dari Abu Darda': dari Rosululloh: Man akhodza 'alaa ta'liimil qur-aani qousan, qolladahulloohu qousan min naari yaumal qiyaamah (barangsiapa mengambil sebuah busur atas mengajarkan Alqur-an, pasti Allah mengalungkan kepadanya busur dari api neraka pada hari kiamat) → hasan li ghoirihi, karena dikatakan "tidak ada asalnya" oleh Al Baihaqi sendiri, lalu dibantah oleh Ibn At Turkimani karena sanad Al Baihaqi shohih tapi entah kenapa dia mendloifkannya sendiri. Abu Hatim tidak ada masalah dengan sanad hadits ini. Menurut Ibnu Hajar Asyqolani, sanadnya sesuai syarat shohih Muslim. Cacat yang ada dari hadits ini adalah Sa'id bin Abdul Aziz rusak hafalannya di akhir usianya (tapi belum diketahui, hadits ini didengar setelah hafalannya rusak atau sebelumnya), dan Al Walid bin Muslim adalah mudallis tadlis taswiyah (tadlis terburuk).

Hadits shohih Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi: dari 'Ubadah bin Ash Shomit: Aku mengajarkan Alqur-an dan menulis kepada ahli Shuffah, lalu salah seorang dari mereka menghadiahkan sebuah busur kepadaku. Kata hatiku, busur ini bukan harta, toh dapat aku gunakan untuk berperang fii sabiilillah. Aku mendatangi Rosululloh dan bertanya kepada dia, "Wahai Rosululloh, seorang lelaki yang telah kuajari menulis dan membaca Alqur-an telah menghadiahkan sebuah busur kepadaku. Busur itu bukanlah harta berharga dan dapat aku gunakan untuk berperang fii sabiilillah." Rosululloh berkata, in kunta tuhibbu an tuthowwaqo min naarin faqbalhaa (Kalau kamu suka dililitkan kalung dari neraka, maka terimalah!) Lalu aku menolak.

Hadits hasan shohih Tirmidzi: dari Utsman bin Abi Al 'Ash: Sesungguhnya nasihat terakhir Rasulullah kepadaku adalah barangsiapa menjadi muadzin janganlah dia mengambil upah atas adzannya.

Hadits hasan lighoirihi Tirmidzi, Imam Ahmad, dan Al Baghowi: dari ‘Imron bin Husain:
Aku melihat seorang qori sedang membaca Alqur-an lalu meminta upah. Akupun mengatakan kalimat istirja' (inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uuna) lalu aku berkata, "Aku mendengar Rosululloh pernah berkata man qoro-al qur-aana (barangsiapa membaca Alqur-an) falyas-ililaaha bihi (maka mintalah kepada Allah dengannya (pahalanya)), fa innahu sayajii-u iqwaamun yaqro-uunal qur-aana yas-iluuna bihin naas (karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membacakan Alqur-an meminta dengannya (upahnya) kepada manusia)"

Hadits hasan Ahmad, Al Baghowi, Al Hakim: dari Abu Sa'id Al Khudri: dari Rosululloh:
Ta'allamul qur-aana (pelajarilah Alqur-an) was-alullooha bihil jannah (dan mintalah Allah surga (sebagai balasannya)) qobla an yata'allamahu qoumun yas-aluunaihid dun-yaa (sebelum datang suatu kaum yang mempelajarinya, meminta dunia (upah) sebagai imbalannya) fa innal qur-aana yata'allamuhu tsalaatsah (sesungguhnya orang yang mempelajari Alqur-an ada 3) rojalun yubaahii bihi (orang yang membanggakan diri dengannya (dengan mempelajarinya)) wa rojulun yastakkilu bihi (dan orang yang mencari makan dengannya (dengan mempelajarinya)) wa rojulun yaqro-ahulloohi (dan orang yang membacakannya karena Allah)

Hadits shohih Abu Dawud dan Imam Ahmad: dari Jabir bin Abdillah: Rosululloh keluar menemui kami. Saat itu kami sedang membaca Alqur-an, di antara kami ada orang2 Arab dan orang2 'Ajam (non-Arab). Beliau berkata, iqroo-uu fakullun hasanun (bacalah (Alqur-an), karena (bacaan kalian) semuanya bagus) wa sayajii-u iqwaamun yuqiimuunahu kamaa tuqoomul qidhu (dan akan datang beberapa kaum yang menegakkan yang harus ditegakkan (Alqur-an dan Islam) seperti menegakkan anak panah) yata'ajjaluunahu (mereka hanya mencari materi dengannya) wa laa yata-ajjaluunahu (dan mereka tidak mencari pahala)

Hadits shohih Ath Thohawi, Imam Ahmad, dan Thobroni: dari Abdurrohman bin Syibl Al Anshoori: Mu'awiyah (nabi palsu zaman Rasulullah) berkata kepadanya "Kalau kamu datang ke kemahku, maka sampaikan hadits yg telah engkau dengar dari Rosululloh" Lalu dia berkata, "Aku mendengar Rosululloh berkata: Iqro-uul qur-aana wa laa takkuluu bihi (kalian bacalah Alqur-an dan kalian jangan mencari makan darinya) wa laa tastaktsiruu bihi (dan kalian jangan menganggapnya remeh) wa laa taghluu fiihi (dan kalian jangan berlebihan dengannya)

Hadits Bukhori & Muslim: dari Abdullah bin as-Sa'dy:
Umar telah memakai jasaku untuk mengumpulkan zakat. Setelah aku selesai mengumpulkan kemudian diserahkan kepada Umar, dia memerintahkan agar aku diberi upah. Aku berkata, “Semua kukerjakan ikhlas lillahi ta'ala”. Umar pun berkata, “Aku juga pernah menjadi amil zakat semasa Rasulullah, lalu aku diberi upah, maka aku berkata seperti yang engkau katakan tadi (semua kukerjakan dengan ikhlas lillahi ta'ala) Rasulullah pun berkata, “Apabila engkau diberi sesuatu tanpa meminta-minta maka makanlah dan sedekahkanlah"

Ruqyah yang sesuai Alqur-an boleh diminta upahnya, dan mahar boleh berupa hafalan Quran

Hadits Bukhori: dari Sahal bin Sa’d As Sa’idi: Kami sedang duduk bersama Rasulullah, lalu datang seorang wanita dan memperlihatkan dirinya kepada Rasulullah, maka Rasulullah menundukkan pandangannya dan lalu mengangkatnya kembali dan beliau tak menyuruh perempuan itu pergi. Maka salah seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, nikahkan aku dengannya”, Rasulullah berkata, “Apakah kau punya sesuatu (untuk mahar)?” Lelaki itu berkata, “Tidak”, Rasulullah berkata, “Walau hanya dari cincin besi?” Lelaki itu berkata, “Saya tak punya apa2, walau itu cincin besi, tapi saya akan sobek kain ini, separuh saya serahkan untuk mahar, separuh lagi untuk saya pakai”, Rasulullah berkata, “Tidak! Apakah kamu menguasai sesuatu dari Alqur-an?” Lelaki itu berkata, “Ada wahai Rasulullah”, Rasulullah berkata, “Zawwajtukahaa bimaa ma’aka minal qur-aan” = Aku nikahkan kamu kepadanya dengan mahar apa-apa yg kauhafal dari Alqur-an.

Hadits Shohih Bukhori: dari Abu Sa'id Al Khudri: sekelompok sahabat Rosulullah sedang dalam perjalanan hingga beristirahat di dekat salah satu suku Arab dan meminta mereka dijamu sebagai tamu, tapi mereka (suku itu) menolak menjamu mereka. Lalu kepala suku itu digigit ular (atau disengat kalajengking) dan dia diberikan segala pengobatan tapi semuanya gagal. Beberapa dari mereka berkata "Maukah kamu mendatangi kelompok yang beristirahat di dekat kalian dan mencari tahu apakah salah satu dari mereka punya sesuatu yang berguna?" Mereka mendatangi mereka dan berkata "Wahai sekelompok orang, Pemimpin kami digigit ular (atau disengat kalajengking) dan kami sudah mengobatinya dengan segala hal tapi tidak ada yang berguna. Apakah ada di antara kalian yang memiliki sesuatu yang berguna?" Salah satu dari mereka menjawab, "Ya, demi Allah aku tahu cara mengobati dengan Ruqyah. Tapi demi Allah kami ingin kalian menerima kami sebagai tamu kalian tapi kalian menolak. Aku tidak akan mengobati pasien kalian dengan Ruqyah sampai kalian menjanjikan sesuatu kepada kami sebagai upah." Maka mereka setuju memberi sekawanan kambing kepada musafir itu. Lelaki itu datang ke kepala suku bersama mereka, meludahi (gigitannya) dan membacakan Surat Al Fatihah sampai pasiennya sembuh dan bisa jalan seperti tidak pernah sakit. Saat orang-orang suku itu membayar upah mereka sesuai perjanjian, beberapa dari mereka (musafir) berkata, "Bagi-bagikan kambingnya" Tapi orang yang meruqyah berkata "Jangan melakukannya sampai kita mendatangi Rosululloh dan menceritakan kepadanya apa yang terjadi, dan lihat apa yang dia akan perintahkan kita. Maka mereka mendatangi Rosululloh dan menceritakan kisahnya dan dia berkata "Bagaimana kalian tahu bahwa Surat Al Fatihah adalah Ruqyah? Kalian telah melakukan hal yang benar. Bagikan (kambingnya) dan aku dibagi juga ya." Rosululloh lalu tersenyum.

Hadits shohih Abu Dawud, Ahmad, Ibn Majah, Al Hakim: dari Abu Huroiroh: Man ta'allama 'ilman mimmaa yubtaghoo bihi wajhulloohi (barangsiapa mengajarkan ilmu dengan mencari Wajah Allah) laa yata'allamuhu illaa li yushiiba bihi arodlon minad dun-yaa ((tapi) dia tidak mengajarkannya kecuali untuk mencari keuntungan dunia) lam yajid 'arfal jannati yaumal qiyaamah (dia takkan mendapatkan bau surga pada hari kiamat)

Lalu bagaimana dengan hadits yang membolehkan Kitabulloh diambil upahnya?

Hadits shohih Bukhori: dari Ibn Abbas: Inna ahaqqo maa akhodztum 'alaihi ajron kitaabulloohi (sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upah atasnya adalah Kitabulloh)

Tapi kemudian ada hadits lain yang menjelaskannya:

Hadits shohih Bukhori: dari Ibn Abbas: Kalian adalah yang paling berhak menerima upah dari melakukan Ruqyah dengan kitab Allah.

Para rosul pun dakwah sambil tetap mencari nafkah

Hadits Muslim dan Ahmad: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Zakarriyaa adalah seorang tukang kayu.

Hadits Bukhori: dari Miqdam bin Ma'dikariba: dari Rosululloh: Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, sedangkan Dawud juga makan dari hasil usahanya sendiri

Saba' 10-11: Wa laqod aatainaa daawuuda minnaa fadllan (Dan sungguh Kami telah memberi Dawud karunia dari Kami) yaa jibaalu awwibii ma'ahu wath thoiro (wahai para gunung dan para burung, bertasbihlah berulang-ulang bersamanya) wa a lannaa lahul hadiida (dan Kami telah melunakkan besi baginya (mukjizat membengkokkan besi)) ani'mal saabighootin (bahwa "kamu buatlah baju besi yang besar) wa qoddir fis sardi wa'maluu shoolihan (dan ukurlah didalam anyaman (baju besi) dan berbuat baiklah")

Asy-Syu'aro 108-109: Wattaqulooha wa a-thii'uuni (dan takutlah pada Allah dan taatilah aku (Nuh)) wa maa as-alukum 'alaihi min ajrin (dan aku tidak minta kalian upah atasnya) in ajriya illaa 'alaa robbil 'aalamiina (tiadalah upahku kecuali atas Robb dari semua alam)

Asy-Syu'aro 126-127: Fattaqullooha wa a-thii'uuni (maka takutlah pada Allah dan taatilah aku (Hud)) wa maa as-alukum 'alaihi min ajrin (dan aku tidak minta kalian upah atasnya) in ajriya illaa 'alaa robbil 'aalamiina (tiadalah upahku kecuali atas Robb dari semua alam)

Asy-Syu'aro 144-145: Fattaqullooha wa a-thii'uuni (maka takutlah pada Allah dan taatilah aku (Shoolih)) wa maa as-alukum 'alaihi min ajrin (dan aku tidak minta kalian upah atasnya) in ajriya illaa 'alaa robbil 'aalamiina (tiadalah upahku kecuali atas Robb dari semua alam)

Asy-Syu'aro 164-165: Fattaqullooha wa a-thii'uuni (maka takutlah pada Allah dan taatilah aku (Luth)) wa maa as-alukum 'alaihi min ajrin (dan aku tidak minta kalian upah atasnya) in ajriya illaa 'alaa robbil 'aalamiina (tiadalah upahku kecuali atas Robb dari semua alam)

Asy-Syu'aro 179-180: Fattaqullooha wa a-thii'uuni (maka takutlah pada Allah dan taatilah aku (Syu'aib)) wa maa as-alukum 'alaihi min ajrin (dan aku tidak minta kalian upah atasnya) in ajriya illaa 'alaa robbil 'aalamiina (tiadalah upahku kecuali atas Robb dari semua alam)

Shood 86 (sudah disebutkan di atas)

Al Furqoon 57: Qul maa as-alukum 'alaihi min ajrin (Katakanlah: "Aku tidak minta kalian upah atasnya) illaa man syaa-a an yatta-khidza ilaa robbihi sabiilan (kecuali barangsiapa yang mau untuk mengambil jalan menuju Robbnya)

Yaasiin 21: Ittabi'uu man laa yas-alukum ajron wa hum muhtaduuna (ikutilah barangsiapa yang tidak minta upah kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk)

Wa iyyaaya fattaquuni

Atsar Ibnu Abi Hatim: dari Tholq bin Habib: Taqwa adalah ta'mala bi thoo'atillah (berbuat dengan menaati Allah) rojaa-a rohmatillah ’alaa nuurin minallah (dengan mengharap rahmat Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah) wa tatruka ma'shiyaatallah 'alaa nuurin minallah (dan meninggalkan maksiat kepada Allah atas cahaya dari Allah) takhoofu 'iqooballah (karena takut terhadap siksa Allah)

Tidak ada komentar: