Senin, 01 September 2008

Al Fatihah ayat 6

Ayat 6: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

I'rob

  • Hadaa (هَدَى) = he guided/dia telah menunjukkan → Ihdi (اهْدِ) = you guide!/kamu tunjukkanlah (fi'l amr)
  • Naa (نَا) = us/kami ( akhiran kata ganti objek dari ihdi)
  • Shiroothun (صِرَٰطٌ) = a path/sebuah jalan → ash-shirootho (ٱلصِّرَٰطَ) = THE path (ma'rifah) → manshub, berarti ash-shirootho adalah objek kedua dari ihdi.
  • Qooma (قَامَ) = he stood/dia telah berdiri → istaqooma (ٱسْتَقَٰمَ) = he made himself straight/dia telah membuat diri sendiri berdiri lurus (wazan X) → mustaqiimun (ْمُسْتَقِيم) = straight/lurus (active participle) → al-mustaqiima (ٱلْمُسْتَقِيمَ) adalah [mu-dzakkar, mufrod, manshub, ma'rifah] seperti ash-shirootho, berarti al-mustaqiima adalah na'at dari ash-shirootho.
Ihdinash shiroothol mustaqiima

Inggris: You guide us the straight path!
Indonesia: Engkau tunjukkanlah kami jalan yang lurus!

Saatnya minta tolong Allah setelah memujiNya

Al Fatihah adalah contoh ADAB minta tolong kepada Allah, yaitu dengan diawali memuji Allah. Cara lain untuk berdoa adalah seperti di bawah ini.

Musa berdoa diawali dengan menyebutkan kondisi orang yg berdoa:
Al Qoshosh 24: Robbi innii limaa anzalta ilayya min khoirin faqiir (Robbku! Sesungguhnya, aku sangat membutuhkan kebaikan (tafsir:makanan) yang Engkau turunkan kepadaku!)

Yunus (Johannes) berdoa menyebutkan sifat yg dimintai tolong:
Al Anbiyaak 87: Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhoolimiin (Tidak ada sesembahan yang benar selain Engkau, Mahasuci Engkau! Sesungguhnya aku adalah dari golongan yang dholim/aniaya)

Ihdinaa

Yaitu, tunjukkan petunjuk yang benar.

Al-Balad 10: Wa hadaynaahun najdayni (Dan Kami telah MENUNJUKKAN kepadanya dua jalan (baik dan buruk)).

An-Nahl 121: Ijtabaahu wahadaahu ilaa shiroothim mustaqiim (Dia (Allah) memilihnya (sebagai kawan dekatNya) dan dan MENUNJUKINYA ke jalan yg lurus)

Ash Shooffaat 23: Fahduu hum ilaa shiroothil jahiim (Maka TUNJUKKANLAH mereka ke jalan neraka)

Asy Syuroo 52: Wa innaka latahdii ilaa shiroothin mustaqiim (Dan sesungguhnya, kamu benar2 MENUNJUKKAN (manusia) ke jalan yg lurus)

Al A’roof 43: Alhamdu lillaahil ladzii hadaana li hadzaa (Segala pujian adalah kepada Allah yg telah MENUNJUKKAN kita kepada ini (tafsir:surga))

Ash-shiroothol-mustaqiima

Atsar Ibnu Jarir: yaitu jalan yang jelas tanpa cabang (arti harfiah bhs Arab). Dalam bahasa Arab, shirooth adalah perbuatan dan pernyataan yg bisa benar atau salah. Jalan yg lurus dalam Alqur-an, maksudnya Islam.

Hadits Imam Ahmad: dari An-Nawwas bin Sam'an: dari Rosululloh:

Dloroballoohu ma-tsalan shiroothon mustaqiiman (Allah telah membuat permisalan shirooth (jalan) yg lurus) wa 'alaa janbatayish shiroothi suurooni fiihi maa abwaabun mufattahatun (dan pada kedua sisi shirooth ada 2 tembok yg punya pintu2 terbuka), wa ‘alal abwaabi sutuurun murkhootun (tapi di pintu2 itu ditutupi korden), wa 'alaa baabish shiroothi daa'in yaquulu (dan di pintu shirooth ada yg memanggil-manggil, dia berkata): Yaa ayyuhan naasud khulush shirootho jamii'an wa laa ta'wajjuu (Wahai manusia, masuklah ke shirooth dengan seluruhnya dan jangan berbelok darinya), wa daa'in yad'uu min fauqish shiroothi fa idzaa aroodal insaanu an yaftaha syai-an min tilkal abwaabi qoola (dan seorang pemanggil dari atas shirooth memanggil orang2 yg ingin membuka salah satu pintu itu, berkata) waihaka laa taftahhu fa innaka in fatahtahu talijhu ('Celakalah kamu! Jangan kamu buka, maka (jika kamu buka) sesungguhnya kamu akan masuk ke dalamnya') fash shiroothu al islaamu (Shirooth itu adalah Islam) was suurooni Huduudulloohi (dan kedua tembok itu adalah batasan2 Allah) wal abwaabul mufattahatu mahaarimulloohi (dan pintu2 yg terbuka itu adalah apa yg Allah haramkan) wa dzalikad daa'ii 'alaa roksish shiroothi kitaabulloohi (dan pemanggil di pintu shirooth adalah Kitab Allah (Alqur-an)), wad daa'ii min fauqish shiroothi waa'i-dhulloohi fii qolbi kulli muslimin (dan pemanggil di atas shirooth adalah teguran Allah di hati setiap muslim (orang yg berserah))

Orang membaca Al Fatihah kan sudah di jalan yang lurus, kenapa masih minta ditunjukkan? Bukannya itu tahshilul hashil (redundant = meminta sesuatu yang sudah ada)?

Kalau bukan karena kita selalu memohon hidayah, pasti Allah tidak akan menunjuki kita ke jalan yg lurus. Lihat ayat berikut: Allah menyuruh "beriman" kepada orang yg sudah beriman, bukan kepada orang yg tidak beriman.

An Nisaa' 136: Yaa ayyuhal ladziina aamanuu, aaminuu billaahi wa rosuulihi wal kitaabil ladzii nazzala ‘ala rosuulihi wal kitaabil ladzii anzala min qoblu (Wahai orang2 yg percaya (beriman), percayalah kepada Allah dan Rosul-nya dan kitabNya yg diturunkan sebelumnya)
Jadi perintah untuk "tetap" beriman bukan tahshilul hashil, karena kita masih perlu yg namanya istiqomah.

Doa dalam Alqur-an, agar tetap istiqomah (=konsisten) di jalan yg lurus

Ali 'Imron 8: Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hablanaa min ladunka rohmah. Innaka antal wahhaab (Robb kami, jangan kaujadikan hati kami tersesat setelah Engkau menunjukkan kami (jalan yang lurus) dan karuniakan kami rahmat dari sisiMu. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi)

Tidak ada komentar: