- Wa = dan
- Idz = when/saat (untuk past tense)
- Qoola = he said/dia telah berkata → qultum = you-all said/kalian telah berkata
- Yaa = O/wahai → kata nidak, untuk memanggil dalam bahasa Arab
- Lan = will never/takkan
- Shobaro = he endured/dia telah bersabar → nashbiru = we endure/kami bersabar (fi'l mudloorik) → karena ada lan, maka kalimatnya menjadi subjunctive, sehingga menjadi nashbiro
- 'Alaa = on/atas
- Tho'ima = he ate/dia telah makan → tho'aamun = an eater/seorang pemakan (ism fa'il = yang me-) → 'alaa adalah preposisi, maka tho'aamun majrur jadi tho'aamin
- Waahidan = wahiidan = one/satu → majrur jadi waahidin (sama dengan tho'aamin), sama-sama berjenis kelamin lelaki, dan sama-sama naqiroh (indefinit) dengan tho'aamin, berarti waahidin adalah na'at dari tho'aamin
- Fa = then/lalu
- Da'aa = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → ud'u = you invoke!/kamu doakanlah
- La = for/bagi
- Naa = us/kami
- Robbun → manshub jadi robban, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari ud'u
- Ka = you/kamu → robban hilang tanwin jadi robba, berarti ka adalah mudlof ilaih dari robba
- Khoroja = he came out/dia telah keluar → akhroja (wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan → yukhriju = you bring forth/kamu mengeluarkan → karena posisinya dalam kalimat adalah jussive, maka harus berubah jadi yukhrij
- Min = from/dari
- Maa = what/apa yang → min + maa = mimmaa
- Nabata = he produces/dia telah menghasilkan → anbata (wazan 4: causative) = he grew/dia telah tumbuh → tunbitu = she grows/dia telah tumbuh
- Al-ardlu = THE earth → jenis kelamin = wanita, dan marfu' (berakhiran "u"), sehingga posisinya adalah fa'il (subjek) dari tunbitu
- Baqlun = a herb/sebuah sayuran → min adalah preposisi, maka baqlun majrur jadi baqlin
- Haa = her/dia → berjenis kelamin wanita, berarti mengacu pada al-ardlu → baqlin hilang tanwin jadi baqli, berarti haa adalah mudlof ilaih dari baqli
- Qitstsaa-un = a cucumber/sebuah mentimun → min adalah preposisi, maka qitstsaa-un majrur jadi qitstsaa-in → qitstsaa-in hilang tanwin jadi qitstsaa-i, berarti haa adalah mudlof ilaih dari qitstsaa-i
- Fuumun → min adalah preposisi, maka fuumun majrur jadi fuumin → fuumin hilang tanwin jadi fuumi, berarti haa adalah mudlof ilaih dari fuumi
- 'Adasun = a lentil/sebuah kacang adas → min adalah preposisi, maka 'adasun majrur jadi 'adasin → 'adasin hilang tanwin jadi 'adasi, berarti haa adalah mudlof ilaih dari 'adasi
- Basholun = an onion/sebuah bawang berah → min adalah preposisi, maka basholun majrur jadi basholin → basholin hilang tanwin jadi basholi, berarti haa adalah mudlof ilaih dari basholi
- Qoola = he said/dia telah berkata (fi'l ma-dlii = kata kerja past tense)
- A = apakah → ism istifhaam/kata tanya: mengubah kalimat selanjutnya jadi kalimat tanya
- Badala = he changed/dia telah berubah → istabdilu (wazan 10: meminta agar badala dilakukan) = he exchanged/dia telah menukar → tastabdiluuna = you-all exchange (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)
- Alladzii = one which/yang → berarti kalimat setelahnya dikatabendakan
- Huwa = he/dia
- Danaa (akhiran "a" yang memanjangkan "na") = he approached/dia telah menjangkau → adnaa (akhiran "y" yang memanjangkan "na") = an inferior/suatu yang lebih rendah → adnaa adalah khobar, dan huwa adalah mubtadak
- Bi = upon/atas
- Khoirun = better/lebih baik → khoirun adalah khobar, huwa adalah mubtadak
- Habathu = he went down/dia telah pergi turun → ihbithuu = you-all go down!/kalian pergi turunlah
- Mishrun = a city/sebuah kota, sedangkan Mishro artinya Mesir → mishrun manshub jadi mishron, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari ihbithuu
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti lakum adalah ism inna, maa sa-altum adalah khobar inna → sehingga di terjemahannya diberikan "adalah" di tengah-tengahnya
- Kum = you-all/kalian
- Sa-ala = he asked/dia telah meminta → sa-altum = you-all asked/kalian telah meminta
- Dloroba = he set forth/dia telah menimpakan → dluriba = he was set forth/dia telah ditimpakan → dluribat = she was set forth/dia telah ditimpakan
- Hum = they/mereka → 'alaa adalah preposisi, maka hum majrur jadi him → 'alaa+him='alaihim
- Dzulila = he was humiliated/dia telah mempermalukan → dzillatun = a humiliation/sebuah kehinaan (jenis kelamin: wanita) → adz-dzillatu = THE humiliation (bentuk definitnya) → menduduki posisi naa'ibun fa'il (subjek) dari dluribat
- Sakana = he dwelt/dia telah tinggal → maskanun = a poor/seorang miskin (jenis kelamin: lelaki) → maskanatun = a poverty/suatu kemiskinan (jenis kelamin: wanita) → al-maskanatu = THE poverty (bentuk definitnya)
- Baa-a = he drew/dia telah menarik → baa-uu = they drew/mereka telah menarik
- Bi = with/dengan
- Ghodliba = he was angry/dia telah marah → ghodlobun = an anger/sebuah kemarahan → bi adalah preposisi, maka ghodlobun majrur jadi ghodlobin
- Allah diawali huruf vokal, maka min berubah jadi mina → mina adalah preposisi, maka Allah majrur jadi alloohi
- Dzaalika = that/itu → dzaalika adalah mubtadak, bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi adalah khobarnya, sehingga diberikan kata "adalah" di terjemahannya.
- Bi = because/karena
- Anna (semacam inna)= that/bahwa → hum adalah ism inna, kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi adalah khobar inna
- Kaana = he was/dia → kaanuu = they were
- Kafaro = he disbelieve/dia telah tidak percaya → yakfuruuna = they disbelieve/mereka tidak percaya
- Bi = with/dengan
- Aayatun = a sign/a miracle/sebuah tanda/sebuah mukjizat → aayaatun = signs/miracles (bentuk jamaknya) → bi adalah preposisi, maka aayaatun majrur jadi aayaatin
- Allah majrur jadi Allaahi, dan aayaatin hilang tanwin jadi aayaati, berarti Allaahi adalah mudlof ilaih dari aayaati
- Qotala = he killed/dia telah membunuh → yaqtuluuna = they kill/mereka membunuh
- Nabaa = he informed/dia telah memberitahu → nabiyyun = a prophet/seorang nabi → an-nabiyyuuna = THE prophets (jamak definit) → manshub jadi an-nabiyyiina, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) dari yaqtuluuna
- Bi (with) + ghoirun (no) = bi ghoirin (without), ghoirun majrur jadi ghoirin karena bi adalah preposisi
- Haqqun = a right/sebuah hak → al-haqqu = THE right (bentuk definitnya) → al-haqqu majrur jadi al-haqqi, ghoirin hilang tanwin jadi ghoiri, berarti al-haqqi adalah mudlof ilaih dari ghoiri
- Bimaa = because/karena → dzaalika adalah mubtadak, bimaa 'ashou adalah khobar, sehingga di terjemahannya, ditambahkan "adalah"
- 'Ashoo (akhiran "y" memanjangkan "sho") = he disobeyed/dia telah durhaka → 'ashouu (akhiran "a" memanjangkan "w") = they disobeyed/mereka telah durhaka
- 'Aduu = he transgressed/dia telah melampaui batas → i'tadaa (wazan 8: refleksif/pasif) = he transgressed/dia telah melampaui batas → ya'taduuna = they transgress/mereka melampaui batas
Inggris: And (remember) when you-all said "O Musa, we will never be patient on one (type of food) eater, then invoke your Lord to us, 'you bring forth to us from what THE earth grows from her (the earth's) herbs, and her cucumber, and her Fuum, and her lentil, and her onion'." He said "Do you-all exchange one which is inferior for one which is better? You all go down to a town! Then verily for you-all are what you-all asked." And THE humiliation, as well as poverty, WAS set forth upon you, and you-all drew with an anger from Allah, that is because that you-all disbelieved with Allah's signs/miracles and you-all killed THE prophets without the right, that is because you disobeyed and you transgressed".
Indonesia: Dan (ingatlah) saat kalian berkata "Wahai Musa, kami takkan bersabar atas makanan yang satu (macam saja), maka serulah Robbmu untuk kami 'kamu keluarkan untuk kami dari apa yang bumi tumbuh dari sayurannya, dan mentimunnya, dan Fuumnya, dan kacang adasnya, dan bawang merahnya'." Dia berkata "Apakah kalian mengganti dengan yang lebih rendah dari yang lebih baik? Turunlah kalian ke sebuah kota! Lalu sesungguhnya bagi kalian adalah apa yang kalian telah minta." Dan sang kehinaan, dan juga sang kemiskinan, ditimpakan atas mereka, dan mereka telah menarik sebuah kemarahan dari Allah, itu karena mereka telah tidak percaya dengan tanda-tanda/mukjizat-mukjizat Allah dan mereka telah membunuh para nabi tanpa sang kebenaran. Itu adalah karena mereka telah tidak taat dan mereka telah melampaui batas.
Wa idz qultum yaa muusaa lan nashbiro 'alaa thoo'amin waahidin, fad'u lanaa robbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitul ardlu min baqlihaa wa qitstsaa-ihaa wa fuumihaa wa adasihaa wa ba-shoolihaa
Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil saat Dia menurunkan al-manna dan burung puyuh kepada mereka, makanan yang baik, asli, bermanfaat, dan mudah didapat, tapi mereka tidak bersyukur atas itu, malah meminta Musa menukar makanan ini dengan makanan yang lebih inferior seperti sayuran, dll.
Atsar Al Hasan Al Bashri: Bani Isroil bosan dan tidak sabar dengan tipe makanan yang dirizqikan kepada mereka. Mereka teringat dulunya mereka hidup dengan makan kacang adas, bawang merah, bawang putih, dan sayuran.
Tafsir Ibn Katsir: 'alaa tho'aamin waahidin, yaitu al-manna dan burung puyuh, karena setiap hari mereka makan itu.
Fuum
Atsar Ibn Mas'ud, Ibn Abi Hatim, Al Hasan Al Bashri: maksudnya tsuum (bawang putih)
Atsar Ibn Abbas: maksudnya bawang putih, tapi bisa juga berarti dalam bahasa kuno, Fuumuulanaa artinya "buatkan roti untuk kami".
Tafsir Ibnu Jarir: kalau fuum artinya tsuum, maka dalam Arab Klasik, huruf "f" bisa diubah-ubah. Contohnya
Wa qo'uu fii 'aa-tsuurin syarri = Wa qo'uu fii 'aafuurin syarri (mereka terlibat dalam perkara kejahatan)
A-tsaafii = A-tsaa-syi (batu penyangga untuk memasak)
Maghoofiirun = Maghoo-tsiirun (pelapis topi perang dari besi)
Atsar Ibn Jarir, Ibn Abu Hatim, Ali bin Abu Tholhah, Adh Dhohhak, dan 'Ikrimah: dari Ibn 'Abbas: Fuum artinya gandum.
Atsar 'Atho' dan Qotadah: Fuum artinya setiap biji-bijian yg bisa dibuat roti.
Tafsir Al Bukhori: Fuum adalah semua biji-bijian yang bisa dimakan.
Qoola a tastabdiluunal ladzii huwa adnaa billadzii huwa khoiru
Tafsir Ibn Katsir: Musa menyindir Bani Isroil karena meminta makanan yang kualitas rendah, meskipun mereka menjalani hidup enak, makan enak, bergizi, dan asli.
Ihbithuu mishron
Atsar Ibn 'Abbas: Mishron artinya suatu kota.
Atsar Ibn Jarir: dari Abul 'Aliyah dan Ar Robi' bin Anas: Mishro adalah Mesir, kotanya Fir’aun. Ini berdasarkan qiroah (cara membaca) Ubay bin Ka'b dan Ibnu Mas’ud, yang tanpa tanwin (dibaca Mishro, bukan Mishron).
Tafsir Ibn Katsir: Musa berkata, "Apa yang kalian minta itu mudah, karena tersedia berlimpah di kota manapun yang kamu masuki. Karena itu, aku tidak akan minta Allah untuk memberikannya, terutama karena semua itu adalah makanan yang lebih rendah." Permintaan mereka adalah karena bosan dan arogan dan ini tidak perlu dipenuhi, maka permintaan ini ditolak.
Wa dluribat 'alaihimudz dzillatu wal maskanatu
Tafsir Ibn Katsir: Bani Isroil dilanda kehinaan oleh siapapun, dan tidak akan pernah berhenti. dan kemiskinan ditimpakan dan ditetapkan atas mereka sesuai takdir dan syari’at. Mereka akan selalu dihinakan. Tiap orang yg bertemu mereka akan memandang mereka hina dan rendah.
Atsar Al Hasan Al Bashri: Allah mempermalukan mereka, mereka tidak punya pelindung. Allah meletakkan mereka di bawah kaki kaum Muslim, dan sempat kaum Majusi (Zorroaster) memungut jizyah (pajak) dari Yahudi.
Atsar Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan As Suddi: Al maskanah artinya kemiskinan.
Atsar 'Athiyah al-'Aufi: Al maskanah artinya membayar khorroj (pajak).
Wa baa-uu bi gho-dlobin minalloohi
Atsar Adh Dhohhak: mereka berhak mendapat kemarahan Allah.
Tafsir Ibn Jarir: mereka kembali dengan kemarahan Allah.
Dzaalika bi annahum kaanuu yakfuruuna bi aayaatillaahi wa yaqtuluunan nabiyyiina bi ghoiril haqqi
Tafsir Ibn Katsir: Kehinaan dan kemiskinan adalah ganjaran dari Allah kepada Bani Isroil. Kemarahan Allah kepada mereka adalah sebagian dari kehinaan yang mereka dapat, karena mereka mengingkari kebenaran, tidak percaya dengan tanda-tanda/mukjizat Allah, dan meremehkan pembawa syariah Allah, yaitu para nabi dan pengikutnya. Bani Isroil menolak para rosul dan membunuhnya. Tidak percaya kepada tanda-tanda/mukjizat Allah dan membunuh para nabi adalah bentuk kafir yang paling buruk.
Hadits Bukhori Muslim: dari Rasulullah: Al kibru bathorul haqqi wa ghomthun naas (Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan (meremehkan) orang lain)
Hadits Imam Ahmad: dari Ibn Mas'ud: Saat datang menemui Rasulullah, Ibnu Mas'ud menemui akhir pembicaraan Rosululloh dengan Malik Bin Maroroh Ar Rohawai, Malik berkata, "Wahai Rosululloh, aku telah mendapat bagian ternak unta seperti yang engkau lihat sendiri, maka aku tidak suka kalau ada seseorang dari mereka punya bagian yang lebih dariku dua ekor ternak atau lebih. Akan tetapi bukankah perasaan ini disebut sombong?" Rosululloh berkata
Laa. Laisa dzaalika minal baghyi. Wa laakinnal baghyu min bathorin au qoola safahul haqqi wa ghomthun naas (Bukan, itu bukan kesombongan, tapi kesombongan adalah angkuh atau berkata meremehkan kebenaran dan merendahkan orang lain)
Hadits Imam Ahmad: dari Ibn Mas'ud: dari Rosululloh: Asyaddun naasi 'adzaaban yaumal qiyaamati (orang yg diadzab paling kejam di hari kiamat) rojulun qotalahu nabiyyun au qotala nabiyyan (adalah lelaki yang dibunuh nabi atau dia yang membunuh nabi) wa imaamu dlolaalatun (dan pemimpin yang dholim) wa mumatstsilun minal mumatstsiliin (dan orang yg memutilasi orang mati)
Dzaalika bimaa 'a-shou wa kaanuu ya'taduuna
Tafsir Ibn Katsir: Ini adalah alasan lain mereka dibalas seperti itu oleh Allah, yaitu karena mereka durhaka (melanggar larangan Allah) dan melampaui batas (melanggar batas ketentuan yang diizinkan dan dilarang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar