- Fa = then/lalu
- Qoola = he said/dia telah berkata → qulnaa = we said/kami telah berkata
- Dluriba = he struck/dia telah menimpa → idlribuu = you-all strike!/kalian timpakanlah
- Hu = him/dia
- Bi = with/dengan
- Ba'dlun = a part/sebagian (arti lain: setelah, tapi tidak untuk konteks ini) → bi adalah preposisi, maka ba'dlun majrur jadi ba'dlin
- Haa = her/dia → ba'dlin hilang tanwin jadi ba'dli, berarti haa adalah mudlof ilaih (pemilik) dari ba'dli
- Ka = like/seperti
- Dzaalika = that/itu
- Hayiya = he lived/dia telah hidup → ahyaa (wazan 4: causative) = he revived/dia telah menghidupkan → yuhyii = he revives/dia menghidupkan
- Allah marfu' (berakhiran "u") jadi Alloohu, berarti sebagai fa'il (subjek) dari yuhyii
- Maata = he died/dia telah mati → mautun = a death/suatu kematian; mayyitun = a dead/seseorang yang mati → al-mayyitu = THE dead/yang mati (bentuk definitnya) → al-mautaa = THE deads (bentuk jamak definitnya)
- Wa = dan
- Roo-a = he saw/dia telah melihat → aroo = he showed/dia telah memperlihatkan → yurii = he shows/dia memperlihatkan
- Kum = you-all/kalian
- Ayatun = a sign/satu tanda kekuasaan/suatu mukjizat → aayaatun (jamaknya) = signs/tanda-tanda kekuasaan/mukjizat-mukjizat → manshub jadi aayaatin, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) kedua dari yurii
- Hu = him/dia → aayaatin hilang tanwin jadi aayaati, dan hu majrur jadi hi, berarti hi adalah mudlof ilaih dari aayaati
- La'alla = perhaps/dengan harapan
- Aqola = he had brain/dia telah punya otak → ta''qiluuna = you-all have brains/kalian punya otak
Inggris: Then *We* said, "You all strike him with a part of her (the cow), like that is Allah revives THE deads and He showed you-all His signs, perhaps you-all have brains.
Indonesia: Lalu *Kami* berkata, "Kalian timpalah dia dengan sebagian darinya (sembelihan sapi betina), seperti itulah Allah menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia memperlihatkan kalian mukjizat-mukjizatNya/tanda-tanda kekuasaanNya, semoga kalian punya otak.
Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa
Tafsir Ibn Katsir: bagian manapun dari sapi betina itu akan menunjukkan mukjizat tersebut (kalau mereka menimpai orang mati itu dengannya). Bagian mana dari sapi betina, Allah membuatnya samar-samar, jadi kita harus membiarkannya samar-samar.
Ka dzaalika yuhyillaahul mautaa
Tafsir Ibn Katsir: mereka memukul mayat itu dengannya, lalu mayat itu hidup kembali. Ayat ini menunjukkan kemampuan Allah untuk menghidupkan kembali orang mati. Allah membuat kejadian ini sebagai bukti kepada Bani Isroil bahwa kiamat pasti terjadi, dan bisa mengakhiri perselisihan dan keras kepala mereka terhadap orang mati tersebut.
Tafsir Ibn Katsir: Allah menyebutkan peristiwa menghidupkan kembali yang mati, di 5 ayat:
AYAT PERTAMA
Al Baqoroh 56: Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum (lalu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati)
AYAT KEDUA
Al Baqoroh ayat 73 (ayat ini)
AYAT KETIGA
Al Baqoroh ayat 243: A lam taro ilal ladziina khorojuu min diyaarihim (apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang telah keluar dari negeri mereka) wa hum uluufun hadzarol mauti (dan mereka beribu-ribu, takut mati) fa qoola lahumulloohu muutuu (lalu Allah telah berkata "Kalian matilah!") tsumma ahyaahum (lalu Dia menghidupkan mereka) innallooha ladzuu fadl-lin 'alan naasi (sesungguhnya Allah adalah sang pemilik karunia atas manusia) walaakinna aktsaron naasi laa yasykuruuna (tapi banyak manusia yang tidak bersyukur)
Atsar Waki' bin Jarroh: dari Ibn Abbas: Ada 4000 orang melarikan diri dari wabah, mereka berkata "Kita harus pergi ke suatu tanah yang bebas dari kematian", saat mereka sampai di tempat itu, Allah berkata "Kalian matilah!" lalu seorang nabi melewati mereka dan berdoa kepada Allah untuk membangkitkan mereka, dan Allah telah menghidupkan mereka kembali.
Atsar Ibn Abi Hatim: dari Ibn Abbas: mereka adalah penduduk negeri Dawardan, di zaman Bani Isroil. Iklim di tanah mereka tidak cocok dengan mereka dan wabah sedang menyebar. Mereka keluar dari tanah mereka karena takut mati dan berlindung di dalam hutan belantara. Lalu mereka sampai di lembah subur dan mereka mengisi apa yang di antara dua sisinya. Lalu Allah menurunkan dua malaikat kepada mereka, satu dari bawah, satu dari atas lembah. Para malaikat berteriak satu kali dan semua orang mati mendadak, seperti matinya seorang lelaki. Mereka lalu dipindah ke tempat lain, dimana tembok dan kuburan dibangun di antara mereka. Mereka musnah, tubuh mereka membusuk dan terpisah-pisah. Lama setelah itu, Nabi Hizqil/Nabi Dzulkifli (Ezekiel) melewati mereka dan meminta Allah untuk menghidupkan mereka dengan tangannya. Allah menerima doanya dan menyuruhnya berkata, "Wahai tulang-tulang membusuk, Allah menyuruh kalian untuk datang bersama-sama." Tulang-tulang mereka datang bersama-sama. Lalu Allah menyuruhnya berkata "Wahai tulang-tulang, Allah menyuruh kalian diselimuti oleh daging, syaraf, dan kulit." Ini terjadi saat Hizqil mengamatinya. Allah lalu menyuruhnya berkata, "Wahai ruh-ruh, Allah menyuruh kalian untuk kembali, masing-masing ke tubuh yang dulu kalian tempati." Mereka semua dihidupkan kembali, melihat sekitar, dan menyatakan, "Alhamdulillaah wa laa ilaaha illallooh" (sang pujian adalah untuk Allah dan tidak ada sesembahan yang benar selain Allah). Allah menghidupkan mereka kembali setelah mereka lama musnah.
AYAT KEEMPAT
Al Baqoroh ayat 259: Au kalladzii marro 'alaa qoryatin wa hiya khoowiyatun 'alaa 'uruu-syihaa (atau seperti orang yang melewati atas suatu negeri dan dia (negeri itu) roboh atas atapnya) qoola annaa yuhyii haa-dzihillaahu ba'da mautihaa (dia telah berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan ini (negeri ini) setelah kematiannya?) fa ammaatahulloohu mii-ata 'aamin tsumma ba'atsahu (lalu Allah telah mematikannya 100 tahun lalu Dia membangkitkannya) qoola kam labitsta (Dia telah berkata, "Berapa lama kamu telah tinggal?") qoola labitstu yauman au ba'dlo yaumin (dia telah berkata, "Aku telah tinggal sehari atau setengah hari") qoola bal labitsta mii-ata 'aamin (Dia telah berkata, "Tidak! Kamu telah tinggal 100 tahun) fandhur ilaa tho'aamika wa syaroobika lam yatasannah (lalu kamu lihatlah kepada makananmu dan minumanmu, mereka tidak berubah) wandhur ilaa himaarika wa li naj'alaka aayaatan lin naasi (dan kamu lihatlah kepada keledaimu, dan pastilah *Kami* menjadikanmu suatu mukjizat/suatu tanda-tanda kekuasaan bagi manusia) wandhur ilal 'idhoomi kaifa nunsyiruhaa tsumma naksuuhaa lahman (dan kamu lihatlah kepada tulang-tulang tersebut, bagaimana *Kami* Nunshizuhaa lalu *Kami* menutupi mereka dengan daging), fa lammaa tabayyana lahu qoola a'lamu annallooha 'alaa kulli syai-in qodiirun (lalu saat dia telah menjadi jelas atasnya, dia telah berkata "Aku menjadi tahu bahwa Allah adalah maha menakdirkan atas segala sesuatu)
Atsar Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim: dari Ali bin Abi Tholib, Ibn Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotadah, As Suddi, dan Sulaiman bin Buroidah: yaitu tentang Uzair.
Atsar Mujahid bin Jabr: yaitu seorang lelaki Bani Isroil di negeri Jerusalem, setelah Nebuchadnezzar menghancurkannya sampai atap dan temboknya runtuh ke tanah, dan membunuh penduduknya sampai tidak ada orang. Uzair berdiri merenungkan apa yang terjadi dengan kota itu padahal sebelumnya sebuah peradaban besar adalah yang mendiaminya. Lalu Uzair bertanya kepada Allah bagaimana Allah bisa menghidupkan negeri itu setelah kematiannya, karena tidak mungkin bisa mengembalikannya seperti semula. Lalu Allah mematikan Uzair 100 tahun, lalu membangkitkannya. Kota itu dibangun 70 tahun setelah Uzair mati, dan penduduknya bertambah, dan Bani Isroil kembali mendiaminya. Saat Allah membangkitkan Uzair setelah kematiannya, organ pertama yang Dia bangitkan adalah matanya, sehingga dia bisa menyaksikan apa yang Allah lakukan terhadapnya, bagaimana Dia menghidupkan tubuhnya lagi. Saat dia telah dibangkitkan secara sempurna, Allah berkata kepadanya lewat malaikat, "Berapa lama kamu tinggal (mati)?" "Mungkin aku tinggal (mati) sehari atau setengah hari". Dia mati di pagi hari dan Allah membangkitkannya di jam setelahnya, saat matahari masih nampak, dia mengira mataharinya di hari yang sama. Lalu Allah menunjukkan bahwa buah anggurnya, buah aranya, dan jusnya masih utuh, jusnya tidak tumpah, buah aranya tidak jadi pahit, dan anggurnya tidak membusuk. Lalu Allah menunjukkan bagaimana keledainya dibangkitkan kembali.
Atsar As Suddi: Uzair mengamati tulang-tulang keledainya yang berserakan di sekitarnya di kiri kanannya, lalu Allah mengirim angin yang mengumpulkan tulang-tulang dari seluruh tempat, lalu Allah membawa setiap tulang ke tempatnya sampai membentuk keledai utuh tanpa daging. Lalu Allah menutup tulang-tulang ini dengan daging, syaraf, pembuluh darah, dan kulit. Allah mengirim seorang malaikat yang meniupkan kehidupan ke lubang hidung keledai, dan keledai itu meringkik atas izin Allah.
AYAT KELIMA
Al Baqoroh 260: Wa idz qoola ibroohiimu (dan (ingatlah) saat Ibrahim berkata) robbi arinii kaifa tuhyil mautaa ("Robb, perlihatkanku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati!") qoola a wa lam yukmin (Dia berkata "Dan apakah kamu belum percaya?") Qoola balaa walaakin liyathma-inna qolbii (Dia berkata "Ya, tapi untuk memuaskan hatiku") Qoola fa khudz arba'atan minath thoiri fa shurhunna ilaika (Dia berkata "Maka kamu ambillah 4 dari burung-burung tersebut, lalu kamu bentuklah mereka kepadamu) tsummaj'al 'alaa kulli jabalin min hunna juz-an (lalu kamu jadikanlah dari mereka sebagian di atas setiap gunung) tsummad 'uhunna yaktiinaka sa'yan (lalu kamu panggillah mereka, mereka mendatangimu terburu-buru) wa'lam annallooha 'aziizun hakiimun (dan kamu ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana)
Atsar Ibn Abbas, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Malik, Abul Aswad Ad Dili, Wahb bin Munabbih, Al Hasan Al Bashri, dan As Suddi: kamu bentuklah mereka kepadamu, yaitu mutilasilah 4 burung itu.
Atsar Ibn Abbas: Ibrahim memegang kepala mereka di tangannya, lalu Allah menyuruhnya memanggil burung-burung itu kepadanya, dan dia melakukannya. Ibrahim menyaksikan bulu-bulu, darah dan daging burung-burung itu saling beterbangan, dan masing-masing bagian terbang ke tubuh mereka, sampai setiap burung hidup kembali dan datang cepat-cepat menuju Ibrahim, sehingga contoh yang Ibrahim saksikan lebih impresif. Setiap burung datang meminta kepalanya dari tangan Ibrahim, dan kalau dia memberi suatu burung dengan kepala burung lain, burung itu menolaknya. Saat Ibrahim telah memberikan kepala dari setiap burung, kepala-kepala itu diletakkan ke tubuh mereka, atas izin dan kuasa Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar