AYAT 57: Wa dhollalnaa 'alaikumul ghomaama wa anzalnaa 'alaikumul manna was salwaa. Kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum. Wa maa dholamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna
- Wa = dan
- Dholla = he remained/dia telah tetap (melanjutkan) → dhollala (wazan 2 = causative) he shaded/dia telah menaungkan → dhollalnaa = we shaded/kami telah menaungkan
- 'Alaa = upon/atas
- Kum = you-all/kalian → 'alaa+kum = 'alaikum → al-ghomaama berawalan huruf vokal, maka kum menjadi kumu
- Ghomaamun = a cloud/sebuah awan → al-ghomaamu = THE cloud (bentuk definitnya) → manshub jadi al-ghomaama, berarti posisinya sebagai maf'ul (objek) dari dhollalnaa
- Nazala = he descend/dia telah turun → anzala (wazan 4 = causative) = he sent down/dia telah menurunkan → anzalnaa = we sent down/kami telah menurunkan
- Manna = he confered a favour/dia telah menganugerahi → al-manna = THE manna
- As-salwaa (akhiran -y memanjangkan a)= THE quails
- Akala = he ate/dia telah memakan → kuluu = you-all eat!/kalian makanlah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
- Min = from/dari
- Thooba = he did well/dia telah melakukan dengan baik → thoyyibun = a good thing/yang baik → thoyyibatun = a good thing/yang baik (feminin) → thoyyibaatun = good things (feminin, plural, tapi indefinit) → min adalah preposisi, maka thoyyibaatun majrur jadi thoyyibaatin
- Maa = what/apa yang (ism maushul = relative pronoun) → thoyyibaatin hilang tanwin jadi thoyyibaati, berarti maa mudlof ilaih dari thoyyibaati
- Rozaqo = he provided/dia telah merizqikan → rozaqnaa = we provided/kami telah merizqikan Maa → maa nafiyah (negasi), menegasikan kalimat setelahnya
- Dholama = he wronged/dia telah mendholimi → dholamuu = they wronged/mereka telah mendholimi
- Naa = us/kami
- Walaakin = but/akan tetapi
- Kaana = he was/dia → kaanuu = they were/mereka → "mereka" adalah ism kaana, anfusahum yadhlimuuna adalah khobar kaana.
- Nafsun = a self/suatu diri → anfusun = selves → manshub jadi ansufan, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari yadhlimuuna
- Hum = they → anfusan hilang tanwin jadi anfusa, berarti hum adalah mudlof ilaih (pemilik) dari anfusa
- Dholama = he wronged/dia telah mendholimi → yadhlimuuna = they wrong/mereka mendholimi → karena diawali kaanuu, maka berubah jadi past tense → they wronged/mereka telah mendholimi
Inggris: And *We* shaded on you-all THE cloud and *We* sent down to you-all Al Manna and THE quails. You-all eat from a good thing which *We* provided you-all! And they didn't wronged *Us* but they wronged themselves.
Indonesia: Dan *Kami* menaungkan pada kalian sang awan dan *Kami* menurunkan pada kalian Al-Manna dan burung-burung puyuh. Kalian makanlah dari suatu yang baik yang Kami telah merizkikan (kepada) kalian! Dan mereka tidak mendholimi *Kami*, tapi mereka mendholimi diri mereka sendiri.
Ayat serupa
Al A'roof 160: Wa dhollalnaa 'alaihimul ghomaama (dan *Kami* menaungkan pada mereka sang awan), wa anzalnaa 'alaihimul manna was salwaa (dan *Kami* menurunkan pada mereka Al-Manna dan burung-burung puyuh), kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum (kalian makanlah dari suatu yang baik yang Kami telah merizkikan (kepada) kalian!), wa maa dholamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna (dan mereka tidak mendholimi *Kami*, tapi mereka mendholimi diri mereka sendiri).
Wa dhollalnaa 'alaikumul ghomaama
Tafsir Ibn Katsir: awan-awan putih yang menaungi Bani Isroil dari panas matahari selama tahun-tahun pengembaraan.
Atsar An Nasa-i dari Ibn 'Abbas; dan Ibn Abi Hatim dari Ibn Umar, Ar Robi' bin Anas, Abu Mijlaz, Adh Dhohhak, dan As Suddi: Allah menaungi Bani Isroil dengan awan-awan selama tahun-tahun pengembaraan.
Atsar Qotadah dan Al Hasan Al Bashri: Ini terjadi saat mereka di padang pasir, dan awan-awan melindungi mereka dari matahari.
Tafsir Ibnu Jarir: jenis awan di ayat ini lebih dingin dan lebih baik daripada jenis yang kita kenal.
Al Manna
Atsar Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: yaitu yang biasanya turun kepada mereka ke pohon-pohon, dan mereka biasanya memakan apapun yang mereka inginkan.
Atsar Qotadah: Al Manna lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, biasanya turun seperti hujan salju kepada Bani Isroil, dari matahari terbenam sampai terbit. Salah satu dari mereka mengumpulkan secukupnya untuk hari itu, karena kalau disimpan lebih dari itu akan basi. Di hari keenam (Jumat) satu orang menyimpan yang cukup untuk hari keenam dan ketujuh, yaitu Sabbath, yang orang tidak boleh meninggalkan rumah untuk mencari penghidupan atau untuk hal lain. Ini semua terjadi di hutan belantara. Manna cukup dimakan sendirian, karena bergizi dan manis. Kalau Manna dicampur air, menjadi minuman manis. Manna juga bisa dicampur makanan lain.
Hadits Bukhori dan Imam Ahmad (oleh Tirmidzi dinyatakan hasan shohih): dari Sa'id bin Zaid: dari Rosululloh: Al Kam-ah minal manni (jamur adalah (berasal) dari manna) wa maa-uhaa syifaa-un lil ’aini (dan airnya adalah obat untuk mata).
Hadits Tirmidzi (hasan, tapi satu-satunya yang mengkompilasi): dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Al 'ajwah minal jannah (Al-'Ajwah (kurma kempes yang dikeringkan) adalah (berasal) dari surga) wa fiihaa syifaa-un minas summi (dan di dalamnya adalah penyembuh dari racun), wal kam-ah minal manni (dan jamur adalah (berasal) dari Al-Manna) wa maa-uhaa syifaa-un lil ’aini (dan airnya adalah penyembuh untuk mata).
Al Salwaa
Atsar Ali bin Abi Tholhah, Mujahid, Ash Shokbi, Adh Dhohhak, Al Hasan, 'Ikrimah, dan Ar Robi' bin Anas: dari Ibnu Abbas: Salwa adalah burung yang mirip burung puyuh.
Atsar 'Ikrimah: salwaa adalah sebuah burung di surga yang seukuran burung pipit.
Atsar Qotadah: salwaa adalah burung mirip burung pipit. Di waktu itu, Bani Isroil bisa menangkap burung puyuh sebanyak mungkin secukupnya untuk hari itu, kalau tidak, dagingnya akan basi. Di hari keenam, Jumat, orang mengumpulkan secukupnya untuk hari keenam dan ketujuh, Sabbath, karena selama itu orang tidak boleh keluar rumah untuk mencari sesuatu.
Kuluu min thoyyibaati maa rozaqnaakum
Tafsir Ibn Katsir: Perintah ini adalah merupakan perintah untuk petunjuk kepada apa yang baik.
Wa maa dholamuunaa walaakin kaanuu anfusahum yadhlimuuna
Sabak 15: Kuluu min rizqi robbikum wasykuruu lahuu (makanlah dari rizki Robb kalian dan bersyukurlah kepadaNya)
Tafsir Ibn Katsir: Allah menyuruh mereka makan dari apa yang Allah berikan kepada mereka, dan untuk beribadah, tapi mereka tidak mau, tidak percaya, dan saling melakukan kejahatan di antara mereka meskipun ayat/mukjizat telah mereka lihat dengan jelas. Beda dengan sahabat2 Muhammad dalam hal keteguhan beragama, kesabaran (=konsistensi), dan tidak arogan. Meskipun dalam perang dan perjalanan, mereka tidak minta mukjizat, meskipun mudah saja bagi Rosululloh, atas izin Allah. Saat para sahabat kelaparan, mereka hanya minta Rosululloh berdoa kepada Allah untuk penambahan jumlah makanan. Mereka mengumpulkan makanan apapun yang dipunya dan dibawa ke Rosululloh, lalu dia minta Allah memberkatinya, menyuruh mereka mengambil beberapa makanan, dan mereka mengisi setiap bejana mereka dan ternyata cukup. Saat mereka minta hujan juga, Rosululloh minta Allah menurunkan hujan, dan datanglah awan mengandung hujan. Mereka minum, memberi air kepada unta mereka, dan mengisi tempat minum mereka. Saat mereka melihat sekeliling, mereka melihat bahwa hujan hanya turun di kemah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar