Kamis, 15 Juli 2010

Al Baqoroh ayat 71

AYAT 71: Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa, musallamatun laa syiyata fiihaa, qoolul aana jikta bil haqqi fa dzabahuuhaa wa maa kaaduu yaf'aluuna


  • Qoola = he said/dia telah berkata → yaquulu = he says/dia berkata (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)
  • Inna = verily/sesungguhnya → berarti hu adalah ism inna, yaquulu adalah khobar inna
  • Hu = he/dia
  • Inna = verily/sesungguhnya → berarti haa adalah ism inna, baqorotun adalah khobar inna
  • Haa = she/dia
  • Baqorotun = a cow/seekor sapi betina
  • Laa → laa nafiyah (negasi)
  • Dzalla = he was low/dia telah rendah → dzillatun = humiliation/kehinaan → dzaluulun = subservient/dimanfaatkan
  • Tsaaro = he raised/dia telah menyemburatkan → atsaaro (wazan 4 = causative) = he ploughed/dia telah membajak → tu-tsiiru = she ploughs/dia membajak
  • Al-ardlu = THE earth → manshub jadi al-ardlo, berarti sebagai maf'ul (objek) dari tu-tsiiru
  • Wa = dan
  • Laa → laa nafiyah (negasi)
  • Saqoo = he watered/dia telah mengairi → tasqii = she waters/dia mengairi
  • Harotsa = he tilled/dia telah menggarap → hartsun = a tilth/sebuah ladang → al-hartsu = THE tilth (bentuk definitnya) → manshub jadi al-hartsa, berarti sebagai maf'ul dari tasqii
  • Salima = he was safe/dia telah selamat → sallama (wazan 2: causative): he made safe/dia telah membuat jadi selamat → musallamatun = sound/layak/tidak cacat (ism maf'ul = yang di-)
  • Laa → laa nafiyah (negasi)
  • Wasyiya = he painted/dia telah mengecat → syiyatan = a blemish/sebuah noda
  • Fii = in/di dalam
  • Haa = her/dia
  • Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata
  • Al-aana = now/sekarang (dlorof zamaan) → semua dlorof harus manshub
  • Jaa-a = he came/dia telah datang → jikta = you came/kamu telah datang
  • Bi = with/dengan
  • Haqqun = a truth/suatu kebenaran → al-haqqu = THE truth (bentuk definitnya) → bi adalah preposisi, maka al-haqqu majrur jadi al-haqqi
  • Fa = then/lalu
  • Dzabaha = he sacrificed/dia telah menyembelih → dzabahuu = they sacrificed/mereka telah menyembelih
  • Maa → maa nafiyah (negasi)
  • Kaada = he was almost/dia telah hampir → kaaduu = they were almost/mereka telah hampir
  • Fa'ala = he did/dia telah melakukan → yaf'aluuna = they do/mereka melakukan
Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa, musallamatun laa syiyata fiihaa, qoolul aana jikta bil haqqi fa dzabahuuhaa wa maa kaaduu yaf'aluuna

Inggris: He said, "Verily He says: Verily she is a cow that is non-subservient ploughing THE earth and she doesn't water THE tilth, sound, no blemish in her." They said "Now you have come with THE truth." Then, they sacrificed her and they were almost not doing
Indonesia: Dia telah berkata "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah seekor sapi betina yang tidak dimanfaatkan membajak tanah dan dia tidak mengairi ladang tersebut, layak (tidak cacat), tidak ada noda di dalamnya." Mereka telah berkata "Sekarang Engkau telah menerangkan dengan kebenaran." Lalu mereka menyembelihnya dan mereka hampir tidak melakukan.

Laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa

Tafsir Ibn Katsir: yaitu tidak dipakai dalam bercocok tanam, atau mengairi sawah, tapi sapi itu harus terhormat dan kelihatan layak.

Tafsir Al Qurthubi: laa dzaluulun (tidak dimanfaatkan) tu-tsirul ardlo (dia membajak tanah). Ada beberapa penafsir yang mengarikannya "tidak dimanfaatkan, tapi dia membajak tanah", tapi yang benar adalah tu-tsirul ardlo menjelaskan laa dzaluulun, sehingga diartikan "tidak dimanfaatkan membajak tanah", dan agar amannya, kadang-kadang diletakkan kata "untuk" di antaranya. Ahli tafsir banyak yang salah di klausa ini, karena klausa ini memang menjerumuskan kalau tidak jeli.

Musallamah

Atsar 'Abdur Rozzaq: dari Ma'mar: dari Qotadah, Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan Mujahid: yaitu sapi betina yang tidak ada cacatnya.

Atsar 'Atho' Al Khurosani: yaitu kaki dan tubuhnya bebas dari cacat fisik.

Qoolul aana jikta bil haqqi, wa maa kaaduu yaf'aluuna

Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: mereka tidak mau menyembelihnya. Meskipun setelah semua pertanyaan dan jawaban tentang deskripsi sapi betina ini, Bani Isroil tetap enggan menyembelih sapi betina itu. Ayat-ayat ini bertujuan mengutuk perilaku mereka yang tujuannya hanya untuk keras kepala, dan inilah kenapa mereka hampir tidak menyembelih sapi betina itu.

Atsar 'Ubaidah, Mujahid, Wahb bin Munabbih, Abul 'Aliyah, dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Bani Isroil membeli sapi betina tersebut dengan uang yang sangat banyak.

Tidak ada komentar: