Selasa, 02 September 2008

Al Fatihah ayat 7

Ayat 7: صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّينَ

I'rob


  • Shiroo-thun (صِرَٰطٌ) = a path → shiroo-thun manshub jadi shiroo-thon (صِرَٰطًا), berarti shiroothon masih bagian dari objeknya ihdinaa di ayat sebelumnya → lalu shiroothon naqiroh karena memang agar pembaca menerjemahkannya sebagai definite noun → lalu shiroothon hilang tanwin jadi shirootho (صِرَٰطَ), berarti shirootho adalah mudlof dari alladziina an'amta 'alaihim, dan kata "of" harus ditambahkan di terjemahannya.
  • Alladziina (الَّذِينَ) = those who/yang → yaitu ism maushuul untuk jamak
  • Ni'ma (نِعْمَ) = he bestowed/dia telah memberi nikmat → an'amta (أَنْعَمْتَ) = you bestowed/kamu telah memberi nikmat; merupakan bentuk fi'l ma-dlii dengan Form IV
  • 'Alaa (عَلَي) = upon/atas → memakai kaidah preposisi (menjadi 'alai) kalau bertemu dlomaa-ir
  • Hum (هُمْ) = them/mereka → 'alaa adalah preposisi, maka hum majrur jadi him (هِمْ) → him mengacu pada alladziina.
  • Ghoiru (ُغَيْر) = other than/bukan → ghoiru majrur jadi ghoiri (غَيْرِ), berarti ghoiril maghdluubi 'alaihim adalah mudlof ilaih kedua dari shirootho, dan kata "of" harus ditambahkan di terjemahannya.
  • Gho-dliba (غَضِبَ) = he was angry/dia telah marah → maghdluubun (ْمَغْضُوبٌ) = a person who earned anger/yang dimarahi; merupakan passive participleal-maghdluubu (ٱلْمَغْضُوب) adalah bentuk definitnya → lalu ghoiri membuat al-maghdluubu majrur jadi al-maghdluubi (ٱلْمَغْضُوبِ).
  • Wa (وَ) = and/dan
  • La (لاَ) berfungsi menegasikan kalimat.
  • Dlolla (ضَّآلِّ) = he went ashtray/dia telah tersesat → dloollun (ضَّآلِّ) = a person who go ashtray/yang tersesat; merupakan kata benda pelaku dan bukan active participleadl-dloolluuna (ضَلُّوانَ) = bentuk jamak dan ma'rifah dari dloollunadl dloolluuna majrur jadi adl-dloolliina, berarti adl-dloolliina (الضَّآلِّينَ) adalah mudlof ilaih ketiga dari shirootho, jadi kata "of" harus ditambahkan di terjemahannya.
Shiroothol ladziina an'amta 'alaihim, ghoiril maghdluubi 'alaihim wa ladl dloolliina

Inggris: (i.e.) a path OF those You made bestowed on, OF other than of those who earned anger on, and not OF those who go ashtray.
Indonesia: (yaitu) sebuah jalan dari mereka yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) dari yang dimurkai atas mereka, dan bukan (jalan) dari mereka yang tersesat.

SHIROOTHOL LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM


Siapa yang Allah beri nikmat?

An Nisaak 69: Wa man yu-thi’illaaha war rosuula (dan siapapun yang mentaati Allah dan rosulNya (Muhammad)) fa uulaa-ika ma’al ladziina an’amalloohu ‘alaihim (maka mereka itu akan bersama dengan orang-orang yang Allah beri nikmat) minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa-i wash shoolihiina (dari (golongan) para nabi, para shiddiiqiin (orang2 yg benar), para syuhadaak, dan orang2 soleh). Wa husna uulaa-ika rofiiqon (Dan betapa baiknya (hebatnya) para sahabat itu).

Tafsir Ibnu Katsir: yang diberi nikmat Allah adalah yang mendapat petunjuk, ikhlas, dan taat kepada Allah dan Rosul-Nya, yg mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

GHOIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM


Siapa yang dimurkai Allah?

Yaitu orang2 yg TAHU kebenarannya, tapi MENYIMPANG dari kebenaran itu. Mereka lebih buruk daripada orang sesat. Dasarnya:

Al Maa-idah 60: Qul hal u nabbi-ukum bi syarri min dzaalika ma-tsuubatan 'indallooh (Katakanlah: maukah aku beritahukan kamu tentang yang lebih buruk daripada itu (orang-orang fasik/rebellious?) Man la'anahulloohu wa gho-dliba 'alaihi ((yaitu) mereka yg dilaknat Allah dan dimurkai Allah) wa ja'ala min humul qirodata wal khonaaziiro (dan mereka yang Dia jadikan monyet dan babi) wa 'abadath thooghuut (dan mereka yang beribadah kepada Thoghut (alternatif selain Allah)). Uulaa-ika syarrun makaanan wa a-dlollu ‘an sawaa-is sabiil (Mereka itu terburuk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yg lurus).

Al Mujaadilah 14: A lam taro ilal ladziina tawallau qouman gho-dliballoohu 'alaihim (Apakah kalian tidak pernah melihat mereka yg berkawan dengan orang-orang yg dimurkai Allah?) Maa hum minkum wa laa minhum wa yahlifuuna 'alal kadzibi wa hum ya'lamuuna (Mereka bukan dari kalian dan bukan dari mereka dan mereka bersumpah atas suatu kebohongan padahal mereka (sudah) tahu)

WA LADL DLOOLLIINA


Siapa orang yang tersesat?

"Orang yg dimurkai Allah" SUDAH tahu mana jalan yg benar tapi mereka sengaja ke jalan yg salah. Sedangkan "orang sesat" adalah orang yg TIDAK tahu mana yg benar, sehingga mereka mengembara dalam kesesatannya, tidak menemukan jalan yg benar karena mereka tidak mencarinya di sumber kebenaran yang tepat, padahal mereka ingin tahu mana jalan yg benar.

Al Maa-idah 77: Qul yaa ahlal kitaabi (Katakanlah: Wahai Ahli Kitab (people of Alkitab, yaitu Yahudi dan Nasrani) laa taghluu fii diinikum ghoirol haqqi (janganlah kalian berlebihan (melampaui batas) dalam agamamu secara tidak benar) wa laa tattabi'uu ahwaa-a qoumin qod dlolluu min qoblu wa a-dlolluu ka-tsiiron wa dlolluu 'an sawaa-is sabiil (dan jangan kalian ikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat sebelumnya, dan yang telah menyesatkan banyak (orang), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus)

Al Kahfi 17: Man yahdillaahu fa huwal muhtadi. Wa man yudl-lil fa lan tajida lahu waliyyan mursyidan (Barangsiapa yang Allah tunjukkan (ke jalan lurus), maka dia akan ditunjukkan. Tapi barangsiapa yang Dia sesatkan, maka kamu tidak akan menemukan Wali (kawan) baginya untuk mengarahkannya (ke jalan yg benar))

Al A’roof 186: Man yudl-lilillaahu fa laa haadii lahu (Barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang bisa menunjukkannya). Wa ya-dzaruhum fii thughyaanihim ya'mahuun (Dan Dia membiarkan mereka mengembara dalam kesesatan)

AL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM = YAHUDI? ADL-DLOOLLIINA = NASRANI?


Beberapa ahli tafsir terkemuka seperti Ibnu Katsir, dll berpendapat seperti itu. Tapi bagi saya, ayat ini TIDAK HANYA merujuk ke Yahudi atau Nasrani atau agama manapun, tapi ke siapa saja (termasuk orang ISLAM) yang dimurkai Allah (yaitu mereka yang sudah tahu seperti apa yang benar, tapi tetap saja menyimpang), dan siapapun (termasuk orang ISLAM) yang sesat (yaitu tidak bisa membedakan mana rule-rule Allah dan mana yang seolah-olah rule-rule Allah padahal bukan, contoh: membaca Surah Yaasiin beramai-ramai saat ada kematian).

Dasar saya adalah:
Al Baqoroh 62: Innal ladziina aamanuu wal ladziina haaduu wan nashoroo wash shobi-iina man aamana billaahi wal yaumil aakhiri wa 'amila shoolihan fa lahum ajruhum 'inda robbihim wa laa khoufun 'alaihim wa laa hum yahzanuuna (Sesungguhnya orang-orang yang percaya (beriman) dan mereka yg Yahudi dan Nasrani dan Shobi-iin, barangsiapa yg percaya kepada Allah dan hari akhir (hari pembalasan) dan beramal soleh (berbuat baik sesuai ajaran Allah, bukan dari budaya nenek moyang atau penalaran, apalagi mengarang sendiri) maka bagi mereka pahala di sisi Robb mereka, dan mereka tidak akan takut, dan mereka tidak akan bersedih)

AAMIIN (HARUSKAH DIBACA?)



Hadits Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi: dari Wa'il bin Hujr: Aku mendengar Rosululloh membaca "ghoiril maghdluubi 'alaihim waladl dloolliin" dan beliau berkata Aamiin dengan diperpanjang. (tambahan dari versi Abu Dawud: dan suaranya ditinggikan) (Hadits ini dihasankan oleh Tirmidzi, ditambahkan Tirmidzi bahwa hadits ini diriwayatkan juga oleh Ali dan Ibnu Mas'ud)

Hadits Abu Dawud, Ibnu Majah, Ad Daruqutni: dari Abu Huroiroh: Setiap Rosululloh membaca "ghoiril maghdluubi 'alaihim wa ladl dloolliin", dia akan berkata Aamiin sampai orang-orang yang di baris pertama di belakangnya bisa mendengarnya. (tambahan dari Abu Dawud dan Ibnu Majah: Maka masjid akan bergetar karena (orang-orang di belakang Nabi) membaca Amin)

Hadits Abu Dawud: dari Bilal bin Robah: Wahai Rosululloh, jangan selesaikan berkata Aamiin sebelum aku bisa bergabung denganmu (membaca Aamin)"

Hadits Bukhori & Muslim: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Idzaa ammanal imaamu fa amminuu, fa innahu man waafaqo takmiinuhu takmiinal malaa-ikati ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbihi (Saat imam berkata "Aamiin", maka katakan "Aamiin", karena sesungguhnya barangsiapa berkata amin bersama aminnya para malaikat, dosa2nya terdahulu akan diampuni)

Hadits Muslim: dari Abu Huroiroh: dari Rosululloh: Idzaa qoola ahadukum fish sholaati aamiin, wal malaa-ikatu fis samaa-i aamiin, fawaafaqot ihdaahumal ukhroo ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbihi (Saat kalian berkata Aamiin dalam sholat, dan para malaikat di langit berkata "Amin", maka dosa2nya terdahulu akan diampuni)

Hadits Muslim: dari Abu Musa: Idzaa qoola ya’nil imaama waladl dloolliin, fa quuluu aamiin, yujibkumullooh (Saat imam berkata "waladl-dloolliin", maka katakanlah "Amin", Allah akan menjawab doa kalian)

Hadits Imam Ahmad: dari A'isyah: saat kata Yahudi dikatakan kepada Rosululloh, Rosululloh berkata: Innahum lan yahsuduunaa 'alaa syai-in kamaa yahsuduunaa 'alal jumu’atil latii hadaanalloohu lahaa wa dlolluu 'anhaa (Sesungguhnya mereka tidak hasad (iri) kepada kita atas sesuatupun melebihi dari rasa iri mereka atas hari Jum'at dimana kita telah ditunjukkan oleh Allah, sementara itu mereka disesatkan-Nya (di hari Jum'at)), wa 'alal qiblatil latii hadaanalloohu lahaa wa dlolluu 'anhaa (dan atas qiblah (arah sholat) yang kita ditunjuki Allah) wa 'alaa qoulinaa kholfal imaami aamiin (dan atas pengucapan "Aamiin" di belakang imam)

Hadits Ibnu Majah: Maa hasadatkumul yahuudu 'alaa syai-in maa hasadatkum 'alas salaami wat takmiin (Yahudi tidak pernah hasad (iri) kepada kita atas sesuatupun melebihi dari rasa iri mereka atas salam (Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh) dan atas perkataan "amiin")

2 komentar:

M R B mengatakan...

Lanjutkan........

Bisa dengan ayat-ayat pendek, atau maju ke surat berikutnya Albaqoroh.

sangpembaca mengatakan...

Thank you bos MRB, saya sepertinya akan lanjut ke Al Baqoroh saja, biar sekalian nyemplung. Kalau surat pendek takut banyak hal2 yg tidak disampaikan di tafsir karena sudah dijelaskan di surat2 terdahulu, dan takutnya berhenti dan berpuas diri di surat pendek.

Tapi saya putuskan tidak langsung Al Baqoroh tapi memposting tentang difinisi2 dalam hadits dulu, baru ke Al Baqoroh. Biar saya bisa lebih paham, dan pembaca ada basic juga.

Doakan saya bisa istiqomah di blog ini ya. Amiin.