Salam,
Wa rottilil qur-aana tartiilan (Al Muzzammil 4)
Tafsir Ibn Katsir: yaitu, bacalah perlahan-lahan, karena itu akan membantu memahami Alqur-an dan merenungkannya. Ini adalah bagaimana Rosululloh membaca.
Atsar Ibn Mas'ud: Berhentilah membaca di bagian yang menarik, dan buatlah hatimu tergerak olehnya, JANGAN ada di antara kalian yang membaca dengan bertujuan untuk segera mencapai akhir surat.
Jangan baca Alquran seperti baca mantra. Bacalah hanya jika kamu mengerti apa yang SEDANG (bukan telah!)kamu baca, bacalah dengan pelan-pelan, sehingga bisa mengerti, memahaminya, dan merenungkannya. Rosululloh dan para sahabat kalau mendengar dan membacakan Alqur-an itu pelan-pelan SAMBIL memahami apa yang SEDANG diucapkannya (bukan menyelesaikan membaca seayat lalu baca terjemahan)
Blog ini berisi 1) I'rob per ayat, menerjemahkan kata per kata, mengenali posisi per kata dalam klausa, mengapa dan apa akibat dari perubahan bentuk dari kata asalnya, sehingga kita bisa menyusun terjemahannya secara lebih benar, 2) Penjelasan ayat tersebut, baik dari ayat lain, dari Rosululloh (disebut hadits), dari sahabat, thobiin, maupun thobi'it thobi'in (disebut atsar), ataupun sekedar opini dari para advance hadits scholar yang saya percayai seperti Ibn Jarir dan Ibn Katsir (disebut tafsir).
Daftar Istilah: Sebelum membaca per ayat, sebaiknya membaca daftar istilah dulu, seperti: apa itu hadits, apa itu atsar, klasifikasi hadits berdasarkan keterpercayaan para naratornya (dari authentic/shohih sampai weak/lemah dan fabricated/palsu), seberat apa kriteria suatu hadits/atsar dikatakan shohih, dan bagaimana sikap kita terhadap klasifikasi itu.
Al Fatihah
Pengantar 1 2 3 4 5 6 7
Al Baqoroh
Pengantar 1-2 3 4-5 6-7 8 9 10 11-12 13 14 15 16 17-18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31-32 33 34 35 36 37 38-39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Di sebelah kanan juga ada label untuk kategori topik dari ayat itu, bagi yang tertarik melihat per topik.
Belajar Quran dan Hadits
Selasa, 10 Juli 2012
Senin, 19 Juli 2010
Al Baqoroh ayat 77
AYAT 77: A wa laa ya'lamuuna annallaaha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna
Inggris: And don't they know that Allah knows what they conceal and what they declare?
Indonesia: Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah tahu apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
A wa laa ya'lamuuna annallooha ya'lamu
Atsar Al Hasan Al Bashri: Saat Bani Isroil bertemu orang yang percaya, mereka berkata "Kami percaya." Saat mereka saling bertemu, sebagian dari mereka berkata, "Jangan kalian berkata kepada sahabat Muhammad tentang apa yang Allah telah ramalkan di kitab kalian, sehingga kabar itu tidak menjadi bukti bagi mereka untuk melawan kalian di sisi Robb kalian, sehingga kalian bisa memenangkan perselisihan."
Maa yusirruuna
Atsar Abul 'Aliyah dan Qotadah: yaitu bahwa mereka diam-diam tidak percaya dan mengingkari Muhammad, meskipun mereka menemukan kedatangannya tercatat di kitab mereka.
Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu saat mereka berkumpul sendiri, jauh dari sahabat Muhammad, mereka saling melarang untuk menyampaikan kabar bahwa Allah menurunkannya kepada mereka di kitab mereka kepada sahabat Muhammad, karena takut bahwa para sahabat akan memakai kabar ini melawan mereka di depan Robb mereka.
Wa maa yu'linuun
Atsar Abul 'Aliyah, Ar Robi’ bin Anas, dan Qotadah: yaitu saat mereka berkata kepada sahabat Muhammad, "Kami percaya".
- A = apakah (ism istifham = kata tanya)
- Wa = dan
- Laa → laa nafiyah (negasi)
- 'Alima = he knew/dia telah tahu → ya'lamuuna = they know/mereka tahu → ya'lamu = he knows/dia tahu
- Anna = that → tergolong inna → berarti Allah adalah ism inna, ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna adalah khobar inna
- Karena ism inna, Allah harus manshub jadi allooha
- Maa = what/apa yang
- Sarro = he was secret/dia adalah rahasia → asarro (wazan 4: causative) = he concealed/dia telah merahasiakan → yusirruuna = they conceal/mereka merahasiakan
- 'Alana = he was manifest/dia adalah nyata (bukan rahasia) → a'lana = he declared/dia telah menyatakan (terang-terangan) → yu'linuuna = they declares/mereka menyatakan
Inggris: And don't they know that Allah knows what they conceal and what they declare?
Indonesia: Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah tahu apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
A wa laa ya'lamuuna annallooha ya'lamu
Atsar Al Hasan Al Bashri: Saat Bani Isroil bertemu orang yang percaya, mereka berkata "Kami percaya." Saat mereka saling bertemu, sebagian dari mereka berkata, "Jangan kalian berkata kepada sahabat Muhammad tentang apa yang Allah telah ramalkan di kitab kalian, sehingga kabar itu tidak menjadi bukti bagi mereka untuk melawan kalian di sisi Robb kalian, sehingga kalian bisa memenangkan perselisihan."
Maa yusirruuna
Atsar Abul 'Aliyah dan Qotadah: yaitu bahwa mereka diam-diam tidak percaya dan mengingkari Muhammad, meskipun mereka menemukan kedatangannya tercatat di kitab mereka.
Atsar Al Hasan Al Bashri: yaitu saat mereka berkumpul sendiri, jauh dari sahabat Muhammad, mereka saling melarang untuk menyampaikan kabar bahwa Allah menurunkannya kepada mereka di kitab mereka kepada sahabat Muhammad, karena takut bahwa para sahabat akan memakai kabar ini melawan mereka di depan Robb mereka.
Wa maa yu'linuun
Atsar Abul 'Aliyah, Ar Robi’ bin Anas, dan Qotadah: yaitu saat mereka berkata kepada sahabat Muhammad, "Kami percaya".
Al Baqoroh ayat 76
AYAT 76: Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamannaa, wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tuhaddi-tsuuna hum bimaa fatahalloohu 'alaikum li yuhaajjuukum bihii 'inda robbikum, a fa laa ta'qiluuna
Inggris: And when they meet those who believed, they say, "We believed", and when some of them are alone towards some (others), they say, "Do you-all tell them with what Allah opened upon you-all, so they argue you with it before your Lord? Then, don't you-all have brains?
Indonesia: Dan saat mereka bertemu orang-orang yang percaya, mereka berkata "Kami telah percaya", dan saat sebagian dari mereka sedang sendiri dengan sebagian (yang lain), mereka berkata "Apakah kalian akan mengatakan (kepada) mereka dengan apa yang Allah telah bukakan atas kalian, agar mereka berargumen dengannya di sisi Robb kalian?" Apakah kalian tidak punya otak?
Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamanna
Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Mereka percaya bahwa Muhammad adalah rosul Allah, tapi dia hanya dikirim untuk kalian (orang Arab). Tapi saat mereka saling berjumpa, mereka berkata, "Jangan kalian sampaikan kabar tentang nabi ini ke orang-orang Arab, karena kalian dulu meminta Allah memenangkan kalian atas mereka saat dia datang, tapi dia malah dikirim untuk mereka, bukan untuk kalian."
Wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tuhaddi-tsuuna hum bimaa fatahalloohu 'alaikum li yuhaajjuukum bihi 'inda robbikum
Tafsir Ibn Katsir: Kalau kamu mengaku kepada mereka bahwa dia adalah nabi, dan mereka tahu bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari kalian untuk mengikutinya, mereka akan tahu bahwa Muhammad adalah nabi yang kita tunggu-tunggu dan yang kedatangannya kita temukan dalam ramalan di kitab kita. Maka, jangan percaya dia dan ingkari dia.
- Wa = dan
- Idzaa = when/saat (present tense)
- Laqiya = he met/dia telah bertemu → laquu = they met/mereka telah bertemu → tapi karena idzaa, maka terjemahannya menjadi present tense, yaitu they meet/mereka bertemu
- Alladziina = those who/yang → berarti klausa setelahnya dikatabendakan, yaitu aamanuu
- Amina = he felt secure/dia telah merasa aman → aamana (wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → aamanuu = they believed/mereka telah percaya → aamannaa = we believed/kami telah percaya
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata → tapi karena idzaa, terjemahannya menjadi present tense, yaitu they say/mereka berkata
- Kholaa = he was alone/dia telah sendiri → karena idzaa, maka terjemahannya menjadi present tense, yaitu he is alone/dia sendiri
- Ba'dlun = a fraction/sebagian → hilang tanwin jadi ba'dlu, berarti hum adalah mudlof ilaih (pemilik) dari ba'dlu
- Hum = them/mereka
- Ilaa = to
- Ba'dlun → ilaa adalah preposisi, maka ba'dlun majrur jadi ba'dlin
- A = apakah (ism istifham = kata tanya)
- Hada-tsa = he came to existence/dia telah muncul → hadda-tsa = he told/dia telah mengatakan → tuhadditsuuna = you-all tell/kalian menceritakan
- Bi = with/dengan
- Maa = what/apa yang (ism maushul = relative pronoun)
- Fataha = he opened/dia telah membuka
- Allah marfu' jadi alloohu, berarti posisinya adalah fa'il (subjek) dari fataha
- 'Alaa = upon/atas
- Kum = you-all/kalian → 'alaa+kum = 'alaikum
- Li = in order to/agar
- Haajja = he argued/dia telah berdebat → yuhaajjuu = they argue/mereka berdebat
- Hu = him/dia → bi adalah preposisi, maka hu majrur jadi hi
- 'Inda = with/di sisi
- Robbun = Lord → 'inda adalah preposisi, maka robbun majrur jadi robbin → robbin hilang tanwin jadi robbi, berarti kum adalah mudlof ilaih dari robbi
- Fa = then/lalu
- Laa → laa nafiyah (negasi)
- 'Aqila = he had brain/dia telah punya otak → ta'qiluuna = you-all have brains/kalian punya otak
Inggris: And when they meet those who believed, they say, "We believed", and when some of them are alone towards some (others), they say, "Do you-all tell them with what Allah opened upon you-all, so they argue you with it before your Lord? Then, don't you-all have brains?
Indonesia: Dan saat mereka bertemu orang-orang yang percaya, mereka berkata "Kami telah percaya", dan saat sebagian dari mereka sedang sendiri dengan sebagian (yang lain), mereka berkata "Apakah kalian akan mengatakan (kepada) mereka dengan apa yang Allah telah bukakan atas kalian, agar mereka berargumen dengannya di sisi Robb kalian?" Apakah kalian tidak punya otak?
Wa idzaa laqul ladziina aamanuu qooluu aamanna
Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Mereka percaya bahwa Muhammad adalah rosul Allah, tapi dia hanya dikirim untuk kalian (orang Arab). Tapi saat mereka saling berjumpa, mereka berkata, "Jangan kalian sampaikan kabar tentang nabi ini ke orang-orang Arab, karena kalian dulu meminta Allah memenangkan kalian atas mereka saat dia datang, tapi dia malah dikirim untuk mereka, bukan untuk kalian."
Wa idzaa kholaa ba'dluhum ilaa ba'dlin qooluu a tuhaddi-tsuuna hum bimaa fatahalloohu 'alaikum li yuhaajjuukum bihi 'inda robbikum
Tafsir Ibn Katsir: Kalau kamu mengaku kepada mereka bahwa dia adalah nabi, dan mereka tahu bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari kalian untuk mengikutinya, mereka akan tahu bahwa Muhammad adalah nabi yang kita tunggu-tunggu dan yang kedatangannya kita temukan dalam ramalan di kitab kita. Maka, jangan percaya dia dan ingkari dia.
Minggu, 18 Juli 2010
Al Baqoroh ayat 75
AYAT 75: A fa tathma'uuna an yukminuu la kum wa qod kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamalloohi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqoluuhu wa hum ya'lamuuna
Inggris: Then do you-all hope that they believe to you-all and certainly a party from them listened to Allah's words, then they changed it after what they understood it, and they knew
Indonesia: Lalu apakah kalian berharap bahwa mereka percaya kepada kalian padahal sungguh sekumpulan dari mereka telah mendengarkan kata-katanya Allah, lalu mereka mengubahnya setelah apa yang mereka pahami dan mereka telah tahu?
A fa tathma'uuna an yukminuu la kum
Tafsir Ibn Katsir: apakah kalian, orang-orang beriman, berharap bahwa mereka akan menaati kalian. Mereka adalah orang-orang yang sudah tahu tanda-tanda kekuasaan Allah, tapi hati mereka mengeras setelahnya.
Wa qod kaana fariiqun min hum yasma'uuna kalamalloohi
Tafsir Ibn Katsir: yaitu mengubah maknanya.
Tsumma yuharrifuunahuu min ba'di maa 'aqoluuhu
Tafsir Ibn Katsir: mereka memahaminya dengan baik, tapi mereka menentang kebenarannya.
Wa hum ya'lamuuna
Tafsir Ibn Katsir: mereka sangat menyadari kesalahan interpretasi dan kejahatan mereka.
Al Maa-idah 13: Fa bimaa naqdlihim mii-tsaaqohum (lalu karena mereka melanggar perjanjian mereka) la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan (*Kami* telah melaknat mereka dan *Kami* telah menjadikan hati mereka mengeras) yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi (mereka mengubah kata-kata (Allah) dari tempatnya) wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii (dan mereka telah melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diingatkan dengannya) wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum (dan kamu tidak berhenti melihat atas para pengkhianat dari mereka) illaa qoliilan minhum (kecuali sedikit dari mereka), fa'fu 'anhum washfah (maka maafkanlah mereka dan biarkanlah), innallooha yuhibbul muhsiniina (sesungguhnya Allah suka orang-orang baik).
Atsar Qotadah: mereka adalah Bani Isroil yang pernah mendengar kata-kata Allah lalu mereka mengubahnya setelah mengerti dan memahaminya.
Atsar Mujahid: para ulama mengubah kata-kata Allah dan menyembunyikan kebenarannya.
Atsar Ibn Wahb: dari Ibn Zaid: mereka mengubah Taurot yang Allah turunkan kepada mereka, mengubah yang halal jadi haram, dan menghalalkan yang haram, membenarkan yang salah, dan menyalahkan yang benar. Maka, saat seseorang yang mencari kebenaran datang kepada mereka dengan uang sogokan, mereka menghakimi kasusnya sesuai kitab Allah, tapi saat seseorang yang melakukan kejahatan mendatangi mereka dengan uang sogokan, mereka mengeluarkan kitab lain yang sudah dirubah, yang menyatakan bahwa itu adalah perbuatan baik. Saat seseorang yang tidak mencari kebenaran dan tidak memberi uang suap datang kepada mereka, mereka menyuruh berbuat baik kepadanya. Maka Allah berkata kepadanya di Al Baqoroh 44: a takmuruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba, a falaa ta'qiluuna (Kenapa kalian menyuruh orang-orang dengan perbuatan baik padahal kalian melupakan diri kalian sendiri, dan kalian membaca kitab? Lalu apakah kalian tidak punya otak?)
- A = apakah (ism istifham = kata tanya)
- Fa = then/lalu
- Thoma'a = he hoped/dia telah berharap → tathma'uuna = you-all hope/kalian berharap (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)
- An = that/bahwa
- Amina = he felt secure/dia telah merasa aman → aamana (wazan 4: causative) = he believed/dia telah percaya → yukminuuna = they believe/mereka percaya (fi'l mudloorik) → karena ada an, maka yukminuuna berubah jadi bentuk subjunctive yukminuu
- La = for/pada
- Kum = you-all/kalian
- Wa = dan
- Qod = certainly/sesungguhnya
- Kaana = he was/dia
- Faroqo = he parted/dia telah membagi → fariiqun = a party/sekelompok
- Min = from/dari
- Hum = them/mereka
- Sami'a = he listened/dia telah mendengarkan → yasma'uuna = they listen/mereka mendengarkan (fi'l mudloorik) → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they listened/mereka telah mendengarkan
- Kalamun = a word/sebuah kata → kalaamun = words/kata-kata (jamaknya) → manshub jadi kalaaman, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari yasma'uuna
- Allah majrur jadi alloohi, dan kalaaman hilang tanwin jadi kalaama, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari kalaama
- Tsumma = then/lalu
- Harofa = he changed/dia telah berubah → harrofa = he changed/dia telah merubah → yuharrifuuna = they change/mereka mengubah → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they changed/mereka telah mengubah
- Hu = him/dia
- Min = from/dari
- Ba'dun = after/setelah → min adalah preposisi, maka ba'dun majrur jadi ba'din → ba'din hilang tanwin jadi ba'di, berarti maa 'aqoluuhu adalah mudlof ilaih dari ba'di
- Maa = what/apa yang
- 'Aqola = he understood/dia telah mengerti/dia telah pakai otak → 'aqoluu = they understood/mereka telah mengerti/mereka telah pakai otak
- Hum = they/mereka
- 'Alima = he knew/dia telah tahu → ya'lamuuna = they know/mereka tahu → karena kaana, maka artinya kembali jadi past tense, yaitu they knew/mereka telah tahu
Inggris: Then do you-all hope that they believe to you-all and certainly a party from them listened to Allah's words, then they changed it after what they understood it, and they knew
Indonesia: Lalu apakah kalian berharap bahwa mereka percaya kepada kalian padahal sungguh sekumpulan dari mereka telah mendengarkan kata-katanya Allah, lalu mereka mengubahnya setelah apa yang mereka pahami dan mereka telah tahu?
A fa tathma'uuna an yukminuu la kum
Tafsir Ibn Katsir: apakah kalian, orang-orang beriman, berharap bahwa mereka akan menaati kalian. Mereka adalah orang-orang yang sudah tahu tanda-tanda kekuasaan Allah, tapi hati mereka mengeras setelahnya.
Wa qod kaana fariiqun min hum yasma'uuna kalamalloohi
Tafsir Ibn Katsir: yaitu mengubah maknanya.
Tsumma yuharrifuunahuu min ba'di maa 'aqoluuhu
Tafsir Ibn Katsir: mereka memahaminya dengan baik, tapi mereka menentang kebenarannya.
Wa hum ya'lamuuna
Tafsir Ibn Katsir: mereka sangat menyadari kesalahan interpretasi dan kejahatan mereka.
Al Maa-idah 13: Fa bimaa naqdlihim mii-tsaaqohum (lalu karena mereka melanggar perjanjian mereka) la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan (*Kami* telah melaknat mereka dan *Kami* telah menjadikan hati mereka mengeras) yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi (mereka mengubah kata-kata (Allah) dari tempatnya) wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii (dan mereka telah melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diingatkan dengannya) wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum (dan kamu tidak berhenti melihat atas para pengkhianat dari mereka) illaa qoliilan minhum (kecuali sedikit dari mereka), fa'fu 'anhum washfah (maka maafkanlah mereka dan biarkanlah), innallooha yuhibbul muhsiniina (sesungguhnya Allah suka orang-orang baik).
Atsar Qotadah: mereka adalah Bani Isroil yang pernah mendengar kata-kata Allah lalu mereka mengubahnya setelah mengerti dan memahaminya.
Atsar Mujahid: para ulama mengubah kata-kata Allah dan menyembunyikan kebenarannya.
Atsar Ibn Wahb: dari Ibn Zaid: mereka mengubah Taurot yang Allah turunkan kepada mereka, mengubah yang halal jadi haram, dan menghalalkan yang haram, membenarkan yang salah, dan menyalahkan yang benar. Maka, saat seseorang yang mencari kebenaran datang kepada mereka dengan uang sogokan, mereka menghakimi kasusnya sesuai kitab Allah, tapi saat seseorang yang melakukan kejahatan mendatangi mereka dengan uang sogokan, mereka mengeluarkan kitab lain yang sudah dirubah, yang menyatakan bahwa itu adalah perbuatan baik. Saat seseorang yang tidak mencari kebenaran dan tidak memberi uang suap datang kepada mereka, mereka menyuruh berbuat baik kepadanya. Maka Allah berkata kepadanya di Al Baqoroh 44: a takmuruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba, a falaa ta'qiluuna (Kenapa kalian menyuruh orang-orang dengan perbuatan baik padahal kalian melupakan diri kalian sendiri, dan kalian membaca kitab? Lalu apakah kalian tidak punya otak?)
Jumat, 16 Juli 2010
Al Baqoroh ayat 74
AYAT 74: Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika fa hiya kal hijaaroti au a-syaddu qoswata, wa inna minal hijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi, wa maalloohu bi ghoofilin 'ammaa ta'maluuna
Inggris: Then your hearts became hard after that, then they (your hearts) are like THE stone or mightier in hardness, and verily from THE stone is surely what THE river gush forth from it, and verily from her is surely what he splits, then THE water goes out from it, and verily from her is surely what falls down with fearful of Allah, and Allah is not unaware of what you-all do.
Indonesia: Lalu hati kalian telah mengeras setelah itu, lalu mereka (hati mereka) adalah seperti batu atau lebih kuat dalam hal kerasnya, dan sesungguhnya dari batu tersebut pasti terdapat apa yang sungai terpancar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang dia belah, lalu air keluar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang jatuh dengan rasa takut terhadap Allah, dan Allah tidak lengah dari apa yang kalian lakukan.
Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika
Tafsir Ibn Katsir: Allah mengecam Bani Isroil karena mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat tersebut, termasuk menghidupkan orang mati, tapi lalu hati mereka seperti batu, tidak pernah melunak. Inilah kenapa Allah melarang orang-orang yang percaya (beriman) untuk meniru Bani Isroil.
Al Hadiid 16: A lam yakni lilladziina aamanuu an takhsya'a quluubuhum (apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang percaya (beriman) bahwa hati mereka menjadi humble) li dzikrillaahi wa maa nazala minal haqq (atas mengingat Allah dan (atas) apa yang telah turun dari sang kebenaran?) wa laa yakuunuu kalladziina uutul kitaaba min qoblu (dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya) fa thoola ‘alaihimul amadu (lalu ajal (term) telah diperpanjang bagi mereka) fa qosat quluubuhum (lalu hati mereka mengeras), wa ka-tsiirun minhum faasiquuna (dan banyak dari mereka adalah orang-orang fasiq (=penentang)).
Tafsir Ibn Katsir: Maksudnya, bukankah telah datang waktu untuk orang-orang yang percaya (beriman) untuk merasa humble (rendah hati) dengan mengingat Allah dan mendengar nasihat dari bacaan Quran, sehingga mereka bisa memahami Alqur-an dan tunduk kepadanya. Allah melarang orang yang percaya (beriman) meniru mereka yang pernah diberi kitab Allah, yaitu Yahudi dan Nasrani, yaitu yang mengubah kitab Allah yang mereka punya, lalu menjualnya untuk harga yang rendah, meninggalkan kitab Allah ke belakang, lalu malah terkesan dengan berbagai opini dan kepercayaan yang salah, dan menjadikan pemimpin agama mereka (kyai, ustad, pendeta, atau rahib) sebagai orang yang LEBIH mereka dengarkan dan turuti, ketimbang Allah, rosul, dan kitab Allah. Sehingga, hati mereka menjadi keras dan mereka tidak akan lagi bisa menerima nasihat. Hati mereka tidak akan menjadi rendah hati atas janji Allah.
Al Hadiid 17: I'lamuu annallooha yuhyil ardlo ba'da mautihaa (Kalian ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi setelah kematiannya), qod bayyannaa lakumul aayaati la'allakum ta'qiluuna (sungguh Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada kalian, semoga kalian punya otak!)
Tafsir Ibn Katsir: Allah lalu melunakkan hati setelah mengeras, menunjukkan orang-orang yang bingung setelah mereka tersesat, dan melegakan kesusahan setelah berusaha keras. Seperti halnya Allah menghidupkan orang mati dan mengembalikan bumi yang kering dengan mengirim hujan yang banyak, Allah menunjukkan hati yang mengeras dengan bukti dari Alqur-an. Pujian adalah untuk Allah, yang menunjukkan (ke jalan yang benar) kepada siapa yang Dia maui setelah dia tersesat, dan yang menyesatkan kepada siapa yang Dia maui setelah dia di jalan yang lurus.
Al Maa-idah 13: Fa bimaa naqdlihim miitsaaqohum (lalu karena mereka melanggar janji mereka) la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan (*Kami* melaknat mereka dan *Kami* menjadikan hati mereka mengeras), yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi (mereka mendistorsi perkataan dari tempat mereka) wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii (dan lupa dengan sebagian dari apa yang mereka diingatkan darinya) wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum illaa qoliilan minhum (dan kalian tidak berhenti menemukan atas pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit dari mereka) Fa'fu'anhum washfah, innallooha yuhibbul muhsiniina (lalu maafkan mereka dan lihatlah (overlook), sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik)
Tafsir Ibn Katsir: karena mereka melanggar janji yang Allah ambil dari mereka, Allah melaknat mereka, menjauhkan mereka dari kebenaran dan petunjuk, dan mereka tidak akan menggubris nasihat yang mereka dengar karena kerasnya hati mereka. Mereka merubah kitab dari makna sebenarnya, dan mendistorsinya, lalu mengatakan bahwa Allah yang mengatakannya, padahal tidak.
Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: saat mayat itu ditimpa dengan sebagian dari sapi betina, mayat itu berdiri dan menjadi lebih hidup daripada sebelumnya. Dia ditanya, "Siapa yang membunuhmu?" Dia berkata "Keponakan-keponakanku membunuhku", lalu dia mati lagi. Setelah Allah mengambil nyawanya lagi, keponakan-keponakannya berkata, "Demi Allah, Kami tidak membunuhnya" dan menyangkal kebenarannya, padahal mereka tahu itu.
Fa hiya kal hijaaroti au a-syaddu qoswata
Tafsir Ibn Katsir: Seiring waktu, hati Bani Isroil tidak mungkin untuk menerima teguran, bahkan setelah semua mukjizat dan tanda kekuasaan Allah yang mereka saksikan. Hati mereka menjadi lebih keras dari batu, tidak ada harapan untuk bisa melunak. Kadang, mata air dan sungai memecah batu-batu, beberapa batu terbelah dan air keluar dari belahan itu. Bahkan kalaupun tidak ada mata air atau sungai di sekitar batu itu, kadang batu jatuh dari puncak gunung, takut kepada Allah.
Wa inna minal hijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi
Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Beberapa batu lebih lunak daripada hati kalian.
Tafsir Ar Rozi dan Al Qurthubi: Batu sebagai makhluk yang humble (rendah hati) dan takut Allah, itu bukan metafora, tapi Allah memang menciptakan batu dengan sifat rendah hati.
Al Ahzab 72: Innaa 'arodlnal amaanata 'alas samaawaati wal ardli wal jibaali (sesungguhnya Kami telah menawarkan Al-Amanah kepada langit dan bumi dan gunung) fa abaina an yahmilnahaa wa asyfaqna minhaa (maka mereka menolak untuk memikulnya dan mereka takut darinya (dari amanat)) wa hamalahal insaan (dan manusia memikulnya), innahu kaana dholuuman jahuulan (sesungguhnya dia adalah dholim dan bodoh).
Atsar Al Aufi: dari Ibn 'Abbas: Al-Amanah, yaitu ketaatan, ditawarkan kepada bumi, langit, dan gunung sebelum kepada Adam, dan mereka tidak bisa memikulnya. Lalu Allah berkata kepada Adam, "Aku telah menawarkan Al Amanah kepada mereka dan mereka tidak bisa memikulnya, maukah kamu mengambilnya?" Adam berkata "Ya Robb, meliputi apa saja?" Dia berkata "Kalau kamu berbuat baik kamu akan diganjar, kalau kamu berbuat salah kamu akan dihukum." Lalu Adam mengambil dan memikulnya.
Atsar Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh Dhohhak, dan Al Hasan Al Bashri: Langit, bumi, dan gunung tidak mau memikul Al-Amanah, yaitu Al Faro'idl (kewajiban), dan mereka takut, bukan karena mereka ingin berbuat dosa, tapi karena mereka respek mereka terhadap agama Allah, mereka takut tidak bisa memenuhi kewajiban itu.
Al Isrook 44: Tusabbihu lahus samaawaatus sab'u wal ardlu wa man fiihinna (langit yang tujuh dan bumi dan apa yang di dalamnya bertasbih) wa in min syai-in illaa yusabbihu bi hamdihii (dan tidak ada sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya) walaakin laa tafqohuuna tasbiihahum (tapi kalian tidak mengerti tasbih mereka), innahuu kaana haliiman ghofuuron (sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun Maha Pengampun).
Hadits shohih Bukhori: dari Ibn Mas'ud: Kami (Rosululloh juga) pernah mendengar tasbih dari makanan saat dia sedang dimakan.
Hadits shohih Imam Ahmad: dari Mu'adz bin Anas: Rosululloh mendatangi beberapa orang yang sedang duduk di atas tunggangan mereka dan saling bercakap-cakap. Dia berkata kepada mereka: Irkabuu haa saalimatan wa da'uu haa saalimatan (kalian kendarailah dia (tunggangan) dengan selamat, dan kalian tinggalkanlah dia dengan selamat) wa laa tatta-khidzuu haa karoosiyya li ahaadii-tsikum fith thuruqi wal aswaaqi (dan jangan kalian jadikan dia kursi untuk percakapan kalian di jalan dan pasar) fa rubba markuubatin khoirunmin rookibihaa (karena yang diduduki mungkin lebih baik daripada penumpangnya) wa aktsaru dzikron illaahi minhu (dan dia mungkin lebih banyak mengingat Allah daripada kalian)
Ar Rohmaan 6: Wan najmu wasy syajaru yasjudaan (Dan bintang dan pepohonan bersujud).
Al Hajj 18: A lam taro annallooha yasjudu lahu (Apakah kamu tidak melihat bahwa dia bersujud kepada Allah) man fis samaawaati wa man fil ardli ((dia adalah) barangsiapa di dalam langit dan barangsiapa di dalam bumi) wasy syamsu wal qomaru wan nujuumu wal jibaalu wasy syajaru (dan matahari, dan bulan, dan bintang, dan gunung, dan pohon) wad dawaabbu wa ka-tsiirun minan naasi (dan makhluk yang bergerak, dan banyak dari (golongan)manusia?)
Tafsir Ibn Katsir: Semuanya bersujud pada kekuasaanNya, ikhlas ataupun terpaksa, dan semua makhluk bersujud dengan cara yang sesuai dengan wujud alamiahnya. Allah menyebut bintang, bulan, dan bintang, karena mereka diibadahi, dan bukan Allah, padahal mereka juga bersujud kepada Pencipta mereka.
Hadits shohih Bukhori Muslim: dari Abu Dhorr: Rosululloh berkata kepadaku, A tadrii aina tadzhabu haadzihisy syamsu? (Apakah kamu tahu kemana perginya matahari ini?) Aku berkata, walloohu wa rusulihi 'alaam (Allah dan rosulNya lebih tahu), dia berkata: fa innahaa tadzhabu fa tasjudu tahtal 'arsyi (lalu sesungguhnya dia pergi dan bersujud di bawah Sang Tahta) tsumma tastakmiru (lalu dia menunggu perintah) fa yuu-syiku an yuqoola laharji'ii min haitsu jikta (lalu akan dikatakan kepadanya, "Kembalilah ke tempat kamu datang")
Hadits shohih At Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban: dari Ibn Abbas: Seorang lelaki datang dan berkata, "Wahai Rosululloh aku melihat diriku dalam mimpi tadi malam, seolah-olah aku sedang sholat di belakang pohon. Aku bersujud, dan pohon itu bersujud saat aku melakukannya, dan aku mendengarnya berkata, "Wahai Allah, tetapkan sebuah ganjaran kepadaku atas perbuatanku ini, dan hilangkan dosa dariku atas ini, simpanlah denganMu seperti Engkau menerima dari hambaMu Dawud" Rosululloh membacakan ayat yang menyebutkan sujud, lalu dia sujud, dan aku mendengarnya mengatakan kata-kata yang sama bahwa laki-laki itu mengatakannya bahwa pohon itu berbicara.
An Nahl 48-49: A wa lam yarou ilaa maa kholaqolloohu min syai-in (dan apakah mereka tidak melihat kepada apa yang Allah ciptakan dari sesuatu) yatafayya-uu dhilaaluhuu 'anil yamiini wasy syamaa-ili sujjudan lillaahi (yang bayangannya condong ke kanan dan ke kiri bersujud kepada Allah) wa hum daa-khiruuna (dan mereka rendah hati), wa lillaahi yasjudu maa fis samaawaati wa maa fil ardli (dan kepada Allah bersujudnya apa yang di dalam langit dan apa yang di dalam bumi) min daabbatin wal malaa-ikatu wa hum laa yastakbiruuna (dari hewan yang bergerak dan para malaikat dan mereka tidak takabur).
Atsar Mujahid, Qotadah, Adh Dhohhak: saat matahari melewati puncaknya, semuanya bersujud kepada Allah.
Tafsir Ibn Katsir: semua benda ber-islam (berlapang dada) kepadaNya dan semua ciptaan (makhluk hidup ataupun benda mati, juga manusia, jin, dan malaikat) semua humble (merendah) di hadapanNya. Semua yang punya bayangan yang condong ke kanan dan kiri, yaitu di pagi hari dan sore hari, bersujud kepada Allah.
Atsar Mujahid: sujudnya segala benda adalah bayangannya. Begitu pula gunung.
Atsar Abu Gholib Asy Syaibani: ombak adalah sholatnya laut.
Ar Ro'd 15: Wa lillaahi yasjudu man fis samaawaati wal ardli thou'an wa karhan (dan siapapun yang di dalam langit dan bumi bersujud kepada Allah dengan taat maupun terpaksa) wa dhilaaluhum bil ghuduwwi wal a-shooli (begitu pula bayangan mereka di (waktu) pagi dan sore)
Al Fushshilat 11: Qoolataa atainaa thoo-i'iina (mereka berdua telah berkata "Kami datang dengan taat")
Al Hasyr 21: Lau anzalnaa haadzal qur-aana 'alaa jabalin (seandainya *Kami* menurunkan Alqur-an ini kepada gunung) la ro-aitahu khoo-syi’an muta-shoddi’an min khosyatillaahi (pasti kamu akan melihatnya rendah diri terpecah remuk takut Allah), wa tilkal umtsalu nadlribuhaa linnaasi la'allahum yatafakkaruuna (dan itu adalah permisalan yang Kami mengeluarkannya kepada manusia, semoga mereka berpikir).
Tafsir Ibn Katsir: kalau gunung yang besar dan keras diberi kemampuan memahami dan mengerti Alqur-an, gunung akan humble dan hancur karena takut Allah, lalu bagaimana dengan kalian, wahai manusia? Kenapa hati kalian tidak lembut dan humble takut pada Allah, meskipun mengerti dan memahami kitabNya?
Hadits mutawatir: dari Al Hasan Al Bashri: Rosululloh menyuruh seseorang membuatkan mimbar. Sebelumnya, dia berdiri di sebelah batang pohon di dalam masjid untuk khutbah. Saat mimbar dibuat dan diletakkan dalam masjid, Rosululloh datang memberi ceramah dan melewati batang pohon, menuju mimbar, batang pohon itu mulai menangis seperti bayi. Pohon itu merindukan mendengar tentang mengingat Allah dan wahyu yang dibacakan di sebelahnya.
Atsar Al Hasan Al Bashri: kalian, manusia, harusnya lebih pantas merindukan Rosululloh daripada pohon itu.
Fushshilat 21: Wa qooluu li juluudihim (dan mereka berkata kepada kulit mereka) lima syahidtum 'alainaa ("Kenapa kalian bersaksi atas kami?") qooluu an-thoqonalloohul ladzii an-thoqo kulla syai-in (mereka berkata "Allah membuat kami berbicara, yang membuat berbicara setiap sesuatu)
Hadits shohih Bukhori dan Muslim: dari Anas bin Malik dan Abu Humaid As Sa'idi: Dan saat Rosululloh melihat Madinah gunung Uhud, dia berkata "Gunung ini mencintai kita dan kita mencintainya."
Hadits shohih Muslim: dari Jabir bin Samuro: Innii la a'rifu hajaron bi makkata (sesungguhnya aku benar-benar mengenali batu tersebut di Makkah) kaana yusallimu 'alayya qobla an ub'a-tsa (dia pernah mendoakan keselamatan kepadaku sebelum aku diangkat (jadi rosul)) innii la-a'rifuhul aana (sesungguhnya aku sekarang benar-benar mengenalinya)
Makna "au" pada kal hijaaroti au asyaddu qoswata
Tafsir Ibn Katsir: beberapa ahli bahasa Arab klasik terbagi 3 kubu:
1. Tidak setuju bahwa "au" berarti "atau" (yang menunjukkan keraguan), tapi "au" di sini artinya "dan"
Al Insaan 24: Wa laa tuthi' minhum aa-tsiman au kafuuron (dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang berdosa DAN orang-orang yang ingkar dari mereka)
Al Mursalaat 6: 'Udzron au nudzron ((untuk) menolak alasan DAN memberi peringatan)
2. "Au" artinya malahan
An Nisaak 77: Fa lammaa kutiba 'alaihimul qitaalu (lalu saat ditetapkan berperang atas mereka) idzaa fariiqun minhum yakhsyaunan naasa (tiba-tiba sebagian dari mereka takut manusia) ka khosy-yatillaahi au asyadda khosy-yah (seperti takut Allah MALAHAN lebih takut (dari itu))
Ash Shoffaat 147: Wa arsalnaahu ilaa mii-ati alfin au yaziiduuna (dan *Kami* mengutus dia kepada seratus ribu, malahan lebih)
An Najm 9: Fa kaana qooba qousaini au adnaa (maka dia adalah jaraknya dua busur panah, malahan lebih dekat)
3. Hati mereka ada 2 jenis, dan hanya 2 kemungkinan, seperti batu atau lebih keras
Al Baqoroh 17 dan 19: Matsaluhum kama-tsalil ladzis tauqoda naaron (permisalan mereka seperti orang yg menyalakan api) au ka shoyyibin minas samaak (atau seperti (ditimpa) hujan lebat dari langit)
An Nuur 39 dan 40: Walladziina kafaruu a’maaluhum ka saroobin (dan amal orang-orang yang ingkar seperti fatamorgana) au ka dhulumaatin fii bahrin lujjiyyi (atau seperti kegelapan di dalam lautan yang dalam)
- Tsumma = then/lalu
- Qosaa = he became hard/dia telah mengeras → qosat = she became hard/dia telah mengeras → menjadi 'she' karena quluubukum berjenis kelamin perempuan, tanpa peduli tunggal/jamak
- Qolbun = a heart/sebuah hati (jenis kelamin: wanita) → quluubun = hearts (bentuk jamaknya)
- Kum = you-all/kalian → quluubun hilang tanwin jadi quluubu, berarti kum adalah mudlof ilaih (pemilik) dari quluubu
- Min = from/dari
- Ba'dun = after/setelah → min adalah preposisi, maka ba'dun majrur jadi ba'din
- Dzaalika = that/itu → ba'din hilang tanwin jadi ba'di, berarti dzaalika adalah mudlof ilaih dari ba'di
- Fa = then/lalu
- Hiya = they/mereka (jenis kelamin: perempuan), yaitu mengacu pada quluubukum
- Ka = like/seperti → hiya adalah mubtadak, kal hijaaroti adalah khobar, sehingga dalam terjemahannya ditambahkan kata "adalah"
- Hajarun = a stone/sebuah batu (jenis kelamin: lelaki) → hijaarotun = a stone/sebuah batu (jenis kelamin: perempuan) → al-hijaarotu = THE stone (bentuk definitnya) → ka adalah preposisi, maka al-hijaarotu majrur jadi al-hijaaroti
- Au = or/atau
- Syadada = he strengthened/dia telah memperkuat → syadiidun = almighty/mahakuat → asyaddu = stronger/lebih kuat (ism tafdlil = comparatif/superlatif)
- Qosaa = he became hard/dia telah mengeras → qoswatun = a hardness (tidak bisa diterjemahkan, karena kekerasan bukan hardness) → manshub, berarti posisinya adalah sebagai kata keterangan, yaitu jenis tamyiiz (spesifikasi), yaitu menjelaskan apanya yang asyaddu (lebih keras), sehingga qoswatan artinya in hardness/dalam hal kerasnya
- Wa = dan
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti minal hijaaroti adalah ism inna, lamaa yatafajjaru minhul anhaaru adalah khobar inna
- Min = from/dari → al-hijaaroti berawalan huruf vokal, maka min jadi mina → mina adalah preposisi, maka al-hijaarotu majrur jadi al-hijaaroti
- La = surely/niscaya
- Maa = one who/yang
- Fajaro = he gushed forth/dia telah muncrat → tafajjaru (wazan 5: pasif dari causativenya) = he was gushed forth/dia telah terpancar → yatafajjaru = he is gushed forth/dia terpancar
- Min = from/dari, hu = him/dia
- Nahrun = a river/sebuah sungai (jenis kelamin: perempuan)→ anhaarun = rivers (bentuk jamaknya) → al-anhaaru = THE rivers (bentuk jamak definitnya)
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti minhaa adalah ism inna, la maa yasysyaqqoqu adalah khobar inna
- Min = from/dari; haa = her/dia; la = surely/niscaya; maa = what/apa yang
- Syaqoqu = he crossed/dia telah menyeberang → tasysyaqqoqu (wazan 5: pasif dari causative) = he splitted/dia telah membelah (made it be able to be crossed) → yasyaqqoqu = he splits/dia membelah
- Khoroja = he went out/dia telah keluar → yakhruju = he goes out/dia keluar
- Al-maa-u = THE water/air → marfu', berarti sebagai fa'il (subjek) dari yakhruju
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti minhaa adalah ism inna, la maa yahbi-thu adalah khobar inna
- Haba-tho = he fell down/dia telah jatuh → yahbi-thu = he falls down/dia jatuh (fi'l mudloorik)
- Khosya-a = he was humble/he was fearful/dia telah rendah hati/dia telah takut → khosy-yatun = fearful/takut (jenis kelamin = perempuan) → min adalah preposisi, maka khosy-yatun majrur jadi khosy-yatin
- Allah majrur jadi allaahi, dan khosy-yatin hilang tanwin jadi khosy-yati, berarti Allah adalah mudlof ilaih (pemilik) dari khosy-yati
- Wa = dan; maa → maa nafiyah (negasi)
- Allah marfu' dalam bentuk alloohu, berarti posisinya adalah sebagai mubtadak (karena kata setelahnya bukan fi'l), dan kata setelahnya (bi ghoofilin 'ammaa ta'maluuna) adalah khobarnya.
- Bi = with/dengan
- Ghoofulu = he neglected/dia telah mengabaikan → ghoofilun = unaware/lengah → bi adalah preposisi, maka ghoofilun majrur jadi ghoofilin
- 'An = of/dari; maa = what/apa yang → 'an+maa = 'ammaa
- 'Amila = he did/dia telah melakukan → ta'maluuna = you-all do/kalian lakukan
Inggris: Then your hearts became hard after that, then they (your hearts) are like THE stone or mightier in hardness, and verily from THE stone is surely what THE river gush forth from it, and verily from her is surely what he splits, then THE water goes out from it, and verily from her is surely what falls down with fearful of Allah, and Allah is not unaware of what you-all do.
Indonesia: Lalu hati kalian telah mengeras setelah itu, lalu mereka (hati mereka) adalah seperti batu atau lebih kuat dalam hal kerasnya, dan sesungguhnya dari batu tersebut pasti terdapat apa yang sungai terpancar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang dia belah, lalu air keluar darinya, dan sesungguhnya darinya pastilah terdapat apa yang jatuh dengan rasa takut terhadap Allah, dan Allah tidak lengah dari apa yang kalian lakukan.
Tsumma qosat quluubukum min ba'di dzaalika
Tafsir Ibn Katsir: Allah mengecam Bani Isroil karena mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat tersebut, termasuk menghidupkan orang mati, tapi lalu hati mereka seperti batu, tidak pernah melunak. Inilah kenapa Allah melarang orang-orang yang percaya (beriman) untuk meniru Bani Isroil.
Al Hadiid 16: A lam yakni lilladziina aamanuu an takhsya'a quluubuhum (apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang percaya (beriman) bahwa hati mereka menjadi humble) li dzikrillaahi wa maa nazala minal haqq (atas mengingat Allah dan (atas) apa yang telah turun dari sang kebenaran?) wa laa yakuunuu kalladziina uutul kitaaba min qoblu (dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya) fa thoola ‘alaihimul amadu (lalu ajal (term) telah diperpanjang bagi mereka) fa qosat quluubuhum (lalu hati mereka mengeras), wa ka-tsiirun minhum faasiquuna (dan banyak dari mereka adalah orang-orang fasiq (=penentang)).
Tafsir Ibn Katsir: Maksudnya, bukankah telah datang waktu untuk orang-orang yang percaya (beriman) untuk merasa humble (rendah hati) dengan mengingat Allah dan mendengar nasihat dari bacaan Quran, sehingga mereka bisa memahami Alqur-an dan tunduk kepadanya. Allah melarang orang yang percaya (beriman) meniru mereka yang pernah diberi kitab Allah, yaitu Yahudi dan Nasrani, yaitu yang mengubah kitab Allah yang mereka punya, lalu menjualnya untuk harga yang rendah, meninggalkan kitab Allah ke belakang, lalu malah terkesan dengan berbagai opini dan kepercayaan yang salah, dan menjadikan pemimpin agama mereka (kyai, ustad, pendeta, atau rahib) sebagai orang yang LEBIH mereka dengarkan dan turuti, ketimbang Allah, rosul, dan kitab Allah. Sehingga, hati mereka menjadi keras dan mereka tidak akan lagi bisa menerima nasihat. Hati mereka tidak akan menjadi rendah hati atas janji Allah.
Al Hadiid 17: I'lamuu annallooha yuhyil ardlo ba'da mautihaa (Kalian ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi setelah kematiannya), qod bayyannaa lakumul aayaati la'allakum ta'qiluuna (sungguh Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada kalian, semoga kalian punya otak!)
Tafsir Ibn Katsir: Allah lalu melunakkan hati setelah mengeras, menunjukkan orang-orang yang bingung setelah mereka tersesat, dan melegakan kesusahan setelah berusaha keras. Seperti halnya Allah menghidupkan orang mati dan mengembalikan bumi yang kering dengan mengirim hujan yang banyak, Allah menunjukkan hati yang mengeras dengan bukti dari Alqur-an. Pujian adalah untuk Allah, yang menunjukkan (ke jalan yang benar) kepada siapa yang Dia maui setelah dia tersesat, dan yang menyesatkan kepada siapa yang Dia maui setelah dia di jalan yang lurus.
Al Maa-idah 13: Fa bimaa naqdlihim miitsaaqohum (lalu karena mereka melanggar janji mereka) la'annaahum wa ja'alnaa quluubahum qoosiyatan (*Kami* melaknat mereka dan *Kami* menjadikan hati mereka mengeras), yuharrifuunal kalima 'an mawaa-dli'ihi (mereka mendistorsi perkataan dari tempat mereka) wa nasuu hadhdhon mimmaa dzukkiruu bihii (dan lupa dengan sebagian dari apa yang mereka diingatkan darinya) wa laa tazaalu taththoli'u 'alaa khoo-inatin minhum illaa qoliilan minhum (dan kalian tidak berhenti menemukan atas pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit dari mereka) Fa'fu'anhum washfah, innallooha yuhibbul muhsiniina (lalu maafkan mereka dan lihatlah (overlook), sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik)
Tafsir Ibn Katsir: karena mereka melanggar janji yang Allah ambil dari mereka, Allah melaknat mereka, menjauhkan mereka dari kebenaran dan petunjuk, dan mereka tidak akan menggubris nasihat yang mereka dengar karena kerasnya hati mereka. Mereka merubah kitab dari makna sebenarnya, dan mendistorsinya, lalu mengatakan bahwa Allah yang mengatakannya, padahal tidak.
Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: saat mayat itu ditimpa dengan sebagian dari sapi betina, mayat itu berdiri dan menjadi lebih hidup daripada sebelumnya. Dia ditanya, "Siapa yang membunuhmu?" Dia berkata "Keponakan-keponakanku membunuhku", lalu dia mati lagi. Setelah Allah mengambil nyawanya lagi, keponakan-keponakannya berkata, "Demi Allah, Kami tidak membunuhnya" dan menyangkal kebenarannya, padahal mereka tahu itu.
Fa hiya kal hijaaroti au a-syaddu qoswata
Tafsir Ibn Katsir: Seiring waktu, hati Bani Isroil tidak mungkin untuk menerima teguran, bahkan setelah semua mukjizat dan tanda kekuasaan Allah yang mereka saksikan. Hati mereka menjadi lebih keras dari batu, tidak ada harapan untuk bisa melunak. Kadang, mata air dan sungai memecah batu-batu, beberapa batu terbelah dan air keluar dari belahan itu. Bahkan kalaupun tidak ada mata air atau sungai di sekitar batu itu, kadang batu jatuh dari puncak gunung, takut kepada Allah.
Wa inna minal hijaaroti la maa yatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamaa yasysyaqqoqu fa yakhruju minhul maa-u, wa inna minhaa lamaa yahbi-thu min khosy-yatillaahi
Atsar Muhammad bin Ishaq: dari Ibn 'Abbas: Beberapa batu lebih lunak daripada hati kalian.
Tafsir Ar Rozi dan Al Qurthubi: Batu sebagai makhluk yang humble (rendah hati) dan takut Allah, itu bukan metafora, tapi Allah memang menciptakan batu dengan sifat rendah hati.
Al Ahzab 72: Innaa 'arodlnal amaanata 'alas samaawaati wal ardli wal jibaali (sesungguhnya Kami telah menawarkan Al-Amanah kepada langit dan bumi dan gunung) fa abaina an yahmilnahaa wa asyfaqna minhaa (maka mereka menolak untuk memikulnya dan mereka takut darinya (dari amanat)) wa hamalahal insaan (dan manusia memikulnya), innahu kaana dholuuman jahuulan (sesungguhnya dia adalah dholim dan bodoh).
Atsar Al Aufi: dari Ibn 'Abbas: Al-Amanah, yaitu ketaatan, ditawarkan kepada bumi, langit, dan gunung sebelum kepada Adam, dan mereka tidak bisa memikulnya. Lalu Allah berkata kepada Adam, "Aku telah menawarkan Al Amanah kepada mereka dan mereka tidak bisa memikulnya, maukah kamu mengambilnya?" Adam berkata "Ya Robb, meliputi apa saja?" Dia berkata "Kalau kamu berbuat baik kamu akan diganjar, kalau kamu berbuat salah kamu akan dihukum." Lalu Adam mengambil dan memikulnya.
Atsar Ali bin Abi Tholhah: dari Ibn Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh Dhohhak, dan Al Hasan Al Bashri: Langit, bumi, dan gunung tidak mau memikul Al-Amanah, yaitu Al Faro'idl (kewajiban), dan mereka takut, bukan karena mereka ingin berbuat dosa, tapi karena mereka respek mereka terhadap agama Allah, mereka takut tidak bisa memenuhi kewajiban itu.
Al Isrook 44: Tusabbihu lahus samaawaatus sab'u wal ardlu wa man fiihinna (langit yang tujuh dan bumi dan apa yang di dalamnya bertasbih) wa in min syai-in illaa yusabbihu bi hamdihii (dan tidak ada sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya) walaakin laa tafqohuuna tasbiihahum (tapi kalian tidak mengerti tasbih mereka), innahuu kaana haliiman ghofuuron (sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun Maha Pengampun).
Hadits shohih Bukhori: dari Ibn Mas'ud: Kami (Rosululloh juga) pernah mendengar tasbih dari makanan saat dia sedang dimakan.
Hadits shohih Imam Ahmad: dari Mu'adz bin Anas: Rosululloh mendatangi beberapa orang yang sedang duduk di atas tunggangan mereka dan saling bercakap-cakap. Dia berkata kepada mereka: Irkabuu haa saalimatan wa da'uu haa saalimatan (kalian kendarailah dia (tunggangan) dengan selamat, dan kalian tinggalkanlah dia dengan selamat) wa laa tatta-khidzuu haa karoosiyya li ahaadii-tsikum fith thuruqi wal aswaaqi (dan jangan kalian jadikan dia kursi untuk percakapan kalian di jalan dan pasar) fa rubba markuubatin khoirunmin rookibihaa (karena yang diduduki mungkin lebih baik daripada penumpangnya) wa aktsaru dzikron illaahi minhu (dan dia mungkin lebih banyak mengingat Allah daripada kalian)
Ar Rohmaan 6: Wan najmu wasy syajaru yasjudaan (Dan bintang dan pepohonan bersujud).
Al Hajj 18: A lam taro annallooha yasjudu lahu (Apakah kamu tidak melihat bahwa dia bersujud kepada Allah) man fis samaawaati wa man fil ardli ((dia adalah) barangsiapa di dalam langit dan barangsiapa di dalam bumi) wasy syamsu wal qomaru wan nujuumu wal jibaalu wasy syajaru (dan matahari, dan bulan, dan bintang, dan gunung, dan pohon) wad dawaabbu wa ka-tsiirun minan naasi (dan makhluk yang bergerak, dan banyak dari (golongan)manusia?)
Tafsir Ibn Katsir: Semuanya bersujud pada kekuasaanNya, ikhlas ataupun terpaksa, dan semua makhluk bersujud dengan cara yang sesuai dengan wujud alamiahnya. Allah menyebut bintang, bulan, dan bintang, karena mereka diibadahi, dan bukan Allah, padahal mereka juga bersujud kepada Pencipta mereka.
Hadits shohih Bukhori Muslim: dari Abu Dhorr: Rosululloh berkata kepadaku, A tadrii aina tadzhabu haadzihisy syamsu? (Apakah kamu tahu kemana perginya matahari ini?) Aku berkata, walloohu wa rusulihi 'alaam (Allah dan rosulNya lebih tahu), dia berkata: fa innahaa tadzhabu fa tasjudu tahtal 'arsyi (lalu sesungguhnya dia pergi dan bersujud di bawah Sang Tahta) tsumma tastakmiru (lalu dia menunggu perintah) fa yuu-syiku an yuqoola laharji'ii min haitsu jikta (lalu akan dikatakan kepadanya, "Kembalilah ke tempat kamu datang")
Hadits shohih At Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban: dari Ibn Abbas: Seorang lelaki datang dan berkata, "Wahai Rosululloh aku melihat diriku dalam mimpi tadi malam, seolah-olah aku sedang sholat di belakang pohon. Aku bersujud, dan pohon itu bersujud saat aku melakukannya, dan aku mendengarnya berkata, "Wahai Allah, tetapkan sebuah ganjaran kepadaku atas perbuatanku ini, dan hilangkan dosa dariku atas ini, simpanlah denganMu seperti Engkau menerima dari hambaMu Dawud" Rosululloh membacakan ayat yang menyebutkan sujud, lalu dia sujud, dan aku mendengarnya mengatakan kata-kata yang sama bahwa laki-laki itu mengatakannya bahwa pohon itu berbicara.
An Nahl 48-49: A wa lam yarou ilaa maa kholaqolloohu min syai-in (dan apakah mereka tidak melihat kepada apa yang Allah ciptakan dari sesuatu) yatafayya-uu dhilaaluhuu 'anil yamiini wasy syamaa-ili sujjudan lillaahi (yang bayangannya condong ke kanan dan ke kiri bersujud kepada Allah) wa hum daa-khiruuna (dan mereka rendah hati), wa lillaahi yasjudu maa fis samaawaati wa maa fil ardli (dan kepada Allah bersujudnya apa yang di dalam langit dan apa yang di dalam bumi) min daabbatin wal malaa-ikatu wa hum laa yastakbiruuna (dari hewan yang bergerak dan para malaikat dan mereka tidak takabur).
Atsar Mujahid, Qotadah, Adh Dhohhak: saat matahari melewati puncaknya, semuanya bersujud kepada Allah.
Tafsir Ibn Katsir: semua benda ber-islam (berlapang dada) kepadaNya dan semua ciptaan (makhluk hidup ataupun benda mati, juga manusia, jin, dan malaikat) semua humble (merendah) di hadapanNya. Semua yang punya bayangan yang condong ke kanan dan kiri, yaitu di pagi hari dan sore hari, bersujud kepada Allah.
Atsar Mujahid: sujudnya segala benda adalah bayangannya. Begitu pula gunung.
Atsar Abu Gholib Asy Syaibani: ombak adalah sholatnya laut.
Ar Ro'd 15: Wa lillaahi yasjudu man fis samaawaati wal ardli thou'an wa karhan (dan siapapun yang di dalam langit dan bumi bersujud kepada Allah dengan taat maupun terpaksa) wa dhilaaluhum bil ghuduwwi wal a-shooli (begitu pula bayangan mereka di (waktu) pagi dan sore)
Al Fushshilat 11: Qoolataa atainaa thoo-i'iina (mereka berdua telah berkata "Kami datang dengan taat")
Al Hasyr 21: Lau anzalnaa haadzal qur-aana 'alaa jabalin (seandainya *Kami* menurunkan Alqur-an ini kepada gunung) la ro-aitahu khoo-syi’an muta-shoddi’an min khosyatillaahi (pasti kamu akan melihatnya rendah diri terpecah remuk takut Allah), wa tilkal umtsalu nadlribuhaa linnaasi la'allahum yatafakkaruuna (dan itu adalah permisalan yang Kami mengeluarkannya kepada manusia, semoga mereka berpikir).
Tafsir Ibn Katsir: kalau gunung yang besar dan keras diberi kemampuan memahami dan mengerti Alqur-an, gunung akan humble dan hancur karena takut Allah, lalu bagaimana dengan kalian, wahai manusia? Kenapa hati kalian tidak lembut dan humble takut pada Allah, meskipun mengerti dan memahami kitabNya?
Hadits mutawatir: dari Al Hasan Al Bashri: Rosululloh menyuruh seseorang membuatkan mimbar. Sebelumnya, dia berdiri di sebelah batang pohon di dalam masjid untuk khutbah. Saat mimbar dibuat dan diletakkan dalam masjid, Rosululloh datang memberi ceramah dan melewati batang pohon, menuju mimbar, batang pohon itu mulai menangis seperti bayi. Pohon itu merindukan mendengar tentang mengingat Allah dan wahyu yang dibacakan di sebelahnya.
Atsar Al Hasan Al Bashri: kalian, manusia, harusnya lebih pantas merindukan Rosululloh daripada pohon itu.
Fushshilat 21: Wa qooluu li juluudihim (dan mereka berkata kepada kulit mereka) lima syahidtum 'alainaa ("Kenapa kalian bersaksi atas kami?") qooluu an-thoqonalloohul ladzii an-thoqo kulla syai-in (mereka berkata "Allah membuat kami berbicara, yang membuat berbicara setiap sesuatu)
Hadits shohih Bukhori dan Muslim: dari Anas bin Malik dan Abu Humaid As Sa'idi: Dan saat Rosululloh melihat Madinah gunung Uhud, dia berkata "Gunung ini mencintai kita dan kita mencintainya."
Hadits shohih Muslim: dari Jabir bin Samuro: Innii la a'rifu hajaron bi makkata (sesungguhnya aku benar-benar mengenali batu tersebut di Makkah) kaana yusallimu 'alayya qobla an ub'a-tsa (dia pernah mendoakan keselamatan kepadaku sebelum aku diangkat (jadi rosul)) innii la-a'rifuhul aana (sesungguhnya aku sekarang benar-benar mengenalinya)
Makna "au" pada kal hijaaroti au asyaddu qoswata
Tafsir Ibn Katsir: beberapa ahli bahasa Arab klasik terbagi 3 kubu:
1. Tidak setuju bahwa "au" berarti "atau" (yang menunjukkan keraguan), tapi "au" di sini artinya "dan"
Al Insaan 24: Wa laa tuthi' minhum aa-tsiman au kafuuron (dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang berdosa DAN orang-orang yang ingkar dari mereka)
Al Mursalaat 6: 'Udzron au nudzron ((untuk) menolak alasan DAN memberi peringatan)
2. "Au" artinya malahan
An Nisaak 77: Fa lammaa kutiba 'alaihimul qitaalu (lalu saat ditetapkan berperang atas mereka) idzaa fariiqun minhum yakhsyaunan naasa (tiba-tiba sebagian dari mereka takut manusia) ka khosy-yatillaahi au asyadda khosy-yah (seperti takut Allah MALAHAN lebih takut (dari itu))
Ash Shoffaat 147: Wa arsalnaahu ilaa mii-ati alfin au yaziiduuna (dan *Kami* mengutus dia kepada seratus ribu, malahan lebih)
An Najm 9: Fa kaana qooba qousaini au adnaa (maka dia adalah jaraknya dua busur panah, malahan lebih dekat)
3. Hati mereka ada 2 jenis, dan hanya 2 kemungkinan, seperti batu atau lebih keras
Al Baqoroh 17 dan 19: Matsaluhum kama-tsalil ladzis tauqoda naaron (permisalan mereka seperti orang yg menyalakan api) au ka shoyyibin minas samaak (atau seperti (ditimpa) hujan lebat dari langit)
An Nuur 39 dan 40: Walladziina kafaruu a’maaluhum ka saroobin (dan amal orang-orang yang ingkar seperti fatamorgana) au ka dhulumaatin fii bahrin lujjiyyi (atau seperti kegelapan di dalam lautan yang dalam)
Al Baqoroh ayat 73
AYAT 73: Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa, ka dzaalika yuhyillaahul mautaa wa yuriikum aayaatihii la'allakum ta'qiluuna
Inggris: Then *We* said, "You all strike him with a part of her (the cow), like that is Allah revives THE deads and He showed you-all His signs, perhaps you-all have brains.
Indonesia: Lalu *Kami* berkata, "Kalian timpalah dia dengan sebagian darinya (sembelihan sapi betina), seperti itulah Allah menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia memperlihatkan kalian mukjizat-mukjizatNya/tanda-tanda kekuasaanNya, semoga kalian punya otak.
Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa
Tafsir Ibn Katsir: bagian manapun dari sapi betina itu akan menunjukkan mukjizat tersebut (kalau mereka menimpai orang mati itu dengannya). Bagian mana dari sapi betina, Allah membuatnya samar-samar, jadi kita harus membiarkannya samar-samar.
Ka dzaalika yuhyillaahul mautaa
Tafsir Ibn Katsir: mereka memukul mayat itu dengannya, lalu mayat itu hidup kembali. Ayat ini menunjukkan kemampuan Allah untuk menghidupkan kembali orang mati. Allah membuat kejadian ini sebagai bukti kepada Bani Isroil bahwa kiamat pasti terjadi, dan bisa mengakhiri perselisihan dan keras kepala mereka terhadap orang mati tersebut.
Tafsir Ibn Katsir: Allah menyebutkan peristiwa menghidupkan kembali yang mati, di 5 ayat:
AYAT PERTAMA
Al Baqoroh 56: Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum (lalu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati)
AYAT KEDUA
Al Baqoroh ayat 73 (ayat ini)
AYAT KETIGA
Al Baqoroh ayat 243: A lam taro ilal ladziina khorojuu min diyaarihim (apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang telah keluar dari negeri mereka) wa hum uluufun hadzarol mauti (dan mereka beribu-ribu, takut mati) fa qoola lahumulloohu muutuu (lalu Allah telah berkata "Kalian matilah!") tsumma ahyaahum (lalu Dia menghidupkan mereka) innallooha ladzuu fadl-lin 'alan naasi (sesungguhnya Allah adalah sang pemilik karunia atas manusia) walaakinna aktsaron naasi laa yasykuruuna (tapi banyak manusia yang tidak bersyukur)
Atsar Waki' bin Jarroh: dari Ibn Abbas: Ada 4000 orang melarikan diri dari wabah, mereka berkata "Kita harus pergi ke suatu tanah yang bebas dari kematian", saat mereka sampai di tempat itu, Allah berkata "Kalian matilah!" lalu seorang nabi melewati mereka dan berdoa kepada Allah untuk membangkitkan mereka, dan Allah telah menghidupkan mereka kembali.
Atsar Ibn Abi Hatim: dari Ibn Abbas: mereka adalah penduduk negeri Dawardan, di zaman Bani Isroil. Iklim di tanah mereka tidak cocok dengan mereka dan wabah sedang menyebar. Mereka keluar dari tanah mereka karena takut mati dan berlindung di dalam hutan belantara. Lalu mereka sampai di lembah subur dan mereka mengisi apa yang di antara dua sisinya. Lalu Allah menurunkan dua malaikat kepada mereka, satu dari bawah, satu dari atas lembah. Para malaikat berteriak satu kali dan semua orang mati mendadak, seperti matinya seorang lelaki. Mereka lalu dipindah ke tempat lain, dimana tembok dan kuburan dibangun di antara mereka. Mereka musnah, tubuh mereka membusuk dan terpisah-pisah. Lama setelah itu, Nabi Hizqil/Nabi Dzulkifli (Ezekiel) melewati mereka dan meminta Allah untuk menghidupkan mereka dengan tangannya. Allah menerima doanya dan menyuruhnya berkata, "Wahai tulang-tulang membusuk, Allah menyuruh kalian untuk datang bersama-sama." Tulang-tulang mereka datang bersama-sama. Lalu Allah menyuruhnya berkata "Wahai tulang-tulang, Allah menyuruh kalian diselimuti oleh daging, syaraf, dan kulit." Ini terjadi saat Hizqil mengamatinya. Allah lalu menyuruhnya berkata, "Wahai ruh-ruh, Allah menyuruh kalian untuk kembali, masing-masing ke tubuh yang dulu kalian tempati." Mereka semua dihidupkan kembali, melihat sekitar, dan menyatakan, "Alhamdulillaah wa laa ilaaha illallooh" (sang pujian adalah untuk Allah dan tidak ada sesembahan yang benar selain Allah). Allah menghidupkan mereka kembali setelah mereka lama musnah.
AYAT KEEMPAT
Al Baqoroh ayat 259: Au kalladzii marro 'alaa qoryatin wa hiya khoowiyatun 'alaa 'uruu-syihaa (atau seperti orang yang melewati atas suatu negeri dan dia (negeri itu) roboh atas atapnya) qoola annaa yuhyii haa-dzihillaahu ba'da mautihaa (dia telah berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan ini (negeri ini) setelah kematiannya?) fa ammaatahulloohu mii-ata 'aamin tsumma ba'atsahu (lalu Allah telah mematikannya 100 tahun lalu Dia membangkitkannya) qoola kam labitsta (Dia telah berkata, "Berapa lama kamu telah tinggal?") qoola labitstu yauman au ba'dlo yaumin (dia telah berkata, "Aku telah tinggal sehari atau setengah hari") qoola bal labitsta mii-ata 'aamin (Dia telah berkata, "Tidak! Kamu telah tinggal 100 tahun) fandhur ilaa tho'aamika wa syaroobika lam yatasannah (lalu kamu lihatlah kepada makananmu dan minumanmu, mereka tidak berubah) wandhur ilaa himaarika wa li naj'alaka aayaatan lin naasi (dan kamu lihatlah kepada keledaimu, dan pastilah *Kami* menjadikanmu suatu mukjizat/suatu tanda-tanda kekuasaan bagi manusia) wandhur ilal 'idhoomi kaifa nunsyiruhaa tsumma naksuuhaa lahman (dan kamu lihatlah kepada tulang-tulang tersebut, bagaimana *Kami* Nunshizuhaa lalu *Kami* menutupi mereka dengan daging), fa lammaa tabayyana lahu qoola a'lamu annallooha 'alaa kulli syai-in qodiirun (lalu saat dia telah menjadi jelas atasnya, dia telah berkata "Aku menjadi tahu bahwa Allah adalah maha menakdirkan atas segala sesuatu)
Atsar Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim: dari Ali bin Abi Tholib, Ibn Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotadah, As Suddi, dan Sulaiman bin Buroidah: yaitu tentang Uzair.
Atsar Mujahid bin Jabr: yaitu seorang lelaki Bani Isroil di negeri Jerusalem, setelah Nebuchadnezzar menghancurkannya sampai atap dan temboknya runtuh ke tanah, dan membunuh penduduknya sampai tidak ada orang. Uzair berdiri merenungkan apa yang terjadi dengan kota itu padahal sebelumnya sebuah peradaban besar adalah yang mendiaminya. Lalu Uzair bertanya kepada Allah bagaimana Allah bisa menghidupkan negeri itu setelah kematiannya, karena tidak mungkin bisa mengembalikannya seperti semula. Lalu Allah mematikan Uzair 100 tahun, lalu membangkitkannya. Kota itu dibangun 70 tahun setelah Uzair mati, dan penduduknya bertambah, dan Bani Isroil kembali mendiaminya. Saat Allah membangkitkan Uzair setelah kematiannya, organ pertama yang Dia bangitkan adalah matanya, sehingga dia bisa menyaksikan apa yang Allah lakukan terhadapnya, bagaimana Dia menghidupkan tubuhnya lagi. Saat dia telah dibangkitkan secara sempurna, Allah berkata kepadanya lewat malaikat, "Berapa lama kamu tinggal (mati)?" "Mungkin aku tinggal (mati) sehari atau setengah hari". Dia mati di pagi hari dan Allah membangkitkannya di jam setelahnya, saat matahari masih nampak, dia mengira mataharinya di hari yang sama. Lalu Allah menunjukkan bahwa buah anggurnya, buah aranya, dan jusnya masih utuh, jusnya tidak tumpah, buah aranya tidak jadi pahit, dan anggurnya tidak membusuk. Lalu Allah menunjukkan bagaimana keledainya dibangkitkan kembali.
Atsar As Suddi: Uzair mengamati tulang-tulang keledainya yang berserakan di sekitarnya di kiri kanannya, lalu Allah mengirim angin yang mengumpulkan tulang-tulang dari seluruh tempat, lalu Allah membawa setiap tulang ke tempatnya sampai membentuk keledai utuh tanpa daging. Lalu Allah menutup tulang-tulang ini dengan daging, syaraf, pembuluh darah, dan kulit. Allah mengirim seorang malaikat yang meniupkan kehidupan ke lubang hidung keledai, dan keledai itu meringkik atas izin Allah.
AYAT KELIMA
Al Baqoroh 260: Wa idz qoola ibroohiimu (dan (ingatlah) saat Ibrahim berkata) robbi arinii kaifa tuhyil mautaa ("Robb, perlihatkanku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati!") qoola a wa lam yukmin (Dia berkata "Dan apakah kamu belum percaya?") Qoola balaa walaakin liyathma-inna qolbii (Dia berkata "Ya, tapi untuk memuaskan hatiku") Qoola fa khudz arba'atan minath thoiri fa shurhunna ilaika (Dia berkata "Maka kamu ambillah 4 dari burung-burung tersebut, lalu kamu bentuklah mereka kepadamu) tsummaj'al 'alaa kulli jabalin min hunna juz-an (lalu kamu jadikanlah dari mereka sebagian di atas setiap gunung) tsummad 'uhunna yaktiinaka sa'yan (lalu kamu panggillah mereka, mereka mendatangimu terburu-buru) wa'lam annallooha 'aziizun hakiimun (dan kamu ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana)
Atsar Ibn Abbas, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Malik, Abul Aswad Ad Dili, Wahb bin Munabbih, Al Hasan Al Bashri, dan As Suddi: kamu bentuklah mereka kepadamu, yaitu mutilasilah 4 burung itu.
Atsar Ibn Abbas: Ibrahim memegang kepala mereka di tangannya, lalu Allah menyuruhnya memanggil burung-burung itu kepadanya, dan dia melakukannya. Ibrahim menyaksikan bulu-bulu, darah dan daging burung-burung itu saling beterbangan, dan masing-masing bagian terbang ke tubuh mereka, sampai setiap burung hidup kembali dan datang cepat-cepat menuju Ibrahim, sehingga contoh yang Ibrahim saksikan lebih impresif. Setiap burung datang meminta kepalanya dari tangan Ibrahim, dan kalau dia memberi suatu burung dengan kepala burung lain, burung itu menolaknya. Saat Ibrahim telah memberikan kepala dari setiap burung, kepala-kepala itu diletakkan ke tubuh mereka, atas izin dan kuasa Allah.
- Fa = then/lalu
- Qoola = he said/dia telah berkata → qulnaa = we said/kami telah berkata
- Dluriba = he struck/dia telah menimpa → idlribuu = you-all strike!/kalian timpakanlah
- Hu = him/dia
- Bi = with/dengan
- Ba'dlun = a part/sebagian (arti lain: setelah, tapi tidak untuk konteks ini) → bi adalah preposisi, maka ba'dlun majrur jadi ba'dlin
- Haa = her/dia → ba'dlin hilang tanwin jadi ba'dli, berarti haa adalah mudlof ilaih (pemilik) dari ba'dli
- Ka = like/seperti
- Dzaalika = that/itu
- Hayiya = he lived/dia telah hidup → ahyaa (wazan 4: causative) = he revived/dia telah menghidupkan → yuhyii = he revives/dia menghidupkan
- Allah marfu' (berakhiran "u") jadi Alloohu, berarti sebagai fa'il (subjek) dari yuhyii
- Maata = he died/dia telah mati → mautun = a death/suatu kematian; mayyitun = a dead/seseorang yang mati → al-mayyitu = THE dead/yang mati (bentuk definitnya) → al-mautaa = THE deads (bentuk jamak definitnya)
- Wa = dan
- Roo-a = he saw/dia telah melihat → aroo = he showed/dia telah memperlihatkan → yurii = he shows/dia memperlihatkan
- Kum = you-all/kalian
- Ayatun = a sign/satu tanda kekuasaan/suatu mukjizat → aayaatun (jamaknya) = signs/tanda-tanda kekuasaan/mukjizat-mukjizat → manshub jadi aayaatin, berarti posisinya adalah sebagai maf'ul (objek) kedua dari yurii
- Hu = him/dia → aayaatin hilang tanwin jadi aayaati, dan hu majrur jadi hi, berarti hi adalah mudlof ilaih dari aayaati
- La'alla = perhaps/dengan harapan
- Aqola = he had brain/dia telah punya otak → ta''qiluuna = you-all have brains/kalian punya otak
Inggris: Then *We* said, "You all strike him with a part of her (the cow), like that is Allah revives THE deads and He showed you-all His signs, perhaps you-all have brains.
Indonesia: Lalu *Kami* berkata, "Kalian timpalah dia dengan sebagian darinya (sembelihan sapi betina), seperti itulah Allah menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia memperlihatkan kalian mukjizat-mukjizatNya/tanda-tanda kekuasaanNya, semoga kalian punya otak.
Fa qulnadlribuuhu bi ba'dlihaa
Tafsir Ibn Katsir: bagian manapun dari sapi betina itu akan menunjukkan mukjizat tersebut (kalau mereka menimpai orang mati itu dengannya). Bagian mana dari sapi betina, Allah membuatnya samar-samar, jadi kita harus membiarkannya samar-samar.
Ka dzaalika yuhyillaahul mautaa
Tafsir Ibn Katsir: mereka memukul mayat itu dengannya, lalu mayat itu hidup kembali. Ayat ini menunjukkan kemampuan Allah untuk menghidupkan kembali orang mati. Allah membuat kejadian ini sebagai bukti kepada Bani Isroil bahwa kiamat pasti terjadi, dan bisa mengakhiri perselisihan dan keras kepala mereka terhadap orang mati tersebut.
Tafsir Ibn Katsir: Allah menyebutkan peristiwa menghidupkan kembali yang mati, di 5 ayat:
AYAT PERTAMA
Al Baqoroh 56: Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum (lalu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati)
AYAT KEDUA
Al Baqoroh ayat 73 (ayat ini)
AYAT KETIGA
Al Baqoroh ayat 243: A lam taro ilal ladziina khorojuu min diyaarihim (apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang telah keluar dari negeri mereka) wa hum uluufun hadzarol mauti (dan mereka beribu-ribu, takut mati) fa qoola lahumulloohu muutuu (lalu Allah telah berkata "Kalian matilah!") tsumma ahyaahum (lalu Dia menghidupkan mereka) innallooha ladzuu fadl-lin 'alan naasi (sesungguhnya Allah adalah sang pemilik karunia atas manusia) walaakinna aktsaron naasi laa yasykuruuna (tapi banyak manusia yang tidak bersyukur)
Atsar Waki' bin Jarroh: dari Ibn Abbas: Ada 4000 orang melarikan diri dari wabah, mereka berkata "Kita harus pergi ke suatu tanah yang bebas dari kematian", saat mereka sampai di tempat itu, Allah berkata "Kalian matilah!" lalu seorang nabi melewati mereka dan berdoa kepada Allah untuk membangkitkan mereka, dan Allah telah menghidupkan mereka kembali.
Atsar Ibn Abi Hatim: dari Ibn Abbas: mereka adalah penduduk negeri Dawardan, di zaman Bani Isroil. Iklim di tanah mereka tidak cocok dengan mereka dan wabah sedang menyebar. Mereka keluar dari tanah mereka karena takut mati dan berlindung di dalam hutan belantara. Lalu mereka sampai di lembah subur dan mereka mengisi apa yang di antara dua sisinya. Lalu Allah menurunkan dua malaikat kepada mereka, satu dari bawah, satu dari atas lembah. Para malaikat berteriak satu kali dan semua orang mati mendadak, seperti matinya seorang lelaki. Mereka lalu dipindah ke tempat lain, dimana tembok dan kuburan dibangun di antara mereka. Mereka musnah, tubuh mereka membusuk dan terpisah-pisah. Lama setelah itu, Nabi Hizqil/Nabi Dzulkifli (Ezekiel) melewati mereka dan meminta Allah untuk menghidupkan mereka dengan tangannya. Allah menerima doanya dan menyuruhnya berkata, "Wahai tulang-tulang membusuk, Allah menyuruh kalian untuk datang bersama-sama." Tulang-tulang mereka datang bersama-sama. Lalu Allah menyuruhnya berkata "Wahai tulang-tulang, Allah menyuruh kalian diselimuti oleh daging, syaraf, dan kulit." Ini terjadi saat Hizqil mengamatinya. Allah lalu menyuruhnya berkata, "Wahai ruh-ruh, Allah menyuruh kalian untuk kembali, masing-masing ke tubuh yang dulu kalian tempati." Mereka semua dihidupkan kembali, melihat sekitar, dan menyatakan, "Alhamdulillaah wa laa ilaaha illallooh" (sang pujian adalah untuk Allah dan tidak ada sesembahan yang benar selain Allah). Allah menghidupkan mereka kembali setelah mereka lama musnah.
AYAT KEEMPAT
Al Baqoroh ayat 259: Au kalladzii marro 'alaa qoryatin wa hiya khoowiyatun 'alaa 'uruu-syihaa (atau seperti orang yang melewati atas suatu negeri dan dia (negeri itu) roboh atas atapnya) qoola annaa yuhyii haa-dzihillaahu ba'da mautihaa (dia telah berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan ini (negeri ini) setelah kematiannya?) fa ammaatahulloohu mii-ata 'aamin tsumma ba'atsahu (lalu Allah telah mematikannya 100 tahun lalu Dia membangkitkannya) qoola kam labitsta (Dia telah berkata, "Berapa lama kamu telah tinggal?") qoola labitstu yauman au ba'dlo yaumin (dia telah berkata, "Aku telah tinggal sehari atau setengah hari") qoola bal labitsta mii-ata 'aamin (Dia telah berkata, "Tidak! Kamu telah tinggal 100 tahun) fandhur ilaa tho'aamika wa syaroobika lam yatasannah (lalu kamu lihatlah kepada makananmu dan minumanmu, mereka tidak berubah) wandhur ilaa himaarika wa li naj'alaka aayaatan lin naasi (dan kamu lihatlah kepada keledaimu, dan pastilah *Kami* menjadikanmu suatu mukjizat/suatu tanda-tanda kekuasaan bagi manusia) wandhur ilal 'idhoomi kaifa nunsyiruhaa tsumma naksuuhaa lahman (dan kamu lihatlah kepada tulang-tulang tersebut, bagaimana *Kami* Nunshizuhaa lalu *Kami* menutupi mereka dengan daging), fa lammaa tabayyana lahu qoola a'lamu annallooha 'alaa kulli syai-in qodiirun (lalu saat dia telah menjadi jelas atasnya, dia telah berkata "Aku menjadi tahu bahwa Allah adalah maha menakdirkan atas segala sesuatu)
Atsar Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim: dari Ali bin Abi Tholib, Ibn Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotadah, As Suddi, dan Sulaiman bin Buroidah: yaitu tentang Uzair.
Atsar Mujahid bin Jabr: yaitu seorang lelaki Bani Isroil di negeri Jerusalem, setelah Nebuchadnezzar menghancurkannya sampai atap dan temboknya runtuh ke tanah, dan membunuh penduduknya sampai tidak ada orang. Uzair berdiri merenungkan apa yang terjadi dengan kota itu padahal sebelumnya sebuah peradaban besar adalah yang mendiaminya. Lalu Uzair bertanya kepada Allah bagaimana Allah bisa menghidupkan negeri itu setelah kematiannya, karena tidak mungkin bisa mengembalikannya seperti semula. Lalu Allah mematikan Uzair 100 tahun, lalu membangkitkannya. Kota itu dibangun 70 tahun setelah Uzair mati, dan penduduknya bertambah, dan Bani Isroil kembali mendiaminya. Saat Allah membangkitkan Uzair setelah kematiannya, organ pertama yang Dia bangitkan adalah matanya, sehingga dia bisa menyaksikan apa yang Allah lakukan terhadapnya, bagaimana Dia menghidupkan tubuhnya lagi. Saat dia telah dibangkitkan secara sempurna, Allah berkata kepadanya lewat malaikat, "Berapa lama kamu tinggal (mati)?" "Mungkin aku tinggal (mati) sehari atau setengah hari". Dia mati di pagi hari dan Allah membangkitkannya di jam setelahnya, saat matahari masih nampak, dia mengira mataharinya di hari yang sama. Lalu Allah menunjukkan bahwa buah anggurnya, buah aranya, dan jusnya masih utuh, jusnya tidak tumpah, buah aranya tidak jadi pahit, dan anggurnya tidak membusuk. Lalu Allah menunjukkan bagaimana keledainya dibangkitkan kembali.
Atsar As Suddi: Uzair mengamati tulang-tulang keledainya yang berserakan di sekitarnya di kiri kanannya, lalu Allah mengirim angin yang mengumpulkan tulang-tulang dari seluruh tempat, lalu Allah membawa setiap tulang ke tempatnya sampai membentuk keledai utuh tanpa daging. Lalu Allah menutup tulang-tulang ini dengan daging, syaraf, pembuluh darah, dan kulit. Allah mengirim seorang malaikat yang meniupkan kehidupan ke lubang hidung keledai, dan keledai itu meringkik atas izin Allah.
AYAT KELIMA
Al Baqoroh 260: Wa idz qoola ibroohiimu (dan (ingatlah) saat Ibrahim berkata) robbi arinii kaifa tuhyil mautaa ("Robb, perlihatkanku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati!") qoola a wa lam yukmin (Dia berkata "Dan apakah kamu belum percaya?") Qoola balaa walaakin liyathma-inna qolbii (Dia berkata "Ya, tapi untuk memuaskan hatiku") Qoola fa khudz arba'atan minath thoiri fa shurhunna ilaika (Dia berkata "Maka kamu ambillah 4 dari burung-burung tersebut, lalu kamu bentuklah mereka kepadamu) tsummaj'al 'alaa kulli jabalin min hunna juz-an (lalu kamu jadikanlah dari mereka sebagian di atas setiap gunung) tsummad 'uhunna yaktiinaka sa'yan (lalu kamu panggillah mereka, mereka mendatangimu terburu-buru) wa'lam annallooha 'aziizun hakiimun (dan kamu ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana)
Atsar Ibn Abbas, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Malik, Abul Aswad Ad Dili, Wahb bin Munabbih, Al Hasan Al Bashri, dan As Suddi: kamu bentuklah mereka kepadamu, yaitu mutilasilah 4 burung itu.
Atsar Ibn Abbas: Ibrahim memegang kepala mereka di tangannya, lalu Allah menyuruhnya memanggil burung-burung itu kepadanya, dan dia melakukannya. Ibrahim menyaksikan bulu-bulu, darah dan daging burung-burung itu saling beterbangan, dan masing-masing bagian terbang ke tubuh mereka, sampai setiap burung hidup kembali dan datang cepat-cepat menuju Ibrahim, sehingga contoh yang Ibrahim saksikan lebih impresif. Setiap burung datang meminta kepalanya dari tangan Ibrahim, dan kalau dia memberi suatu burung dengan kepala burung lain, burung itu menolaknya. Saat Ibrahim telah memberikan kepala dari setiap burung, kepala-kepala itu diletakkan ke tubuh mereka, atas izin dan kuasa Allah.
Kamis, 15 Juli 2010
Al Baqoroh ayat 72
AYAT 72: Wa idz qotaltum nafsan fad daaroktum fiiha, walloohu mukhrijun maa kuntum taktumuuna
Inggris: And (remember) when you-all killed a self, then you-all made repel in it, and Allah is One who brought forth what you-all concealed.
Indonesia: Dan (ingatlah) saat kalian telah membunuh suatu diri, lalu kalian telah berselisih di dalamnya, dan Allah adalah yang mengeluarkan apa yang kalian sembunyikan.
Wa idz qotaltum nafsan faddaroktum fiihaa
Tafsir Bukhori dan Mujahid: faddaroktum fiihaa maksudnya berselisih.
Atsar 'Atho' Al Khurosani dan Adh Dhohhak: yaitu berselisih tentang masalah ini.
Atsar Ibn Juroij dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: beberapa dari mereka berkata "Kamu telah membunuhnya", sedangkan yang lainnya berkata "Tidak, kamu yang membunuhnya".
Maa kuntum taktumuuna
Atsar Mujahid: yaitu apa yang kalian sembunyikan.
- Wa = dan
- Idz = when/saat (past tense)
- Qotala = he killed/dia telah membunuh → qotaltum = you-all killed/kalian telah membunuh
- Nafsun = a self/suatu diri → manshub jadi nafsan, berarti sebagai maf'ul (objek) dari qotaltum
- Fa = then/lalu
- Daro-a = he repelled/dia menolak → iddaro-a (wazan 4: causative) = he made repel/dia telah membuat jadi menolak/dia telah berselisih → iddaroktum = you-all made repel/kalian telah berselisih
- Fii = in/di dalam
- Haa = her/dia
- Allah marfu' jadi Alloohu, berarti posisinya sebagai mubtadak dari khobar mukhrijun
- Khoroja = he went out/dia telah keluar → akhroja (wazan 4: causative) = he brought forth/dia telah mengeluarkan → mukhrijun = one who brought forth/yang mengeluarkan (ism fa'il = yang me-)
- Maa = what/apa yang
- Kaana = he was/dia → kuntum = you-all were/kalian → berarti kalian adalah ism kaana, taktumuuna adalah khobar kaana
- Katama = he concealed/dia telah menyembunyikan → taktumuuna = you-all conceal/kalian menyembunyikan → karena kuntum adalah past tense, maka kuntum taktumuuna adalah past tense juga, yaitu you-all concealed/kalian telah menyembunyikan
Inggris: And (remember) when you-all killed a self, then you-all made repel in it, and Allah is One who brought forth what you-all concealed.
Indonesia: Dan (ingatlah) saat kalian telah membunuh suatu diri, lalu kalian telah berselisih di dalamnya, dan Allah adalah yang mengeluarkan apa yang kalian sembunyikan.
Wa idz qotaltum nafsan faddaroktum fiihaa
Tafsir Bukhori dan Mujahid: faddaroktum fiihaa maksudnya berselisih.
Atsar 'Atho' Al Khurosani dan Adh Dhohhak: yaitu berselisih tentang masalah ini.
Atsar Ibn Juroij dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: beberapa dari mereka berkata "Kamu telah membunuhnya", sedangkan yang lainnya berkata "Tidak, kamu yang membunuhnya".
Maa kuntum taktumuuna
Atsar Mujahid: yaitu apa yang kalian sembunyikan.
Al Baqoroh ayat 71
AYAT 71: Qoola innahu yaquulu innahaa baqorotun laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa, musallamatun laa syiyata fiihaa, qoolul aana jikta bil haqqi fa dzabahuuhaa wa maa kaaduu yaf'aluuna
Inggris: He said, "Verily He says: Verily she is a cow that is non-subservient ploughing THE earth and she doesn't water THE tilth, sound, no blemish in her." They said "Now you have come with THE truth." Then, they sacrificed her and they were almost not doing
Indonesia: Dia telah berkata "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah seekor sapi betina yang tidak dimanfaatkan membajak tanah dan dia tidak mengairi ladang tersebut, layak (tidak cacat), tidak ada noda di dalamnya." Mereka telah berkata "Sekarang Engkau telah menerangkan dengan kebenaran." Lalu mereka menyembelihnya dan mereka hampir tidak melakukan.
Laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa
Tafsir Ibn Katsir: yaitu tidak dipakai dalam bercocok tanam, atau mengairi sawah, tapi sapi itu harus terhormat dan kelihatan layak.
Tafsir Al Qurthubi: laa dzaluulun (tidak dimanfaatkan) tu-tsirul ardlo (dia membajak tanah). Ada beberapa penafsir yang mengarikannya "tidak dimanfaatkan, tapi dia membajak tanah", tapi yang benar adalah tu-tsirul ardlo menjelaskan laa dzaluulun, sehingga diartikan "tidak dimanfaatkan membajak tanah", dan agar amannya, kadang-kadang diletakkan kata "untuk" di antaranya. Ahli tafsir banyak yang salah di klausa ini, karena klausa ini memang menjerumuskan kalau tidak jeli.
Musallamah
Atsar 'Abdur Rozzaq: dari Ma'mar: dari Qotadah, Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan Mujahid: yaitu sapi betina yang tidak ada cacatnya.
Atsar 'Atho' Al Khurosani: yaitu kaki dan tubuhnya bebas dari cacat fisik.
Qoolul aana jikta bil haqqi, wa maa kaaduu yaf'aluuna
Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: mereka tidak mau menyembelihnya. Meskipun setelah semua pertanyaan dan jawaban tentang deskripsi sapi betina ini, Bani Isroil tetap enggan menyembelih sapi betina itu. Ayat-ayat ini bertujuan mengutuk perilaku mereka yang tujuannya hanya untuk keras kepala, dan inilah kenapa mereka hampir tidak menyembelih sapi betina itu.
Atsar 'Ubaidah, Mujahid, Wahb bin Munabbih, Abul 'Aliyah, dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Bani Isroil membeli sapi betina tersebut dengan uang yang sangat banyak.
- Qoola = he said/dia telah berkata → yaquulu = he says/dia berkata (fi'l mudloorik = kata kerja present tense)
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti hu adalah ism inna, yaquulu adalah khobar inna
- Hu = he/dia
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti haa adalah ism inna, baqorotun adalah khobar inna
- Haa = she/dia
- Baqorotun = a cow/seekor sapi betina
- Laa → laa nafiyah (negasi)
- Dzalla = he was low/dia telah rendah → dzillatun = humiliation/kehinaan → dzaluulun = subservient/dimanfaatkan
- Tsaaro = he raised/dia telah menyemburatkan → atsaaro (wazan 4 = causative) = he ploughed/dia telah membajak → tu-tsiiru = she ploughs/dia membajak
- Al-ardlu = THE earth → manshub jadi al-ardlo, berarti sebagai maf'ul (objek) dari tu-tsiiru
- Wa = dan
- Laa → laa nafiyah (negasi)
- Saqoo = he watered/dia telah mengairi → tasqii = she waters/dia mengairi
- Harotsa = he tilled/dia telah menggarap → hartsun = a tilth/sebuah ladang → al-hartsu = THE tilth (bentuk definitnya) → manshub jadi al-hartsa, berarti sebagai maf'ul dari tasqii
- Salima = he was safe/dia telah selamat → sallama (wazan 2: causative): he made safe/dia telah membuat jadi selamat → musallamatun = sound/layak/tidak cacat (ism maf'ul = yang di-)
- Laa → laa nafiyah (negasi)
- Wasyiya = he painted/dia telah mengecat → syiyatan = a blemish/sebuah noda
- Fii = in/di dalam
- Haa = her/dia
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata
- Al-aana = now/sekarang (dlorof zamaan) → semua dlorof harus manshub
- Jaa-a = he came/dia telah datang → jikta = you came/kamu telah datang
- Bi = with/dengan
- Haqqun = a truth/suatu kebenaran → al-haqqu = THE truth (bentuk definitnya) → bi adalah preposisi, maka al-haqqu majrur jadi al-haqqi
- Fa = then/lalu
- Dzabaha = he sacrificed/dia telah menyembelih → dzabahuu = they sacrificed/mereka telah menyembelih
- Maa → maa nafiyah (negasi)
- Kaada = he was almost/dia telah hampir → kaaduu = they were almost/mereka telah hampir
- Fa'ala = he did/dia telah melakukan → yaf'aluuna = they do/mereka melakukan
Inggris: He said, "Verily He says: Verily she is a cow that is non-subservient ploughing THE earth and she doesn't water THE tilth, sound, no blemish in her." They said "Now you have come with THE truth." Then, they sacrificed her and they were almost not doing
Indonesia: Dia telah berkata "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah seekor sapi betina yang tidak dimanfaatkan membajak tanah dan dia tidak mengairi ladang tersebut, layak (tidak cacat), tidak ada noda di dalamnya." Mereka telah berkata "Sekarang Engkau telah menerangkan dengan kebenaran." Lalu mereka menyembelihnya dan mereka hampir tidak melakukan.
Laa dzaluulun tu-tsiirul ardlo wa laa tasqil hartsa
Tafsir Ibn Katsir: yaitu tidak dipakai dalam bercocok tanam, atau mengairi sawah, tapi sapi itu harus terhormat dan kelihatan layak.
Tafsir Al Qurthubi: laa dzaluulun (tidak dimanfaatkan) tu-tsirul ardlo (dia membajak tanah). Ada beberapa penafsir yang mengarikannya "tidak dimanfaatkan, tapi dia membajak tanah", tapi yang benar adalah tu-tsirul ardlo menjelaskan laa dzaluulun, sehingga diartikan "tidak dimanfaatkan membajak tanah", dan agar amannya, kadang-kadang diletakkan kata "untuk" di antaranya. Ahli tafsir banyak yang salah di klausa ini, karena klausa ini memang menjerumuskan kalau tidak jeli.
Musallamah
Atsar 'Abdur Rozzaq: dari Ma'mar: dari Qotadah, Abul 'Aliyah, Ar Robi' bin Anas, dan Mujahid: yaitu sapi betina yang tidak ada cacatnya.
Atsar 'Atho' Al Khurosani: yaitu kaki dan tubuhnya bebas dari cacat fisik.
Qoolul aana jikta bil haqqi, wa maa kaaduu yaf'aluuna
Atsar Adh Dhohhak: dari Ibn 'Abbas: mereka tidak mau menyembelihnya. Meskipun setelah semua pertanyaan dan jawaban tentang deskripsi sapi betina ini, Bani Isroil tetap enggan menyembelih sapi betina itu. Ayat-ayat ini bertujuan mengutuk perilaku mereka yang tujuannya hanya untuk keras kepala, dan inilah kenapa mereka hampir tidak menyembelih sapi betina itu.
Atsar 'Ubaidah, Mujahid, Wahb bin Munabbih, Abul 'Aliyah, dan 'Abdurrohman bin Zaid bin Aslam: Bani Isroil membeli sapi betina tersebut dengan uang yang sangat banyak.
Rabu, 14 Juli 2010
Al Baqoroh ayat 70
AYAT 70: Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, innal baqoro ta-syaabaha 'alaina, wa innaa in syaa-alloohu la muhtaduuna
Inggris: They said, "You invoke your Lord for us (that) He made clear for us what is her (the cow)! Verily the cow looked alike upon us, and verily we, if Allah wills, surely be those who are guided."
Indonesia: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami (seperti) apa dia (sapi itu)! Sesungguhnya sapi betina tersebut telah nampak serupa atas kami, dan sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki, pastilah menjadi orang-orang yang ditunjukkan (ke jalan yang benar)."
Innal baqoro ta-syaabaha 'alaina
Tafsir Ibn Katsir: karena sapi betina ada banyak, maka deskripsikan sapi ini lebih jauh lagi.
Wa innaa insyaa-alloohu
Tafsir Ibn Katsir: yaitu, jika Allah mendeskripsikan lebih jauh kepada kami.
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata
- Da'aa = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → ud'u = you invoke!/kamu serulah/kamu berdoalah
- La = for/bagi
- Naa = us/kami
- Robbun = Lord → manshub jadi robban, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari ud'u
- Ka = you/kamu → robban hilang tanwin jadi robba, berarti ka adalah mudlof ilaih (pemilik) dari robba
- Bayanu = he separated/dia telah membedakan → bayyanu (wazan 2: causative): he made clear/dia telah membuat jadi jelas → yubayyinu = he makes clear/dia membuat jadi jelas → karena klausa ini adalah jussive, maka yubayyinu berubah menjadi yubayyin
- Maa = what/apa yang (ism maushul=relative pronoun)
- Hiya = she/dia → jenis kelamin perempuan, yaitu mengacu pada baqorotun yang berjenis kelamin perempuan.
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti al-baqoro adalah ism inna, tasyaabaha 'alaina adalah khobar inna
- Baqorotun = a cow/seekor sapi betina → baqorun = a cow/seekor sapi betina (kata benda ini berjenis kelamin lelaki, meskipun sapinya betina) → al-baqoru = THE cow (bentuk definitnya) → karena posisinya sebagai ism inna, maka harus manshub jadi al-baqoro
- Syabaha = he was alike/dia telah mirip → syaabaha (wazan 6: saling) = he looked like each other/dia telah saling menyerupai → tasyaabaha = he looks like each other/dia saling menyerupai
- 'Alaa = upon/atas
- Naa = us/kami → 'alaa+naa = 'alaina
- Wa = dan
- Innaa = verily we/sesungguhnya kami → berarti "kami" adalah ism inna, la muhtaduuna adalah khobar inna
- In = if/jika (ism syaroth = kata syarat)
- Syaa-a = he willed/menghendaki → sehingga Allah marfu' jadi alloohu, karena sebagai fa'il (subjek) dari syaa-a
- La = surely/pastilah (partikel empati)
- Hadaa = he guided/dia telah menunjukkan → ihtadaa (wazan 8: refleksif/pasif) = he was guided/dia telah ditunjukkan → muhtadun = one who is guided/orang yang diberi petunjuk (ism fa'il = yang me-) → al-muhtaduuna = those who are guided (bentuk jamaknya)
Inggris: They said, "You invoke your Lord for us (that) He made clear for us what is her (the cow)! Verily the cow looked alike upon us, and verily we, if Allah wills, surely be those who are guided."
Indonesia: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami (seperti) apa dia (sapi itu)! Sesungguhnya sapi betina tersebut telah nampak serupa atas kami, dan sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki, pastilah menjadi orang-orang yang ditunjukkan (ke jalan yang benar)."
Innal baqoro ta-syaabaha 'alaina
Tafsir Ibn Katsir: karena sapi betina ada banyak, maka deskripsikan sapi ini lebih jauh lagi.
Wa innaa insyaa-alloohu
Tafsir Ibn Katsir: yaitu, jika Allah mendeskripsikan lebih jauh kepada kami.
Al Baqoroh ayat 69
AYAT 69: Qoolud'u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa launuhaa, qoola innahuu yaquulu innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa tasurrun naa-dhiriina
Inggris: They said "You invoke your Lord for us (that) He makes clear for us what is her color." He said, "Verily He said: Verily she is a bright yellow colored cow, she pleases THE observers.
Indonesia: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami apa warnanya. Dia telah berkata, "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah sapi betina yang warnanya kuning cerah, dia menarik (bagi) orang-orang yang mengamati.
Innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa
Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: putih yang sangat kekuning-kuningan.
Tafsir Ibn Katsir: Taurot modern mengatakan warna sapinya merah, dan ini salah.
Tasurrun naa-dhiriina
Atsar As Suddi, Abul 'Aliyah, Qotadah, dan Ar Robi' bin Anas: sapi itu menarik bagi orang-orang yang melihatnya.
Atsar Wahb bin Munabbih: Kalau kulitnya dilihat, kamu akan mengira sinar matahari memancar melalui kulitnya.
- Qoola = he said/dia telah berkata → qooluu = they said/mereka telah berkata
- Da'aa = he invoked/dia telah menyeru/dia telah berdoa → ud'u = you invoke!/kamu serulah/kamu berdoalah (fi'l 'amr = kata kerja perintah)
- La = for/bagi
- Naa = us/kami
- Robbun = Lord → manshub jadi robban, berarti posisinya adalah maf'ul (objek) dari ud'u
- Ka = you/kamu → robban hilang tanwin jadi robba, berarti ka adalah mudlof ilaih (pemilik) dari robba
- Bayanu = he separated/dia telah membedakan → bayyanu (wazan 2: causative): he made clear/dia telah membuat jadi jelas → yubayyinu = he makes clear/dia membuat jadi jelas → karena klausa ini adalah jussive, maka yubayyinu berubah menjadi yubayyin
- Maa = what/apa yang (ism maushul=relative pronoun)
- Launun = a color/suatu warna (jamaknya = alwaanun)
- Haa = her/dia → jenis kelamin perempuan, mengacu pada baqorotun yang berjenis kelamin perempuan → launun hilang tanwin jadi launu, berarti haa adalah mudlof ilaih (pemilik) dari launu
- Qoola = he said/dia telah berkata
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti hu adalah ism inna, yaquulu adalah khobar inna
- Qoola = he said/dia telah berkata → yaquulu = he says/dia berkata
- Inna = verily/sesungguhnya → berarti haa adalah ism inna, baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa tasurrun nadhiriina adalah khobar inna
- Baqorotun = a cow/seekor sapi betina
- Shofroo-u = yellow/kuning → sama-sama naqiroh (definit noun), mufrod (tunggal), mudzakkar (lelaki), dan marfu' dengan baqorotun, berarti shofroo-u adalah na'at (sifat) dari baqorotun
- Faaqi'un = bright/cerah → sama-sama naqiroh, mufrod, mudzakkar, dan marfu' dengan shofroo-u, berarti faaqi'un adalah na'at kedua dari shofroo-u
- Sarro = he pleased/dia telah menarik → tasurru = she pleases/dia menarik
- Nadhoro = he observed/dia telah mengamati → nadhirun = an observer/yang memandang → an-nadhiruuna = THE observers (bentuk jamak definitnya)
Inggris: They said "You invoke your Lord for us (that) He makes clear for us what is her color." He said, "Verily He said: Verily she is a bright yellow colored cow, she pleases THE observers.
Indonesia: Mereka telah berkata "Kamu berdoalah kepada Robbmu untuk kami (agar) Dia menjelaskan untuk kami apa warnanya. Dia telah berkata, "Sesungguhnya Dia berkata: Sesungguhnya dia adalah sapi betina yang warnanya kuning cerah, dia menarik (bagi) orang-orang yang mengamati.
Innahaa baqorotun shofroo-u faaqi'un launuhaa
Atsar Al 'Aufi: dari Ibn 'Abbas: putih yang sangat kekuning-kuningan.
Tafsir Ibn Katsir: Taurot modern mengatakan warna sapinya merah, dan ini salah.
Tasurrun naa-dhiriina
Atsar As Suddi, Abul 'Aliyah, Qotadah, dan Ar Robi' bin Anas: sapi itu menarik bagi orang-orang yang melihatnya.
Atsar Wahb bin Munabbih: Kalau kulitnya dilihat, kamu akan mengira sinar matahari memancar melalui kulitnya.
Langganan:
Postingan (Atom)