Rabu, 11 Maret 2009

Al Baqoroh ayat 49

Di Al Baqoroh ayat 49 sampai ayat 60 Allah bercerita tentang nikmat-nikmat yang telah diberi Allah kepada Bani Isroil.

Nikmat Allah kepada Bani Isroil : 1. diselamatkan dari Firaun

AYAT 49: Wa idz najjaainakum min aali fir'auna yasuumuunakum suu-al 'adzaabi yu-dzabbihuuna abnaa-akum wa yastahyuuna nisaa-akum. Wa fii dzaalikum balaa-un min robbikum ’adhiimun

I'rob
  • Wa = dan
  • Idz = when/saat
  • Najaa = he escaped/dia telah lepas --> najjainaa (wazan 2: causative) = we saved/kami telah menyelamatkan (fi'l ma-dlii = past tense)
  • Kum = you-all/kalian
  • Min = from/dari
  • Aali = the people/the family/keluarga/pengikut
  • Saama = he afflicted/dia telah menimpakan --> yasuumuuna = they afflict/mereka menimpakan (fi'l mudloorik = present tense)
  • Sa-a = he was evil/dia telah buruk --> suu-un = vicious --> suu-un manshub jadi suu-an, berarti suu-an adalah maf'ul (objek) kedua setelah kum
  • 'Adzaba = he punished/dia telah menghukum --> 'adzaabun = a torment/sebuah siksaan --> al-'adzaabu = THE torment (bentuk definitnya) --> al-'adzaabu majrur jadi al-'adzaabi dan suu-an hilang tanwin jadi suu-a, berarti al-'adzaabi adalah mudlof ilaih (pemilik) dari suu-a
  • Dzubiha = he sacrified/dia telah mengorbankan --> dzubbiha (wazan 2: causative) = he slaughtered/dia telah menyembelih --> yudzabbihuuna = they slaughter/mereka menyembelih (fi'l mudloorik)
  • Ibnun = a son/seorang putra --> abnaa-un = sons/putra-putra --> abnaa-un manshub (berakhiran "an"), berarti abnaa-an adalah maf'ul dari yudzabbihuuna --> abnaa-an hilang tanwin jadi abnaa-a, berarti kum adalah mudlof ilaih dari abnaa-a
  • Hayiya = he was alive/dia telah hidup --> istahya (wazan 10: meminta untuk terjadi) = he let live/dia membiarkan hidup --> yastahyuuna = they let live (fi'l mudloorik)
  • Nisaa-un = women/para wanita (tidak ada bentuk singularnya) --> nisaa-un manshub jadi nisaa-an, berarti nisaa-an adalah maf'ul dari yastahyuuna --> nisaa-an hilang tanwin jadi nisaa-a, berarti kum adalah mudlof ilaih dari nisaa-a
  • Fii = in/di dalam
  • Dzaalikum = Ulaa-ika = those/mereka
  • Balaa = to try/mencoba --> balaa-un = a trial --> balaa-un marfu', berarti fii dzaalikum adalah mubtadak, balaa-un adalah khobar, sehingga di terjemahannya ditambahkan kata "adalah"
  • Min = dari
  • Robbun = Lord --> min adalah preposisi, maka robbun majrur jadi robbin --> robbin hilang tanwin jadi robbi, berarti kum adalah mudlof ilaih dari robbi
  • 'Adhiimun = great --> sama-sama marfu' dan naqiroh dengan balaa-un, berarti 'adhiimun adalah na'at (sifat) dari balaa-un
Wa idz najjaainakum min aali fir'auna, yasuumuunakum suu-al 'adzaabi, yu-dzabbihuuna abnaa-akum, wa yastahyuuna nisaa-akum. Wa fii dzaalikum balaa-un min robbikum 'adhiimun.

Inggris: And (remember, tersambung dari ayat 40) when *We* saved you-all from the people of Firaun, they afflict you-all THE vicious torment, they slaughter sons of you-all, and they let your women live. And in those ARE a great trial from your Lord.
Indonesia: Dan (ingatlah) saat *Kami* menyelamatkan kalian dari para pengikut Firaun, mereka menimpakan kalian siksa yang buruk, mereka menyembelih anak-anak lelaki kalian, dan mereka membiarkan hidup wanita-wanita kalian. Dan di dalamnya adalah sebuah cobaan yang besar dari Robb kalian.

Ayat yg serupa

Ibrohim 6: Wa idz qoola muusaa li qoumihidz kuruu ni'matallahi 'alaikum (Dan (ingatlah) saat Musa telah berkata kepada kaumnya, "Ingatlah nikmat Allah atas kalian!) idz anjaakum min aali fir'auuna (Saat Dia selamatkan kalian dari pengikut Fir'aun) yasuumuunakum suu-al 'adzaabi (mereka menimpakan kalian siksaan yang buruk) wa yu-dzabbihuuna abnaa-akum (dan mereka menyembelih putra-putra kalian) wa yastahyuuna nisaa-akum (dan mereka membiarkan hidup wanita-wanita kalian), wa fii dzaalikum balaa-un min robbikum ’adhiim (dan di dalam itu adalah sebuah cobaan besar dari Robb kalian).

Wa idz najjaainakum min aali fir'auna

Tafsir Ibn Katsir: Allah telah menyelamatkan Bani Isroil dari Firaun dan para pengikutnya dan membebaskan kalian dari mereka, dengan ditemani Musa, setelah mereka menyiksa kalian.

Firaun (dari Tafsir Ibn Katsir)

Firaun (Pharaoh) adalah gelar raja kafir yang memerintah Mesir, baik dari bangsa ’Amalik (Kanaan) atau yg lain, seperti halnya gelar Caesar untuk raja kafir di Romawi dan Syam (Damaskus), atau gelar Kisro (Khosrau) untuk raja Persia, atau gelar Tubba' untuk raja kafir Yaman, atau gelar An Najasyi (Negus) untuk raja Habsyi (Ethiopia/Abyssinia), atau gelar Batalimus (Ptolemeus) untuk raja India.

Setelah Nabi Yusuf meninggal, raja Mesir seolah tidak pernah dengar nama beliau lagi. Takut Bani Isroil mengambil alih kekuasaan, raja Mesir memperbudak Bani Isroil untuk membangun kota. Allah mengutus Nabi Musa untuk memimpin Bani Isroil keluar dari Mesir menuju tanah yg terjanjikan, Kanaan.

Nikmat Allah di ayat ini terjadi setelah Firaun bermimpi melihat api muncul dari Baitul Maqdis (Jerusalem), lalu api masuk rumah orang2 Qibti (Koptik) di Mesir kecuali rumah Bani Isroil. Diinterpretasikan oleh Fir’aun, bahwa kerajaannya akan dihancurkan seorang Bani Isroil. Para pengikut Firaun juga berkata bahwa bahwa Bani Isroil sedang menunggu lahirnya bayi lelaki dari kalangan mereka yang akan mengangkat status mereka.

Yasuumuunakum suu-ul 'adzaabi

Setelah mimpi itu, Firaun menyuruh semua bayi lelaki Bani Isroil yang baru lahir dibunuh, dan membiarkan bayi perempuan tetap hidup. Firaun juga mempekerjakan Bani Isroil dengan pekerjaan yg berat dan hina. Suu-al 'adzaabi maksudnya pembunuhan bayi-bayi lelaki.

Tafsir Abu 'Ubaidah: yaitu mereka mempermalukan kalian

Tafsir Al Qurthubi: mereka berlebihan dalam menyiksa kalian.

Yu-dzabbihuuna abnaa-akum wa yastahyuuna nisaa-akum

Qoshosh 4: Inna fir'auna alaa fil ardli (sesungguhnya Firaun sombong di muka bumi) wa ja'ala ahlahaa syiya'an (dan dia jadikan penduduknya terpecah-belah) yastadl'ifu thoo-ifatan minhum (dia menindas segolongan diantara mereka (Bani Isroil)) yu-dzabbihu abnaa-ahum wa yastahyii nisaa-ahum (menyembelih anak lelaki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka). Innahuu kaanaa minal mufsidiin (sesungguhnya dia (Firaun) adalah tergolong orang-orang yang berbuat kerusakan)

Wa fii dzaalikum balaa-un min robbikum ’adhiim

Tafsir Ibnu Jarir: Bahwa Allah menyelamatkan leluhur Bani Isroil dari siksaan Firaun dan pengikutnya adalah berkah dari Allah, berupa ujian. Ujian bisa berupa kebaikan maupun keburukan.

Al Anbiyaak 35: Wa nabluukum bisysyarri wal khoiri fitnah (dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan)

Al A'roof 168: Wa balaunaahum (dan Kami uji mereka) bil hasanaati wal sayyi-aati (dengan kebaikan dan keburukan) la'allahum yarji’uun (agar mereka kembali (pada kebenaran))

Tidak ada komentar: