Senin, 23 Maret 2009

Al Baqoroh ayat 58

Nikmat Allah kepada Bani Isroil : 6. Dimudahkan menaklukkan Jerusalem, diampuni dosanya kalau mau menyesal

AYAT 58: Wa idz qulnad khuluu haa-dzihil qoryata fa kuluu minhaa hai-tsu syiktum roghodan wadkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththotun naghfir lakum khothooyaakum. Wa sanaziidul muhsiniina

  • Wa = dan
  • Idz = when/saat (untuk past tense)
  • Qoola = he said/dia telah berkata → qulnaa = we said/kami telah berkata
  • Dakhola = he entered/dia telah masuk → udkhuluu = you-all enter!/kalian masuklah! (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
  • Haadzihi = this/ini (perempuan) → karena al-qoryata berjenis kelamin perempuan
  • Qoryatun = a town/suatu negeri (jenis kelamin: perempuan) → al-qoryatu = THE town → manshub jadi al-qoryata, berarti haadzihil qoryata adalah maf'ul (objek) dari udkhuluu
  • Fa = then/lalu
  • Akala = he ate/dia telah makan → Kuluu = you-all eat!/kalian makanlah (fi'l 'amr)
  • Min = from/dari
  • Haa = her/dia → perempuan, karena mengacu paka al-qoryata
  • Hai-tsu = wherever/dimanapun
  • Syaa-a = he willed/dia telah maui → syiktum = you-all willed/kalian maui
  • Roghodan = abundantly/sepuasnya
  • Baabun = a gate/sebuah gerbang → al-baabu = THE gate (bentuk definitnya) → manshub jadi al-baaba, berarti posisinya maf'ul (objek) dari udkhulu
  • Sajada = he prostrated/dia telah bersujud → sujjadan = prostratingly/secara bersujud (ism mashdar/gerund)
  • Qoola = he said/dia telah berkata → quuluu = you-all say!/kalian katakanlah! (fi'l 'amr)
  • Hiththotun = repentance/penyesalan
  • Ghofaro = he forgave/dia telah memaafkan → naghfiru = we forgive/kami memaafkan → naghfir (bentuk jussive, karena sebagai subjunctive)
  • La = unto/bagi
  • Kum = you-all/kalian
  • Khothoo = he committed an error/dia telah berbuat salah → khothooyaa = sins (bentuk plural)
  • Zaada = he increased/dia telah menambah → naziidu = we increase/kami menambah → sanaziidu = we WILL increase/kami AKAN menambah
  • Hasana = he was good/dia telah baik → ahsana (wazan 4: causative) = he did good/dia berbuat baik → muhsinun = a good doer/orang yang berbuat baik → muhsinuuna = good-doers (bentuk jamak) → manshub jadi muhsiniina, berarti sebagai maf'ul dari sanaziidu
Wa idz qulnad khuluu haa-dzihil qoryata fa kuluu minhaa hai-tsu syiktum roghodan wadkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththotun naghfir lakum khothooyaakum. Wa sanaziidul muhsiniina

Inggris: And (remember) when *We* said "You all enter this town! Then you-all eat from her (the town) wherever you-all willed abundantly! And you-all enter THE gate prostratingly! And you-all say repentance! *We* forgive you-all's sins to you-all, and *We* will increase good-doers.
Indonesia: Dan (ingatlah) saat *Kami* telah berkata "Kalian masukilah negeri ini, lalu kalian makanlah darinya (dari negeri itu) di mana saja yang kalian maui sepuasnya, dan kalian masuklah gerbang tersebut secara bersujud, dan kalian katakanlah penyesalan, *Kami* mengampuni bagi kalian kesalahan-kesalahan kalian, dan *Kami* akan menambah orang-orang yang berbuat baik.

Ayat serupa

Al A’roof 161: Wa idz qiila lahumus kunuu haadzihil qoryata (dan (ingatlah) saat dikatakan pada mereka "Kalian tinggallah di negeri ini) wa kuluu minhaa hai-tsu syiktum (dan kalian makanlah darinya (dari negeri itu) di mana saja yang kalian maui) wa quuluu hiththotun (dan kalian katakanlah penyesalan) wadkhulul baaba sujjadan naghfir lakum khothii-aatikum (dan kalian masukilah pintu tersebut secara bersujud, *Kami* mengampuni bagi kalian kesalahan-kesalahan kalian) sanaziidul muhsiniin (*Kami* akan menambah orang-orang yang berbuat baik).

Wa idz qulnad khuluu haadzihil qoryata

Tafsir Ibn Katsir: Allah menegur Bani Isroil karena disuruh Allah untuk jihad tidak mau, disuruh Allah untuk memasuki tanah suci tidak mau. Kejadiannya setelah keluar dari Mesir bersama Musa. Mereka diperintah melawan 'Amaliq, orang kafir yang menghuni tanah suci waktu itu. Tapi mereka tidak mau berperang karena lemah dan kehabisan energi. Allah menghukum mereka menjadi tersesat dan melanjutkan pengembaraan.

Atsar As Suddi, Ar Robi' bin Anas, Qotadah, dan Abu Muslim Al Asfahani: tanah suci yang dimaksud adalah Yerusalem (Baitul Maqdis).

Atsar Ibn Abbas dan Abdurrohman bin Zaid: tanah suci tersebut adalah Jericho (Arihak)

Al Maa-idah 21: Yaa qoumid khulul ardlol muqoddasatallatii kataballaahu lakum (Wahai kaumku masuklah tanah suci yang telah ditetapkan Allah bagi kalian) wa laa tartadduu ‘alaa adbaarikum fatanqolibuu khoosiriin (dan kalian jangan berbalik atas belakang kalian (tidak ikut berperang), lalu kalian kembali menjadi orang-orang yang merugi).

Tafsir Ibn Katsir: Musa meng-encourage Bani Isroil untuk berjihad dan masuk Jerusalem, yang dulunya di bawah kendali mereka di zaman Ya'qub, tapi lalu Ya'qub, anak-anaknya, dan rumah tangganya pindah ke Mesir saat zaman Yusuf. Keturunan mereka menetap di Mesir sampai eksodus bersama Musa keluar Mesir. Mereka melihat raja kafir dari Kanaan bernama 'Amaliq yg mengambil alih tanah mereka, terlalu kuat untuk dilawan. Musa menyuruh Bani Isroil masuk Jerusalem dan melawan musuh mereka, dan dia menjanjikan kemenangan terhadap orang-orang kuat itu kalau mereka melakukannya. Mereka menolak dan menentang perintahnya, dan dihukum Allah 40 tahun tersesat dan mengembara di tanah yang penuh ketidakpastian. Ini adalah hukuman karena menentang perintah Allah.

Al Maa-idah 22: Qooluu yaa muusaa (mereka telah berkata, "Wahai Musa) inna fiihaa qouman jabbaariin (sesungguhnya di dalamnya adalah sebuah kaum yang kuat (atau berbadan besar)). wa innaa lan nadkhulahaa (dan sesungguhnya kami tidak akan memasukinya) hattaa yakhrujuu minhaa (sampai mereka keluar darinya), fa in yakhrujuu minhaa fa innaa daa-khiluuna (lalu jika mereka keluar darinya maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang masuk")

Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil diperintah memasuki dan melawan orang-orang itu, sementara di dalamnya ada sebuah kaum yang sangat kuat dan berfisik besar. Mereka tidak bisa tahan menghadapi kaum ini, sehingga mereka berkata bahwa mereka tidak mampu memasuki kota itu selama kaum itu masih di dalamnya, tapi kalau kaum itu keluar, mereka akan masuk.

Al Maa-idah 23: Qoola rojulaani (berkatalah dua orang lelaki) minal ladziina ya-khoofuuna (dari orang-orang yang takut (kepada Allah)) an'amallaahu 'alaihimaad khuluu 'alaihimul baaba (yang telah diberi nikmat oleh Allah atas keduanya, "Kalian serbulah mereka (melalui) gerbang tersebut) fa idzaa da-kholtumuuhu (lalu saat kalian telah memasukinya) fa innakum ghoolibuuna (maka sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang mengalahkan) wa 'alallaahi fa tawakkaluu (dan kalian wakilkanlah (serahkanlah hasil akhirnya) kepada Allah) in kuntum mukminiin (jika kalian adalah orang-orang yang percaya").

Tafsir Ibn Katsir: Saat Bani Isroil menolak menaati Allah dan Musa, dua orang soleh dari mereka, yang diberi nikmat oleh Allah dan yang takut kepada Allah dan hukuman Allah, dan yang dihormati mereka, menyuruh mereka untuk maju. Dua orang ini berkata, "Jika kalian percaya dan mempercayakannya kepada Allah, ikuti saja perintahNya dan taati rosulNya, lalu Allah akan memenangkan kalian atas musuh kalian dan akan mendominasi mereka, maka taklukkanlah kota yang Allah telah janjikan itu."

Atsar Ibn 'Abbas, Mujahid, Ikrimah, 'Atiyyah, As Suddi, Ar Robi' bin Anas, dua orang ini adalah Joshua (Yuusya' bin Nun) dan Caleb (Kalib bin Yufna).

Al Maa-idah 24: Qooluu yaa muusaa (mereka berkata "Wahai Musa) innaa lan nadkhulahaa abadan maa daamuu fiihaa (sesungguhnya kami takkan memasukinya selamanya selagi mereka ada di dalamnya), fadzhab anta wa robbuka fa qootilaa (lalu pergilah kamu (Musa) dan Robbmu, lalu berperanglah kalian berdua) innaa haahunaa qoo’iduun (sesungguhnya kami disini adalah orang-orang yang duduk)

Tafsir Ibn Katsir: Nasihat dua orang itu tidak menguntungkan mereka. Ini adalah cara mereka menolak jihad, tidak taat kepada Musa, dan menolak memerangi musuh. Di lain sisi, saat perang Badar, Rosululloh minta saran para sahabat (Muhajirin dan Anshor) bagaimana kalau melawan tentara Quroisy yang ternyata melindungi kafilahnya Abu Sufyan.

Hadits Ahmad, An Nasa-i, Ibn Hibban: dari Abu Bakr bin Marduwyah: dari Anas: saat Rosululloh pergi ke Badar, dia meminta pendapat umatnya, dan 'Umar memberi pendapat. Rosululloh meminta lagi pendapat dari umatnya, dan kaum Anshor berkata "Kami tidak akan berkata seperti Bani Isroil berkata kepada Musa. Demi Dia yang mengirimmu dengan kebenaran, kalau kamu naik unta ke Barkul Ghimad (dekat Mekah), kami akan mengikutimu".

Hadits Bukhori: dari Ibn Mas'ud: di hari Badar, Al Miqdad berkata "Wahai Rosululloh, kami tidak akan berkata kepadamu apa yang Bani Isroil katakan kepada Musa. Lanjutkanlah, dan kami akan bersamamu." Rosululloh senang mendengar pernyataan itu.

Al Maa-idah 25: Qoola robbi innii laa amliku illaa nafsii wa akhii (Dia telah berkata "Robbku sesungguhnya aku tidak menguasai selain diriku sendiri dan saudaraku (Harun)) fafruq bainanaa wa bainal qoumil faasiqiin (maka Ifruq (pisahkanlah) antara kami dan kaum yang fasiq)

Tafsir Ibn Katsir: Saat Bani Isroil menolak berperang, Musa sangat marah kepada mereka dan berdoa kepada Allah, bahwa hanya Musa dan Harun yang akan menaati dan melaksanakan perintah Allah dan menerima panggilanNya.

Atsar Al Aufi dan Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn 'Abbas: Ifruq, maksudnya adililah antara kami dan mereka.

Atsar Adh Dhohhak: Ifruq, maksudnya adililah dan tetapkanlah antara kami dan mereka.


Dan Allah mengabulkan. Mereka tersesat di daerah At Tih sampai Nabi Musa dan Nabi Harun meninggal, sampai Bani Isroil berganti generasi.

Al Maa-idah 26: Qoola fa innahaa muharromatun 'alaihim arba'iina sanah (Dia (Allah) berkata "Lalu sesungguhnya dia (Jerusalem) diharamkan atas mereka 40 tahun). Yatiihuuna fil ardli (Mereka mengembara kebingungan di bumi). Falaa taksa ‘alal qoumil faasiqiin (maka kamu jangan berputus asa atas kaum yang fasiq).

Tafsir Ibn Katsir: Saat Musa berdoa mengutuk Bani Isroil yang menolak berperang, Allah melarang mereka masuk tanah itu selama 40 tahun. Mereka mengembara tersesat di tanah At-Tih, tidak menemukan jalan keluar. Selama itu, banyak mukjizat terjadi, seperti awan, Al-Manna, burung puyuh, air memancar dari batu keras. Selama ini juga Taurot diturunkan dan syariah telah ditetapkan atas mereka. Saat tahun-tahun itu berakhir, Joshua (pengganti Musa dan Harun) memimpin mereka yang masih hidup dan juga generasi kedua, untuk menggempur Jerusalem di Jumat siang. Joshua diingatkan bahwa ini hari Jumat dan matahari akan tenggelam saat mereka masih menggempur Jerusalem, lalu dia takut Sabbath akan mulai, maka dia berkata kepada matahari, "Kamu diperintah, dan aku juga diperintah. Wahai Allah, hentikanlah terbenamnya untukku." Allah membuat matahari berhenti tenggelam sampai Joshua menaklukkan Jerusalem dan mereka menemukan kekayaan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka ingin membiarkan api memakan harta rampasan itu, tapi api tidak melakukannya. Joshua berkata "Ada dari kalian yang mencuri dari rampasan perang itu" Lalu dia memanggil 12 pemimpin dari 12 suku dan mengambil sumpah dari mereka. Lalu tangan salah seorang dari mereka macet di tangan Joshua, dan Joshua berkata "Kamu mencurinya, bawa ke depan". Lalu lelaki itu membawa sebuah kepala sapi terbuat dari emas dengan dua mata yang terbuat dari batu berharga dan giginya terbuat dari mutiara. Saat Joshua memasukkannya ke dalam rampasan perang, api melahapnya, karena mereka dilarang menyimpan rampasan perang. Ini berdasarkan kisah shohih.

Wadkhulul baaba sujjadan (dan masuklah pintu sambil bersujud)

Tafsir Ibn Katsir: Setelah mengembara 40 tahun kemudian, Allah mengijinkan Bani Isroil menduduki tanah suci dipimpin Joshua (Yuusya' bin Nun) hari Jumat sore. Saat matahari akan tenggelam, Joshua takut hari Sabbath sudah mulai, sehingga berdoa kepada Allah untuk memperlama sore. Di hari itu matahari ditahan sebenar tenggelamnya oleh Allah, sampai Bani Isroil menang. Saat Bani Isroil memenangkan tanah suci, mereka diperintah (melalui Joshua) untuk masuk pintu gerbangnya sambil bersujud, sebagai rasa terima kasih kepada Allah membuat mereka menang dan mengembalikan mereka ke tanah mereka, dan menyelamatkan mereka dari tersesat dan pengembaraan.

Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: yaitu sambil rukuk.

Atsar Ibnu Jarir dan Al Hakim: dari Ibnu Abbas: memasuki pintu kecil, sambil rukuk.

Atsar Ibnu Abu Hatim: dari Sufyan Atstsauri: (tambahan) tapi mereka masuk ke pintunya berjalan mundur

Atsar Khoshif: dari 'Ikrimah: dari Ibn 'Abbas: pintu tersebut menghadap Qiblat. Bani Isroil masuk pintunya secara menyamping.

Atsar Ibn 'Abbas, Mujahid, As Suddi, Qotadah, dan Adh Dhohhak: pintu tersebut adalah pintu Hiththoh, yaitu pintu gerbang kota Ilya (Elia), yaitu di Jerusalem.

Atsar Ar Rozi: yaitu pintu yang di sebelah Qiblat.

Atsar Al Hasan Al Bashri: mereka disuruh bersujud di muka mereka saat masuk kota

Atsar Ar Rozi: bukan begitu, tapi sujud di sini artinya "Islam" (=submissiveness=berlapang dada), karena tidak mungkin masuk sambil sujud.

Atsar As Suddi: dari Abu Sa'id Al Azdi: dari Abu Al Kanud: dari Ibn Mas'ud: tapi mereka masuk dengan kepala didongakkan menantang.

Waquuluu hiththotun

Atsar Ibnu Abbas: yaitu, mintalah ampunan Allah.

Atsar Qotadah dan Al Hasan Al Bashri: hapuskan kesalahan-kesalahan kami.

Naghfir lakum khothooyaakum wa sanaziidul muhsiniina

Tafsir Ibn Katsir: Ini adalah ganjaran kalau memenuhi perintah Allah. Kalau kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, Allah akan memaafkan dosa kita dan melipatgandakan perbuatan baik kita. Setelah dimenangkan Allah, Bani Isroil disuruh berIslam (berlapang dada) secara lidah dan perbuatan, dan mengakui dosa-dosa mereka, mencari ampunan buat mereka sendiri, berterima kasih kepada Allah atas barokah yang Dia berikan, dan menyegerakan berbuat yang dicintai Allah.

Tidak ada komentar: