- Wa = dan
- La = indeed/pastilah (emphatic particle)
- Qod = verily/sungguh
- 'Alima = he knew/dia telah tahu → 'alimtum = you-all knew/kalian telah tahu → alladziina berawalan huruf vokal, maka 'alimtum jadi 'alimtumu
- Alladziina = those who/yang → berarti kalimat setelahnya (bersubjek jamak) dikatabendakan, yaitu i'tadau
- 'Aduu = he transgressed/dia telah melampaui batas → i'tadaa (wazan 8: refleksif/pasif): he transgressed to each other/dia telah saling melampaui batas → i'tadau = they transgressed to each other/mereka telah saling melampaui batas
- Min = from/dari
- Kum = you-all/kalian
- Fii = in/di dalam
- As-sabtu = THE saturday/THE sabbath/sang hari sabtu → fii adalah preposisi, maka as-sabtu majrur jadi as-sabti
- Fa = then/lalu
- Qoolu = he said/dia telah berkata → qulnaa = we said/kami telah berkata
- La = to/kepada
- Hum = them/mereka
- Kaana = he WAS/dia → kuunuu = All of you be!/kalian jadilah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
- Qirodun = an ape → qiroodatun = apes (jamaknya) → manshub jadi qiroodatan, berarti qiroodatan adalah maf'ul (objek) dari kuunuu
- Khosa-a = he repelled/dia telah diusir → khoosi-un = a despised/sesuatu yang dibenci → khoosi-uuna = bentuk jamaknya → manshub jadi khoosi-iina (qiroodatan juga manshub), lalu sama-sama berjenis kelamin lelaki jamak, sama-sama naqiroh (indefinit), berarti khoosi-iina adalah na'at (sifat) dari qiroodatan
Inggris: And indeed verily you-all knew those who transgressed to each other from you-all in THE Sabbath, then *We* said to all of you, "You-all be despised apes!"
Indonesia: Dan sungguh pastilah kalian telah tahu orang-orang yang saling melampaui batas dari kalian dalam hari Sabtu, lalu *Kami* berkata pada mereka "Kalian jadilah kera yang dibenci"
Wa laqod 'alimtumul ladziina'tadau minkum fis sabti
Tafsir Ibn Katsir: Allah mengingatkan Bani Isroil bahwa Dia telah mengirim adzab ke desa yang tidak menaatiNya dan melanggar janjinya untuk menghormati kesucian hari Sabbath (Sabtu). Mereka membuat akal-akalan untuk menghindari menghormati hari Sabtu dengan menaruh jala, pancing, dan kolam air buatan untuk memancing sebelum Sabtu. Saat ikan-ikan banyak berdatangan di hari Sabtu seperti biasa, ikan-ikan tertangkap dalam jala dan pancing selama hari Sabtu. Malam harinya setelah Sabbath berakhir (setelah Sabtu Maghrib) mereka mengambil ikan. Saat mereka melakukannya, Allah mengubah mereka dari manusia menjadi monyet, yaitu hewan yg paling mirip manusia. Perbuatan mereka nampaknya halal, tapi sebenarnya akal-akalan saja. Oleh karena itu, hukuman mereka adalah pantas dengan kejahatan mereka.
Al A'roof 163: Was-alhum (dan tanyakan mereka) 'anil qoryatil latii kaanat haa-dlirotal bahr (tentang negeri yang dekat laut), idz ya'duuna fis sabti (saat mereka melampaui batas dalam Sabbat) idz taktiihim hiitaanuhum yauma sabtihim syarro'an (saat ikan-ikan mereka datang pada mereka pada hari Sabtu mereka secara terang-terangan (terapung)) wa yauma laa yasbituuna laa taktiihim (padahal pada hari selain Sabtu mereka tidak mendatangi mereka), ka dzaalika nabluuhum (seperti itu *Kami* menguji mereka) bimaa kaanuu yafsuquun (karena mereka adalah orang-orang fasiq)
Tafsir Ibn Katsir: yaitu Allah menyuruh Muhammad bertanya kepada Yahudi yang bersamanya, tentang kisah Yahudi yang tidak taat kepada perintah Allah, sehingga adzabNya menimpa mereka tiba-tiba karena kejahatan mereka, pelampauan batas, dan keingkaran dengan cara akal-akalan. Ingatkan juga Yahudi (wahai Muhammad) agar tidak menyembunyikan deskripsimu di kitab-kitab mereka, sehingga mereka tidak mengalami seperti yang dialami nenek moyang mereka. Negeri yang dimaksud adalah Eilah (Aylah), di pesisir Al Qulzum (Laut Merah). Mereka telah melanggar hari Sabbath.
Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Dawud bin Abu Al Husain: dari Ikrimah: dari Ibn 'Abbas (begitu pula dari Mujahid, Qotadah, dan As Suddi): Sebuah desa bernama Aylah di antara Madyan dan Ath Thuur (yaitu di Sinai).
Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: Ikan di hari Sabtu nampak jelas di permukaan air, sementara di hari lain sulit bahkan hampir tidak bisa didapat.
Atsar Ibn Jarir: Allah menguji mereka dengan membuat ikan berenang dekat permukaan air di hari mereka dilarang mencari ikan. Ikan tersembunyi dari mereka di hari mereka diperbolehkan mencari ikan.
Hadits shohih Abu 'Abdullah Ibn Baththoh: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Laa tartakibuu martakabatil yahuudu (jangan kalian mengulangi apa yang dilakukan Yahudi) fa tastahiluu mahaarimallaahi bi idnal hiyal (dan melanggar larangan Allah dengan akal-akalan)
Golongan yg Melanggar, Golongan yg Mengingatkan, Golongan yg Diam Saja
Al A'roof 164: Wa idz qoolat ummatun minhum (dan saat suatu umat dari mereka berkata) lima ta'i-dhuuna qouman allaahu mauhlikuhum ("Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah membinasakan mereka) au mu'adzdzibuhum 'adzaaban syadiidan (atau yang Dia mengadzab mereka adzab yg sangat keras?") qooluu ma'dzirotan ilaa robbikum qa la'allahum yattaquuna (Mereka telah berkata "Sebagai alasan kepada Robb kalian, dan semoga mereka jadi takut (Allah)").
Tafsir Ibn Katsir: penduduk desa ini terbagi tiga kelompok:
1. Kelompok yang melanggar larangan menangkap ikan di hari Sabtu.
2. Kelompok yang melarang mereka melampaui batas dan menjauhi mereka.
3. Kelompok yang tidak melarang tapi tidak ikut melanggar.
Kelompok ketiga bertanya kepada kelompok kedua, "Kenapa kalian melarang mereka dari berbuat jahat, padahal kalian telah tahu mereka dibinasakan dan diadzab Allah? Itu tidak ada gunanya." Kelompok kedua menjawab, "Karena kami diperintahkan untuk 'amar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) nahii munkar (mencegah perbuatan jahat) dengan harapan bahwa karena nasehat kami, mereka menghentikan perbuatan jahat ini dan bertobat kepada Allah. Sesungguhnya kalau mereka bertobat kepada Allah, Allah akan menerima tobat mereka dan merahmati mereka.
Al A'roof 165: Fa lammaa nasuu maa dzukkiruu bihii (maka saat mereka lupa dengan apa yang mereka telah diperingatkan dengannya) anjainaal ladziina yanhauna anis suu-i (*Kami* telah menyelamatkan orang-orang yang mencegah dari kejahatan) wa akhodznal ladziina dholamuu bi 'adzaabin ba-iisin (dan Kami menimpakan orang-orang yang dholim dengan adzab yang keras) bimaa kaanuu yafsuquuna (karena mereka adalah orang-orang fasiq).
Tafsir Ibn Katsir: Mereka yang menyuruh kebaikan diselamatkan, mereka yang melampaui batas dihancurkan, tapi Allah tidak menyebutkan akhir dari kelompok ketiga (yang pasif), dan ganjaran setimpal dengan perbuatan.Golongan pertama lupa apa yg telah dilarang Allah, dan menolak saran golongan kedua. Allah menyelamatkan golongan kedua dan mengadzab golongan pertama.
Atsar Ikrimah: Aku pernah mendiskusikannya dengan Ibn 'Abbas tentang ini, tadinya aku tidak tahu apakah mereka diselamatkan atau tidak, lalu aku melanjutkan diskusi dengannya sampai aku meyakinkan dia bahwa mereka diselamatkan. Lalu dia memberiku (hadiah) pakaian.
Fa qulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina
Al A'roof 166: Fa lammaa 'atau 'an maa nuhuu 'anhu (maka saat mereka telah melanggar dari apa yang mereka dilarang darinya) qulnaa lahum kuunuu qirodatan khoosi-iina (Kami berkata kepada mereka "Kalian jadilah kera yang dibenci!")
Al Maa-idah 60: Qul hal unabbi-ukum (kamu katakanlah, maukah aku beritahu kalian) bi syarrin min dzaalika ma-tsuubatan 'indalloohi (tentang yang lebih buruk dari itu (orang fasik) dalam hal pembalasannya di sisi Allah)? Man la'anahulloohu wa gho-dliba 'alaihi ((Yaitu) orang yang dilaknat dan dimurkai Allah) wa ja'ala minhumul qirodata wal khonaaziiro (dan Dia telah menjadikan kera-kera dan babi-babi dari mereka) wa 'abadath thoo-ghuut (dan penyembah Thoghut (alternatif apapun selain Allah)). Ulaa-ika syarrun makaanan (mereka itu lebih buruk tempatnya) wa a-dlollu 'an sawaa-is sabiil (dan itu lebih sesat dari jalan yg lurus)
Hadits Muslim: dari Ibn Mas'ud: Rosululloh pernah ditanya apakah kera-kera dan babi zaman sekarang adalah orang-orang yang Allah telah rubah? Dia berkata: Innallooha lam yuhlik qouman au lam yamsakh qouman fa yaj'ala lahum naslan wa laa 'aqiban (sesungguhnya Allah tidak pernah menghancurkan suatu kaum atau merubah suatu kaum lalu Dia menjadikan atas mereka keturunan dan tidak pula penerus). Wa innal qiroodatan wal khonaaziiro kaanat qobla dzaalika (dan sesungguhnya kera-kera dan babi-babi telah ada sebelum itu).
Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: Allah mengubah tubuh mereka menjadi kera-kera dan babi-babi. Anak mudanya menjadi kera, orang tuanya menjadi babi.
Atsar Syaiban An Nahwi: dari Qotadah: mereka diubah jadi kera berekor yang meraung-raung, baik lelaki ataupun perempuan.
Atsar Ibnu Abi Hatim: dari Ibn 'Abbas: Mereka yang melanggar kesucian hari Sabbath dirubah jadi kera-kera, lalu mereka binasa tanpa keturunan.
Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: Allah mengubah mereka jadi kera-kera karena dosa-dosa mereka. Mereka hanya hidup di bumi 3 hari saja, karena tidak ada orang yang dirubah bisa hidup lebih dari 3 hari. Mereka tidak makan, tidak minum, ataupun punya keturunan. Allah mengubah wujud mereka jadi kera, dan Dia melakukan apa yang Dia mau, dengan siapa Dia mau, dan Dia mengubah bentuk siapapun yang Dia mau. Di sisi lain, Allah menciptakan kera, babi, dan ciptaan lain selama 6 hari penciptaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar