Minggu, 18 Juli 2010

Al Baqoroh ayat 75

AYAT 75: A fa tathma'uuna an yukminuu la kum wa qod kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamalloohi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqoluuhu wa hum ya'lamuuna
  • A = apakah (ism istifham = kata tanya)
  • Fa = then/lalu
  • Thoma'a = he hoped/dia telah berharap → tathma'uuna = you-all hope/kalian berharap (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)
  • An = that/bahwa
  • Amina = he felt secure/dia telah merasa aman → aamana (wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → yukminuuna = they believe/mereka percaya (fi'l mudloorik) → karena ada an, maka yukminuuna berubah jadi bentuk subjunctive yukminuu
  • La = for/pada
  • Kum = you-all/kalian
  • Wa = dan
  • Qod = certainly/sesungguhnya
  • Kaana = he was/dia
  • Faroqo = he parted/dia telah membagi → fariiqun = a party/sekelompok
  • Min = from/dari
  • Hum = them/mereka
  • Sami'a = he listened/dia telah mendengarkan → yasma'uuna = they listen/mereka mendengarkan (fi'l mudloorik) → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they listened/mereka telah mendengarkan
  • Kalamun = a word/sebuah kata → kalaamun = words/kata-kata (jamaknya) → manshub jadi kalaaman, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari yasma'uuna
  • Allah majrur jadi alloohi, dan kalaaman hilang tanwin jadi kalaama, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari kalaama
  • Tsumma = then/lalu
  • Harofa = he changed/dia telah berubah → harrofa = he changed/dia telah merubah → yuharrifuuna = they change/mereka mengubah → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they changed/mereka telah mengubah
  • Hu = him/dia
  • Min = from/dari
  • Ba'dun = after/setelah → min adalah preposisi, maka ba'dun majrur jadi ba'din → ba'din hilang tanwin jadi ba'di, berarti maa 'aqoluuhu adalah mudlof ilaih dari ba'di
  • Maa = what/apa yang
  • 'Aqola = he understood/dia telah mengerti/dia telah pakai otak → 'aqoluu = they understood/mereka telah mengerti/mereka telah pakai otak
  • Hum = they/mereka
  • 'Alima = he knew/dia telah tahu → ya'lamuuna = they know/mereka tahu → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they knew/mereka telah tahu
A fa tathma'uuna an yukminuu la kum wa qod kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamalloohi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqoluuhu wa hum ya'lamuuna

Inggris: Then do you-all hope that they believe to you-all and certainly a party from them listened to Allah's words, then they changed it after what they understood it, and they knew
Indonesia: Lalu apakah kalian berharap bahwa mereka percaya kepada kalian padahal sungguh sekumpulan dari mereka telah mendengarkan kata-katanya Allah, lalu mereka mengubahnya setelah apa yang mereka pahami dan mereka telah tahu?

A fa tathma'uuna an yukminuu la kum

Tafsir Ibn Katsir: apakah kalian, orang-orang beriman, berharap bahwa mereka akan menaati kalian. Mereka adalah orang-orang yang sudah tahu tanda-tanda kekuasaan Allah, tapi hati mereka mengeras setelahnya.

Wa qod kaana fariiqun min hum yasma'uuna kalamalloohi

Tafsir Ibn Katsir: yaitu mengubah maknanya.

Tsumma yuharrifuunahuu min ba'di maa 'aqoluuhu

Tafsir Ibn Katsir: mereka memahaminya dengan baik, tapi mereka menentang kebenarannya.

Wa hum ya'lamuuna

Tafsir Ibn Katsir: mereka sangat menyadari kesalahan interpretasi dan kejahatan mereka.

Al Maa-idah 13: Fa bimaa naqdlihim mii-tsaaqohum (lalu karena mereka melanggar perjanjian mereka) la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan (*Kami* telah melaknat mereka dan *Kami* telah menjadikan hati mereka mengeras) yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi (mereka mengubah kata-kata (Allah) dari tempatnya) wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii (dan mereka telah melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diingatkan dengannya) wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum (dan kamu tidak berhenti melihat atas para pengkhianat dari mereka) illaa qoliilan minhum (kecuali sedikit dari mereka), fa'fu 'anhum washfah (maka maafkanlah mereka dan biarkanlah), innallooha yuhibbul muhsiniina (sesungguhnya Allah suka orang-orang baik).

Atsar Qotadah: mereka adalah Bani Isroil yang pernah mendengar kata-kata Allah lalu mereka mengubahnya setelah mengerti dan memahaminya.

Atsar Mujahid: para ulama mengubah kata-kata Allah dan menyembunyikan kebenarannya.

Atsar Ibn Wahb: dari Ibn Zaid: mereka mengubah Taurot yang Allah turunkan kepada mereka, mengubah yang halal jadi haram, dan menghalalkan yang haram, membenarkan yang salah, dan menyalahkan yang benar. Maka, saat seseorang yang mencari kebenaran datang kepada mereka dengan uang sogokan, mereka menghakimi kasusnya sesuai kitab Allah, tapi saat seseorang yang melakukan kejahatan mendatangi mereka dengan uang sogokan, mereka mengeluarkan kitab lain yang sudah dirubah, yang menyatakan bahwa itu adalah perbuatan baik. Saat seseorang yang tidak mencari kebenaran dan tidak memberi uang suap datang kepada mereka, mereka menyuruh berbuat baik kepadanya. Maka Allah berkata kepadanya di Al Baqoroh 44: a takmuruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba, a falaa ta'qiluuna (Kenapa kalian menyuruh orang-orang dengan perbuatan baik padahal kalian melupakan diri kalian sendiri, dan kalian membaca kitab? Lalu apakah kalian tidak punya otak?)

Tidak ada komentar: