Selasa, 17 Maret 2009

Al Baqoroh ayat 54

Nikmat Allah kepada Bani Isroil : 2. Allah mengampuni dosa syirik waktu itu.

AYAT 54: Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum. Dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum. Fa taaba 'alaikum. Innahuu huwat tawwaabur rohiimun
  • Wa = dan
  • Idz = when/saat (past tense)
  • Qoola = he said/dia telah berkata (fi'l ma-dlii = past tense)
  • Muusaa → berposisi sebagai fa'il (subjek)
  • Li = to/kepada
  • Qoumun = sebuah kaum → li adalah preposisi, maka qoumun majrur jadi qoumin
  • Hu = dia → hu majrur jadi hi, qoumin hilang tanwin jadi qoumi, berarti hu adalah mudlof ilaih (pemilik) dari qoumi
  • Yaa = O/wahai → kata nidak (panggilan) → di Arab, kalau memanggil harus diawali "Yaa" sebelum namanya
  • -y = I/aku → qoumun majrur jadi qoumin, -y adalah mudlof ilaih dari qoumin, sehingga qoumin+y = qoumii, lalu karena yaa, maka qoumii hilang -y jadi qoumi → yaa + qoumin + y = yaa qoumi
  • Inna = verily/sesungguhnya → berarti kum adalah ism inna, dhollamtum anfusakum adalah khobar inna, di tengah-tengahnya diberi terjemahan "adalah"
  • Kum = you-all/kalian
  • Dholama = he wronged/dia telah menganiaya → dholamtum = you-all wronged/kalian telah menganiaya
  • Nafsun = self/diri → anfusun = bentuk jamaknya/selves → anfusun manshub jadi anfusan, berarti anfusan maf'ul (objek) dari dholamtum → anfusan hilang tanwin jadi anfusa, berarti kum adalah mudlof ilaih dari anfusa → anfusakum = yourselves
  • Bi = by
  • Akhodza = he received/dia telah menerima → Ittakhodza (wazan 8: pasif) = he took/dia telah mengambil → ittikhoodzun = a taking/sebuah pengambilan → bi adalah preposisi, ittikhoodzun majrur jadi ittikhoodzin ittikhoodzin hilang tanwin jadi ittikhoodzi, berarti kum adalah mudlof ilaih dari ittikhoodzi
  • 'Ijlun = a calf/anak sapi → al-'ijlu = THE calf → al-'ijlu manshub jadi al-'ijla, berarti posisinya adalah maf'ul dari ittikhoodzikum
  • Fa = then/lalu
  • Taaba = he returned/dia telah bertobat → tuubuu = you-all return!/kalian bertobatlah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
  • Ilaa = unto/kepada
  • Baari-un = a creator/seorang pencipta → ilaa adalah preposisi, maka baari-un majrur jadi baari-in baari-in hilang tanwin jadi baari-i, berarti kum adalah mudlof ilaih dari baari-i
  • Qotala = he killed/dia telah membunuh → Iqtuluu = you-all kill!/kalian bunuhlah (fi'l 'amr)
  • Anfusukum manshub jadi anfusakum, berarti posisinya sebagai maf'ul dari iqtuluu
  • Dzaalikum = those
  • Khoirun = better/lebih baik → dzaalikum adalah mubtadak, khoirun adalah khobarnya, sehingga di terjemahannya ditambahkan "adalah"
  • La = for
  • 'Inda = near/di sisi → baari-ukum majrur jadi baari-ikum karena 'inda adalah preposisi
  • 'Alaa = upon/atas → 'Alaa + Kum = 'Alaikum
  • Inna = verily/sesungguhnya → berarti hu adalah ism inna, huwat tawwaabur rohiimun adalah khobar inna
  • Huwa = Hu = he/dia
  • At-tawwaabu = the oft-returning/the acceptor of repentance/maha penerima tobat
  • Ar-rohiimun = the oft-merciful/maha pemberi rahmat
Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum. Dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum. Fa taaba 'alaikum. Innahuu huwat tawwaabur rohiimun

Inggris: And (remember) when Musa said to his people, "O my people, verily you-all wronged yourselves by your taking-THE-calf, then you-all return (=repent) to your Creator! Then you-all kill yourselves! Those are better for you-all with your creator. Then He returned upon you-all. Verily, He is the oft-returning, the oft-merciful
Indonesia: Dan (ingatlah) saat Musa telah berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri dengan kalian mengambil anak sapi tersebut, lalu kembalilah (bertobatlah) kalian kepada pencipta kalian, lalu kalian bunuhlah diri kalian sendiri. Itu adalah lebih baik untuk kalian di sisi pencipta kalian. Lalu Dia telah kembali (=menerima tobat) atas kalian. Sesungguhnya, Dia adalah maha tempat kembali (penerima tobat) dan maha pemberi rahmat.

Wa idz qoola muusaa li qoumihi yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla

Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu saat di pikiran mereka terbersit untuk menyembah anak sapi, dan saat mereka menyesal dan melihat bahwa mereka telah tersesat, mereka berkata "jika Robb kami tidak merahmati kami dan memaafkan kami" (wa lammaa suqitho fii aidiihim wa ro-au annahum qod dlolluu la-in lam yarhamnaa robbunaa wa yaghfir lanaa - Al A'roof 149), lalu Musa mengatakan yaa qoumi innakum dholamtum anfusakum bit tikhoodzikumul 'ijla.

Al A'roof 152: Innal ladziinat takhodzul 'ijla (sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak sapi) sayanaa luhum gho-dlobun min robbihim (kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Robb mereka) wa dzillatun fil hayaatid dun-yaa (dan kehinaan di dalam kehidupan dunia), wa kadzaalika najzil muftariin (dan demikianlah *Kami* membalas orang-orang yg berbohong)

Tafsir Ibn Katsir: "berbohong" disini bukan hanya untuk kasus Musa, tapi juga yang mengada-ada dalam agama (=bid'ah). Aib akan diletakkan dalam hati, lalu menuju pundak.

Atsar Al Hasan Al Bashri: aib karena mengada-ada dalam agama akan terbebani di pundak pelakunya, meskipun berlari kencang di baghol (hewan hasil perkawinan keledai jantan dan kuda betina) atau berjalan cepat di kuda kerja mereka.

Atsar Ayyub As Sakhtiyani: dari Abu Qilabah Al Jarmi: Demi Allah, Al A'roof 152 adalah untuk semua yang mengada-ada dalam agama hingga hari kiamat.

Atsar Sufyan bin 'Uyainah: Setiap orang yang mengada-ada dalam agama akan merasakan aib.

Fa tuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum, dzaalikum khoirun lakum 'inda baari-ikum fa taaba 'alaikum, innahu huwat tawwaabur rohiimu

Atsar Abul 'Aliyah, Sa'id bin Jubair, dan Ar Robi'bin Anas: yaitu Allah mengingatkan Bani Isroil betapa besar kesalahan mereka, maka Allah berkata "Bertobatlah kepada pencipta kalian setelah kalian partnerkan Dia dengan yang lain dalam hal ibadah"

Atsar Imam Nasa-i, Ibn Jarir, dan Ibnu Abu Hatim: dari Ibn 'Abbas: Allah berkata pada Bani Isroil bahwa cara tobat mereka adalah dengan saling membunuh dengan pedang setiap orang yang dia temui, meskipun dia ayah atau anaknya. Mereka tidak boleh peduli siapa yang mereka bunuh. Mereka bersalah, mereka mengakui, dan melakukan perintah Allah itu. Lalu Allah mengampuni pembunuh dan yang dibunuh.

Atsar Ibn Jarir: dari Ibn 'Abbas: Allah menyuruh Musa untuk menyuruh kaumnya saling membunuh. Dia menyuruh yang menyembah anak sapi duduk yang tidak menyembah berdiri memegang pisau. Saat mereka mulai membunuh, tiba-tiba gelap sekali. Setelah gelapnya hilang, mereka telah membunuh 70000 orang. Yang terbunuh dan yang masih hidup diampuni.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

?
Saling membunuh.