Selasa, 25 November 2008

Al Baqoroh ayat 2

Ayat 2: ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

I'rob

  • Dzaalika (ذَلِكَ) = that/itu → ism isyaroh menunjuk ke lokasi yang jauh
  • Kitaabun (كِتَٰبٌ) = a book/sebuah kitab → al-kitaabu (الْكِتَابُ) = THE Book; yaitu bentuk ma'rifahnya → lalu dzaalikal kitaabu membentuk kalimat mubtadak khobar, dzaalika adalah mubtadak, al-kitaabu adalah khobar.
  • Laa (لاَ) terletak sebelum mubtadak, berarti laa nafiyah ini berlaku seperti inna. Laa nafiyah berfungsi menegasikan kalimat setelahnya, yaitu roiba fiihi, roiba sebagai mubtadak, fiihi sebagai khobar.
  • Roibun (رَيْبٌ) = a doubt/sebuah keraguan → Laa nafiyah membuat mubtadak roibun menjadi manshub dan naqiroh tapi tidak berakhiran tanwin roiba (رَيْبَ).
  • Fii (فِي) = in/didalam
  • Hu (هُ) = him/dia, mengacu kepada Al-Kitab → menurut aturan dlomaa-ir nashb wa jarr muttashilih, huruf sebelum hu adalah y, maka hu menjadi hi (هِ).
  • Hadaa (هَدَىٰ) = he guided/dia telah menunjukkan → hudan (هُدًى) = a guidance/sebuah petunjuk
  • Li (لِّ) = for/untuk
  • Waqoo (وَقَىٰ) = he preserved/dia telah memelihara → Ittaqoo (ٱتَّقَىٰ) (wazan 4, yaitu kausatif) = he feared/dia telah takut → Al-muttaquu (ٱلْمُتَّقُ) = one who fears/orang yang takut (ism fa'il = yang me-) → Al-muttaquuna (ٱلْمُتَّقُونَ) = those who fear/orang-orang yang takut → li adalah preposisi, maka al-muttaquuna majrur jadi al-muttaqiina (ٱلْمُتَّقِينَ).
Dzaalikal kitaabu laa roiba fiihi, hudan lil muttaqiin

Inggris: That is The Book (Alqur-an), no doubt is in it, a guidance for those who fear (to Allah).
Indonesia: Ini adalah Sang Kitab, tidak ada keraguan adalah atasnya, suatu petunjuk bagi mereka yang takut (kepada Allah)

Laa roiba fiihi

As Sajdah 1-2: Alif Laam Miim. Tanziilul kitaabi laa roiba fiihi min robbil 'aalamiin (Turunnya Alqur-an yang tidak ada keraguan padanya adalah dari Robb semesta alam)

Atsar As-Suddi (dari Ibnu 'Abbas) dan Murroh Al-Hamadani (dari Ibnu Mas'ud): tidak ada keraguan dalam Alqur-an artinya tidak ada keraguan tentang Alqur-an.

Atsar Ibnu Abi Hatim: the Book, Alqur-an, adalah tanpa diragukan (lagi) diturunkan dari Alloh.

"Laa royba. Fiihi hudan lil muttaqiin" atau "Laa royba fiihi. Hudan lil muttaqiin"?

(Lihat tanda titik tiga di ayat ini)

Dzaalikal kitabu laa royba. Fiihi hudan lil muttaqiin = Alqur-an itu tiada keraguan. Padanya ada petunjuk untuk orang2 yg bertaqwa.
Dzaalikal kitabu laa royba fiihi. Hudan lil muttaqiin = Alqur-an itu tiada keraguan padanya. Petunjuk untuk orang2 yg bertaqwa.

Tafsir Ibnu Katsir: Hudan bukan sekadar pernyataan adanya petunjuk dalam Alqur-an, tapi sudah merupakan sifat Alqur-an. Jadi "Alqur-an adalah petunjuk", bukan “Di dalam Alqur-an ada petunjuk”.

Hudan

1) Petunjuk yang benar

Fushshilat 44: Qul huwa lilladziina aamanuu (Katakanlah: dia (Alqur-an) adalah untuk orang2 yg percaya (beriman)) hudan wa syifaa-un (petunjuk dan penyembuh) wal ladziina laa yukminuuna (dan (bagi) orang2 yg tidak percaya (kafir)) fii aadzaanihim waqrun (sumbatan ada didalam kuping mereka) wa huwa 'alaihim 'aman (dan dia (Alqur-an) adalah kebutaan atas mereka). Uulaa-ika yunaadauna min makaanin ba’iidin (Mereka adalah orang2 yg dipanggil dari sebuah tempat yg jauh (sehingga mereka tidak dengar dan tidak paham).

Al Isrook 82: Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-un wa rohmatun lil mukminiina (dan Kami turunkan Alqur-an sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang2 yg percaya (beriman)) wa laa yaziidudh dhoolimiina illaa khosaaron (dan Alqur-an tidak menambah (apapun bagi) orang2 dholim (aniaya) kecuali kerugian)

2) Jadi, Alqur-an itu menguntungkan karena isinya adalah petunjuk/hidayah, tapi petunjuk hanya bisa didapatkan orang2 yg benar

Yunus 57: Yaa ayyuhan naasu qod jaa-atkum mau'idhotun man robbikum (wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian pelajaran (nasihat baik) dari Robb kalian (yaitu Alqur-an)) wa syifaa-un lima fish shuduuri (dan penyembuh atas apa yg didalam dada (penyakit kebodohan, keraguan, kemunafikan (serigala berbulu domba terhadap Islam))) wa hudan wa rohmatun lil mukminiin (dan petunjuk dan rahmat kepada orang2 yg percaya (beriman))

3) Atsar Ibn 'Abbas & Ibn Mas'ud: Hudan = cahaya.

4) Rasa percaya (iman) yg ada dalam hati, dan hanya Alloh yg bisa membuatnya percaya (beriman), manusia tidak akan pernah bisa

Al Qoshosh 56: Innaka laa tahdii man ahbabta (sesungguhnya, kamu tidak akan (bisa) memberi petunjuk orang yg kamu cintai) wa laakinnallooha yahdii man ya-syaak (tapi Allah yang menunjuki (jalan lurus) kepada orang yg Dia kehendaki). Wa huwa a’lamu bil muhtadiin (Dan Dia Mahatahu atas siapa yg ditunjuki)

Al Baqoroh 272: Laisa ‘alaika hudaahum wa laakinnallooha yahdii man yasyaak (petunjuk untuk mereka bukan dari kamu, tapi Allah memberi petunjuk siapa yg Dia kehendaki)

Al A’roof 186: Man yudl-lilillaahu fa laa haadii lahu (Barangsiapa Alloh sesatkan, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya), wa ya-dzaruhum fii thughyaanihim ya’mahuun (dan Dia membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan)

Al Kahfi 17: Man yahdillaahu fa huwal muhtadi (barangsiapa yang Allah tunjukkan (jalan lurus), maka dia adalah orang yg ditunjukkan), wa man yudl-lil fa lan tajida lahu waliyyan mursyidan (dan barangsiapa yg Dia sesatkan, maka kamu tidak akan menemukan Wali (kawan pemberi petunjuk) bagi dia untuk mengarahkannya (ke jalan lurus).

5) Memberi petunjuk = menjelaskan kebenaran & mengarahkan

Asy Syuroo 52: Wa innaka latahdii ilaa shiroothin mustaqiim (dan sesungguhnya kamu benar-benar menunjukkan (manusia) kepada jalan yang lurus)

Ar Ro'd 7: Innamaa anta mundzirun, wa likulli qoumin haadi (sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan, dan bagi setiap kaum, ada orang yg menunjukkan (jalan lurus))

Fushshilat 17: Wa ammaa tsamuudu (dan adapun kaum Tsamud) fa hadainahum (maka Kami telah beri mereka petunjuk) fastahabbul ‘amaa ‘alal hudaa (tapi mereka lebih suka kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk) fa akhodzat hum shoo’iqotul ‘adzaabil huuni bimaa kaanuu yaksibuun (maka mereka disambar petir adzab yg menghinakan karena apa yg telah mereka kerjakan)

Al Balaad 10: Wa hadainahun najdaini (Dan tunjukkan dia dua jalan (baik dan buruk))

Lil Muttaqiina

Atsar Ibnu 'Abbas: Al Muttaqiin artinya orang yg beriman, menjauhi syirik dengan Allah (menjauhi menduakan Tuhan dengan selain Alloh) yg selalu taat kepadaNya, yg takut dengan hukuman Alloh jika mengabaikan petunjuk yg telah mereka kenali dan ketahui, yg selalu mengharap rahmatNya dengan percaya kepada wahyuNya.

Atsar Sufyan Atstsauri: dari Al Hasan Al Bashri: Al Muttaqiin adalah orang yg benar-benar takut dengan siksaan Allah jika mengerjakan apa yg diharamkanNya dan meninggalkan apa yg telah diwajibkan kepada mereka.

Atsar Qotadah: definisi Al Muttaqiin ada di ayat 3-4.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

english : "that is the book ..."
bahasa : "ini adalah buku ..."

non-sense. terjemahan siapa itu>

Luthfi manti mengatakan...

Alhamdulillah
Baarakallahu fiik Ustadz
Sangat mempermudah kami memahami al qur'an