AYAT 59: Fa baddalal ladziina dholamuu qoulan ghoirol ladzii qiila lahum fa anzalnaa ‘alal ladziina dholamuu rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna
- Fa = then/lalu
- Badala = he changed/dia telah berganti → baddala (wazan 2 : causative) = he changed/dia telah mengganti
- Alladziina = those who/yang (ism maushul = relative pronoun) → berarti kalimat setelahnya adalah ingin dikatabendakan, yaitu dholamuu qoulan
- Dholama = he wronged/dia telah medholimi → dholamuu = they wronged/mereka telah mendholimi
- Qoola = he said/dia telah berkata → qoulun = a word/suatu perkataan → manshub jadi qoulan, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari dholamuu → alladziina dholama qoulun tidak mungkin sebagai fa'il (subjek) dari baddala, karena subjek baddala adalah "he", berarti alladziina dholama qoulun adalah maf'ul (objek) dari baddala
- Ghoirun = not/bukan (sebagai kata benda) → ghoirun manshub jadi ghoiron, berarti sebagai badal (pengganti) dari qoulan → ghoiron hilang tanwin jadi ghoiro, berarti alladzii qiila lahum adalah mudlof ilaih dari ghoiro
- Alladzii = one which/yang → berarti kalimat setelahnya dikatabendakan, yaitu qiila lahum → one disini adalah qoulan, karena alladzii adalah untuk singular.
- Qoola = he said/dia telah berkata → qiila = it was said by him/dikatakan olehnya
- La = unto/kepada
- Hum = them/mereka
- Nazala = he descend/dia telah turun → anzala (wazan 4: causative) = he sent down/dia telah menurunkan → anzalnaa = we sent down/kami telah menurunkan
- 'Alaa = upon/atas
- Alladziina = those who/yang → berarti kalimat setelahnya dholamuu (jamak) dikatabendakan
- Rijzun = a punishment → manshub jadi rijzan, berarti posisinya adalah maf'ul dari anzalnaa
- Min = from/dari → as-samaa-i berawalan huruf vokal, maka min jadi mina
- As-samaa-u = THE sky/sang langit → min adalah preposisi, maka as-samaa-u majrur jadi as-samaa-i
- Bimaa = karena
- Kaana = he was/dia → kaanuu = they were/mereka → berarti "mereka" adalah ism kaana, dan yafsuquuna adalah khobar kaana
- Fasaqu = he rebelled/dia telah fasiq → yafsuquuna = they rebel/mereka fasiq → tapi karena kaanuu, kembali menjadi past tense: they rebelled.
Inggris: Then he changed those who wronged a word, (into) not one which is said to them, then *We* sent down a punishment from the sky upon those who wronged, because they rebelled.
Indonesia: Lalu dia merubah orang-orang yang mendholimi sebuah kata (menjadi) yang tidak dikatakan kepada mereka, lalu Kami menurunkan suatu hukuman dari sang langit atas orang-orang yang dholim, karena mereka telah fasik.
Ayat serupa
Al A'roof 162: Fa baddalal ladziina dholamuu minhum qoulan ghoirol ladzii qiila lahum (lalu dia mengganti orang-orang yang dholim diantara mereka sebuah kata yang tidak dikatakan kepada mereka) fa arsalnaa 'alaihim rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yadhlimuuna (lalu *Kami* mengirimkan atas mereka suatu hukuman dari sang langit karena mereka telah dholim).
Fa baddalal ladziina dholamuu minhum qoulan ghoirol ladzii qiila lahum
Hadits Bukhori, Muslim, Nasa-i (dan dihasanshohihkan Tirmidzi): dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Qiila li banii isro-iila (Telah dikatakan kepada Bani Isroil) udkhulul baaba sujjadan wa quuluu hiththoh ("Kalian masuklah gerbang tersebut secara bersujud dan kalian katakanlah penyesalan), fa da-kholuu yazhafuuna 'alaa astaahihim (lalu mereka masuk dengan mengesot) fa baddaluu wa qooluu Habbah Fii Sya'roh (lalu mereka merubah dan mereka berkata "biji-bijian dalam rambut") → versi An Nasa-i, habbah saja, tanpa fii sya'roh
Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil mendistorsikan perintah Allah kepada mereka utk berlapang dada kepadaNya secara lidah dan perbuatan. Mereka disuruh masuk kota itu dengan rukuk tapi mereka masuk dengan mengesot dan mendongakkan kepala. Mereka disuruh berkata Hiththoh artinya "hapuskan kesalahan-kesalahanku dan dosa-dosaku", tapi mereka mengolok perintah ini dengan berkata "Hinthoh (biji gandum) fii Sya'iroh (dalam barley)". Ini menunjukkan jenis penentang terburuk dan orang yang tidak taat, itulah kenapa Allah menimpakan marahNya dan hukumanNya ke mereka, karena mereka menantang perintahNya.
Fa anzalnaa 'alal ladziina dholamuu rijzan minas samaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna
Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: setiap kata Rijzun dalam Alqur-an artinya hukuman.
Atsar Mujahid, Abu Malik, As Suddi, Al Hasan Al Bashri, dan Qotadah: Rijzun artinya siksaan.
Hadits Bukhori Muslim: dari Ibnu Jarir: dari Yunus bin Abdul A’la: dari Ibnu Wahb: dari Yunus: dari Az Zuhri: dari Amir bin Sa’d bin Abu Waqqots: dari Usamah bin Zaid: dari Rasulullah: Inna haadzal waja’a was saqoma rijzun (sesungguhnya penyakit dan derita ini (adalah) adzab) a-dzaaba bihii ba’dlul umami qoblakum (ditimpakan kepada mereka sebagian umat sebelum kalian)
Hadits Ibnu Abu Hatim, An Nasa-i: dari Sa'd bin Malik, Usamah bin Zaid, dan Khuzaimah bin Tsabit: dari Rosululloh: Ath thoo'uunu rijzu 'adzaabin 'udziba bihi man kaana qoblakum (Thoo'uun (=wabah) adalah Rijzun yang dengannya Allah menghukum orang-orang sebelum kalian).
Hadits shohih Bukhori dan Muslim: dari Usamah bin Zaid dan Sa'ud: Wabah adalah Rijzun yang dikirimkan kepada sekelompok Bani Isroil (atau selain Bani Isroil juga). Maka jika kalian mendengarnya menyebar di suatu negeri, jangan mendekatinya, dan jika suatu wabah muncul di negeri dimana kamu berada, lalu jangan tinggalkan negeri itu untuk melarikan diri darinya.
Hadits shohih Bukhori: dari 'Aisyah: aku bertanya kepada Rosululloh tentang wabah, dan dia memberitahunya, berkata: Wabah adalah Rijzun yang Allah biasanya kirim kepada siapa yang Dia mau, tapi Allah membuatnya sebuah barokah bagi orang-orang beriman. Tidak ada yang bisa sabar (istiqomah terhadap perintah Allah) di suatu negeri yang didalamnya wabah telah menyebar dan tidak ada yang menganggap bahwa "tidak ada yang akan menimpanya kecuali Allah sudah menakdirkannya" kecuali bahwa Allah akan memberinya suatu ganjaran yang serupa dengan seorang syuhadaak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar